Kondisi Topografi Kondisi Klimatologi

RPJP Kota Banda Aceh Tahun 2007- 2027 II - 5 Curah hujan kota Banda Aceh yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Blang Bintang menunjukkan bahwa curah hujan yang terjadi selama tahun 1986 sampai dengan 1998 berkisar antara 1.039 mm sampai dengan 1.907 mm dengan curah hujan tahunan rata-rata 1.592 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Maret, Oktober dan November, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 20 – 21 hari dan terendah pada bulan Februari dan Maret dengan jumlah hari hujan hanya 2 – 7 hari. Kelembaban udara di Kota Banda Aceh sangat bervariasi tergantung pada keadaan iklim pada umumnya. Kelembaban udara dari data tahun 1998 berkisar antara 75 - 87. Kelembaban udara tertinggi terjadi pada Bulan Desember dan terendah pada bulan Juni. Kecepatan angin bertiup antara 2 – 28 knots. Gambar 2.3 di bawah ini memperlihatkan grafik perkembangan kondisi klimatologis Kota Banda Aceh selama setahun yang meliputi curah hujan rata-rata bulanan; suhu udara rata- rata; maksimum dan minimum; tingkat kelembaban relatif rata-rata; maksimum dan minimum; serta kecepatan angin rata-rata; maksimum dan minimum. GAMBAR 2.3 : Klimatologi Kota Banda Aceh Sumber: URRP Banda Aceh City, JICA Study Team RPJP Kota Banda Aceh Tahun 2007- 2027 II - 6

2.1.1.6 Kondisi Hidrologi

Kota Banda Aceh dibelah oleh Krueng Aceh, yang merupakan sungai terpanjang di Kota Banda Aceh. Ada delapan sungai yang melalui Kota Banda Aceh yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air Catchment Area, sumber air baku, kegiatan perikanan, dan sebagainya. Wilayah Kota Banda Aceh memiliki air tanah yang bersifat asin, payau dan tawar. Daerah dengan air tanah asin terdapat pada bagian utara dan timur kota sampai ke tengah kota. Air payau berada di bagian tengah kota membujur dari timur ke barat. Sedangkan wilayah yang memiliki air tanah tawar berada di bagian selatan kota membentang dari kecamatan Baiturrahman sampai kecamatan Meuraxa. Berikut pada Tabel 2.2, menjelaskan nama-nama sungai dan luas daerah resapannya. TABEL 2.2 : SUNGAI DI KOTA BANDA DAN ACEH NAMA SUNGAI LUAS DAERAH RESAPAN KM 2 Krueng Aceh 1712,00 Krueng Daroy 14,10 Krueng Doy 13,17 Krueng Neng 6,55 Krueng Lhueng Paga 18,25 Krueng Tanjung 30,42 Krueng Titi Panjang 7,80 RPJP Kota Banda Aceh Tahun 2007- 2027 II - 7

2.1.1.7 Litologi

Kondisi tanah yang umumnya terdapat di Kota Banda Aceh secara umum dan khususnya di daerah pesisir ini didominasi oleh jenis tanah Podzolik Merah Kuning PMK dan Regosol dengan tekstur tanah antara sedang sampai kasar. Sebagai hasil erosi partikel-partikel tanah diendapkan melalui media air sungai atau aliran permukaan pada daerah rendah. Pada daerah pesisir terjadi endapan di tempat-tempat tertentu seperti Krueng Aceh dan anak-anak sungai lainnya, seperti pada belokan sungai bagian dalam. Hasil sedimentasi oleh aliran permukaan setempat dijumpai sebagai longgakan tanah pada bagian tertentu.

2.1.1.8 Lingkungan Hidup

A. Input

1. Sampah merupakan masalah lingkungan hidup yang masih harus ditangani serius dalam Kota Banda Aceh. Rata-rata setiap hari Kota Banda Aceh menghasilkan tidak kurang dari 240 m³ sampah dengan berbagai jenis dan kondisinya. Belum termasuk sampah-sampah yang dikelola sendiri oleh penduduk. Masalah persampahan masih dikeluhkan oleh masyarakat karena belum tertangani dengan baik. Kesadaran masyarakat pun masih sangat rendah sehingga sampah menjadi masalah lingkungan hidup dalam Kota Banda Aceh; Permasalahan Kota Banda Aceh masih mengalami berbagai permasalahan lingkungan hidup. Permasalahan tersebut antara lain : 2. Dampak lain yang membawa masalah lingkungan adalah pendirian bangunan yang tidak memiliki IMB yang menyalahi rencana tata ruang menyebabkan tertutupnya daerah tangkapan air sehingga menyebabkan banjir dan genangan