Pengertian Pembunuhan menurut Hukum Positif

ِسْف لِل 53 [perbuatan yang menghilangkan atau mencabut nyawa seseorang.]” Sedangkan menurut Abdul Qadir „Audah, pembunuhan didefinisikan sebagai berikut 54 ُرَخَأ ٍيِمَدَأ ِلْعِفِب ٍيَمَدَأ ِحْوُر ُقاَْزِإ ِِب ُلْوُزَ ت ِداَبِعْلا ُلْعِف [perbuatan manusia yang menghilangkan kehidupan yakni dengan sebab perbuatan manusia yang lain.]” Dari definisi diatas dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa unsur-unsur dalam tindak pidana pembunuhan dalam Hukum Islam adalah: 1 Menghilangkan nyawa manusia; 2 Adanya perbuatan, baik perbuatan itu aktif maupun pasif. Maksud dari perbuatan aktif adalah adanya perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang, misalnya menusuk seseorang dengan pisau. Maksud dari perbuatan pasif adalah tidak adanya perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan tetapi karena tidak berbuat itu mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang; 3 Dilakukan oleh orang lain, karena jika dilakukan oleh diri sendiri dinamakan bunuh diri meskipun dilarang oleh syara‟ tetapi tidak ada ancaman hukuman di dalamnya, dikarenakan pelaku sudah tiada. Dalam hukum pidana Islam, pembunuhan termasuk ke dalam jaraim qis{as tindakan pidana yang bersanksikan hukum qis{as, yaitu tindakan kejahatan yang membuat jiwa atau bukan jiwa menderita musibah dalam bentuk hilangnya nyawa, atau terpotong organ tubuhnya. 55

2. Pengertian Pembunuhan menurut Hukum Positif

Pembunuhan merupakan salah satu tindak pidana yang tergolong ekstraordinari di samping korupsi dan penyalahgunaan narkoba. Penggolongan tindak pidana pembunuhan ke dalam salah satu tindak pidana ekstraordinari karena tidak satu agamapun yang menghalalkan kejahatan ini, bahkan ia dikutuk 53 Wahbah az-Zuhaily, Al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuh, Juz VI Damaskus: Dar al-Fikr, 1989, cet. ke-3, h. 217. 54 Abd al- Qadir „Audah, At-Tasyri‟ al-Islamy, Juz I, Beirut: Muassasah ar-Risalah 1992, h. 217. 55 As-Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah Kairo: Dar ad-Diyan li at-Turats, 1990, cet. Ke-2, h.263. oleh Ateis sekali pun dan hampir seluruh negara atau bangsa yang beradab mengancam pelakunya dengan hukuman pidana yang sangat keras. Adapun pembunuhan secara yuridis sebagaimana yang diatur dalam KUHP pasal 338 dan pasal 340 yang dimuat dalam Bab XIX dengan judul “kejahatan terhadap nyawa orang lain.” Pasal 338: “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain dihukum makar mati, dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun. ” Kejahatan ini dinamakan “makar mati” atau “pembunuhan” doodslag. 56 Di sini di perlukan perbuatan yang mengakibatkan kematian orang lain, sedangkan kematian itu disengaja artinya dimaksud dalam pasal ini, mungkin masuk pasal 359 karena kurang hati-hatinya meyebabkan matinya orang lain. Pasal 340: “Barang siapa dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain, dihukum karena pembunuhan direncanakan moord, dengan hukuman mati atau dipenjara selama- lamanya dua puluh tahun. ” 57 Kejahatan ini dinamakan “pembunuhan dengan direncanakan lebih dahulu”voorbedacthe rade. Dalam arti adanya maksud membunuh dengan pelaksanaanya itu masih ada tempo bagi si pembuat untuk tenang memikirkan misalnya dengan cara bagaimana pembunuhan itu akan dilakukan. Berhubungan dengan penggolongan tindak pidana pembunuhan baik di dalam hukum pidana positif yang diatur di dalam KUHP Wetboek van Straftrecht maupun hukum pidana Islam yang diatur di dalam Alquran dan hadis Nabi Muhammad Saw. 56 R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal demi Pasal Bogor: Politea, 1994, h. 240. 57 Ibid,. 241.

B. Klasifikasi Pembunuhan menurut Hukum Positif dan hukum Islam

4. Klasifikasi pembunuhan menurut hukum Positif Pada dasarnya pembunuhan itu terbagi pada dua bagian, yaitu dilihat dari kesalahan pelaku dan sasaran. Jika disandarkan pada kesalahan pelakunya, maka diperinci atas dua golongan, yakni: a. Kejahatan yang ditujukan terhadap jiwa manusia yang dilakukan dengan sengaja, terdapat pada bab XIX pasal 338-350 KUHP, b. Kejahatan yang ditujukan terhadap jiwa manusia yang terjadi karena kealpaan. Terdapat pasal 359 KUHP. 58 . Sedangkan jika disandarkan kepada sasaranya, dibedakan menjadi tiga macam: a. Kejahatan yang ditujukan terhadap jiwa manusia pada umumnya, b. Kejahatan yang ditujukan terhadap jiwa seorang anak yang sedang atau belum lama dilahirkan, c. Kejahatan yang ditujukan terhadap jiwa seorang yang masih dalam kandungan 59 . Di sini akan dijelaskan kejahatan terhadap nyawa manusia yang dilakukan dengan sengaja dan yang dilakukan dengan kealpaan. Pembunuhan sengaja adalah perbuatan yang mengakibatkan kematian orang lain, kematian itu dikehendaki oleh pelaku. Dalam KUHP pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja, dikelompokan ke dalam beberapa jenis, antara lain: a. Pembunuhan biasa, b. Pembunuhan terkualifikasi, c. Pembunuhan yang direncanakan, d. Pembunuhan anak, e. Pembunuhan atas permintaan si korban, f. Pembunuhan diri sendiri, g. Menggugurkan kandungan Abortus 60 58 M. Amin Suma, dkk, Hukum Pidana Islam di Indonesia Peluang Prospek dan Tantangan Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001, h. 143. 59 Ibid, h. 144. Selanjutnya di bawah ini akan dijelaskan ketujuh macam pembunuhan tersebut. 1 Pembunuhan biasa Pembunuhan biasa ini terdapat dalam pasal 338 KUHP, yang berbunyi: “isinya pasal Istilah “orang lain “ dalam Pasal 338 KUHP itu, maksudnya adalah bukan diri sendiri, jadi terhadap siapa pembunuhan itu dilakukan tidak menjadi soal, meskipun pembunuhan itu dilakukan terhadap bapak, ibu, atau anak sendiri. Di dalam pembunuhan biasa ini , harus terpenuhi beberapa unsur: a Bahwa perbuatan itu harus sengaja dan kesengajaan itu harus timbul seketika itu juga, ditujukan pada maksud supaya orang itu mati, b Melenyapkan nyawa orang itu harus merupakan perbuatan yang “positif” atau sempurna walaupun dengan perbuatan yang sangat kecil sekalipun, c Perbuatan itu harus menyebabkan matinya seseorang, seketika itu juga atau beberapa saat setelah dilakukan perbuatan itu 61 . 2 Pembunuhan terkualifikasi Jenis pembunuhan ini adalah pembunuhan yang diikuti, disertai, atau didahului dengan perbuatan lain. Sebagai mana dirumuskan dalam pasal 339 yaitu: “pembunuhan yang diikuti. disertai atau didahului oleh suatu delik, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan. ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam pidana dengan pidana penjara seumur hidup atau selamna waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun”. Apabila rumusan tersebut diperinci, maka terdiri dari beberapa unsur yaitu: a Semua unsur dalam pasal 338, 60 M. Sudrajat Basar Tindak –Tindak Pidana Tertentu di dalam KUHP Bandung: Remaja Karya, 1986, h. 121. 61 Ibid. b Yang diikuti, disertai atau didahului oleh tindak pidana lain, c Pembunuhan yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan tindak pidana lain dan untuk mempermudah pelaksanaan tindak pidana lain dalam hal tertangkap tangan ditujukan untuk menghindarkan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana atau supaya apa yang didapat dan perbuatan itu tetap ada ditanganya. 3 Pembunuhan yang direncanakan Moord Pembunuhan yang dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu dalam keadaan tenang untuk malenyapkan nyawa orang atau lebih dikenal dengan pembunuhan berencana. Pembunuhan ini diatur dalam pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman yang paling berat, yaitu hukuman mati atau pidana penjara seumur hidup. Terdapat beberapa unsur dalam pembunuhan berencana, antara lain: a Adanya kesengajaan, yaitu kesengajaan yang disertai dengan suatu perencanaan terlebih dahulu, b Yang bersalah dalam keadaan tenang memikirkan untuk melakukan pembunuhan itu dan kemudian melakukan maksudnya dan tidak menjadi soal berapa lama waktunya, c Di antara saat timnbulnya pikiran untuk membunuh dan saat melakukan pembunuhan itu, ada waktu ketenangan pikiran . 4 Pembunuhan anak Yang terkena pasal ini adalah seorang ibu, baik yang sudah kawin maupun tidak, yang dengan sengaja membunuh anaknya pada waktu dilahirkan atau tidak beberapa lama setelah diahirkan. Pembunuhan ini dirumuskan dalam pasal 341 62 dan 342. Untuk pembunuhan dalam pasal 341 63 diancam dengan hukuman selama-lamanya tujuh tahun 62 R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal demi Pasal Bogor: Politea, 1994, h. 242. 63 Yang dihukum disini ialah seorang ibu, baik kawin maupun tidak, yang dengan sengaja tidak direncanakan lebih dahulu membuat anaknya pada waktu melahirkan atau tidak beberapa lama sesudah melahirkan karena takut ketahuan, bahwa ia sudah melahirkan anak. Kejahatan ini di namakan makar mati anak atau membunuh biasa anak., penjelasan dari pasal 341 KUHP lihat R. Soesilo ,h. 242 . penjara. Pasal 342 memuat perbuatan yang wujudnya sama dengan yang dimuat dalam pasal 341 dengan perbedaan bahwa dalam pasal 342 perbuatannya dilakukan untuk menjalankan kehendak yang ditentukan sebelum anak dilahirkan. Tindak pidana ini diancam dengan maksimum hukuman Sembilan tahun penjara. 5 Pembunuhan atas permintaan si korban Pembunuhan ini dirumuskan dalam pasal 344: “Barang siapa yang merampas jiwa orang lain atas permintaan yang sangat tcgas dan sungguh-sungguh, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. ”Dasar bunyi pasal di atas diketahui bahwa pembunuhan ini mempunyai unsur sebagai berikut: a Atas permintaan yang tegas dari si korban, dan b Sungguh-sungguh nyata. 6 Menghasut orang lain untuk bunuh diri Pada dasarnya tidak ada permasalahan dalam kejahatan bunuh diri karena tidak ada pelaku secara langsung dalam melakukan kejahatan tersebut. hanya saja di sini akan diancam hukuman bagi orang yang sengaja menghasut atau menolong orang lain untuk bunuh diri, yaitu akan dikenakan pasal 345 KUHP yang akan diancam hukuman penjara paling lama empat tahun. Dengan syarat membunuh diri itu harus benar-benar terjadi dilakukanya, artinya orangnya sampai mati karena bunuh diri tersebut. 7 Munggugurkan kandungan Pembunuhan kandungan atau penguguran terdapat pada pasal 346- 349. Dilihat dan subjek hukumnya maka pembunuhan jenis mni dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: a Yang dilakukan sendiri pada pasal 346 diancam dengan penjara 4 tahun, b Yang dilakukan oleh orang lain atas persetujuanya pada pasal 347 atau tidak atas persetujuanya pada pasal 348, c Yang dilakukan oleh orang lain yang mempunyai kualitas tertentu seperti dokter, bidan dan juru obat baik atas persetujuanya ataupun tidak. Selanjutnya adalah kejahatan yang dilakukan pembunuh disebabkan kealpaan, diatur dalam pasal 359 KUHP yang berbunyi sebagai berikut: “Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang mati, dihukum dengan hukuman penjara selama- lamanya lima tahun.” Kealpaan terjadi karena tidak berhati-hati dalam melakukan suatu perbuatan, di samping menduga akibat perbuatan itu. Namun, meskipun suatu perbuatan dilakukan dengan hati-hati, masih mungkin terjadi kealpaan jika pembuat itu telah mengetahui bahwa dari perbuatan itu mungkin akan timbul suatu akibat yang dilarang undang-undang. Umumnya para pakar hukum sependapat bahwa kealpaan adalah bentuk kesalahan yang lebih ringan dari pada kesengajaan. untuk itu, sanksi atau ancaman hukuman terhadap pelanggaran norma pidana yang dilakukan dengan kealpaan lebih ringan. 5. Klasifikasi pembunuhan menurut hukum Islam Sementara pembagian tindak pidana pembunuhan menurut hukum pidana Islam yang diatur di dalam Alquran dan hadis adalah sebagai berikut: a. Pembunuhan sengaja qatl al-„amd Pembunuhan sengaja secara terminologi yakni “menyengaja melakukan pembunuhan dan menghendaki terjadinya mati orang lain orang, 64 atau suatu pembunuhan karena adanya permusuhan terhadap orang lain, dengan menggunakan alat yang pada umumnya mematikan, melukai, atau benda-benda yang berat, secara langsung atau tidak langsung sebagai akibat dari suatu perbuatan. Seperti menggunakan besi, pedang, kayu besar, suntikan pada organ tubuh yang vital maupun tidak vital paha dan pantat yang jika terkena jarum menjadi bengkak dan sakit terus menerus sampai mati, atau dengan memotong jari-jari seseorang sehingga menjadi luka dan membawa pada kematian. 65 64 Eldin H. Zainal, Hukum Pidana Islam Bandung: Cipta Pustaka, 2011, h. 164. 65 Haliman, Hukum Pidana Syari‟at Islam Menurut Ahlus Sunnah Jakarta: Bulan Bintang, 1972, cet. ke-1, h. 152-153. Tetapi dalam hal alat yang digunakan dalam pembunuhan sengaja, menurut Imam Syafi‟i dan Ahmad, bahwa alat yang digunakan untuk melakukan pembunuhan ada tiga macam yaitu: 66 1 Alat yang umumnya dan secara tabiatnya dapat digunakan untuk membunuh, seperti pedang, tombak, dan sebagainya, 2 Alat yang kadang-kadang digunakan untuk membunuh,sehingga tidak jarang mengakibatkan kematian seperti cambuk dan tongkat, 3 Alat jarang mengakibatkan kematian pada tabiatnya seperti menggunakan tangan kosong. Memperhatikan alat-alat yang digunakan diatas, jika jenis pertama digunakan maka dikategorikan sebagai pembunuhan sengaja. Kalau jenis kedua yang digunakan, maka dikategorikan sebagai pembunuhan meyerupai sengaja. Apabila jenis ketiga yang digunakan maka dikategorikan pembunuhan kesalahan. Berdasarkan penjelasan diatas diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembunuhan sengaja ada tiga unsur, yaitu: 1 Adanya niat sengaja, 2 Adanya perbuatan pelaku yang mengakibatkan matinya orang lain, 3 Adanya korban. Sebagaimana dalam Alquran dijelaskan pembunuhan sengaja terdapat dalam surah an- Nisa‟ ayat 93: ًاميِظَع ًاباَذَع َُل دَعَأَو ََُعَلَو ِْيَلَع ُّللا َبِضَغَو اَهيِف ًادِلاَخ ُم َهَج ُُؤآَزَجَف ًادِمَعَ تم ًا ِمْؤُم ْلُتْقَ ي نَمَو Artinya: Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. b. Pembunuhan menyerupai sengaja qatl syibh al-„amd Pembunuhan menyerupai sengaja yakni menyengaja suatu perbuatan aniaya terhadap orang lain, dengan alat yang pada umumnya tidak mematikan, seperti memukul dengan batu kecil, tangan, cemeti, atau tongkat yang ringan, dan 66 Ibid., h. 169. antara pukulan yang satu dengan yang lainnya tidak saling membantu, pukulannya bukan pada tempat yang vital mematikan. 67 Selanjutnya beliau juga menambahkan “yang dipukul bukan anak kecil atau orang yang lemah, cuacanya tidak terlalu panasdingin yang dapat mempercepat kematian, sakitnya tidak berat dan menahun sehingga membawa pada kematian, jika tidak terjadi kematian, maka tidak dinamakan qatl al- „amd, karena umumnya keadaan seperti itu dapat mematikan. ” 68 Perbedaan prinsip antara pembunuhan sengaja denagn tidak sengaja terletak pada niat pelaku, jadi apabila tidak ada niat untuk membunuh korban tetapi mengakibatkan matinya orang lain, maka disebut pembunuhan menyerupai sengaja. Berdasarkan urain diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembunuhan menyerupai sengaja ada tiga unsur, yaitu 69 : 1 Pelaku melakukan perbuatan yang mengakibatkan kematian, 2 Ada maksud penganiayaan atau permusuhan, dan 3 Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan pelaku dengan kematian korban. c. Pembunuhan kesalahan qatl al-khata‟ Pembunuhan kesalahan yakni pembunuhan yang terjadi dengan tanpa adanya maksud penganiayaan, baik dilihat dari perbuatan maupun orangnya. Misalnya seseorang melempari pohon atau binatang tetapi mengenai manusia orang lain, kemudian mati. 70 Pembunuhan kesalahan dapat terjadi karena tiga kemungkinan, yaitu 71 : 1 Bila si pelaku pembunuhan sengaja melakukan suatu perbuatan dengan tanpa maksud melakukan suatu kejahatan, tetapi mengakibatkan kematian seseorang kesalahan seperti ini disebut salah dalam perbuatan error in concrito, 67 Ibid., 68 Ibid., 69 Abdul Aziz Amir, at-T a‟zir fi al-Syariah Mesir: Dar al-Fikr al-Arabi, 1969, h. 150. 70 Haliman, Hukum Pidana Syari‟at Islam Menurut Ahlus Sunnah Jakarta: Bulan Bintang, 1972, cet. ke-1, h. 152-153. 71 Zainal Hukum Pidana Islam …,h. 171. 2 Bila si pelaku sengaja melakukan perbuatan dan mempunyai niat membunuh seseorang yang dalam persangkaannya boleh di bunuh, namun teryata orang tersebut tidak boleh dibunuh, misalnya: sengaja menembak seseorang yang disangka musuh dalam peperangan, tetapi teryata kawan sendiri. Kesalahan ini disebut salah dalam maksud error in objecto, 3 Apabila si pelaku tidak bermaksud melakukan kejahatan tetapi akibat kelalaiannya dapat menimbulkan kematian, seperti sorang terjatuh dan menimpa bayi yang berada di bawahnya hingga mati. Yang mana pembunuhan ini dijelaskan dalam Alquran surah an-N isa‟ ayat 92: َِإ ٌةَملَسم ٌةَيِدَو ٍةَِمْؤم ٍةَبَ قَر ُريِرْحَتَ ف ًائَطَخ ًا ِمْؤُم َلَتَ ق نَمَو ًائَطَخ اِإ ًا ِمْؤُم َلُتْقَ ي نَأ ٍنِمْؤُمِل َناَك اَمَو ٍمْوَ ق نِم َناَك نِإَو ٍةَِمْؤم ٍةَبَ قَر ُريِرْحَتَ ف ٌنِمْؤْم َوَُو ْمُكل ٍوُدَع ٍمْوَ ق نِم َناَك نِإَف ْاوُقدصَي نَأ اِإ ِِلَْأ ِْنَعِباَتَتُم ِنْيَرْهَش ُماَيِصَف ْدَِج ْم نَمَف ًةَِمْؤم ٍةَبَ قَر ُريِرَََْو ِِلَْأ َِإ ٌةَملَسم ٌةَيِدَف ٌقاَثيِم ْمُهَ ْ يَ بَو ْمُكَْ يَ ب ًاميِكَح ًاميِلَع ُّللا َناَكَو ِّللا َنِم ًةَبْوَ ت Artinya: Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin yang lain, kecuali karena tersalah tidak sengaja, dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah hendaklah ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya si terbunuh itu, kecuali jika mereka keluarga terbunuh bersedekah. Jika ia si terbunuh dari kaum kafir yang ada perjanjian damai antara mereka dengan kamu, maka hendaklah si pembunuh membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya si terbunuh serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia si pembunuh berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. Dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Karena terbatasnya ruang dan waktu dalam penulisan tesis ini maka penulis hanya akan menitik beratkan pembahasan mengenai tindak pidana pembunuhan jenis pertama yaitu pembunuhan dengan sengaja dan berencana dolus misdrijven dalam istilah hukum pidana positif, atau pembunuhan sengaja qatl al- „amd di dalam istilah hukum pidana Islam. Adapun pembunuhan sengaja yang penulis maksud di sini adalah sebagaimana dikemukakan oleh as-Sayyid Sabiq, yang dimaksud pembunuhan sengaja adalah “pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang mukallaf kepada orang lain yang darahnya terlindungi, dengan memakai alat yang pada umumnya dapat menyebabkan mati.” 72

C. Sanksi pidana pembunuhan menurut hukum Positif dan hukum Islam

1. Sanksi dalam hukum positif