Organisasi Anak Kelompok Bermain

21 Tabel,,, Forum Anak di Kota Denpasar, tahun 2012 Forum Anak Tingkat 2011 2012 Forum Anak Tingkat Kota 1 1 Forum Anak Kecamatan 405 405 Jumlah 406 406 Sumber: PPKB, Kota Denpasar 2012 Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa di Kota Denpasar sudah terbentuk forum anak sebagai wadah untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menyalurkan aspirasi, bakat, dan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh anak-anak. Forum ini ada di tingkat kota dan forum anak di tingkat kecamatan. Forum ini masih sama jumlahnya dari tahun 2011 sampai 2012. Pembentukan forum anak ini juga diharapkan dapat membantu anak-anak yang berprestasi menjalin hubungan komunikasi dengan baik dan lancar sesama anak-anak yang ada di Kota Denpasar. Selain forum anak, fasilitas lain yang telah tersedia di Kota Denpasar adalah lembaga pendidikan baik yang masih tergolong kelompok bermain maupun pendidikan taman kanak- kanak TK. Jumlah TK yang ada di Kota Denpasar sebanyak 231 buah tersebar di semua kecamatan. Dari jumlah TK yang ada hanya satu yang berstatus TK negeri, selebihnya adalah TK swasta. Dari semua TK yang ada mampu menampung 14.418 anak-anak yang terdiri dari 7.398 orang murid laki-laki dan 7.020 murid laki-laki. Secara rinci persebaran jumlah fasilitas TK menurut kecamatan di Kota Denpasar seperti tampak pada Gambar: 4. 2 Persentase Murid Taman kanak-kanak menurut jenis Kelamin di Denpasar Tahun 2012. Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Denpasar, 2012. 22 2 Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif Klaster kedua dari Konvensi Hak Anak adalah Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan alternatif, yaitu mensyaratkan adanya bimbingan orang tua. Terkait dengan hal tersebut orang tua dituntut untuk memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang cerdas dalam menumbuhkembangkan dan memberi perlindungan kepada anak. Dalam rangka menggali dan mengisi potensi tersebut pemerintah dan masyarakat bekerjasama mendirikan Lembaga Konsultasi Orang Tua tentang Pengasuhan dan Perawatan Anak. A.Anak Menikah di Bawah Usia 18 Tahun. Ciri keempat sebuah kabupatenkota menuju kabupatenkota layak anak adalah kabupatenkota tersebut memiliki angka pernikahan pertama di bawah 18 tahun mendekati angka nol persen. Jika kabupatenkota memiliki angka persentase pernikahan di bawah 18 tahun rendah, maka kabupatenkota tersebut berhasil pada Program Wajar 12 Tahun. Sebaliknya, jika kabupatenkota memiliki angka persentase pernikahan pertama di bawah 18 tahun masih tinggi, maka kabupatenkota tersebut memiliki bupatiwali kota yang tidak memiliki visi tentang anak. Ciri kabupatenkota memiliki angka persentase pernikahan pertama di bawah 18 tahun rendah adalah memiliki Program Wajar 12 Tahun, Pusat Informasi Konseling Remaja, dan Keluarga Berencana. Untuk mengurangi pernikahan pertama di bawah 18 tahun, pemerintah dapat berupaya melakukan sosialisasi, advokasi, pemberian konsultasi pranikah dan atau sanksi terhadap pelaku pelanggaran terutama orang tua, pemuka agama, dan pejabat publik yang menikahkan. Agar kabupatenkota siap menuju kota layak anak sudah saatnya orangtua, masyarakat, dan pemerintah bersama saling bersinergi menghapuskan pernikahan di bawah 18 tahun. Di dalam Undang-undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Bab 2 pasal 7 ayat 1 berbunyi ”Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 sembilan belas tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun ”. Peraturan tersebut dapat diartikan bahwa di Indonesia seorang pria diperbolehkan menikah apabila telah berusia 19 tahun dan bagi perempuan berusia 16 tahun. Meskipun demikian dalam implementasinya masih harus ada persyaratan lain yang dipenuhi oleh calon pengantin. Peraturan Menteri Agama No 11 tahun 2007 tentang pencatatan nikah Bab IV pasal 7 mensyaratkan “apabila seorang calon mempelai belum mencapai umur 21 dua puluh satu tahun harus mendapat ijin tertulis dari kedua orang 23 tuanya”. Ijin ini sifatnya wajib karena usia tersebut masih dipandang membutuhkan bimbingan dan pengawasan orang tuawali. Jadi, baik Undang-undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan maupun Peraturan Menteri Agama No 11 tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah sesungguhnya sangat menghindari terjdinya pernikahan di bawah usia 18 tahun bersifat responsive anak dan memberi perlindungan kepada anak-anak. Pada tahun 2012 perkawinan pertama di bawah usia 18 tahun masih terjadi di Kota Denpasar ini tersebar di keempat kecamatan seperti tampak pada gambar 4.3 di bawah ini. Gambar: 4.3 Anak yang Menikah di bawah Usia 18 tahun, pada tahun 2012. Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Denpasar, 2012. Dari gambar tersebut di atas tampak bahwa di Kecamatan denpasar Timur masih relatif banyak terjadi perkawinan dini atau menikah pada usia yang masih tergolong anak, demikian di Denpasar Utara. Hal ini perlu diantisipasi sehingga pada masa-masa yang akan datang hal ini bisa dicegah.

B. Orang TuaKeluarga yang Memanfaatkan Lembaga Konsultasi

Lembaga Konsultasi adalah lembaga yang memberikan layanan konsultasi yang disediakan untuk orang tua atau keluarga lainnya untuk mengkonsultasikan persoalan-persoalan keluarga yang tengah dihadapi. Lembaga konsultasi tersebut antara lain Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak P2TP2A, Bina Keluarga Balita BKB, Pos Curhat, Lembaga Konsultasi Keluarga, dsb. Lembaga Konsultasi Keluarga merupakan unsur kelima dalam kabupatenkota layak anak. Lembaga ini dapat dimanfaatkan oleh para orang tua, calon orang tua, dan pengasuh anak 24 untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan tumbuh kembang dan perlindungan anak. Berbekal pengetahuan dan keterampilan tersebut mereka diharapkan mampu merawat dan mengasuh anak secara ramah. Pada gilirannya anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi insan sehat, cerdas, dan sejahtera. Di Kota Denpasar terdapat 12 Lembaga Konsultasi Anak yang dapat diakses sebagai tempat berkonsultasi. Dilihat dari nama-nama lembaga tersebut, ada sembilan 9 lembaga yang secara khusus menangani masalah anak-anak dan remaja. Tiga lembaga lainnya tidak secara khusus menangani masalah anak, yaitu PKBI, LBH Apik, LBH Bali, Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga. Secara kuantitas jumlah lembaga ini cukup memadai untuk Kota Denpasar dan letaknya sangat strategis serta mudah dijangkau. Jumlah dan nam-nama lembaga konsultasi anak yang ada di Kota Denpasar dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah.

C. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak LKSA

Indikator keenam kabupatenkota menuju KabupatenKota Layak Anak adalah di kabupatenkota tersebut telah tersedia Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak LKSA merupakan lembaga-lembaga yang dibentuk oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat untuk menyelenggarakan pengasuhan anak. LKSA merupakan lembaga terakhir sebagai tempat pelayanan pengasuhan alternatif bagi anak- anak yang tidak dapat diasuh di dalam keluarga inti, keluarga besar, kerabat atau keluarga pengganti. Terkait dengan eksistensi lembaga ini, di Kota Denpasar tercatat ada 30 lembaga kesejahteraan sosial anak LKSA. Namun sayang 30 lembaga kesejahteraan sosial anak tersebut baik nama maupun keberadaannya tidak dapat dirinci.

3. Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan

Kesehatan merupakan salah satu tolok ukur melihat kemajuan dan kesejahteraan suatu masyarakat. Kesehatan seperti yang didefinisikan oleh World Health Organization WHO mencakup kesejahteraan fisik, mental, maupun sosial dan tidak semata-mata terbatas pada ketiadaan suatu penyakit atau kelesuan. Tidak berbeda dengan definisi kesehatan WHO, di Indonesia di dalam Undang-undang N0 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa kesehatan adalah “keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi”. Apabila mengacu