Pengertian Grasi TESIS gabungan ANSHARI. jadi

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP GRASI

A. Pengertian dan Sejarah Penerapan Grasi di Indonesia

1. Pengertian Grasi

Secara bahasa grasi berasal dari bahasa Belanda gratie, diartikan dengan “pengurangan hukuman yang diberikan kepala negara Presiden kepada seorang terhukum.” 89 Menurut Peter Salim dan Yenni Salim di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia żrasi berarti “anugerah, dan dalam terminologi hukum Grasi diartikan sebagai bentuk pengampunan kepada para terhukum yang diberikan oleh kepala negara.” 90 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia grasi adalah ampunan yang diberikan oleh kepala negara kepada orang yang telah dijatuhi hukuman. 91 Adapun secara terminologi grasi diaertikan oleh J.C.T. Simorangkir dengan “wewenang dari kepala negara untuk memberi pengampunan terhadap hukuman yang telah dijatuhkan oleh hakim untuk menghapuskan seluruhnya, sebagian, atau merobah sifat atau bentuk hukuman itu.” 92 Selanjutnya menurut Jimly Asshiddiqe, grasi merupakan kewenangan Presiden yang bersifat judisial dalam rangka pemulihan keadilan yang terkait dengan putusan pengadilan yaitu untuk mengurangi hukuman, memberikan pengampunan, ataupun menghapuskan tuntutan yang terkait erat dengan kewenanga n peradilan.” 93 Secara yuridis pengaturan grasi terdapat di dalam UUD 1945, Undang- undang Nomor 22 Tahun 2002 Tentang Grasi, dan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1948. Di dalam UUD 1945 Pasal 14 ayat 1 dinyatakan: “Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.” 89 Sudarsono, Kamus Hukum Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 149. 90 Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer Edisi 1 Jakarta: Modern English Press.1991, h. 154. 91 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Pusat Bahasa, 2008, h. 489. 92 J.C.T. Simorangkir, dkk, Kamus Hukum Jakarta: Sinar Grafika, 2002, h. 58. 93 Jimly Ashiddiqe, Konstitusi dan Konstitusionalisme Jakarta: Sekjen dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi R.I., 2006, h. 175-176. Di dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2002 Tentang Grasi dinyatakan grasi yaitu “pengampunan berupa perubahan, peringanan, pengurangan, atau penghapusan pelaksanaan pidana kepada terpidana yang diberikan oleh Presiden”. 94 Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1948 dinyatakan “Atas hukuman yang dijatuhkan oleh Mahakamh Agung, Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri, Pengadilan Kepolisian, Mahkamah Tantara Agung, Mahkamah Tentara Tinggi, Mahkamah Tentara, dan pengadilan lain yang ditetapkan oleh Menteri Kehakiman, terhukum atau orang lain dapat mohon grasi kepada Presiden.” 95

2. Sejarah Penerapan Grasi di Indonesia