8
jatuh kedalam pandangan „Ekonomisme‟. Istilah modal memuat beberapah cirri penting yaitu : 1 Modal terakumulasi melalu investasi; 2 Modal bisa diberikan
kepada yang lain melalu warisan; 3 Modal dapat member keuntungan sesuai dengan kesempatan yang dimiliki oleh pemiliknya untuk mengoperasikan penempatannya.
Ide Bourdie tentang modal mencakup kemampuan melakukan control terhadap masa depan diri sendiri dan orang lain. Ini merupakan pemusatan segala kekuatan dan
hanya bisa ditemukan dalam sebuah ranah. Melalui modal, individu dan masyarakat dapat dimediasi secara teoritik. Disatu sisi, masyarakat dibentuk oleh perbedaan
distribusi dan penguasaan modal. Di sisi lain, para individu juga berjuang memperbesar modal mereka. Hasil dari pembagian dan akumulasi modal inilah yang
nantinya menentukan posisi dan status mereka dalam masyarakat
Social trajectory dan class distinction.
lewat ranah perjuangan juga kekuatan dan modal sebagai logika yang mengatur perjuangan-perjuangan tersebut, Bourdieu berkeinginan
menampilkan sosiologi kritisnya bahwa dalam masyarakat terkandung praktik dominansi antara yang mendominasi dan didominasi. Fashri, 2014; 109.
2.3. Modal sosial, Modal Ekonomi dan Modal Budaya Dalam Konsep Piere Bourdieu
Modal menurut Bourdieu mempunyai definisi yang sangat luas dan mencakup hal-hal material yang dapat memiliki nilai simbolik dan signifikansi secara kultural.
Misalnya seperti status, dan otoritas yang dirujuk sebagai modal simbolik serta modal budaya yang didefinisikan sebagai selera bernilai budaya dan pola-pola konsumsi.
Modal budaya juga dapat berupa seni, bahasa dan pendidikan. Menurut Bourdieu modal merupakan relasi sosial yang terdapat di dalam suatu
sistem pertukaran baik material maupun simbol tanpa adanya perbedaan. Modal harus ada di dalam sebuah ranah. Di dalam rumusan generatif Boudieu dijelaskan tentang
keterkaitan antara habitus, modal, dan ranah yang bersifat langsung. Di mana nilai yang diberikan modal dihubungkan dengan berbagai karakteristik sosial dan kultural
habitus. Dalam hal ini Bourdieu juga memandang modal sebagai basis dominasi yang dapat dipertukarkan dengan jenis modal yang lainnya. Penukaran yang paling hebat
menurut Bourdieu adalah pertukaran simbolis, karena dalam bentuk inilah bentuk modal yang berbeda dipersepsi dan dikenali sebagai sesuatu yang
legitimate
. Contoh yang jelas untuk menggambarkan penjelasan mengenai modal diatas adalah
9
penggunaan kekuasaan sebagai modal simbolis untuk mewakili pendapat umum mencoba mempresentasikan dunia sosial melalui penggunaan hukum yang bertujuan
untuk memberikan negara sebuah jaminan dalam segalah bentuk nominasi resmi. Pada akhirnya, akan memberikan sebuah identitas yang resmi. Identitas ini akan dapat
memunculkan pengidentitasan baru tentang modal ekonomi dan modal budaya. Rindawati, 1988; 432
Menunjuk Bourdieu modal bisa digolongkan kedalam empat jenis yaitu :
pertama
modal ekonomi mencangkup alat-alat produksi Mesin, Tanah, Buruh, materi pendapatan dan bendah-bendah dan uang yang dengan mudah digunakan
untuk segala tujuan serta diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kedua
Modal budaya adalah keseluruhan kualifikasi intelektual yang bisa diproduksi melalui pendidikan formal maupun warisan keluarga. Termasuk modal budaya antara lain
kemampuan menampilkan diri di depan publik, pemilikan benda-benda budaya bernialai tinggi, pengetahuan dan keahlian tertentu dari hasil pendidikan.
Ketiga
Modal sosial menunjuk kepada jaringan sosial yang dimiliki pelaku individu atau kelompok dalam hubunganya dengan pihak lain yang memiliki kuasa.
keempat
segala bentuk prestise, status, otoritas, dan legitimasi yang terakumulasi sebagai bentuk modal simbolik. Fauzi Fashri, 2014; 109.
Semua bentuk-bentuk modal yang ada, modal ekonomi dan modal budayalah yang memiliki daya besar untuk menentukan jenjang hierarkis dalam masyarakat
maju. Prinsip hierarki dan diferensiasi masyarakat tergantung pada jumlah modal yang diakumulasi dan struktur modal itu sendiri. Mereka yang menguasai keempat
modal tadi dalam jumlah yang besar akan memperoleh kekuasaan yang besar pula dan menempati posisi hierarki tertinggi kelas dominan. Tercakup di dalamnya pemilik
perusahaan besar, kaum intelektual jebolan institusi pendidikan. Sementara yang hanya menguasai beberepah modal dari keseluruhan modal menempati posisi hierarki
sebagai kelas menengah. Peningkatan jenjang bagi kelompok ini sangat tergantung pada kemampuan mereka memperbesar dan mengembangkan modal yang mereka
miliki. Kelompok ini bisa kaum wiraswasta, karyawan, dosen baru. Berbeda dari dua kelas tersebut mereka yang tidak memilii modal sama sekali menempati jenjang
hierarki social terendah. Contohnya ; para buru, petani pengemis dan lainnya.
10
2.4. Habitus