Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian Abortus

Tabel 5.5 Proporsi Paritas Ibu Pada Kasus dan Kontrol Kelompok Paritas Abortus Total Nilai p Kasus Kontrol N N N 1 - 3 28 42 51 77 79 60 1 dan 3 38 58 15 23 53 40 0,000 Total 66 100 66 100 132 100 Berdasarkan Tabel 5.5, dapat diketahui bahwa pasien pada kelompok kasus paling banyak terdapat pada paritas 1 dan 3 sebanyak 38 orang 58. Untuk pasien pada kelompok kontrol paling banyak terdapat pada paritas 1-3 sebanyak 51 orang 77. Hal tersebut menunjukkan bahwa proporsi ibu yang memiliki paritas 1 dan 3 lebih banyak terdapat pada kelompok kasus daripada kelompok kontrol. Hasil analisis uji chi square dengan uji statistic pearson chi square pada tingkat kepercayaan 95, df = 1, diperoleh nilai p = 0,000 nilai p 0,05, artinya terdapat hubungan bermakna antara paritas ibu dengan kejadian abortus.

C. Pembahasan

Dalam pembahasan ini, peneliti akan menjelaskan pembahasan tentang hasil dari penelitian mengenai hubungan usia ibu dan paritas ibu dengan kejadian abortus di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode Januari 2010 - Desember 2011.

1. Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian Abortus

Berdasarkan hasil uji chi square dengan uji pearson chi square diperoleh nilai p = 0,000 nilai p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara usia ibu dengan kejadian abortus di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode Januari 2010 – Desember 2011. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Susanti 2010 tentang “Faktor Risiko Kejadian Abortus di Puskesmas Padas Kabupaten Universitas Sumatera Utara Ngawi Tahun 2010 ˮ, mendapatkan bahwa faktor risiko usia ibu mempunyai hubungan bermakna terhadap kejadian abortus dengan nilai OR= 3,338; CI 95 1,976-7,434; p =0,001. Menurut Mulyati 2003, dalam Firman, 2011 bahwa terdapat hubungan bermakna antara usia ibu dengan kejadian abortus serta ibu dengan kelompok usia 20 dan 35 tahun memiliki resiko 1,9 kali lebih besar dibanding kelompok usia 20-35 tahun dengan p = 0,004. Menurut penelitian Sinaga 2012 tentang “Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian Abortus Di Puskesmas Jorlang Huluan Kecamatan Pematang Sidamanik Kaupaten Simalungun Tahun 2012 ˮ, menyatakan bahwa terdapat hubungan usia dengan kejadian abortus yaitu ibu dengan kelompok usia 20 dan 35 tahun di Puskesmas Jorlang Huluan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun. Penelitian lainnya oleh Nurjaya, et al. 2006 “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus di RSIA Siti Fatimah Makassar ˮ, menyatakan bahwa ibu hamil dengan usia 20 tahun dan 35 tahun mempunyai resiko abortus 3,808 kali lebih besar dibanding ibu hamil dengan usia 20-35 tahun, dan terdapat hubungan bermakna usia terhadap kejadian abortus. Menurut Draper 2005, dalam Sinaga, 2012 faktor umur ibu mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan, ibu yang berumur dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun sangat beresiko untuk abortus karena berpengaruh terhadap fungsi ovarium dan kualitas sel telur semakin menurun .Sedangkan kehamilan ibu dengan usia dibawah 20 tahun berpengaruh kepada kematangan fisik dan mental dalam menghadapi masa kehamilan. Usia hamil yang ideal bagi Universitas Sumatera Utara seorang wanita adalah antara umur 20-35 tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa usia ibu hamil akan mempengaruhi kejadian abortus. Semakin tinggi usia ibu hamil maka akan semakin besar kemungkinan terjadinya abortus karena kondisi kesehatan yang mulai menurun sehingga dapat menimbulkan komplikasi dan mempengaruhi janin intra uterine. Sedangkan kehamilan di usia 20 tahun berpengaruh terhadap kematangan fisik dan alat reproduksi untuk hamil akibat belum sempurnanya pertumbuhan dinding rahim yang dapat menyebabkan abortus. Selain itu, ibu muda yang berpendidikan rendah kurang memperhatikan kehamilannya yang dapat berdampak meningkatnya berbagai resiko. Seperti kita ketahui usia pernikahan dalam Undang-Undang Perkawinan dinilai sudah tidak relevan lagi. Dalam UU Perkawinan, usia perempuan yang sudah dibolehkan untuk menikah adalah 16 tahun. Di sisi lain, usia pernikahan dalam UU Perlindungan Anak adalah 20 tahun. Jadi, tidak salah jika BKKBN bersama PBNU akan mengusulkan untuk dilakukan revisi UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 untuk menekan tingginya kematian ibu saat melahirkan. Ditinjau dari segi kesehatan, usia dibawah 20 tahun merupakan usia beresiko untuk hamil dan melahirkan Republika, 2013.

2. Hubungan Paritas Ibu dengan Kejadian Abortus