41
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu melalui membaca, diskusi dan penggalian informasi peserta dapat
menjelaskan karakteristik spasial desa kota dan menganalisis interaksi spasial desa dan kota.
2. Peserta diminta membaca dan mencermati uraian materi di atas. 3. Peserta berdiskusi dan mengerjakan LK berikut.
42
LEMBAR KEGIATAN Indikator Pencapaian Kompetensi:
Menganalisis perkembangan kota dalam perencanaan pembangunan wilayah di Indonesia.
BahanAlat:
Gambar Kota Model Konsentris E.W. Burgess.
Penjelasan:
Teori Konsentris menjelaskan bahwa daerah perkotaan meluas secara merata dari suatu inti kota atau CBD yang dapat dibagi menjadi lima zone
dan masing-masing zone berbentuk lingkaran dengan fungsi tertentu.
Tugas:
1. Tuliskan nama-nama zone berdasarkan gambar diatas: a. Zone 1 =
b. Zone 2 = c. Zone 3 =
d. Zone 4 = e. Zone 5 =
2. Jelaskan mengapa kota-kota di Indonesia dengan sistem zoning yang teratur seperti model konsentris sukar didapat. Jelaskan?
3. Bagaimana pendapatmu jika Central Bussiness District diletakkan didaerah Zone 5? Jelaskan.
43
E. Latihan Kasus Tugas
Cermati materi interaksi spasial desa dan kota, kemudianbuatlah desain interaksi spasial desa kota yang ada di propinsi Jawa Timur minimal 3
kotakabupaten.
F. Rangkuman
Menurut Sutardjo Kartohadikusumo, desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa
mengadakan pemerintahan sendiri. Menurut tinjauan geografi, desa adalah suatu perwujudan geografis, yang ditimbulkan oleh unsur-
unsur fisigrafis, sosial, ekonomi, politik dan budaya dan memiliki hubungan timbal-balik dengan daerah lain.
Kota city adalah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur- unsur alami dan non alami dengan gejala pemusatan penduduk yang
cukup padat dan besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dengan daerah belakangnya hinterland.
Pengertian kota yang lain dapat diartikan sebagai suatu daerah yang memiliki gejala pemusatan penduduk yang merupakan suat
perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis sosial, ekonomi, kultur, yang terdapat di daerah tersebut dengan
adanya pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lainnya. Kota merupakan suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai
dengan kepadatan penduduk dan diwarnai dengan strata sosial, ekonomi yang heterogen, dan berorientasi pada materialistik.
Antara desa dan kota senantiasa terjadi interaksi karena perbedaan unsur dan faktor pendukung antara desa dan kota. Kemajuan masyarakat
desa, perluasan jaringan desa-kota, integrasi atau pengaruh kota terhadap desa, kebutuhan timbal-balik desa-kota telah memacu interaksi desa-kota
secara bertahap dan efektif. Interaksi desa-kota dapat diartikan sebagai suatu hubungan timbal balik yang saling berpengaruh antara dua wilayah
atau lebih, yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan atau permasalahan baru. Interaksi tidak hanya terbatas kepada gerak pindah manusianya,
44 melainkan juga menyangkut barang dan informasi yang menyertai tingkah
laku manusia.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut