Tahap-tahap prosesi Upacara Tradisional Susuk Wangan di air terjun

c Pisang Raja sebagai penghormatan kepada Sang Khalik. d Sekar atau Bunga setaman. Wawancara dengan Pardi, 27 Juni 2010.

4. Tahap-tahap prosesi Upacara Tradisional Susuk Wangan di air terjun

Girimanik a Tahap Prosesi arak-arakan Kirab Ageng Tahap Prosesi arak-arakan kirab Ageng dipimpin oleh pejabat Kepala desa Stren, dengan menyertakan Song-song Ageng payung kebesaran. Diikuti barisan punggawa berpakaian Kejawen, 18 putri domas pembawa bunga setaman, penduduk pembawa sesaji tirta amerta, panggang ayam dan nasi tumpeng, barisan petani membawa cangkul, sapu dan sabit serta ditutup barisan seniman mutihan, dan pemusik rebana. Titik akhir arak-arakan Kirab Ageng berada di gerbang hutan Girimanik. Wawancara dengan Sri Purwanti, 26 Juni 2010. b Tahap Upacara serah terima sesaji Setelah peserta prosesi Upacara Susuk Wangan tiba di lokasi gerbang hutan Girimanik, Manggala pemimpin kirab menyerahkan encek yang berisi ayam panggang dan nasi tumpeng kepada Bupati selaku ketua panitia. Setelah Bupati menerima encek kemudian encek yang dibawa penduduk dikumpulkan dalam satu tempat untuk dibacakan doa dan permohonan oleh sesepuh setempat. Setelah sesaji dibacakan Doa kemudian dibagikan kepada semua yang menghadiri Upacara Susuk Wangan untuk dimakan. Bupati dan Kepala Dinas Kebudayaan, pariwisata dan olahraga ikut membagikan sesaji. Sebagian sesaji ada yang dibawa kurir masuk hutan, untuk dijadikan sajen sesaji tirta amerta yang ditempatkan di sembilan lokasi di kawasan hutan Stren, yang dianggap sakral dan memiliki kekuatan gaib. Tempat-tempat tersebut antara lain: Pertapaan Girimanik, di tiga lokasi air terjun Manik Moyo, Tejo Moyo, dan Condro Moyo, Sendang Drajat, Sendang Kanastren, Sendang Nglambreh, Umbul sumber air Silamuk. Wawancara dengan Sri Purwanti, 26 Juni 2010. c Tahap doa bersama Setelah Upacara serah terima sesaji berlangsung kemudian dilanjutkan doa bersama. Makna yang terkandung dalam doa yakni ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang dilimpahkan dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar semua warga masyarakat mendapatkan kesejahtaraan serta hasil bumi yang melimpah. Wawancara dengan Sri Purwanti, 26 Juni 2010. d Tahap Upacara hiburan Setelah doa bersama selesai, Prosesi Upacara ditutup oleh Bupati Wonogiri. Kemudian dilanjutkan dengan acara hiburan dari masyarakat Wonogiri khususnya masyarakat Stren mempunyai berbagai jenis kesenian. Acara hiburan yang disajikan dalam Upacara Tradisional Susuk Wangan antara lain: 1 Kethek ogleng Merupakan kesenian asli Wonogiri. Kesenian ini berupa tarian yang menirukan tingkah laku kera. Dengan kostum kera berwarna putih yang disajikan secara atraktif dan akrobatik. 2 Tari Gambyong Tarian gambyong adalah tarian yang sering digunakan untuk menyambut para tamu. Salah satu tarian Jawa yang di perankan seorang wanita yang berkarakter lembut. 3 Campur Sari Kesenian yang diperankan oleh para seniman warga Stren. Terdiri dari wiyogo pemain musik dan penyanyi, dan dilengkapi dengan gamelan Jawa. Wawancara dengan Sri Purwanti, 26 Juni 2010.

E. Manfaat Penyelenggaraan Upacara Tradisional Susuk Wangan di Kabupaten