Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan

25 kedua definisi kesehatan di atas sepertinya untuk menemukan orang sehat akan sangat sulit dan menjadi absurd. Kesehatan dasar dan kesejahteraan dalam konteks tulisan ini dimaksudkan adalah berbagai indikator kesehatan utama seperti status kesehatan, status gizi, kesehatan lingkungan, serta berbagai aspek pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat membawa ke keadaan yang baik, yaitu kondisi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur, sehat, dan damai. Guna mengetahui kesehatan dasar dan kesejahteraan anak di Kota Denpasar ada beberapa indikator yang dipakai sebagai tolok sebagai berikut.

A. Jumlah Kelahiran

Di Kota Denpasar terjadi peningkatan kelahiran bayi yang cukup signifikan dalam dua tahun terakhir seperti tampak pada tabel 4.7 di bawah. Tahun 2011 kelahiran bayi di Kota Denpasar sebanyak 15.234 orang yang terdiri dari 7.719 bayi laki-laki dan 7.515 perempuan. Pada tahun 2012 sebanyak 16.754 orang yang terdiri dari 8.423 laki-laki dan 8.331 perempuan. Terjadi peningkatan kelahiran bayi sebanyak 1520 orang 9.98 pada tahun 2012. Peningkatan jumlah kelahiran bayi sangat berkaitan dengan peningkatan jumlah pasangan usia subur terutama yang baru menikah. B. Jumlah Bayi yang Diberi ASI Ekslusif Pemberian ASI eksklusif bagi bayi menjadi hal yang sangat penting karena hal ini dapat memberikan kekebalan tubuh dalam pertumbuhannya. Selain itu pemberian ASI untuk bayi juga akan lebih efesien dan murah dalam pengasuhan dan perawatan dibandingkan kalau menggunakan susu formula. Setalah pemberian ASI selama enam bulan, barulah bayi diberikan makanan tambahan yang sudah tentu makanan sehat yang sesuai dengan usianya. Terkait dengan itu, yang perlu diperhatikan adalah volume, jenis, gizi, dan hiegienisitas makanan bayi. Menurut para pakar kesehatan, makanan bayi yang paling baik dan paling tepat adalah air susu ibu ASI. ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi yang mempunyai komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat. Banyak kelebihan yang terkandung dalam ASI yang mendorong bayi dapat tumbuh kembang dengan lebih sempurna dibandingkan makanan lainnya. Oleh karena itu, ibu-ibu sangat disarankan memberikan ASI secara eksklusif. ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi yang baru dilahirkan sampai usia enam bulan tanpa memberi makanan dan minuman tambahan apa pun termasuk air putih. Lebih jauh 26 untuk mengetahui bagaimana tingkat partisipasi para ibu menyusui di Kota Denpasar memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dapat dilihat pada tabel 4.9.

C. Pojok ASI

Salah satu sasaran objek Millineum Development Goals MDGs adalah menurunkan angka kematian anak. Menurut Unicef 2012 intervensi yang paling efektif untuk mencegah kematian bayi adalah dengan memberi Air Susu Ibu ASI secara eksklusif. Untuk itu perlu ada fasilitas penyimpanan ASI, baik di rumah maupun di tempat kerja atau tempat publik. Oleh karena itu pembangunan Pojok ASI Laktasi menjadi prioritas dalam pembangunan

D. Imunisasi

Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan. Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan serum ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada bayi dan atau anak-anak karena sistem kekebalan tubuhnya belum sebaik orang dewasa sehingga sangat rentan dari serangan penyakit berbahaya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi di antaranya adalah hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gendongan, cacar air, tbc, dan sebaginya www.organisasi.org Kesehatan, diakses tanggal 19 Juli 2013. Tabel 4.17 di bawah menggambarkan persentase bayi di Kota Denpasar yang telah mendapat beberapa jenis imunisasi. E Jumlah Keluarga Miskin Berbicara tentang kemiskinan seringkali dan serta merta diarahkan pada aspek ekonomi, yaitu adanya orangkelompok orang yang tidak mampu dan tidak berdaya karena tidak dimilikinya pangan, sandang, dan papan. Secara sosio-culktural kemiskinan dapat terjadi karena kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor dari luar manusia, yaitu sistem, kebijakan pemerintah, tidak ada akses dan kesempatan. Oleh karena itu, yang paling beratnggungjawab terhadap kemiskinan struktural ini adalah pemerintah. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh sikap dan perilaku manusia itu sendiri, misalnya malas bekerja, persepsi yang salah kaya, miskin takdir, kepasrahan yang pasif. Penyebabnya adalah kebodohan, keterbelakangan, tidak ada kemauan, tidak ada kesadaran, dan iman yang lemah. Upaya mengatasi kemiskinan kultural adalah harus 27 ada kemauan dari diri sendiri untuk mengatasinya. Berbicara tentang kemiskinan di Kota Denpasar terdapat sejumlah penduduk miskin seperti tampak pada tabel 4.19 berikut ini.

4. Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang Dan Kegiatan Budaya

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Hal ini berarti bahwa pendidikan adalah upaya nyata dan sengaja dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Jika demikian halnya manusia semata-mata hanya dilihat sebagai objek. Sesungguhnya di dalam dunia pendidikan manusia haruslah diperlakukan sebagai subjek, sehingga tujuan dari pendidikan juga unytuk menggali potensi khas dan unik yang dimiliki oleh masing-masing individu. Dengan demikian pendidikan tidak menjadi beban bagi peserta didik melainkan diminati dan disenangi. Pendidikan merupakan salah satu program pembangunan di Indonesia yang kualitas dan kuantitasnya sedang dan terus ditingkatkan. Hal ini terkait dengan goal ke 2 dari program MDGs Millenium Development Goals, yakni mencapai pendidikan dasar bagi semua dengan tujuan pada tahun 2015 semua anak, laki-laki dan perempuan dapat mengenyam pendidikan dasar. Guna mencapai goals tersebut sudah seharusnya dan sepantasnya dunia pendidikan ditunjang oleh berbagai piranti yang dibutuhkannya. Selain untuk mencapai goals tersebut UU N0 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak juga menyuratkan hak-hak dan perlindungan anak. Termasuk di dalamnya adalah hak anak untuk mendapatkan pendidikan. Dengan demikian kedua produk hukum di atas menghendaki agar setiap anak mendapat hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Terdapat 3 tiga kategori lembaga yang menangani pendidikan di Indonesia, yaitu lembaga forma sekolah, non formal LPTK, paket belajar, dan lembaga informal lembaga sosial tradisional seperti: surau. Ketiga lembaga ini diharapkan dapat bersinergi untuk menghasilkan produk, yaitu manusia yang berkualitas, manusia yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual. Dalam tulisan ini pendidikan yang dimaksud lebih diarahkan untuk menganalisis pendidikan formal persekolahan. Guna mengetahui kualitas dunia pendidikan di Kota Denpasar, ada beberapa indicator penting yang dapat dilihat seperti di bawah ini.

A. Angka Partisipasi Kasar APK

28 Salah satu indikator penting untuk melihat partisipasi penduduk dalam bidang pendidikan adalah angka partisipasi kasar APK. Angka ini biasanya digunakan untuk melihat gambaran kondisi siswa pada suatu jenjang pendidikan. Apabila APM Angka Partisipasi Murni menunjuk pada penduduk usia sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya, maka APK menunjukkan penduduk pada jenjang pendidikan tertentu tanpa melihat usia mereka. Angka Partisipasi Kasar APK ini sesungguhnya adalah proporsi anak yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu berdasarkan kelompok umur. Dengan demikian, APK SD misalnya dihitung dengan membagi jumlah penduduk yang bersekolah di SD dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun dikalikan 100. Oleh karena APK dibedakan berdasarkan jenjang pendidikan, maka berikut ini akan disajikan APK di Kota Denpasar mulai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar SD sampai dengan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA tahun 20112012.

B. Angka Partisipasi Murni APM

Angka partisipasi murni dalam hal ini yang dimaksudkan adalah proporsi anak sekolah pada suatu kelompok umur tertentu yang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan kelompok umurnya. Secara matematis APM dapat dihitung dengan cara: misalnya, APM SD adalah jumlah penduduk usia 7-12 tahun yang masih sekolah di Sekolah Dasar dibagi jumlah penduduk usia 7-12 tahun, kemudian dikalikan 100. APM digunakan untuk melihat angka partisipasi sekolah anak, yaitu anak usia sekolah bersekolah tepat waktu sesuai dengan umur mereka. Misalnya anak usia 7-12 tahun sekolah di Sekolah Dasar, anak usia 13-15 tahun sekolah di SMP, 16-18 tahun sekolah di SMA. Jadi, APM memberikan penekanan kepada ketepatan usia seseorang penduduk dengan jenjang pendidikan yang dijalani. Jika persentase APM menunjukkan 100 berarti tidak ada siswa yang mengulang kelas atau masuk pada usia yang tidak sesuai dengan jenjang pendidikan. Guna mengetahui kualitas pendidikan anak-anak di Kota Denpasar berikut ini akan dipaparkan APM pada berbagai jenjang pendidikan..

C. Jumlah Sekolah

Sekolah adalah tempat belajar secara formal bagi para peserta didik . Sekolah sengaja didirikan, baik oleh pemerintah maupun swasta dengan segala regulasinya. Secara formal penjenjangan pendidikan di Indonesia diawali dari Taman Kanak-Kanak, kemudian SD, SMPsederajat, dan SMAsederajat. Ada hal menarik dari tabel 4.31 di bawah yang