Kepribadian Guru LANDASAN TEORI

yang demikian merupakan pandangan yang behavioristik, dan mementingkan peranan lingkungan terhadap perilaku atau respon organisme. Pandangan ini berbeda dengan pandangan yang bersifat kognitif yang memandang berperannya organisme dalam menentukan perilaku atau responnya Bimo Walgito, 1980:72 . Tidak semua stimulus akan direspon oleh organisme atau individu. Respon diberikan oleh individu terhadap stimulus yang ada persesuaian atau yang menarik perhatian individu. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa yang dipersepsi oleh individu selain tergantung pada stimulusnya juga tergantung pada individu yang bersangkutan. Stimulus yang mendapatkan pemilihan dari individu tergantung kepada bermacam-macam faktor, salah satu faktornya adalah perhatian individu, yang merupakan aspek psikologis individu dalam mengadakan persepsi.

2.5 Kepribadian Guru

Sikap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri pribadi yang mereka miliki. Dan ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah sesuatu yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi persoalan. Prof. Dr. Zakiah Darajat 1980 mengatakan bahwa kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak ma’nawi sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui hanyalah bekas penampilan dalam beberapa segi dan dalam aspek kehidupan. Misal dalam tindakannya, ucapan, cara bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi persoalan atau masalah baik yang ringan maupun yang berat. Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur-unsur fisik dan psikis. Dalam arti yang demikian, seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan satu gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar, dan perbuatan yang baik sering dikatakan bahwa seseorang itu mempunyai kepribadian yang baik atau berakhlak mulia. Dan sebaliknya, bila seseorang melakukan suatu sikap dan perbuatan yang tidak baik menurut pandangan masyarakat, maka dikatakan orang itu tidak mempunyai kepibadian yang baik atau tidak mempunyai akhlak tidak berakhlak. Oleh karenanya, masalah kepribadian adalah suatu hal yang sangat menentukan tinggi rendahnya kewibawaan seorang guru dalam pandangan anak didik atau masyarakat, dengan kata lain baik tidaknya citra seorang guru ditentukan oleh kepribadiannya. Jadi bagi seorang guru masalah kepribadian merupakan faktor yang menentukan dalam tugasnya. Seseorang yang menyandang status guru tidak selamanya bisa menjaga wibawa dan citra guru dimata anak didik dan masyarakat. Hal itu sering kita jumpai berita di media massa adanya oknum guru yang berbuat asusila, amoral dan perbuatan tercela lainnya. Kepribadian adalah unsur yang menentukan keakraban hubungan guru dengan anak didik, kepribadian guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik. Menurut Michael John, tidak seorang pun yang dapat menjadi seorang guru yang sejati, kecuali bila dia menjadikan dirinya sebagai bagian dari anak didik yang berusaha untuk memahami anak didik dan kata-katanya.Guru yang dapat memahami tentang berbagai kesulitan anak didiknya, maka otomatis akan disenangi anak didiknya. Sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan idola, seluruh kehidupannya adalah figur yang sempurna dan ideal. Oleh karenanya, sedikit saja guru berbuat tecela, maka akan berkuranglah kharisma dan wibawanya. Satunya kata dan perbuatan sangat ditentukan bagi seorang guru. Guru adalah mitra anak didik dalam kebaikan. Gurunya baik maka otomatis anak didiknya pun menjadi baik. Tidak ada guru yang mengajak anak didiknya kearah yang tidak baik nista. Karena kemuliaan budinya itu, banyak predikat disandangnya, antara lain : guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa; pahlawan ilmu; pahlawan kebaikan; pahlawan pendidikan; inter-pretur; warga negara yang baik; pembangun manusia; pioner; pembawa kultur dan sebutan lain yang baik seperti : soko guru; ki ajar; sang guru; tuan guru; dan sebagainya. Itulah atribut yang pas untuk guru yang diberikan oleh mereka para pengagum figur guru. Guru disebut juga spiritual father atau Bapak Rohani bagi seorang anak didik, ialah yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan, akhlak. Profil guru yang ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasar panggilan jiwa dan hati nurani dan bukan hanya tuntutan uang belaka. Namun demikian jangan hanya menuntut pengabdian guru secara sempurna, tanpa memikirkan kesejahteraannya sebab tanpa hidupnya sejahtera karena pendapatannya yang rendah gaji kecil maka bagaimana mungkin ia bisa menambah ilmu dengan cara membeli buku atau komputer untuk bisa mengikuti perkembangan sains dan teknologi pada akhirnya banyak potensi kelas satu yang enggan menjadi guru dan kita hanya bisa mendapatkan potensi-potensi kelas dua yang mau menjadi guru, lebih-lebih di zaman modern ini, yang semuanya diukur dengan materi. Guru yang ideal dalam menjalankan tugas tidak mengenal lelah, hujan dan panas bukan halangan untuk bersatu jiwa dengan anak didik untuk mencapai tujuan yakni menyiapkan anak agar menjadi warga Negara yang baik dan bisa berguna bagi bangsa dan negara di masa depan. Posisi guru dan anak didik boleh berbeda, tetapi keduanya tetap seiring dan setujuan. Seiring dalam arti kesamaan langkah dalam mencapai tujuan bersama. Anak didik berusaha mencapai cita-citanya dan guru dengan ikhlas mengantar dan membimbing anak didik mewujudkan cita- citanya. Itulah barangkali sikap guru yang tepat sebagai sosok pribadi yang mulia.

2.6 Kode Etik Guru

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24