Adanya perhatian NGO dalam hal pembangunan dan pengelolaan sampah;

RPJP Kota Banda Aceh Tahun 2007- 2027 II - 11 Berbagai masalah dibidang lingkungan hidup ini diakibatkan oleh yaitu : 1. Masih lemahnya institusi pemantauan dan pengendalian atas pencemaran udara dan sampah, akibat capasity building yang masih rendah; 2. Rendahnya kerjasama dan kepedulian pihak swasta dalam mengelola sampah dan limbah rumah tangga lainnya recycle menyebabkan penanganan masalah lingkungan hidup semakin berat; 3. Masih rendahnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kelestarian lingkungan; 4. Penanganan masalah lingkungan yang ada masih sangat kurang atau lambat seperti pendangkalan sungai Krueng Aceh dan Krueng Cut serta anak sungai lainnya seperti Krueng Neng, Krueng Daroy, Krueng Doy, Krueng Lueng Paga, dan Krueng Titi Panjang menyebabkan banjir dapat terjadi secara tiba- tiba; 5. Belum ada upaya-upaya mitigasi bencana. 1. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya kualitas lingkungan bersih dan sehat; Proyeksi kekuatan Namun demikian, beberapa aspek kekuatan untuk penanganan lingkungan telah dimiliki berupa social capital seperti : 2. Adanya kebijakan pembagian zona dalam proses pembangunan Kota Banda Aceh seperti zona green belt, aquatic, meningkatnya sosialisasi akan arti hidup sehat dan bersih oleh berbagai lembaga; 3. Diterapkannya uji kelaikan kendaraan bermotor untuk mengurangi tingkat polusi; 4. Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk melakukan penghijauan melalui penanaman hutan mangrove yang ditanam kembali setelah tsunami. RPJP Kota Banda Aceh Tahun 2007- 2027 II - 12

C. Output

Prediksi kondisi lingkungan hidup untuk jangka waktu 20 tahun kedepan, antara lain: 1. Meningkatnya kinerja pengelolaan persampahan; 2. Terkendalianya pencemaran dan perusakan lingkungan hidup; 3. Meningkatnya perlindungan dan konservasi sumber daya alam; 4. Meningkatnya kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup; terkendalianya polusi; 5. Berkembangnya ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan-kawasan konservasi laut dan hutan; 6. Meningkatnya pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut; dan bertambahnya ruang terbuka hijau RTH. 2.1.2

2.1.2.1 Kependudukan

A. Input Demografi

1. Pasca Tsunami jumlah penduduk Kota Banda Aceh berkurang sekitar 27 dari 263.668 jiwa menjadi 192.194 jiwa; Permasalahan Permasalahan kependudukan yang dialami Pemerintah Kota Banda Aceh selama ini adalah : RPJP Kota Banda Aceh Tahun 2007- 2027 II - 13 NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENGUNGSI PRA- TSUNAMI PASCA TSUNAMI 1. Baiturrahman 37.449 36.783 5.052 2. Kuta Alam 55.062 43.113 23.971 3. Meuraxa 31.218 5.657 867 4. Syiah Kuala 42.779 35.514 6.411 5. Lueng Bata 18.360 18.254 5.229 6. Kuta Raja 20.217 5.122 230 7. Banda Raya 19.071 19.015 9.451 8. Jaya Baru 22.005 11.384 6.163 9. Ulee Kareng 17.510 17.388 8.126 TOTAL 263.668 192.194 65.500 Sumber: Pemerintah Kota Banda Aceh, 12 April 2005 2. Kepadatan penduduk yang tidak merata; NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK Jiwa LUAS WILAYAH Ha KEPADATAN PENDUDUK JiwaHa PRA- TSUNAMI PASCA TSUNAMI PRA- TSUNAMI PASCA TSUNAMI 1. Baiturrahman 37.449 36.783 453.90 83 81 2. Kuta Alam 55.062 43.113 1004.70 55 42 3. Meuraxa 31.218 5.657 725.80 43 8 4. Syiah Kuala 42.779 35.514 1424.40 30 25 5. Lueng Bata 18.360 18.254 534.10 34 34 6. Kuta Raja 20.217 5.122 521.10 39 10 7. Banda Raya 19.071 19.015 478.90 40 40 8. Jaya Baru 22.005 11.384 378.00 58 30 9. Ulee Kareng 17.510 17.388 615.00 28 28 TOTAL 263.668 192.194 6135.9 43 31 Sumber : BPS Propinsi NAD, Tahun 2005