Artinya: Telah bercerita kepada kami „Ubaid Allah ibn „Abd Rahman ibn Bahram
Ad-Darimy, telah bercerita kepada kami Marwan yaitu ibn Muhammad Ad-
Dimasyqy, bercerita kepada kami Sa‟id ibn Abd Al-„Aziz, dari Rubai‟ah ibn Yazid, dari Aby Idris Al-Khaulany, dari Abu Dzar, dari Nabi
Saw., berdasarkan yang ia riwayatkan dari Allah tabaraka wa ta‟ala berkata: wahai hamba-hambaKu Sesungguhnya telah Aku haramkan bagi
diriKu kezhaliman, dan Aku jadikan itu haram bagi kamu, maka janganlah saling menzhalimi.
3. Dalil-dalil akal
Adapun dalil-dalil akal yang mewajibkan pelaksanaan kisas, adalah sebagai berikut, secara logika, keluarga korban pembunuhan akan menuntut pembalasan
setimpal atau dalam perbendaharaan budaya Indonesia dikenal dengan istilah “utang nyawa dibayar dengan nyawa”. Dari segi keadilan sudah sepantasnya
orang yang membunuh diperlakukan sesuai dengan cara dia melakukan kejahatan tersebut. Dari sisi kemaslahatan, yaitu demi mengupayakan keamanan
masyarakat, menjaga jiwa, mencegah perencana pembunuhan
145
. Semua itu agar hidup manusia dalam ketenangan logika ini diambil
berdasarkan surat al-Baqarah ayat 179 yaitu:
َو ُ َ َ ْمُ َ َ َل ِا َ ْلَاا ْ ِل ُ ْ َ ٌا َيَح ِا َ ِ ْلا ِ ْمُ َلَ
Artinya: Dan dalam qishaash itu ada jaminan kelangsungan hidup bagimu, hai orang-
orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.
Bila dikaji ayat ini menggunakan terminologi ulul albab dalam konteks kisas. Istilah ini menarik di karenakan beberapa sebab. Pertama, ulul albab adalah
orang yang dapat memaksimalkan daya pikir untuk menggali alasan mengapa Allah mewajibkan kisas kedua ulul albab diharapkan bisa menganalisa bahwa
pensya ri‟atan kisas sebagai rahmat bagi manusia dan menjaga darah mereka.
145
Paisol Burlian Implementasi Konsep Hukuman Qishash di Indonesia Jakarta: Sinar Grafika 2015, h. 38.
4. Hukum Kausalitas
Pelegalan hukuman kisas merupakan tindakan preventif sekaligus represif untuk membuat orang lain menjadi takut, karena konsekwensi hukuman yang
akan dia terima. Allah menegaskan dalam firmaNya, tentang kewajiban kisas, menunjukkan pentingya pelaksanaan qisas juga didasarkan untuk menghindari
reaksi masyarakat yang bersifat balas-dendam, emosional, sewenang-wenang, dan tak terkendali. Artinya, kisas dimaksudkan untuk memberikan saluran emosi
masyarakat. Oleh karena itu, untuk menghindari emosi balas dendam pribadi atau masyarakat yang tidak rasional, dipandang lebih bijaksana apapa bila kisas tetap
diberlakukan. Masyarakat menginginkan keadilan, di mana bagi seorang pembunuh
sepantasnnya dibunuh dan bagi penganiaya sepantasnya dianiaya pula. Imam asy- Syafi‟i dan Imam Malik mengatakan, bahwa “barangsiapa membunuh orang lain
dengan batu maka ia dibunuh dengan batu, apabila ia membunuh dengan parang maka pelaku juga dibunu
h dengan parang.”
146
Dengan demikian, hukum kisas yang ditetapkan al-
Qur‟an bertujuan untuk mencegah permusuhan di antara sesama manusia.
5. Dalil Nilai Ta`dīb dan Ta`līm