Pengaruh Return On Asset (ROA) Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Debt to Equity Ratio (DER) Pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia (BEI)

(1)

i

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CURRENT RATIO

(CR), LONG DEBT TO EQUITY RATIO (LDER), DAN

TOTAL ASSET TURNOVER (TATO) TERHADAP

HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

MINYAK DAN GAS BUMI YANG

TERDAFTAR DI BEI

OLEH

Dian Mayang Sari 110503010

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), Long Debt Equity Ratio (LDER), dan Total Asset Turnover (TATO) terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan,

Dian Mayang Sari NIM: 110503010


(3)

ABSTRAK

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CURRENT RATIO (CR),

LONG DEBT TO EQUITY RATIO (LDER), DAN TOTAL ASSET TURNOVER (TATO) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI YANG TERDAFTAR DI BEI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti

empiris pengaruh ROA, CR , LDER, TATO secara parsial dan simultan

berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013

Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2013.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Secara simultan, ROA, CR, LDER, TATO berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. ROA secara parsial tidak mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,229 > 0,05). CR secara individual mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka < 0,05 (0,000 < 0,05). LDER tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Signifikansi 0,218 menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 (0,218 > 0,05). TATO secara individual tidak berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,164 > 0,05).

Kata Kunci : Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), Long Debt To Equity Ratio (LDER), DAN Total Asset Turnover (TATO), Harga Saham


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kita khususnya penulis, serta shalawat dan salam kehadirat Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafaatnya di hari akhir nanti,sampai saat ini penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi dengan judul “Pengaruh Return On Asset (ROA) Dan

Pertumbuhan Penjualan Terhadap Debt to Equity Ratio (DER) Pada

Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia(BEI)

Pertama sekali peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga

kepada orang tua yakni ayahanda Alm.H.Dt Naswar dan Ibunda Hj.Deliana

yang selalu ada sejak lahir untuk membimbing, memberikan semangat, cinta dan kasih sayang baik secara moril maupun materil serta doa yang tak pernah putus untuk menjadikan kami anak yang terbaik. Untuk abang-abang saya Fahmi Reza dan Idham Chalik serta kakak-kakak saya Lina yuzet, Asrina Sari, dan Kiki Lestari terimakasih atas kebaikan dan ketulusan dalam memotivasi untuk membantu peneliti menggapai gelar sarjana.

Penulis menyadari, bahwa sesungguhnya penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan nasehat serta pengarahan dari


(5)

berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terima kasih yang telah membantu dan memberi dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr.Azhar Maksum, Mec, Ak.selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Ami Dilham, SE, M.Si. selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Mhd. Zainul Bahri Torong, M.Si.,Ak selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini 4. Ibu Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku dosen penguji skripsi yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak. selaku dosen pembanding skripsi yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

6. Bapak/Ibu Dosen selaku staf pengajar yang tidak dapat penulis sebutkan

namanya satu persatu, yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan

7. Sahabat-Sahabat dan seperjuangan kuliah Nova, Sheilla, Fauzia, Dea, Ella, Dwi, Inggit, Masruf beserta seluruh teman-teman Akuntansi GrupA Tahun 2011 dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini


(6)

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada penulis dalam menyusun skripsi ini.

Akhir kata, Penulis mengucapkan banyak terima kasih. Skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat yang banyak bagi semua pihak.

Medan, 2015

Dian Mayang Sari 110503010


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Teori Pesinyalan (Signaling Theory) ... 8

2.1.1 Saham ... 9

2.1.1.1 Pengertian Harga Saham ... 10

2.1.1.2 Standar Pengukuran Harga Saham ... 11

2.1.1.3 Faktor-Faktpr yang Mempengaruhi Harga Saham ... 13

2.1.2 Return On Asset (ROA) ... 14

2.1.3 Current Ratio (CR) ... 15

2.1.4 Long Debt Equity Ratio (LDER) ... 17

2.1.5 Total Asset Turnover (TATO) ... 19

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 21

2.3 Kerangka Konseptual ... 24

2.4 Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1Jenis Penelitian ... 26

3.2Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.3Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 27

3.4Populasi dan Sampel ... 28

3.5Jenis Dan Sumber Data ... 29

3.6Metode Pengumpulan Data ... 30

3.7Teknik Analisis Data ... 30


(8)

4.1 Analisis Hasil Penelitian ... 36

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 36

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 38

4.1.3 Analisis Regresi ... 42

4.1.4 Uji t (Uji Parsial) ... 45

4.1.5 Uji F (Uji Simultan) ... 47

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

1. Kesimpulan ... 50

2. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA

i


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 26

Tabel 3.2 Populasi Penelitian Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi ... 28

Tabel 3.3 Sampel Penelitian Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi ... 29

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2009-2013 45 Tabel 4.2 Uji Normalitas ... 39

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... 41

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi ... 42

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi ... 43

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi ... 45

Tabel 4.7 Hasil Uji t Coefficients ... 45

Tabel 4.8 Hasil Uji F ... 47


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 24

Gambar 4.1 Histogram ... 39

Gambar 4.2 Grafik P-Plot ... 40


(11)

ABSTRAK

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CURRENT RATIO (CR),

LONG DEBT TO EQUITY RATIO (LDER), DAN TOTAL ASSET TURNOVER (TATO) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI YANG TERDAFTAR DI BEI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti

empiris pengaruh ROA, CR , LDER, TATO secara parsial dan simultan

berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013

Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2013.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Secara simultan, ROA, CR, LDER, TATO berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. ROA secara parsial tidak mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,229 > 0,05). CR secara individual mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka < 0,05 (0,000 < 0,05). LDER tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Signifikansi 0,218 menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 (0,218 > 0,05). TATO secara individual tidak berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,164 > 0,05).

Kata Kunci : Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), Long Debt To Equity Ratio (LDER), DAN Total Asset Turnover (TATO), Harga Saham


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal di Indonesia dewasa ini berkembang dengan baik yang dapat terlihat dari adanya 487 perusahaan yang telah go public pada akhir tahun 2013-2014 dimana sebagian besar dari perusahaan go public tersebut menjadikan pasar modal sebagai suatu lembaga alternatif dalam menghimpun dana dari investor untuk pengembangan perusahaan ke depannya.

Salah satu instrumen keuangan pasar modal yang paling banyak digunakan oleh perusahaan go public adalah saham. Saham merupakan selembar kertas yang berisi tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbatas. Keuntungan yang dimiliki investor yang menanam investasinya dalam bentuk saham dapat berupa capital gain (kenaikan harga saham) dan dividen. Harga saham merupakan suatu nilai saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang menerbitkan saham tersebut, dimana perubahan harga saham ini banyak ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang terjadi di pasar modal. Oleh karena itu dapat dikatakan juga bahwa harga saham emiten menunjukkan nilai penyertaan investor dalam perusahaan dan nilai perusahaan di mata masyarakat. Nilai suatu perusahaan dapat diketahui dengan mengalikan harga saham emiten dengan jumlah lembar saham yang telah diterbitkan emiten. Kekuatan permintaan dan penawaran di pasar modal yang mempengaruhi perubahan harga saham disebabkan oleh beberapa


(13)

faktor eksternal seperti tingkat suku bunga, tingkat resiko, laju inflasi, kebijakan pemerintah, keadaan makro ekonomi, politik keamanan suatu negara. Sedangkan faktor internal yang berpengaruh terhadap kekuatan permintaan dan penawaran ini adalah kinerja keuangan perusahaan bersangkutan.

Informasi keuangan haruslah akurat dan bebas dari salah saji agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam menentukan pilihan investasi. Contoh alat yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan adalah analisis rasio keuangan. Melalui rasio-rasio keuangan ini, pemakai informasi keuangan dapat mengetahui kondisi dan posisi keuangan perusahaan, serta kinerja ekonomis perusahaan di masa depan. Kemudian dengan mengasumsikan investor adalah pelaku yang rasional, maka aspek fundamental akan menjadi dasar penilaian yang sangat berharga. Hal ini didasarkan pada argumen bahwa nilai keseluruhan saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik pada saat itu saja, namun juga merupakan harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai kekayaan perusahaan di kemudian hari.

Rasio keuangan perusahaan yang baik umumnya akan meningkatkan nilai saham perusahaan tersebut, dan sebaliknya apabila kinerja keuangan perusahaan buruk maka hal ini akan mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut karena hilangnya kepercayaan dari investor. Rasio keuangan dalam penelitian ini diukur melalui rasio profitabilitas yaitu ROA (Return On Asset), rasio likuiditas yaitu CR (current ratio), solvabilitas yaitu LDER (Long debt to equity ratio) dan rasio perputaran aktivitas yaitu TATO (total asset turnover).


(14)

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan (Kasmir,2009:229). ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kepada pemegang saham dengan menggunakan asset yang dimiliki. Semakin tinggi nilai rasio ROA maka akan semakin efektif perusahaan dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham. Laba yang tinggi kemudian akan meningkatkan harga saham perusahaan. Penelitian yang di lakukan oleh Akroman (2009) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2011) menunjukkan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Rasio solvabilitas bank merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya (Kasmir,2009:229). Rasio solvabilitas perusahaan diukur melalui rasio LDER. LDER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal yang digunakan untuk membayar hutang jangka panjang. LDER juga memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang jangka panjang perusahaan dijamin oleh modal (Riyanto:2011:121). Semakin besar LDER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang jangka panjang relatif terhadap ekuitas. Semakin besar LDER mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi akibatnya meningkatkan jumlah utang juga membuat ekuitas lebih beresiko akibatnya akan menurunkan harga saham. Namun penelitian oleh Fanny (2009) dan Helena (2010) menunjukkan bahwa LDER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(15)

Rasio likuiditas menurut Kasmir (2009:229) ialah “rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih”. Rasio likuiditas diukur melalui CR. Current ratio

yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Likuiditas jangka pendek ini penting karena masalah arus kas jangka pendek bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut, semakin tinggi Current Ratio semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Hal ini akan mempengaruhi penilaian investor dalam mengambil keputusan investasinya sehingga hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Penelitian oleh Lambey (2013) menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Rasio aktivitas merupakan salah satu upaya perusahaan di dalam menghindari adanya pemborosan-pemborosan Sehingga setiap dana yang dioperasikan oleh suatu perusahaan dapat terarah secara efektif dan dana operasi dapat segera kembali dengan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan (Kasmir, 2009:245). Pada penelitian ini rasio aktivitas diukur dengan menggunakan TATO.

Total Asset Turnover adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi TATO berarti semakin efektif penggunaan aktiva tersebut. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, karena penggunaan aktiva yang efektif dalam menghasilkan penjualan, sehingga dapat dikatakan bahwa laba yang dihasilkan juga tinggi dan dengan demikian harga saham semakin baik. Penelitian yang dilakukan oleh


(16)

Lambey (2013) dengan hasil penelitian TATO bepengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Lambey (2013) yang menguji pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai 2011. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah periode tahun penelitian dimana periode penelitian terdahulu adalah 2008 sampai 2011, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode 2009 sampai 2013, objek penelitian dimana objek penelitian terdahulu pada Bank, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan objek penelitian pada perusahaan minyak dan gas bumi.

Motivasi peneliti dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui sejauh mana rasio-rasio keuangan yang dipilih peneliti akan mempengaruhi harga saham pada periode sejalan dengan pergerakan harga minyak dunia yang berdampak pada pasar modal Indonesia. Pemilihan rasio keuangan diatas juga didasarkan atas suatu fenomena yang terjadi pada perusahaan Radiant Utama Interisco Tbk dimana pada tahun 2013 nilai ROA 2.32%, nilai LDER 1,41%, nilai CR 111,80 TATO 1,40% yang kemudian menyebabkan harga saham mengalami penurunan di tahun 2012 sebesar Rp195 menjadi Rp 192 di tahun 2013.

Berdasarkan fenomena dan kondisi diatas serta adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian, membuat peneliti tertarik untuk meneliti kemungkinan rasio keuangan mempengaruhi harga saham yang terdaftar di BEI. Oleh Karena itu peneliti menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilimiah yang berbentuk skripsi dengan judul” Pengaruh Return On Asset (ROA), Long debt to equity ratio


(17)

(LDER), current ratio (CR) dan Total Asset Turnover (TATO) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi Yang Terdaftar Di BEI”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah ROA, CR , LDER, TATO secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh

ROA, CR , LDER, TATO secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap

harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pihak-pihak terkait antara lain:

1. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan


(18)

2. Bagi kalangan akademik dan praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemahaman rasio keuangan dan pengaruhnya terhadap harga saham.

3. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan

wawasan pengetahuan peneliti khususnya mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Teori Pesinyalan (Signaling Theory)

Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya.

Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.

Teori signali menurut Jogiyanto (2000: 392) ialah “informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi”. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.


(20)

Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan.

2.1.1 Saham

Saham sebagai salah satu bentuk investasi, merupakan suatu tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan yang banyak dipergunakan dalam pasar modal. Saham yang diperdagangkan di pasar modal tersebut dapat diperoleh melalui pembelian atau cara lain yang kemudian memberikan hak atas dividen sesuai dengan besar kecilnya investasi modal pada perusahaan tertentu.

Pengertian saham menurut Anoraga (2006:54) ialah “sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat diantaranya dividen dan capital gain”. Dividend merupakan bagian dari keuntungan


(21)

perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham sedangkan capital gain

adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dengan harga belinya. Saham terbagi atas saham biasa (common stock), saham preferen (preferred stock), dan saham treasuri (treasury stock). Karakteristik saham biasa adalah pemegang saham memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi saham, pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha, dan pemegang saham memiliki hak untuk menentukan arah dan tujuan perusahaan. Sedangkan saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa yaitu preferen terhadap dividen dan preferen terhadap likuidasi. Preferen terhadap dividen artinya pemegang saham preferen memiliki hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Preferen terhadap likuidasi artinya pemegang saham preferen memiliki hak untuk mendapatkan aktiva perusahaan terlebih dahulu dibandingkan dengan saham biasa pada saat terjadi likuidasi.

2.1.1.1 Harga Saham

Investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal yang berupa saham, investor harus mengetahui harga saham dalam menentukan pembelian saham pada suatu perusahaan.

Menurut Jogiyanto (2000:8) “Harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal”.


(22)

Menurut Anoraga (2006:58) “harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan” .

Menurut Sartono (2001:9) “harga saham terbentuk dipasar modal dan ditentukan oleh beberapa factor seperti laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan.

Pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa harga saham yaitu suatu nilai nominal yang harus dikeluarkan investor untuk membeli saham atau nilai dari perlembar saham yang diperjualbelikan dipasar modal.

2.1.1.2 Standar Pengukuran Harga Saham

Untuk mengukur harga saham dapat dilihat dari penutupan harga pada satu periode (closing price). Rasio saham merupakan salah satu rasio yang paling penting. Investor bisa menggunakan price-earning ratio (PER), misalnya, untuk mengukur mahal-murahnya suatu saham. Semakin rendah PER, semakin murah saham tersebut. Investor juga bisa mengukur tingkat keuntungan dividen yang bisa diperolehnya dari suatu saham. Jadi, rasio ini tak boleh dilewatkan.

Rasio saham menunjukkan bagian dari laba bersih perusahaan, dividen, dan modal yang dibagikan kepada setiap saham. Ada beberapa rasio saham yang bisa Anda cermati. Yang pertama adalah rasio harga terhadap laba per saham atau price earning ratio (PER). Rumusnya adalah harga per saham dibagi dengan laba


(23)

per saham, adapun hasilnya dinyatakan dalam "kali". Tapi, perhatikan, laba di sini bukanlah laba total tapi laba per saham. Ini adalah total laba bersih perusahaan yang telah dibagi dengan total rata-rata jumlah saham perusahaan. Dengan rumus seperti itu kita bisa mengukur mahal-murahnya suatu saham. Jika PER suatu saham sudah tinggi, biasanya, para analis mengatakan bahwa harga saham itu itu sudah mahal. Tapi, agar lebih akurat, investor harus membandingkan PER perusahaan tersebut dengan PER perusahaan-perusahaan lain yang ada di dalam industri yang sama.

Ambil contoh PER saham Bank Untung adalah 2 kali. Dengan PER segitu, saham Bank Untung bisa dikatakan mahal jika PE rata-rata saham perbankan lainnya ternyata hanya 1,5 kali.Selanjutnya ada dividen per saham dan imbal hasil dividen atau dividend yield. Dividen per saham dihitung dengan membagi total dividen yang dibayarkan perusahaan dengan total jumlah saham yang beredar. Angka ini menggambarkan nilai dividen yang akan diterima oleh setiap pemilik satu saham perusahaan.

Adapun dividend yield adalah hasil pembagian dividen per saham dengan harga per saham. Dari rasio ini kita bisa mengukur berapa besar tingkat keuntungan dividen yang bisa kita peroleh dari suatu saham. Semakin tinggi dividend yield, semakin bagus saham tersebut.

Rasio harga saham terhadap nilai buku per saham atau price to book value (PBV) sama pentingnya dengan price-earning ratio (PER). Dengan menggunakan PBV, investor juga bisa mengukur apakah harga suatu saham masih murah atau sudah kemahalan. Karenanya, selain price earning ratio (PER), investor juga harus


(24)

mencermati rasio nilai buku per saham atau book value per share (BV). Untuk menghitungnya, kita harus membagi ekuitas dengan rata-rata jumlah saham yang beredar. Hasilnya dinyatakan dalam rupiah. Misalnya total ekuitas PT Maju Jaya Rp 100 miliar sedangkan jumlah rata-rata saham beredarnya 1 miliar. Dengan kondisi seperti ini artinya nilai buku (BV) per saham Maju Jaya adalah Rp 100 per saham (100/1).

Lantas apa bedanya BV yang Rp 100 per saham itu dengan harga saham Maju Jaya di bursa saham yang, misalnya, Rp 300 per saham? Hati-hati, nilai buku (BV) memang bisa jadi sangat berbeda dengan harga saham di pasar. Nilai buku per saham menggambarkan nilai setiap saham tersebut dalam hitungan akuntansi. Adapun harga saham menggambarkan ekspektasi investor atas nilai setiap saham.

2.1.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Pasar Saham

Anoraga (2004:88) berpendapat bahwa informasi yang dibutuhkan oleh

investor dalam pengambilan investasi di pasar modal ada tiga jenis informasi utama diantaranya informasi berupa faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu:

1) Faktor Fundamental

Informasi yang bersifat fundamental merupakan informasi yang berkaitan dengan keadaan perusahaan, kondisi umum industri yang sejenis, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi dan prospek perusahaan di masa yang akan datang seperti rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA, ROE, NPM, EPS dan GPM, rasio pertumbuhan yang diukur dengan rasio pertumbuhan penjualan dan rasio pertumbuhan laba, rasio hutang yang diukur dengan DAR, DER, rasio aktivitas yang diukur dengan perputaran


(25)

persediaan, perputaran piutang, perputaran modal kerja, rasio likuiditas yang diukur dengan rasio lancar, rasio cepat, acid rasio. 2) Faktor Teknis

Informasi kedua berhubungan dengan faktor teknis yang penting untuk diketahui oleh para perantara pedagang efek dan para pemodal. Informasi ini mencerminkan kondisi perdagangan efek, fluktuasi kurs, volume transaksi, dan sebagainya. Informasi ini sangat penting untuk menentukan kapan suatu efek harus dibeli, dijual, atau ditukar dengan efek lain agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.

3) Faktor Lingkungan

Informasi ketiga berkaitan dengan faktor lingkungan yang mencakup kondisi ekonomi, politik, dan keamanan negara. Informasi ini dapat mempengaruhi prospek perusahaan serta perkembangan perdagangan efeknya, baik secara fundamental maupun secara teknikal.

2.1.2 Return On Asset (ROA)

Menurut Dendawijaya (2005:118) menjelaskan ”Rentabilitas adalah alat untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan”. Selanjutnya menurut Hanafi (2008:42) “ ROA adalah rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih (sesudah pajak) berdasarkan tingkat asset yang tertentu”.

Menurut Munawir, (2004:89) ROA adalah

salah satu bentuk dari rasio profitabilitas atau disebut juga dengan rasio rentabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan”.

Besarnya ROA dapat dihitung dengan rumus :

(Lukman Dendawijaya 2005:118)

ROA (Return On Asset) = x100

Aktiva Total

pajak Setelah Laba


(26)

2.1.3 Current Ratio (CR)

Rasio lancar atau (current ratio) menurut Kasmir (2008:134) merupakan

“rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”.

Menurut Keown (2004: 108) “current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki”. Tingkat current

ratio dapat ditentukan dengan jalan membandingkan antara current assets dengan

current liabilities.

Menurut Sawir (2003:8) menerangkan bahwa “Current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, karena rasio ini menunjukan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang”.

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid Test Ratio. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1.

Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditor. Current Ratiokadang-kadang sudah memuaskan bagi


(27)

suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada beberapa faktor, suatu standard atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current Ratio hanya merupakan kebiasaan dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa lebih lanjut.

Bagi perusahaan yang mempunyai hubungan baik dengan kreditor atau posisinya kuat terhadap pemasok, mungkin perusahaan tidak perlu memiliki rasio yang tinggi. Sebagai contoh supermarket. Posisi supermarket terhadap pemasok biasanya adalah cukup kuat. Dengan kondisi demikian maka supermarket dapat membayar hutangnya setelah 3 atau 4 bulan, sedangkan penjualan dilakukan secara tunai. Dalam kondisi demikian rasio lacar tidak perlu terlalu rasio lancar mempunyai sifat tingginya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, pada toko pakaian ketika menjelang hari-hari raya permintaan akan pakaian mulai meningkat, kemudian menurun mencapai titik terbawah lagi pada hari raya tersebut. Untuk menghadapi kenaikan permintaan tersebut toko pakaian harus menaikkan besarnya persediaan.

Kalau peningkatan persediaan barang dagangan tersebut dibiayai dengan cara mengurangi uang tunai perusahaan, maka rasio lancar perusahaan tidak mengalami perubahan. Sebab pada transaksi seperti itu hanya struktur aktiva lancarnya saja yang mengalami perubahan, sedangkan nilai total aktiva lancar dan nilai total passiva lancarnya tidak mengalami perubahan, sehingga rasio lancar tidak mengalami perubahan.


(28)

Akan tetapi jika penumpukan persediaan dilaksanakan dengan cara dibiayai dari pinjaman jangka pendek, maka ketika volume penjualan tinggi, rasio lancar perusahaan akan menurun.

Rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup kemampuannya untuk mengukur:

1. kemampuan memenuhi kewajiban lancar, semakin tinggi perkalian

kewajiban lancar terhadap aktiva lancar, semakin besar keyakinan bahwa kewajiban lancar akan dibayar.

2. penyangga kerugian, semakin besar penyangga, semakin kecil risikonya.

Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup penurunan nilai aktiva lancar non-kas pada saat aktiva tersebut dilepas atau dilikuidasi.

3. cadangan dana lancar, rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan

terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perusahaan. Ketidakpastian dan kejutan, seperti adanya pemogokan dan kerugian luar biasa, dapat membahayakan arus kas secara sementara dan tidak terduga.

2.1.4 Long Debt To Equity Ratio (LDER)

Menurut Kasmir (2008:110) “LDER merupakan total modal sendiri yang

dimiliki perusahaan”. Rasio ini menunjukkan komposisi atau financial leverage dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan.


(29)

Sedangkan menurut Syamsuddin (2007:54) LDERmerupakan “pengukuran jumlah modal perusahaan yang dibiayai oleh utang jangka panjang yang berasal dari kreditur”.

Menurut Darsono (2005:54), LDER yaitu “rasio total kewajiban jangka

panjang terhadap jumlah modal”. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang jangka panjang dengan jalan menunjukkan persentase modal perusahaan yang didukung oleh hutang jangka panjang.

Semakin tinggi Long Debt to Equity Ratio menunjukkan semakin besar

total utang terhadap total ekuitas (Ang, 1997), hal ini juga akan menujukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar.

Menurut Bringham dan Houston (2006 :17), semakin tinggi resiko dari penggunaan lebih banyak utang cenderung akan menurunkan harga saham. Investor perlu memperhatikan kesehatan perusahaan melalui perbandingan antara modal sendiri dan modal pinjaman. Jika modal sendiri lebih besar daripada modal pinjaman, maka perusahaan tidak akan mudah bangkrut dan sebaliknya (Samsul, 2006:204).

Long Debt to Equity Ratio merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan, hal ini berkaitan dengan keputusan pembiayaan dan menghitung bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang (Bambang Riyanto, 2001:333). Rasio ini memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan.


(30)

Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Kasmir, 2008:111) :

LDER = ℎ����� ������ �������

����� ����� x100%

Long Debt To Equity Ratio yang semakin besar menunjukkan bahwa financial leverage yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Kreditor memandang, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar, rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau minimal sama, namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio ini sebaiknya besar.

Analisis Long Debt to Equity Ratio penting karena digunakan untuk

mengukur tingkat penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan perusahaan yang mencakup kewajiban lancar maupun hutang jangka panjang, dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

2.1.5 Total Asset Turnover (TATO)

Perputaran total aktiva (Total Assets Turnover) merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi (Operating Asset) terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Perputaran Total Aktiva (Total assets Turnover) merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah dipergunakan didalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali


(31)

Perputaran Total aktiva menurut beberapa sumber, yaitu sebagai berikut : Perputaran Total aktiva adalah : “ Kecepatan berputarnya Total Assets

dalam suatu periode tertentu”. (Agnes sawir, 2003:19) Definisi Perputaran Total aktiva (Total assets Turnover) sebagai berikut : “Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan efektifitas penggunaan total aktiva”. (Hanafi, 2003:81)

Perputaran Total Aktiva Adalah : “Rasio ini mengukur seberapa banyak penjualan yang bisa diciptakan dari setiap rupiah aktiva yang dimiliki”. (Husnan dan Pudjiastuty, 2004:75)

Berdasarkan keterangan diatas, maka yang dimaksud dengan Perputaran Total Aktiva adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi Perputaran Total Aktiva berarti semakin efektif penggunaan aktiva tersebut.

Adapun rumus untuk menghitung perputaran total aktiva adalah sebagai berikut :

(Wild, 2005, Hal. 41)

Adapun manfat dari perputaran aktiva adalah Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Pada beberapa industri seperti industri yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang tinggi, rasio ini cukup penting diperhatikan. Sedangkan pada beberapa industri yang lain

TATO = Penjualan x 1kali Total Asset


(32)

seperti industri jasa yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang kecil, rasio ini barangkali relatif tidak begitu penting untuk diperhatikan.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang mengkaitkan pengaruh mikro ekonomi terhadap harga saham diantaranya adalah Nurvigia (2010), Analisis Rasio – Rasio Keuangan Terhadap Harga saham pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian tersebut adalah current ratio, quick ratio, working capital to total asset, debt to equity ratio, profit margin secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, secara parsial current ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan negatif, working capital to total asset berpengaruh signifikan dan positif, debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan positif, serta profit margin berpengaruh secara signifikan dan positif. Indah Ningsih (2010), Pengaruh Mikro Ekonomi Terhadap Harga saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian tersebut adalah berdasarkan uji simultan

current ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return on equity, return on asset, gross profit margin, inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap harga saham, berdasarkan uji parsial current ratio, total asset turnover, inventory turnover bepengaruh signifikan, debt to equity ratio, debt to asset ratio, return on asset, return on equity, gross profit margin tidak bepengaruh signifikan terhadap harga saham. Oktanto dan Nuryatno (2014), Pengaruh mikro ekonomi Terhadap Harga saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di


(33)

Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011. Hasil penelitian tersebut adalah secara parsial quick ratio, total asset turnover, tidak berpengaruh terhadap harga saham, Secara simultan quick ratio, debt to equity ratio, debt to total asset, total asset turnover, inventory turnover berpengaruh secara serempak terhadap harga saham.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

1 Thaussie

Nurvigia (2010)

Analisis Rasio – Rasio Keuangan Terhadap Harga saham pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

current ratio, quick ratio, working capital to total asset, debt to equity ratio, profit margin, harga saham

Hasil penelitian tersebut adalah

current ratio, quick ratio, working capital to total asset, debt to equity ratio, profit margin

secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, secara parsial current ratio

tidak berpengaruh secara signifikan

dan negatif,

working capital to total asset

berpengaruh

signifikan dan

positif, debt to

equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan positif, serta profit margin berpengaruh secara signifikan dan positif


(34)

Sambungan Tabel Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

2 Widya

Ningsih (2010)

Pengaruh Mikro Ekonomi Terhadap Harga saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

current ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return on equity, return on asset, gross profit margin, inventory turnover, harga saham Hasil penelitian tersebut adalah berdasarkan uji

simultan current

ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return on equity, return on asset, gross profit margin, inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap

harga saham, berdasarkan uji parsial current ratio, total asset turnover, inventory turnover

bepengaruh

signifikan, debt to

equity ratio, debt to asset ratio, return on asset, return on equity, gross profit margin tidak bepengaruh

signifikan terhadap harga saham

3 Adi Prana

Dipa (2013)

Pengaruh Current Ratio,

Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Net Profit Margin, dan Gross Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Yang Terdaftar Di BEI

Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Net Profit

Margin, dan

Gross Profit Margin,

Harga Saham

Hasil penelitian tersebut secara parsial CR, DER, DAR, NPM, dan GPM berpengaruh terhadap harga saham, Secara simultan CR, DER, DAR, NPM, dan

GPM berpengaruh

secara serempak


(35)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Return On Asset akan dapat menunjukkan seberapa efisien kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya, dimana semakin tinggi nilai rasio ini berarti semakin baik kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan kata lain harga saham semakin tinggi.

Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan

H4

H5 H2 ROA

(X1)

Harga Saham (Y) H1

TATO (X4)

CR (X2)

LDER (X3)


(36)

bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang sehingga laba perusahaan akan rendah karena akan digunakan untuk membayar utang tersebut.

Long debt to equity ratiomerupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang jangka panjang dengan kas dengan membandingkan seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena semakin besar resiko yang akan ditanggung karena perusahaan lebih banyak dibiayai oleh utang sehingga harga saham perusahaan akan rendah karena diproyeksikan untuk membayar utang tersebut.

Total Asset Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Apabila rasio ini tinggi, penjualan akan semakin besar sehingga laba yang akan diperoleh semakin besar dan meningkatkan harga saham.

Rasio keuangan perusahaan yang baik umumnya akan meningkatkan nilai saham perusahaan tersebut, dan sebaliknya apabila kinerja keuangan perusahaan buruk maka hal ini akan mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut karena hilangnya kepercayaan dari investor.

2.4Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebegai berikut : ROA, CR ,

LDER, TATO berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan

terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.


(37)

BAB III

METODE PENELITIIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal. Desain penelitian kausal merupakan desain penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini menguji

pengaruh ROA (Return On Asset), CR (Current Asset), LDER (Long Debt To

Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover) terhadap harga saham.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat dan waktu penelitian sebagai berikut :

Tempat : Perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia

Waktu : Penelitian ini dimulai dari bulan November 2014 hingga selesai

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Jadwal

Bulan Pelaksanaan 2014 s/d 2015

September November Desember Januari Februari Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1.Pengajuan judul

2.Pembuatan

Proposal 3. Bimbingan

Proposal

4. Seminar

Proposal 5. Pengumpulan

Data 6. Bimbingan

Skripsi 7. Sidang Meja

Hijau


(38)

3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah a. ROA

ROA (Return On Asset) merupakan rasio yang membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.

���=���� ����� ℎ������ ℎ�����

����� ����� x100%

b. CR

Current Ratio merupakan rasio antara lancar dengan hutang lancar yang dimiliki oleh perusahaan. rasio ini mengukur aktiva yang dimiliki perusahaan dalam hutang lancar perusahaan.

�� =�����������������������x100% c. LDER

LongDebt To Equity Ratio menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin besar LongDebt To Equity Ratio mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi akibatnya meningkatkan jumlah utang juga membuat ekuitas lebih beresiko.

����= hutang jangka panjang


(39)

d. TATO

Perputaran total aktiva merupakan rasio antara jumlah aktiva yang

digunakan dalam operasi (Operating Asset) terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu.

���� = ���������

���������� �1 ����

2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham. Harga saham merupakan harga suatu kepemilikan yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham. Harga Saham yang dipakai adalah harga pasar per lembar saham pada saat penutupan (closing price) tahun 2009-2013.

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2013 yaitu berjumlah 8 perusahaan. Berikut adalah data populasi pada penelitian ini :

Tabel 3.2

Populasi Penelitian Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi

No

Emiten

Nama Perusahaan

1 ENRG Energi Mega Persada Tbk

2 ELSA Elnusa Tbk

3 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk

4 RUIS Radiant Utama Interisco Tbk

5 MEDC Medco Energi Internatioanal Tbk

6 INCO Vale Indonesia Tbk

7 ANTM Aneka Tambang Tbk


(40)

Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI dari tahun 2009-2013.

2. Perusahaan minyak dan gas bumi yang mempublikasi laporan

keuangannya di BEI dari tahun 2009-2013.

Berikut adalah tabel penarikan sampel berdasarkan kriteria sampel penelitian :

Tabel 3.3

Sampel Penelitian Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi

No

Emiten

Nama Perusahaan Kriteria

1 2

1 ENRG Energi Mega Persada Tbk √ √

2 ELSA Elnusa Tbk √ √

3 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk √ √

4 RUIS Radiant Utama Interisco Tbk √ √

5 MEDC Medco Energi Internatioanal Tbk √ √

6 INCO Vale Indonesia Tbk √ √

7 ANTM Aneka Tambang Tbk √ √

8 PSAB J.Resource Asia Pasifik Tbk √ x

Dari hasil penarikan sampel diatas maka sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 7 perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI.

3.5. Jenis Dan Sumber Data

Menurut jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Umar (2008 : 60), “Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.”


(41)

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan data dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan termasuk dalam Pooling Data. Pooling data merupakan gabungan dari data yang melibatkan urutan waktu (time series) dan data yang melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel (cross sectional) (Jogiyanto, 2004 : 54).

3.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu metode mengumpulkan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan dan informasi lain yang berkaitan dengan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengunduh data-data yang diperlukan dari www.idx.co.id dan ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik data pada penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan mengalisis data sekunder berupa catatan – catatan, laporan keuangan, maupun informasi lainnya yang terkait dengan lingkup penelitian ini. Data penelitian mengenai ROA, CR, LDER, TATO dan harga saham.

3.7.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan keadaan data secara umum. Statistik deskriptif ini meliputi


(42)

beberapa hal sub menu deskriptif statistik seperti frekuensi, deskriptif, eksplorasi data, tabulasi silang dan analisis rasio yang menggunakan Minimum, Maksimum, Mean, Median, Mode, Standard Deviasi.

3.7.2 Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Asumsi klasik regresi meliputi (Ghozali dalam Sugiyono, 2002).

3.7.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain:

analisis grafik dan analisis statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya: Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal (menyerupai lonceng), regresi memenuhi asumsi normalitas.

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen (Erlina, 2008:105). Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat ada


(43)

atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF>10. Apabila nilai tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

3.7.2.3 Uji Autokorelasi

Adapun uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik ini adalah uji Durbin Watson (D-W stat) dengan ketentuan sebagai berikut (Sujianto, 2009:80) :

1. 1,65 < DW < 2,35 maka tidak ada autokorelasi.

2. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 maka tidak dapat disimpulkan.

3. DW < 1,21 atau DW > 2,79 maka terjadi auto korelasi.

3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedasitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas antara lain: metode grafik, park glejser, rank spearman dan barlett.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot


(44)

antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang terletak di Studentized ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.

3.7.3. Regresi Linier Berganda

Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Statistik untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda dengan rumus:

Y= a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 +e

Dalam hal ini,

Y = Harga Saham

a = konstanta persamaan regresi

b1,b2, = koefisien regresi

x1 = ROA (Return On Asset)

x2 = CR (Current Ratio)

x3 = LDER (Long Debt To Equity Ratio)

x4 = TATO (Total Asset Turnover)


(45)

3.7.4 Pengujian Hipotesis 3.7.4.1 Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas. Tahapan uji F sebagai berikut:

1). Merumuskan hipotesis

H0 : ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER (Long Debt To Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover) berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

H1 : ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER (Long Debt To Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover) tidak berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

2). Membandingkan hasil Fhitung dengan Ftabel dengan kriteria sebagai berikut:

Jika F hitung > F tabel berarti α = 5%, Ho diterima

Jika F hitung≤ F tabel berarti α = 5%, H1 diterima.

3.7.4.1.2 Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen yang terdiri atas ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER (Long Debt To Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover) terhadap harga saham. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut


(46)

1). Merumuskan hipotesis

H0 : ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER (Long Debt To Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover) berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

H1 : ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER (Long Debt To Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover) tidak berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

Jika thitung > ttabel berarti α = 5%, Ho diterima H0 diterima.


(47)

36

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan

data sekunder yang diperoleh dari

Variabel dari penelitian ini terdiri ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER (Long Debt To Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover) sebagai variabel bebas (independent variable) dan harga saham sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan real estate dan properti selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.

dan Indonesian Capital Market Directory berupa data keuangan sampel perusahaan minyak dan gas bumi dari tahun 2009 sampai tahun 2013 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.


(48)

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2009 - 2013 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

ROA 35 -14,93 19,97 4,9306 7,61149

CR 35 47,19 1064,23 246,6131 217,55449

LDER 35 ,07 4,08 ,8409 ,79782

TATO 35 ,11 1,84 ,6463 ,45994

Saham 35 70,00 4875,00 1195,4571 1302,36017

Valid N

(listwise) 35

Sumber: Data diolah penulis (2015)

Tabel diatas menunjukkan bahwa hanya variabel ROA (Return On Asset)

yang memiliki nilai minimun negatif sedangkan variabel CR (Current Ratio),

LDER (Long Debt To Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover) dan harga

saham memiliki nilai minimum positif. Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:

a. variabel ROA memiliki nilai minimum -14.93 dan nilai maksimum

19.97 dengan rata-rata ROA 4.9306 dengan jumlah sampel sebanyak 35 perusahaan.

b. variabel CR memiliki nilai minimum 47.19 dan nilai maksimum

1064.23 dengan rata-rata CR 246.6131 dengan jumlah sampel sebanyak 35 perusahaan.

c. variabel LDER memiliki nilai minimum 0,07 dan nilai maksimum 4.08

dengan rata-rata LDER 0,8409 dengan jumlah sampel sebanyak 35 perusahaan.


(49)

d. variabel TATO memiliki nilai minimum 0,11 dan nilai maksimum 1.84 dengan rata-rata TATO 0,6463 dengan jumlah sampel sebanyak 35 perusahaan.

e. variabel harga saham memiliki nilai minimum 70.00 dan nilai

maksimum 4875 dengan rata-rata harga saham 1195,4571 dengan jumlah sampel sebanyak 35 perusahaan.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari Uji Normalitas, Uji Multikolonearitas, dan Uji Heterokedastisitas.

4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafik Histogram, dan grafik Normal Plot. Uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Dalam uji Kormogrov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu:


(50)

Hasil uji kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ROA CR LDER TATO Saham

N 35 35 35 35 35

Normal Parameters(a,b) Mean 1,3369 5,2269 -,5589 -,6811 6,3617

Std. Deviation 1,16596 ,73718 ,91464 ,73289 1,28886

Most Extreme Differences Absolute ,144 ,093 ,126 ,093 ,191

Positive ,078 ,093 ,123 ,093 ,191

Negative -,144 -,070 -,126 -,085 -,159

Kolmogorov-Smirnov Z ,854 ,552 ,743 ,548 1,133

Asymp. Sig. (2-tailed) ,459 ,921 ,639 ,925 ,154

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: data diolah oleh penulis, 2014

Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai K ol mogor o v

-Smi r no v adalah ROA (Return On Asset) 0.459, CR (Current Asset) 0.921, LDER (Long Debt To Equity Ratio) 0.639, TATO (Total Asset Turnover) 0.925, dan harga saham 0.154 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena p > 0,05. Data yang terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data berikut ini:

Gambar 4.1 Histogram


(51)

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal

yang tidak menceng (s kew ness ) ke kiri maupun ke kanan. Demikian pula

dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot dibawah ini. Pada grafik normal p-plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

Gambar 4.2 Grafik P-Plot 4.1.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antara variabel independent. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolonearitas sehingga model regresi tidak dapat digunakan. Mendeteksi ada tidaknya gej ala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Besarnya tingkat multikolinearitas yang masih


(52)

tabel hasil pengujian multikolonearitas:

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -1,397 1,292 -1,081 ,288 ROA ,177 ,144 ,160 1,228 ,229 ,812 1,231 CR 1,428 ,253 ,817 5,646 ,000 ,663 1,509 LDER ,267 ,212 ,189 1,259 ,218 ,614 1,629 TATO -,307 ,215 -,175 -1,428 ,164 ,927 1,079

a Dependent Variable: Saham Sumber: data diolah (2015)

Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolonearitas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai

tolerance setiap variabel lebih besar dari 0,1. Nilai tol erance ROA adalah 0,812, CR adalah 0,663, LDER sebesar 0,614. Nilai VIF dari keempat variabel independen juga lebih kecil dari 5 yaitu untuk ROA sebesar 1,231, CR 1,509, LDER 1,629, TATO 1,079,.

4.1.2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada

data time s eri es . Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah

autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Untuk uji Durbin Watson memiliki ketentuan sebagai berikut:

1) tidak ada autokorelasi positif, jika 0 < d < dl, 2) tidak ada autokorelasi positif, jika dl ~ d ~ du,


(53)

3) tidak ada korelasi negatif, jika 4 - dl < d < 4,

4) tidak ada korelasi negatif, jika 4 – du ~ d ~ 4 – dl,

5) tidak ada autokorelasi, positif atau negatif, jika du < d < 4 – du.

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Durbin- Watson

1 .764a .584 .529 .88485 2.495

Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 2,495 (d). Nilai ini akan peneliti bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah pengamatan (n) sebanyak 35 perusahaan dan jumlah variabel independen 4 (k = 4). Berdasarkan tabel Durbi n Wats on didapat nilai batas atas (du) sebesar 1,7814 dan nilai batas bawah (dl) 1,2546. Oleh karena itu, nilai dw dapat dinyatakan 1,7814 (du) < 2,459 (d) < 2,7454 (4 – du). Berdasarkan pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

4.1.3 Analisis Regresi

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang

Bes t Linear Unbias ed Esti mat or (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:


(54)

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh ROA yang memiliki nilai minimun negatif sedangkan variabel CR, LDER, TATO terhadap harga saham. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1,397 1,292 -1,081 ,288 ROA ,177 ,144 ,160 1,228 ,229 ,812 1,231 CR 1,428 ,253 ,817 5,646 ,000 ,663 1,509 LDER ,267 ,212 ,189 1,259 ,218 ,614 1,629 TATO -,307 ,215 -,175 -1,428 ,164 ,927 1,079

Berdasarkan tabel diatas didapatlah persamaan regresi sebagai berikut

HS = 1,397+0,177 ROA+1,428 CR+0,267 LDER - 0,307TATO +µ

Keterangan:

1) konstanta sebesar 1,397 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (X1 = 0, X2 = 0, X3 = 0, X4 = 0) maka nilai harga saham sebesar 1,397.

2) β1 sebesar 0,177 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROA sebesar 1% akan

diikuti oleh peningkatan harga saham sebesar 0,177 dengan asumsi variabel lain tetap,


(55)

diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 1,428 dengan asumsi variabel lain tetap,

4) β3 sebesar 0,267 menunjukkan bahwa setiap LDER sebesar 1% akan diikuti

oleh penurunan harga saham sebesar 0,267 dengan asumsi variabel lain tetap,

5) β4 sebesar 0,307 menunjukkan bahwa setiap kenaikan TATO sebesar 1%

akan diikuti oleh penurunan harga saham sebesar 0,307 dengan asumsi variabel lain tetap,

4.1.3.2. Analisis Koefisien Regresi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan

mendekati 1. Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan seberapa besar

variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R Square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R

S q u a r e maka kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R S q u a r e memiliki kelemahan yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel dependen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


(56)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Durbin- Watson

1 .764a .584 .529 .88485 2.495

b. Dependent Variable: harga saham

Hasil pengujian dengan menggunakan koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai R = 0,764 berarti hubungan antara ROA, CR, LDER, TATO terhadap harga saham sebesar 76,4%. Artinya hubungannya erat. Semakin besar R berarti hubungan semakin erat.

R Square sebesar 0,584 berarti 54,4% harga saham dipengaruhi oleh ROA, CR, LDER, TATO. Sisanya 45,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

Adjusted R Square sebesar 0,529 berarti 52,9% ROA, CR, LDER, TATO mempengaruhi harga saham sementara sisanya 47,1% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

4.1.4. Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 18, diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.7

Hasil Uji t Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1,397 1,292 -1,081 ,288 ROA ,177 ,144 ,160 1,228 ,229 ,812 1,231 CR 1,428 ,253 ,817 5,646 ,000 ,663 1,509 LDER ,267 ,212 ,189 1,259 ,218 ,614 1,629 TATO -,307 ,215 -,175 -1,428 ,164 ,927 1,079


(57)

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel ROA sebesar

1,228 dengan nilai signifikan 0,229, sedangkan ttabel adalah 1,68, sehingga th i t u n g

< tt a b e l (1,228 < 1,68), maka ROA secara parsial tidak mempengaruhi harga

saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,229 > 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

CR memiliki thitung sebesar 5,646 dengan nilai signifikan 0,000, sedangkan

ttabel adalah 1,68, sehingga th i t u n g > tt a b e l (5,646 > 1,68), maka CR secara

individual mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka < 0,05 (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya CR berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Nilai dari LDER menunjukkan besarnya thitung untuk variabel LDER sebesar

1,259 sedangkan ttabel adalah 1,68, sehingga th i t u n g < tt a b e l (1,259 < 1,68), maka

LDER tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Signifikansi 0,218 menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 (0,218 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya LDER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Tabel diatas juga menunjukkan besarnya thitung untuk variabel TATO

sebesar -1,428 dengan nilai signifikan 0,164, sedangkan tt a b e l adalah 1,68,

sehingga th i t u n g < tt a b e l (-1,428 < 1,68), maka TATO secara individual tidak

berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,164 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya TATO tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.


(58)

Untuk melihat pengaruh ROA, CR, LDER, TATO terhadap harga saham secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 32,990 4 8,248 10,534 ,000(a)

Residual 23,489 30 ,783

Total 56,479 34

a Predictors: (Constant), TATO, ROA, CR, LDER b Dependent Variable: Saham

Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 10,534 dengan

tingkat signifikansi 0,000, sedangkan Ftabel sebesar 2,69 dengan signifikansi 0,05.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ROA, CR, LDER, TATO secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham karena Fh i t u n g > Ft a b e l (10,534 > 2,69) dan signifikansi penelitian < 0,05 (0,000 < 0,05).

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Adjusted R Square sebesar 0,529 berarti 52,9% ROA, CR, LDER, TATO mempengaruhi harga saham sementara sisanya 47,1% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel ROA sebesar

1,228 dengan nilai signifikan 0,229, sedangkan ttabel adalah 1,68, sehingga th i t u n g

< tt a b e l (1,228 < 1,68), maka ROA secara parsial tidak mempengaruhi harga

saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,229 > 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(59)

CR memiliki thitung sebesar 5,646 dengan nilai signifikan 0,000, sedangkan

ttabel adalah 1,68, sehingga th i t u n g > tt a b e l (5,646 > 1,68), maka CR secara

individual mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka < 0,05 (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya CR berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Nilai dari LDER menunjukkan besarnya thitung untuk variabel LDER sebesar

1,259 sedangkan ttabel adalah 1,68, sehingga th i t u n g < tt a b e l (1,259 < 1,68), maka

LDER tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Signifikansi 0,218 menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 (0,218 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya LDER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Tabel diatas juga menunjukkan besarnya thitung untuk variabel TATO

sebesar -1,428 dengan nilai signifikan 0,164, sedangkan tt a b e l adalah 1,68,

sehingga th i t u n g < tt a b e l (-1,428 < 1,68), maka TATO secara individual tidak

berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,164 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya TATO tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.

Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 10,534 dengan

tingkat signifikansi 0,000, sedangkan Ftabel sebesar 2,69 dengan signifikansi 0,05.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ROA, CR, LDER, TATO secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham karena Fh i t u n g > Ft a b e l (10,534 > 2,69) dan signifikansi penelitian < 0,05 (0,000 < 0,05).

Factor-faktor yang mempengaruhi nilai harga saham suatu perusahaan tidak hanya tercermin dari kinerja keuangan perusahaan saja. Profitabilitas perusahaan


(60)

misalnya struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, likuiditas, dsb. Selain faktor internal dan laporan keuangan, keputusan investasi seorang investor yang berdampak pada peningkatan harga saham dapat dilihat dari faktor eksternal seperti, tingkat inflasi, tingkat kurs.


(1)

CR memiliki thitung sebesar 5,646 dengan nilai signifikan 0,000, sedangkan

ttabel adalah 1,68, sehingga th i t u n g > tt a b e l (5,646 > 1,68), maka CR secara

individual mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka < 0,05 (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya CR berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Nilai dari LDER menunjukkan besarnya thitung untuk variabel LDER sebesar

1,259 sedangkan ttabel adalah 1,68, sehingga th i t u n g < tt a b e l (1,259 < 1,68), maka

LDER tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Signifikansi 0,218 menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 (0,218 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya LDER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Tabel diatas juga menunjukkan besarnya thitung untuk variabel TATO

sebesar -1,428 dengan nilai signifikan 0,164, sedangkan tt a b e l adalah 1,68,

sehingga th i t u n g < tt a b e l (-1,428 < 1,68), maka TATO secara individual tidak

berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,164 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya TATO tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.

Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 10,534 dengan

tingkat signifikansi 0,000, sedangkan Ftabel sebesar 2,69 dengan signifikansi 0,05.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ROA, CR, LDER, TATO secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham karena Fh i t u n g > Ft a b e l (10,534 > 2,69) dan signifikansi penelitian < 0,05 (0,000 < 0,05).

Factor-faktor yang mempengaruhi nilai harga saham suatu perusahaan tidak hanya tercermin dari kinerja keuangan perusahaan saja. Profitabilitas perusahaan


(2)

belum tentu dapat meningkatkan nilai harga saham nya. Faktor-faktor lain, misalnya struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, likuiditas, dsb. Selain faktor internal dan laporan keuangan, keputusan investasi seorang investor yang berdampak pada peningkatan harga saham dapat dilihat dari faktor eksternal seperti, tingkat inflasi, tingkat kurs.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah 1. Secara simultan, ROA, CR, LDER, TATO berpengaruh signifikan positif

terhadap harga saham

2. ROA secara parsial tidak mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,229 > 0,05).

3. CR secara individual mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka < 0,05 (0,000 < 0,05).

4. LDER tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Signifikansi 0,218 menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 (0,218 > 0,05)

5. TATO secara individual tidak berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,164 > 0,05)

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran bagi penelitian selanjutnya. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk memanfaatkan informasi laporan keuangan yang lebih lengkap yang telah dipublikasikan oleh perusahaan seperti size perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kualitas laba dan variabel lain yang mempengaruhi harga saham. Peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk menambah tahun pengamatan dan menggunakan sampel yang


(4)

lebih besar sehingga hasil penelitian yang diperoleh lebih valid untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi harga saham suatu perusahaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suhendro (2001), Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Empat, PT. Bhakti Profesindo, Yogyakarta

Alwi, Iskandar. Z., (2003), Pasar Modal, Teori dan Aplikasi, Cetakan. Pertama, Yayasan Pancur Siwah, Jakarta

Anoraga, Pandji. (2001). Pengantar Pasar Modal. Cetakan Kelima. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Baridwan, Zaki., 2000. Intermedite Accounting, PT. Bhakti Profesindo, Yogyakarta

Bodie, Kane, Marcus. (2002) Investment. Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta Fabozzi, Frank J. (1999). “Manajemen Investasi. Salemba empat dan Simon &

Schuster (Asia) Pte.Ltd.Prentice-hall.

Cahyono, Tri Bambang dan Adi Sugiyono, 2000, Manajemen Industri Kecil,. Liberty, Yogyakarta

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhrudin, (2006) Pasar Modal di Indonesia Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Jakarta : Salemba Empat

Darminto,Dwi Prastowo, 2000, Analisis Laporan Keuangan Hotel, Penerbit. Andi, yogyakarta

Fabozzi, Frack J. 2000. Manajemen Investasi buku 2. (Invesment Mangement). Jakarta: Penerbit Salemba. Empat

Fitrijanti, Tettet dan Hartono, Jogiyanto. 2002. “Set Kesempatan Investasi: Konstruksi dan Analisis Hubungannya dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1: 35 – 63.

Gujarati, Damodar N. 1995. “Basic Econometrics”. Singapore: Mc Graw Hill, Inc.

Hair Joseph F; Anderson Rolph E; Tatham Ronald L; and Black William C. 1998. “Multivariate Data Analysis”. Fifth Edition. Prentice-Hall International, Inc.


(6)

Hatta, Atika J, 2002, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investifasi Pengaruh Teori Stakeholder”. JAAI. Vol.6. No.2. Desember. 2002

Husnan, Suad. (2002). “Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan: Perbandingan Kinerja Perusahaan dengan Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Multinasional dan Bukan Multinasional”. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, Ekonomi, Vol. 1 No.1, Februari: 1 – 12.

IAI,2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Imam Ghozali, 2002, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

Jogiyanto.1998. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi” PT. Bhakti Profesindo: Yogjakarta

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, PT. Rajagrafindo. Jakarta Lukman Dedawidjaya, 2005. Analisis Laporan Keuangan, Erlangga, Jakarta Munawir,2000, Analisa Laporan Keuangan Yoyakarta: Liberty

Parthington. 1989. “Dividend Policy: Case Study Australian Capital Market”. Journal of Finance: 155-176.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung Umar Husein, 2003. Metode Riset Bisnis, PT. Gramedia, Jakarta


Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 53 116

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30 283 90

Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 93 78

Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 74 97

Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

3 47 75

Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment ( ROI), Debt to Equity Ratio ( DER), dan Book Value (BV) Per Share Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia

2 71 93

Pengaruh Net Working Capital (NWC), Debt To Equity Ratio (DER ) Dan Return On Asset Ratio (ROA) Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

8 116 73

Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

24 141 95

Pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt To Equity Ratio (Der), Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Rasio Profitabilitas (Roe) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

6 109 63