4. Perhitungan Rasio Likuiditas Bank
Tabel 3.1 Perhitungan Rasio Likuiditas Bank
Periode 2010 – 2014
Sumber : www.idx.co.id data diolah
5. Perubahan Rasio Likuiditas
1. Quick Ratio
Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa rasio cepat Quick Ratio pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk pada tahun 2011 yaitu 12,78 lebih
besar dari tahun 2010 yaitu 10,68, sehingga QR pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
Peningkatan QR disebabkan oleh meningkatnya cash assets sebesar Rp 49.099.616 dan total simpanan nasabah total deposito sebesar
Rp 384.264.345 pada tahun 2011.
Rasio Rumus
2010 2011
2012 2013
2014 Quick
Ratio ���ℎ ������
total deposit x100
10,68 12,78
13,61 13,75
13,54 Cash
Ratio ���ℎ ������
�ℎ��� ���� ��������� x 100
43,72 60,81
72,08 82,14
86,75 Loan To
Deposit Ratio
����� ����� ����� �������� + �����
� 100 66,69
65,75 68,10
74,42 68,76
Assets To Loan
Ratio ����� �����
����� ������ � 100
61,09 60,74
63,62 69,36
61,74 Banking
Ratio ����� �����
����� ������� � 100
74,02 54,99 77,92
86,81 79,55
Investing Policy
Ratio ����������
����� ������� � 100
6,75 8,83
9,14 9,25
13,52 Likuidity
Risk ������ ������ + �ℎ��� ���� ���������
����� ������� � 100 35,1
33,8 32,5
30,48 29,14
Deposit Risk
Ratio ������ �������
����� ������ � 100
10,9 12,9
14,4 15,73
15,71
Peningkatan cash assets disebabkan oleh peningkatan signifikan dari kas dan giro pada Bank Indonesia. Kas sebesar Rp 9.975.712 di tahun
2010 meningkat menjadi Rp 10.525.973 di tahun 2011, dan giro pada Bank Indonesia di tahun 2010 sebesar Rp 19.989.683 meningkat menjadi
Rp 33.040.418 di tahun 2011. Disisi lain giro pada bank lain mengalami penurunan dari Rp 5.658.116 ditahun 2010 menurun menjadi
Rp 5.533.225 di tahun 2011. Peningkatan persentase diatas menunjukan bahwa perusahaan tetap
berada dalam peningkatan Likuiditas. Ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan terhadap aktiva yang cepat diuangkan oleh perusahaan untuk
membayar kewajibannya yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan persentase dari 12,78 di tahun
sebelumnya menjadi 13,61. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan signifikan pada kas dan giro pada Bank Indonesia. Kas
sebesar Rp 10.525.973 di tahun 2011 meningkat menjadi Rp 13.895.464 di tahun 2012, dan giro pada Bank Indonesia di tahun 2011 sebesar
Rp 33.040.418 meningkat menjadi Rp 42.524.123 di tahun 2012. Disisi lain giro pada bank lain mengalami penurunan dari Rp 5.533.225 ditahun
2011 menurun menjadi Rp 4.842.146 di tahun 2012. Peningkatan persentase diatas menunjukan bahwa perusahaan tetap
berada dalam peningkatan Likuiditas. Semakin tingginya jumlah alat likuiditas bank maka semakin mampu menghindarkan bank dari risiko
likuiditas. Ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan terhadap aktiva yang
cepat diuangkan oleh perusahaan untuk membayar kewajibannya yang jatuh tempo dalam jangka pendek.
Pada tahun 2013 terjadi peningkatan persentase dari 13,61 di tahun sebelumnya menjadi 13,75. Peningkatan ini disebabkan oleh
peningkatan signifikan pada kas dan giro pada bank lain. Kas sebesar Rp 13.895.464 di tahun 2012 meningkat menjadi Rp19.171.778 di tahun
2013, dan giro pada bank lain di tahun 2012 sebesar Rp 4.842.146 meningkat menjadi Rp 9.435.197 di tahun 2013. Disisi lain giro pada Bank
Indonesia mengalami penurunan dari Rp 42.524.126 ditahun 2011 menurun menjadi Rp 40.718.495 di tahun 2012.
Pada tahun 2014 terjadi penurunan persentase QR, pada tahun 2014 yaitu sebesar 13,54 lebih kecil dari tahun 2013 yaitu sebesar 13,75.
Penurunan QR disebabkan oleh meningkatnya cash assets sebesar Rp 84.234.036 dari tahun 2013.
Cash assets meningkat disebabkan peningkatan signifikan dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain. Kas sebesar
Rp 19.171.778 di tahun 2013 meningkat menjadi Rp 22.469.167 di tahun 2014, giro pada bank lain di tahun 2013 sebesar Rp 9.435.197 meningkat
menjadi Rp 10.580.440 di tahun 2014, dan giro pada Bank Indonesia di tahun 2013 sebesar Rp 40.718.495 meningkat menjadi Rp 51.185.429 di
tahun 2014. Penurunan persentase diatas menunjukan bahwa kemampuan bank dalam
memenuhi kewajibannya terhadap para deposan semakin memburuk dari tahun sebelumnya.
2. Cash Ratio