Metode Pengumpulan Data Analisis Regresi Linear Berganda

44 memenuhi asumsi-asumsi yang dipersyaratkan dalam penggunaannya maka akan dilakukan uji asumsi klasik Ghozali. 2001.

3.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Informasi yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif ini antara lain ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, serta kecenderungan suatu gugus data. 3.8.2 Uji Kualitas Data 3.8.2.1 Uji Validitas Validitas atau kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yan diukur. Validitas ini menyangkut akurasi instrumen. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut itu valid atau sah, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor nilai tiap-tiap butir pertanyaan dengan skor total kuesioner. Adapun teknik korelasi yang biasa dipakai adalah teknik korelasi product moment dan untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu significant, maka dapat dilihat pada tabel nilai product moment atau menggunakan SPSS untuk mengujinya. Untuk butir pertanyaan yang tidak valid harus dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen. Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3.

3.8.2.2 Uji Reliabilitas

45 Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih, Reliabilitas adalah indeks yang menujukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap setiap konstruk atau variabel yang digunakan dalam penelitian. Uji keterandalan atau reliabilias dapat menggunakan salah satu dari beberapa kriteria yang telah umum digunakan, yakni stabilitas, ekuivalen dengan bentuk parallel parallel forms, dan internal consistency. Pada kriteria internal consistency, pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan nilai Alpha Cronbach. Alpha Cronbach mengindikasikan apabila kerelasian memiliki nilai yang tinggi, maka instrumen penelitian juga memiliki reliabilitas yang tinggi pada internal consistency dan umumnya Alpha Cronbach digunakan untuk skala interval. Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian bersifat reliabel. Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah memiliki atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas Noor, 2011. 3.8.3 Uji Asumsi Klasik 3.8.3.1Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model variable bebas dan terikat keduanya bebas dan berdistribusi normal. Model yang baik bila memilik i distribusi data normal atau mendekati normal. 46 Dalam penelitian ini untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dilakukan dengan cara analisis grafik.  Dengan mengamati histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Apabila distribusi data observasi mendekati distribusi yang mendekati distribusi normal maka model memenuhi asumsi normalitas.  Selain histogram digunakan juga normal probability plot dengan membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Jika plot data mengikuti garis diagonal yang dibentuk oleh distribusi normal maka model memenuhi asumsi normalitas.

3.8.3.2 Uji Multikolinieritas

Dilakukan untuk mengetahui apakah pada model ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pada model yang baik tidak terjadi korelasi antara variable bebas. Uji asumsi klasik seperti multikolinearitas dapat dilaksanakan dengan jalan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan Variance Inflating Factor VIF. Batas dari VIF adalah 10 dan nilai tolerance value adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerancevalue kurang dari 0,1 maka terjadi multikolinearitas.

3.8.3.3 Uji Heteroskedastisitas

47 Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2001.

3.8.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dari variabel independen X 1 ,X 2 terhadap variabel dependen Y dengan model regresi sebagai berikut : Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + ε Dimana : α = bilangan konstanta β = koefisien beta X 1 = Sistem Akuntansi Pemerintah X 2 = Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Y = Kualitas Laporan Keuangan ε = Standar Error

3.8.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk menguji fungsi linear 48 variable dependen Y terhadap variable independen X 1 , X 2 dengan bantuan software SPSS versi 17. Analisis meliputi uji koefisien determinasi, uji signifikasi simultan uji F, uji signifikasi parsial uji t, uji persamaan garis regresi uji koefisien β, dan menentukan koefisien regresi.

3.8.5.1 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien determinasi terletak pada tabel model summary b dan tertulis R Square. Nilai koefisien korelasi r menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.

3.8.5.2 Uji Signifikansi Simultan Uji F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen X 1 , X 2 yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen Y. Uji statistik F tersebut dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut : a. Tingkat signifikansi α = 5 49 b. df derajat kebebasan = jumlah data – 2 c. Jika statistik F hitung statistik F tabel , maka H diterima dan menolakH 1 d. Jika statistik F hitung statistik F tabel , maka H ditolak dan menerima H 1 e. Pengujian F tabel untuk 2 sisi Dimana : H : Variabel bebas secara simultan bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat H 1 : Variabel bebas secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. 3.8.3.3Uji Signifikansi Parsial Uji t Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variable bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat, sehingga uji statistik t ini digunakan untuk menguji hipotesis. Uji statistik t tersebut dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut : a. Tingkat signifikansi α = 5 b. df derajat kebebasan = jumlah data – 2 c. Jika statistik t hitung statistik t tabel, maka H diterima dan menolak H 1 d. Jika statistik t hitung statistik t tabel , maka H0 ditolak dan menerima H1 e. Pengujian t tabel untuk 2 sisi Dimana : 50 H : Variabel bebas secara individual bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat H 1 : Variabel bebas secara individual merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif

Berdasarkan Tabel A pada Lampiran 2, diketahui untuk variabel Sistem Akuntansi Pemerintah � 1 terdapat 10 pertanyaan. Mayoritas responden menjawab setuju S untuk tiap-tiap butir pertanyaan. Berdasarkan Tabel B pada Lampiran 2, untuk variabel Sistem Pengendalian Intern Pemerintah � 2 terdapat 10 pertanyaan. Diketahui mayoritas responden menjawab setuju S untuk tiap- tiap butir pertanyaan. Berdasarkan Tabel C pada Lampiran 2, untuk variabel Kualitas Laporan Keuangan � terdapat 12 pertanyaan. Diketahui mayoritas responden menjawab setuju S untuk tiap-tiap butir pertanyaan. 4.2Uji Kualitas Data 4.2.1 Uji Validitas 51 Noor, 2011 menyatakan agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba kuesioner paling sedikit 30 orang. Dalam penelitian ini, uji coba kuesioner melibatkan 30 responden. Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dari variabel Sistem Akuntansi Pemerintah � 1 , Sistem Pengendalian Intern Pemerintah � 2 dan Kualitas Laporan Keuangan �. Tabel 4.1 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Kuesioner Sistem Akuntansi Pemerintah � � Korelasi antara Nilai r hitung Nilai r valid Valid jika r hitung r valid Pertanyaan 1 dengan total 0,607 0,3 Valid Pertanyaan 2 dengan total 0,687 0,3 Valid Pertanyaan 3 dengan total 0,602 0,3 Valid Pertanyaan 4 dengan total 0,720 0,3 Valid Pertanyaan 5 dengan total 0,789 0,3 Valid Pertanyaan 6 dengan total 0,601 0,3 Valid Pertanyaan 7 dengan total 0,582 0,3 Valid Pertanyaan 8 dengan total 0,690 0,3 Valid Pertanyaan 9 dengan total 0,705 0,3 Valid Pertanyaan 10 dengan total 0,759 0,3 Valid Tabel 4.2 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Kuesioner Variabel Sistem Pengendalian Intern Pemerintah � � Korelasi antara Nilai r hitung Nilai r valid Valid jika r hitung r valid Pertanyaan 1 dengan total 0,548 0,3 Valid Pertanyaan 2 dengan total 0,438 0,3 Valid Pertanyaan 3 dengan total 0,767 0,3 Valid Pertanyaan 4 dengan total 0,796 0,3 Valid Pertanyaan 5 dengan total 0,754 0,3 Valid Pertanyaan 6 dengan total 0,796 0,3 Valid Pertanyaan 7 dengan total 0,659 0,3 Valid 52 Pertanyaan 8 dengan total 0,687 0,3 Valid Pertanyaan 9 dengan total 0,675 0,3 Valid Pertanyaan 10 dengan total 0,828 0,3 Valid Tabel 4.3 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Kuesioner Variabel Kualitas Laporan Keuangan � Korelasi antara Nilai r hitung Nilai r valid Valid jika r hitung r valid Pertanyaan 1 dengan total 0,536 0,3 Valid Pertanyaan 2 dengan total 0,685 0,3 Valid Pertanyaan 3 dengan total 0,700 0,3 Valid Pertanyaan 4 dengan total 0,718 0,3 Valid Pertanyaan 5 dengan total 0,584 0,3 Valid Pertanyaan 6 dengan total 0,524 0,3 Valid Pertanyaan 7 dengan total 0,805 0,3 Valid Pertanyaan 8 dengan total 0,721 0,3 Valid Pertanyaan 9 dengan total 0,667 0,3 Valid Pertanyaan 10 dengan total 0,693 0,3 Valid Pertanyaan 11 dengan total 0,737 0,3 Valid Pertanyaan 12 dengan total 0,785 0,3 Valid Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3. Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.1 hingga 4.3 terhadap pertanyaan-pertanyaan pada variabel Sistem Akuntansi Pemerintah � 1 , Sistem Pengendalian Intern Pemerintah � 2 dan Kualitas Laporan Keuangan �, diketahui seluruh pertanyaan bersifat valid.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah memiliki atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas Noor, 2011. Berikut hasil dari uji reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan yang valid. 53 Tabel 4.4 Uji Reliabilitas pada Kuesioner Variabel Sistem Akuntansi Pemerintah � � , Sistem Pengendalian Intern Pemerintah � � dan Kualitas Laporan Keuangan � Variabel Nilai Alpha Cronbach Nilai Kritis Keterangan Kesimpulan Sistem Akuntansi Pemerintah 0,863 0,6 0,8630,6 Reliabel Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kualitas Laporan Keuangan 0,872 0,891 0,6 0,6 0,8720,6 0,8910,6 Reliabel Reliabel Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian bersifat reliabel. Diketahui bahwa kuesioner dari variabel Sistem Akuntansi Pemerintah � 1 , Sistem Pengendalian Intern Pemerintah � 2 dan Kualitas Laporan Keuangan � bersifat reliabel, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6. 4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan � = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas �, dengan ketentuan sebagai berikut. Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi. Tabel 4.5 Uji Normalitas 54 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 30 Kolmogorov-Smirnov Z .780 Asymp. Sig. 2-tailed .577 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : hasil olahan software SPSS Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.5, diketahui nilai probabilitas � atau Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,557. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan adalah � = 0,05. Karena nilai probabilitas �, yakni 0,557, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi. Pengujian asumsi normalitas dapat juga digunakan pendekatan analisis grafik, seperti normal probability plot dan histogram. Pada pendekatan normal probability plot, jika titik-titik dots menyebar jauh menyebar berliku-liku pada garis diagonal seperti ular dari garis diagonal, maka diindikasi asumsi normalitas error tidak dipenuhi. Jika titik-titik menyebar sangat dekat pada garis diagonal, maka asumsi normalitas dipenuhi. Sedangkan untuk pendekatan histogram, jika kurva berbentuk kurva normal, maka asumsi normalitas dipenuhi. Gambar 4.1 Normal Probability Plot untuk Pengujian Asumsi Normalitas 55 Gambar 4.2Histogram untuk Pengujian Asumsi Normalitas Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 merupakan output dari SPSS. Perhatikan bahwa kurva pada histogram berbentuk kurva normal, sehingga disimpulkan bahwa asumsi normalitas error dipenuhi. Di samping itu pada normal probability plot Gambar 4.1, titik-titik menyebar cukup dekat pada garis diagonal, maka disimpulkan bahwa asumsi normalitas dipenuhi. 56

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor VIF. Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas Myers dalam Stevens, 2009. Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Sistem Akuntansi Pemerintah .342 2.925 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah .342 2.925 Sumber: hasil olahan software SPSS Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.6, nilai VIF dari variabel Sistem Akuntansi Pemerintah � 1 adalah 2,925 dan nilai VIF dari variabel Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah 2,925. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

57 Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X.Ghozali, 2011. Ghozali, 2011 menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Sumber : hasil olahan software SPSS Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.3, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 58

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Berikut hasil perhitungan berdasarkan penggunaan software SPSS, untuk analisis regresi linear beranda. Tabel 4.7 Analisis Regresi Linear Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.150 7.017 .164 .871 Sistem Akuntansi Pemerintah .475 .294 .320 1.619 .117 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah .710 .271 .518 2.620 .014 Sumber: hasil olahan software SPSS Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut berikut. Y = 1,150 + 0,475SAP + 0,710SPIP + e Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui nilai koefisien regresi dari Sistem Akuntansi Pemerintah SAP adalah 0,475. Diketahui nilai koefisien regresi SAP bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh antara SAP dan Kualitas laporan keuangan bersifat positif. Hal ini berarti terdapat kecenderungan, ketika SAP semakin baik, maka Kualitas Laporan Keuangan juga semakin baik. Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui nilai koefisien regresi dari Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP adalah 0,710. Diketahui nilai koefisien regresi SPIP bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh antara SPIP dan Kualitas laporan keuangan bersifat positif. Hal ini berarti terdapat kecenderungan, ketika SPIP semakin baik, maka Kualitas Laporan Keuangan juga semakin baik.

4.5 Pengujian Hipotesis

59 Pada pengujian hipotesis, akan dilakukan koefisien determinasi, pengujian signifikansi koefisien regresi parsial secara menyeluruh atau simultan uji �, dan uji signifikansi koefisien regresi parsial secara individu uji �.

4.5.1 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi � 2 merupakan suatu nilai nilai proporsi yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas Supranto, 2005:158, Gujarati, 2003:212. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Nilai koefsien determinasi � 2 yang kecil mendekati nol berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi � 2 yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel tak bebas. Tabel 4.8 Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square 1 .800 a .639 .613 Sumber: hasil olahan software SPSS Berdasarkan Tabel 4.8, nilai koefisien determinasi � 2 terletak pada kolom R- Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar � 2 = 0,639. Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel Kualitas Laporan Keuangan � sebesar 63,9, sisanya sebesar 36,1 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Dan Sistem Pengendalian Intern Trehadap Kualitas Laporan Keuangan (Penelitian Pada Instansi Pemerintah Kota Bandung)

0 12 39

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

5 48 75

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN PENERAPAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Stud

0 3 16

PENGARUH AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAN PENERAPAN SISTEM Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Dan Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pem

3 11 17

PENGARUH AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAN PENERAPAN SISTEM Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Dan Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pem

0 5 17

Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan, Penyelesaian Temuan Audit Dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Penerapan Prinsip-Prinsip Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik.

0 1 2

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH

1 3 10

Bagian I - Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

0 0 8

SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus di Dinas Pemerintahan Kota Medan)

0 0 12