Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penelitian

SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI AIR TERJUN GIRIMANIK KABUPATEN WONOGIRI.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di tulis di atas maka masalah yang akan dianalisis dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang Upacara Tradisional Susuk Wangan di obyek wisata air terjun Girimanik ? 2. Bagaimana prosesi Upacara Tradisional Susuk Wangan di obyek wisata air terjun Girimanik ? 3. Bagaimana pengaruh penyelenggaraan Upacara Tradisional Susuk Wangan terhadap jumlah pengunjung?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui latar belakang Upacara Tradisional Susuk Wangan di obyek wisata air terjun Girimanik. 2. Untuk mengetahui prosesi Upacara Tradisional Susuk Wangan di obyek wisata air terjun Girimanik. 3. Untuk mengetahui pengaruh terhadap penyelenggaraan upacara tradisional susuk wangan terhadap jumlah pengunjung.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat praktis a. Untuk menambah wawasan bagi masyarakat mengenai atraksi wisata budaya di air terjun Girimanik. b. Mengembangkan dan mempromosikan pariwisata air terjun Girimanik 2. Manfaat teoritis a. Menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia pariwisata. b. Menambah ilmu pengetahuan baik secara praktis, teoritis, maupun akademik dan pengembangan diri.

E. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Pariwisata

Berbicara tentang pariwisata, usaha di bidang ini sangat kompleks karena ada banyak unsur pendukung dari industri-industri pariwisata yang terkait. Usaha pariwisata adalah usaha padat karya yang menuntut kualitas tinggi dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya, yang bertujuan memuaskan wisatawan dengan fasilitas yang mendukung, yang ditunjang dengan sumber daya manusia yang handal dari setiap lini. Pariwisata merupakan peluang bisnis yang cukup potensial bagi negara kita karena negara kita merupakan negara kepulauan dengan kekayaan bumi dan hayati yang luar biasa di tambah keanakaragaman seni dan budaya, adat istiadat yang kental serta pesona alam. Pariwisata dapat juga diartikan perjalanan orang ke suatu tujuan untuk bersenang-senang yang didukung berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh masyarakat dan pemerintah. Selain pendapat di atas juga terdapat berbagai pendapat mengenai pariwisata antara lain sebagai berikut : a. Pariwisata adalah suatu perjalanan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tapi semata- mata, untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beranekaragam. Oka A.Yoeti, 2001 :109 b. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daerah tujuan wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Ramaini Kodhyat,1992:85 c. Pariwisata merupakan manifestasi gejala naluri manusia sejak purbakala, yaitu hasrat untuk mengadakan perjalanan. Lebih dari itu pariwisata dengan ragam motivasinya akan menimbulkan permintaan-permintaan dalam bentuk jasa- jasa ini terus meningkat dengan perkembangan kehidupan manusia. Samsuridjal D.Kaelany HD,1997: 11

2. Jenis Pariwisata

Pariwisata dapat di pelajari tidak hanya dari segi motivasi dan tujuan perjalanan wisata saja, tetapi juga bisa dilihat dari hal yang lain misalnya jenis wisata yang di lakukan, bentuk-bentuk perjalanan wisata yang dilakukan. Ini berarti jenis-jenis pariwisata harus diketahui dan diperhitungkan supaya dapat memberikan pengertian dan tempat wajar dalam pembangunan industri. Jenis- jenis wisata yang telah di kenal saat ini, antara lain : a. Wisata Budaya Hal ini dimaksudkan agar perjalanan yang di lakukan atas dasar keinginan, untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seringnya perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan-kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni seni tari, seni drama, seni musik dan seni suara, atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya. b. Wisata Kesehatan Hal ini dimaksudkan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan tersebut untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan ia beristirahat baginya dalam arti jasmaniah dan rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim udara yang menyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lainya. c. Wisata Olahraga Hal ini dimaksudkan para wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara seperti Asian Games, Olympiade, Thomas Cup, Tour de France, F-1 Formula One dan lain-lain. d. Wisata Komersial Dalam wisata ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran- pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya. Pada mulanya banyak orang berpendapat bahwa hal ini tidaklah dapat di golongkan dalam dunia kepariwisataan, dengan alasan bahwa perjalanan serupa ini, yaitu ke pameran atau pekan raya yang bersifat komersial hanya dilakukan oleh orang-orang yang khusus mempunyai tujuan-tujuan tertentu untuk urusan bisnis mereka dalam pekan raya tersebut. e. Wisata Industri Yang berkaitan erat dengan wisata komersial adalah wisata industri. Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian termasuk dalam golongan wisata industri ini. f. Wisata Politik Jenis ini meliputi perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik seperti misalnya peringatan tahun suatu negara, ulang tahun perayaan 17 Agustus di Jakarta, perayaan 10 Oktober di Moskow, penobatan Ratu Inggris di London dan sebagainya. Disana fasilitas akomodasi, sarana angkutan dan atraksi aneka warna diadakan secara megah bagi para pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri. g. Wisata Konvensi Wisata konvensi dekat dengan jenis wisata politik. Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi dengan menyediakan fasilitas bangunan beserta ruangan-ruangan tempat bersidang para peserta konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainya baik yang bersifat nasional maupun internasional. h. Wisata Sosial Wisata remaja youth tourism termasuk ke dalam wisata jenis ini. Yang dimaksudkan dengan jenis wisata ini adalah pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah atau dengan kata lain tidak mampu membayar segala sesuatu yang bersifat mewah untuk mengadakan perjalanan, seperti misalnya bagi kaum buruh, pemuda, pelajar atau mahasiswa, petani dan sebagainya. i. Wisata Pertanian Seperti halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi. j. Wisata Maritim Marina atau Bahari Jenis Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air, lebih- lebih di Danau, bengawan, petani, teluk lepas seperti memancing, berlayar, menyelam sambil pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, berkeliling melihat-lihat tanaman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan di daerah-daerah atau negara-negara maritim di Lautan Karibia, Hawai, Tahiti, Fiji dan sebagainya. k. Wisata Cagar Alam Untuk Jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usahanya dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang- undang. l. Wisata Buru Jenis ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro pejalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang ditetapkan pemerintah negara yang bersangkutan. m. Wisata Pilgrim Wisata Pilgrim adalah perjalanan wisata yang ditujukan bagi para wisatawan yang senang akan hal-hal yang mistik, keramat, dan dianggap suci. Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. n. Wisata Bulan Madu Wisata bulan madu yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas yang khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka. o. Wisata Petualangan Dikenal dengan istilah Adventure Tourism, seperti masuk hutan belantara yang tadinya belum pernah di jelajahi penuh binatang buas, mendaki tebing terjal, dan terjun ke dalam sungai yang sangat curam. Nyoman, S. Pendit, 2003 : 37-43

3. Bentuk-bentuk wisata

Disamping jenis pariwisata, bentuk-bentuk wisata perlu dibicarakan, karena sangat penting di dunia pariwisata. Bentuk-bentuk wisata yang terpenting antara lain : a. Wisata Mancanegara asing, internasional dan wisata domestik dalam negeri di indonesia disebut wisata nusantara. Adalah wisatawan yang perjalanannya memasuki daerah negara yang bukan negaranya sendiri, kalau perjalanan wisata itu tidak keluar dari batasan- batasan negara sendiri, wisatawannya ialah wisatawan nusantara. b. Wisata Reseptif pasif dan wisata aktif Dilihat dari dampaknya secara ekonomis, wisata mancanegara atau kedatangan wisatawan dari luar negeri itu akan menghasilkan pemasukan devisa untuk negara yang bersangkutan. Maka wisata mancanegara itu dilihat secara ekonomis maupun dari sudut kedatangan orang asing disebut wisata pasif sebaliknya, perjalanan warga negara ke luar negara disebut wisata aktif. c. Wisata kecil dan wisata besar Wisata kecil adalah wisata jangka pendek yang memakan waktu satu sampai beberapa hari. Wisata besar adalah wisata yang dilakukan memakan waktu cukup lama. d. Wisata individual dan wisata terorganisasi Wisata individual adalah wisata yang tidak di tangani oleh perusahaan perjalanan, wisata ini dilakukan atas dasar keinginan sendiri. Sedangkan wisata terorganisasi adalah wisata yang segala sesuatunya diatur oleh agen perjalanan dan menggunakan akomodasi yang khusus disediakan. R.G.Soekadijo, 2000:18

4. Pengertian Kebudayaan

Budaya adalah sebuah sistem yang mempunyai koherensi. Bentuk-bentuk simbolis berupa kata, benda, milik, sastra, lukisan, nyanyian, musik, kepercayaan mempunyai kaitan erat dengan konsep-konsep epistemologis dari sistem pengetahuan masyarakatnya.Kuntowijoyo, 2006: 2 Kebudayaan adalah suatu entitas yang otonom dalam kehidupan manusia, betapapun dia dapat dipengaruhi perkembanganya oleh faktor-faktor tertentu dalam konstelasi sosial maupun lingkungan alamiah. Oka A.Yoeti, 2006:26 Kebudayaan sangat terkait dengan suatu sistem yang dikenal dengan nama sistem sosial-budaya. Masing-masing memiliki cakupan pengertian sendiri- sendiri. Kebudayaan mengacu pada hal-hal yang bersifat abstrak berupa sistem nilai, gagasan, kepercayaan, simbol-simbol, idiologi yang dibayangkan oleh suatu komunitas atau masyarakat tertentu. Komunitas itu bisa berupa sekumpulan manusia yang hidup dalam wilayah yang lebih luas yang disebut bangsa. Nina Witasari. dkk, 2009:2 Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Koentjaraningrat,1984:180 Sebagai sebuah nilai yang dihayati kebudayaan diwariskan secara turun- temurun, dari generasi ke generasi. Proses pewarisan budaya disebut sebagai proses enkulturasi. Proses enkulturasi berlangsung mulai dari kesatuan yang terkecil, yakni keluarga, kerabat, masyarakat, suku bangsa hingga kesatuan yang lebih basar lagi. Nina Witasari, dkk, 2009:3 Media pewarisan kebudayaan memiliki bermacam-macam bentuk. Pada masyarakat yang sudah mengenal tulisan, media pewarisan berupa tulisan. Dan media pewarisan berupa lisan yang berkembang dalam masyarakat berupa nyanyian rakyat, puisi rakyat serta upacara tradisional. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan bersifat abstrak. Nina Witasari, dkk, 2009: 4

F. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di dua obyek, yaitu obyek wisata air terjun Girimanik dan Kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonogiri. Lokasi penelitian pertama terletak sebelah timur dari kota Wonogiri yang berjarak ± 36 km, bila ditempuh menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi sekitar 2 jam perjalanan dari kota Wonogiri. Obyek wisata ini terletak di di desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri. Lokasi penelitian kedua adalah Kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonogiri yang terletak di tengah kota Wonogiri yaitu di jalan Jend. Sudirman, ± 500 m sebelah selatan dari kantor Bupati Wonogiri.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti, atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan cara ini data yang diperoleh adalah data faktual dan aktual, dalam arti data yang dikumpulkan diperoleh pada saat peristiwa berlangsung. Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000: 84-85. b. Wawancara Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh pihak kedua, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Wawancara dilaksanakan secara lisan atau tatap muka dengan sumber atau informan. Wawancara dilakukan terhadap seseorang yang memiliki kompetensi dengan masalah penelitian yaitu Bapak Eko Sunarsono, Kepala Desa Setren, Ibu Rosi, Bapak Pardi. c. Studi pustaka Adalah mempelajari buku – buku referensi yang berhubungan dengan naskah untuk mendapatkan data sebagai landasan dalam membahas kenyataan penelitian sehingga nantinya dapat mendukung kegiatan penelitian. Studi pustaka dilakukan dengan mengunjungi Perpustakaan Pusat di Universitas Sebelas Maret, Lab. Tour, Gramedia.

3. Analisis Data

Pada tahap ini data dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam rumusan masalah. Analisa yang digunakan adalah analisa deskriptif kualitatif. Metode analisa deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan atau melukiskan fenomena atau hubungan antar-fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual, dan akurat. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat rincian, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000: 29.

G. Sistematika Penelitian

Bab I, pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan sistematika penelitian. Bab II, pada bab ini menjelaskan gambaran umum, sejarah, keadaan sosial budaya dan daya tarik wisata di Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari obyek wisata alam, obyek wisata buatan, dan obyek wisata budaya minat khusus. Bab III, pada bab ini membahas tentang latar belakang upacara tradisional susuk wangan di obyek wisata air terjun Girimanik, juga membahas prosesi upacara tradisional Susuk Wangan di obyek wisata air terjun Girimanik, membahas pengaruh penyelenggaraan penyelenggaraan upacara tradisional Susuk Wangan terhadap jumlah pengunjung. Bab IV, pada bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran

BAB II GAMBARAN UMUM OB YE K DAN DAYA T ARI K WI SAT A DI

KABUPATE N W ONOGIRI A. Keadaan Umum Kabupaten Wonogiri Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Propinsi Jawa Tengah yang berjarak ± 32 km dari kota Solo ke arah selatan. Kabupaten Wonogiri terletak pada 7º 32º - 8º Lintang Selatan dan 110º 41º-111º 18º Bujur Timur. Kabupaten Wonogiri sangat strategis karena terletak di ujung selatan Propinsi Jawa Tengah dan diapit oleh Propinsi Jawa Timur dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah Kabupaten Wonogiri adalah 192.236,02 ha. Buku Pintar Kabupaten Wonogiri, 2004:1. Kondisi alamnya sebagian besar berupa pegunungan berbatu gamping. Terutama di bagian selatan yang termasuk jajaran pegunungan seribu dan merupakan mata air dari Bengawan Solo. Secara topografis, sebagian besar wilayah Kabupaten Wonogiri merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 100-300 m di atas permukaan air laut. Sedangkan sebagian lagi merupakan dataran tinggi yaitu berada pada 500m atau lebih dari permukaan air laut. Wilayah ini meliputi Kecamatan Jatiroto dan Karangtengah. Fisiografi wilayah Kabupaten Wonogiri sebagian besar berupa perbukitan bergelombang sedangkan fisiografi dataran sangat terbatas hanya di beberapa tempat terutama pada bentuk lahan aluvial. Kondisi iklim di Kabupaten Wonogiri termasuk tipe tropis atau memiliki dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Pergantian musim berlangsung sepanjang tahun dengan temperatur suhu 17