I - 8
H. PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG
1.
Peraturan Daerah No 3 Tahun 2003 tentang Ijin Gangguan
2.
Peraturan Daerah No 10 Tahun 2003 tentang Ijin Pembuangan Limbah Cair;
3.
Perda Prov. Jateng No. 11 Tahun 2004 tentang Garis Sempadan;
4.
Perda No. 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah;
5.
Perda Prov. Jateng No. 8 Tahun 1990 tentang Irigasi;
6.
Peraturan Daerah No 26 Tahun 2008 tentang Air Bawah Tanah Kabupaten Semarang
7.
Peraturan Daerah No 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009
– 2029
1.3 PERMASALAHAN
Banyak program telah dikembangkan dan dijalankan, namun masih bersifat sporadis, dan seringkali berbenturan dengan kewenangan dan
tanggung jawab, sehingga hasilnya kurang optimal. Program-program tersebut hanya menyelesaikan permasalahan sesaat, namun ketika
program telah berhenti, maka permasalahan akan muncul lagi. Berdasarkan hal tersebut, maka sangat perlu dikembangkan grand design
yang mampu mengatasi akar permasalahan dan keberlanjutan programnya terjamin.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka akar permasalahan Danau Rawapening dapat dikelompokkan menjadi 3
kategori, yaitu permasalahan pada badan air inti danau, permasalahan di DTA, dan permasalahan kelembagaan. Evaluasi dan Road map
identifikasi akar permasalahan Danau Rawapening lebih detail dijelaskan pada Bab II.
I - 9
1.4. RUANG LINGKUP DAN KERANGKA PIKIR
Kebijakan pelaksanaan
pengelolaan lingkungan
meliputi kebijaksanaan nasional secara umum, kebijakan pembangunan
lingkungan hidup yang secara khusus di Provinsi Jawa Tengah dan kebijaksanaan pembangunan lingkungan hidup di Kabupaten Semarang.
Kebijakan pengelolaan ekosistem danau didasarkan pada visi untuk
melestarikan fungsi ekosistem danau untuk kepentingan generasi
sekarang dan yang akan datang. Sedangkan misi: melakukan tindakan
konservasi dan pemanfaatan yang bijak atas danau dan daerah tangkapan airnya melalui kegiatan inventarisasi, penelitian, dan kajian
ekosistem danau serta mengikutsertakan peran aktif masyarakat setempat dan meningkatkan kapasitas kelembagaan dengan kerjasama,
koordinasi, dan keterpaduan antar pemangku kepentingan. Strategi pengelolaan lingkungan hidup di Provinsi Jawa Tengah
ditempuh dengan pendekatan perencanaan pembangunan secara holistik yang memungkinkan kebijakan-kebijakan secara terpadu, baik dari
proses perencanaan sampai ke pengelolaannya. Prinsip ini ditetapkaan dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Daerah dengan mempertimbangkan segi-segi konservasi, pemulihan terhadap kondisi sumberdaya alam dan lingkungan hidup
sesuai dengan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu strategi kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup di Provinsi Jawa Tengah
ditempatkan pada prioritas utama, disamping bidang kependudukan dan ketenagakerjaan.
Ruang lingkup penyelamatan ekosistem Danau Rawapening diawali dengan analisis SWOT untuk menemukenali akar permasalahan dari
kondisinya sekarang. Blooming eceng gondok yang terjadi sebagai akibat dari melimpahnya nutrien di badan air Danau Rawapening sehingga
memicu pertumbuhan tidak terkorntrol dari tumbuhan air. Oleh karena itu, maka penyelesaian yang harus dilakukan adalah menjada agar nutrien
yang masuk ke danau sama dengan nutrien yang keluar dari danau Nutrien input = nutrien output. Guna mencapai kondisi tersebut, maka
disusun milestones 5 tahun pertama Gerakan Penyelamatan Danau
I - 10
GERMADAN Rawapening dengan 3 pendekatan yang saling mendukung dan terintegrasi seperti pada Gambar 1.
Pendekatan untuk GERMADAN Rawapening tediri dari Aplikasi Sains dan Teknologi untuk Remediasi Badan Danau dan DTA,
Pengembangan Kelembagaan untuk Peningkatan Pengelolaan Danau, dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan dan Konservasi
Danau. Ketiga pendekatan tersebut diatas saling terintegrasi sehingga dapat dirumuskan program Super Prioritas Pokok dan Prioritas
Pendukung. Program Super Prioritas terdiri dari 6 kegiatan dan Program Prioritas terdiri dari 11 kegiatan. Diharapkan 17 kegiatan tersebut mampu
mengatasi permasalahan ekosistem Danau Rawapening dalam jangka waktu 5 tahun, sehingga fungsinya sebagai PLTA, irigasi pertanian,
perikanan, sumber baku air minum dan wisata dapat tetap dipertahankan.
a. Program Super Prioritas Pokok