Cash Ratio Analisis Rasio Keuangan

2. Cash Ratio

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa rasio cash ratio pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk pada tahun 2011 yaitu 60,81 lebih besar dari tahun 2010, sehingga CR pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Peningkatan CR disebabkan oleh meningkatnya cash assets sebesar Rp 49.099.616 dan menurunnya short term borrowing dari Rp 81.488.115 menjadi Rp 80.740.369 pada tahun 2011. Menurunnya short term borrowing disebabkan oleh penurunan signifikan dari giro+giro wadiah dan liabilitas segera. Giro+giro wadiah sebesar Rp 77.364.476 di tahun 2010 menurun menjadi Rp 76.778.729 di tahun 2011, dan liabilitas segera di tahun 2010 sebesar Rp 4.123.639 menurun menjadi Rp 3.961.640 di tahun 2011. Peningkatan persentase ini menunjukan bahwa kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta liquid yang dimiliki bank semakin meningkat. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan persentase dari 60,81 di tahun sebelumnya menjadi 72,08. Peningkatan CR disebabkan oleh meningkatnya cash assets sebesar Rp 61.261.736 dan short term borrowing dari Rp 80.740.369 menjadi Rp 84.986.866 pada tahun 2012. Peningkatan short term borrowing disebabkan oleh peningkatan signifikan dari giro+giro wadiah dan liabilitas segera. Giro+giro wadiah sebesar Rp 76.778.729 di tahun 2011 meningkat menjadi Rp 80.075.014 di tahun 2012, dan liabilitas segera di tahun 2011 sebesar Rp 3.961.640 meningkat menjadi Rp 4.911.852 di tahun 2011. Peningkatan persentase diatas menunjukan bahwa perusahaan tetap berada dalam peningkatan Likuiditas dan menunjukan bahwa kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta liquid yang dimiliki bank semakin meningkat. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan persentase dari 72,08 di tahun sebelumnya menjadi 82,14. Peningkatan CR disebabkan oleh meningkatnya cash assets sebesar Rp 69.325.470 dan menurunnya short term borrowing dari Rp 84.986.866 menjadi Rp 84.402.478 pada tahun 2013. Menurunnya short term borrowing disebabkan oleh penurunan signifikan dari giro+giro wadiah dan liabilitas segera. Giro+giro wadiah sebesar Rp 80.075.014 di tahun 2012 menurun menjadi Rp 79.336.951 di tahun 2013, dan liabilitas segera di tahun 2011 sebesar Rp 4.911.852 menurun menjadi Rp 5.065.527 di tahun 2013. Peningkatan persentase diatas menunjukan bahwa perusahaan tetap berada dalam peningkatan Likuiditas dan menunjukan bahwa kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta liquid yang dimiliki bank semakin meningkat. Pada tahun 2014 terjadi kembali peningkatan persentase seperti tahun sebelumnya, dari 82,14 di tahun sebelumnya menjadi 86,75. Peningkatan CR disebabkan oleh meningkatnya cash assets sebesar Rp 84.234.036 dan short term borrowing dari Rp 84.402.478 menjadi Rp 97.095.952 pada tahun 2014. Peningkatan short term borrowing disebabkan oleh peningkatan signifikan dari giro+giro wadiah dan liabilitas segera. Giro+giro wadiah sebesar Rp 79.336.951 di tahun 2013 meningkat menjadi Rp 90.052.108 di tahun 2014, dan liabilitas segera di tahun 2013 sebesar Rp 5.065.527 meningkat menjadi Rp 7.043.772 di tahun 2011. Peningkatan persentase diatas menunjukan bahwa perusahaan tetap berada dalam peningkatan Likuiditas dan menunjukan bahwa kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta liquid yang dimiliki bank semakin meningkat.

3. Loan to Deposit Ratio LDR