Spesifikasi Seleksi Pembentukkan Pohon Keputusan untuk Penyelesaian Pencarian Rute Terpendek dengan adanya

Lanjutan Tabel 3.5 Seleksi Kromosom Kromosom Fungsi Objektifkromosom Nilai fitness Kromosom 10 15+8+5+2+6+12+10+8=66 = 11+66 = 167 = 0.0149 Total Fitness 0.2007

3.6.4. Spesifikasi Seleksi

Setelah terbentuk populasi awal, selanjutnya hasil populasi tersebut akan diseleksi. Metode seleksi yang digunakan dalam algoritma genetika untuk pencarian jalur terpendek dalam kasus Travelling Salesman Problem dengan adanya lintasan terlarang ini adalah seleksi roda roulette. Dalam metode roda roullete, proses seleksi individu diibararkan seperti dalam permainan judi roda roulette. Dimana pemain akan memutar roda yang telah terpartisipasi menjadi beberap bagian untuk mendapatkan suatu hadiah. Kaitannya dengan metode seleksi yang dibahas dalam tesis ini adalah suatu kromosom diibaratkan sebagai hadiah. Partisi-partisi pada roda roulette merupakan interval dari nilai kumulatif probabilitas masing-masing kromosom. Kemudian proses memutar roda dinyatakan dengan menetukan suatu bilangan acak pada interval [0, 100]. Pada proses seleksi ini, suatu kromosom kadang terpilih lebih dari sekali dan lebih dari satu. Kromosom-kromosom yang terpilih tersebut akan membentuk populasi orang tua. Adapun tahapan dari proses seleksi sebagai berikut : Tahap 1 : hitung nilai fitness dari masing-masing kromosom Tahap 2 : hitung total fitness semua individu atau kromosom Tahap 3 :hitung probabilitas dan nilai kumulatif probabilitas masing-masing Kromosom Tahap 4 :dari probablitias tersebut, hitung jatah masing-masing individu pada angka 0 sampai 100, atau dengan kata lain menentukan interval kumulatif probabilitas masing-masing kromosom. Tahap 5 :bangkitkan nilai acak antara 0 sampai 100 Tahap 6 :dari bilangan acak yang dihasilkan, tentukan kromosom mana yang terpilih dalam proses seleksi menurut interval yang bersesuaian yang telah ditentukan sebelumnya pada tahap 4. Universitas Sumatera Utara Individu-individu akan diseleksi untuk dimasukkan ke dalam matting pool, yang dilakukan dengan menggunakan metode seleksi tournament. Metode ini berkerja dengan cara memilih k individu secara acak untuk kemudian mempertandingkan setiap pasangan individu yang memiliki probabilitas kemenangan p sekitar 0,6 -0,7 bagi individu yang memiliki nilai fitness yang lebih baik. Kemudian pemenang yang didapat akan ditandingkan lagi, sampai tinggal tersisa satu pemenang yang akan dimasukkan ke dalam matting pool. Pseudocode dari metode seleksi adalah sebagai berikut : Mulai Untuk i=0 sampai i=k-1 lakukan r nilai acak 0 ≤ r 1 jumlah populasi masukkan populasir ke dalam tournament_population Untuk i-0 sampai dengan i = √� lakukan Untuk x = 0 sampai dengan x = i dimana x =x+ 2 �+� , lakukan r nilai acak 0 ≤ r 1 Jika fitness tournament_populationx fitness Tournament_population x + 2 i MAX  x, MIN  x + 2 maka i , sebaliknya jika tidak MAX  x+2 i MIN  x , Jika r p maka tournament_population x  Tournament_population MAX, sebaliknya jika tidak, maka Tournament_populationx Tournament_population MIN Masukkan pemenang, yaitu tournament_population 0 ke dalam matting pool Akhir. Setelah mencari nilai fitness, akan dihitung probabilitas pada setiap fitnes. Adapun rumus untuk mencari probabilitas P[i] = fitness[i]total_fitness. Tabel 3.6. Nilai Probabilitas Fitness Kromosom Nilai Fitness Nilai Probabilitas Kromosom 1 0.0182 =0.01820.2007 = 0.0907 Kromosom 2 0.0213 = 0.0213 0.2007 = 0.1061 Kromosom 3 0.0179 = 0.01790.2007 = 0.0892 Kromosom 4 0.0250 = 0.02500.2007 = 0.1246 Universitas Sumatera Utara Lanjutan Tabel 3.6. Nilai Probabilitas Fitness Kromosom Nilai Fitness Nilai Probabilitas Kromosom 5 0.0250 = 0.02500.2007 = 0.1246 Kromosom 6 0.0213 = 0.02130.2007 = 0.1061 Kromosom 7 0.0154 = 0.01540.2007 = 0.0767 Kromosom 8 0.0204 = 0.02040.2007 = 0.1016 Kromosom 9 0.213 = 0.02130.2007 = 0.1061 Kromosom 10 0.0149 = 0.0149 0.2007 = 0.0742 Dari probabilitas diatas dapat kita lihat kalau kromosom ke-10 dan kromosom mempunyai fitness paling kecil, maka kromosom tersebut mempunyai probabilitas untuk terpilih pada generasi selanjutnya lebih besar dari kromosom lainnya. Untuk proses seleksi penulis menggunakan roulete wheel, untuk itu pencarian selanjutnya adalah mencari nilai cumulative probabilitas. C[1] = 0.0907 C[2] = 0.0907 + 0.1061 = 0.1968 C[3] = 0.0907 + 0.1061 + 0.0892 = 0.2860 C[4] = 0.0907 + 0.1061 + 0.0892 + 0.1246 = 0.4106 C[5] = 0.0907 + 0.1061 + 0.0892 + 0.1246 + 0.1246 = 0.5352 C[6] = 0.0907 + 0.1061 + 0.0892 + 0.1246 + 0.1246 + 0.1061 = 0.6413 C[7] = 0.0907 + 0.1061 + 0.0892 + 0.1246 + 0.1246 + 0.1061 + 0.0767 = 0.7180 C[8] = 0.0907 + 0.1061 + 0.0892 + 0.1246 + 0.1246 + 0.1061 + 0.0767 + 0.1061 = 0.8241 C[9] = 0.0907 + 0.1061 + 0.0892 + 0.1246 + 0.1246 + 0.1061 + 0.0767 + 0.1061 + 0.1061 = 0.9302 C[10] = 0.0907 + 0.1061 + 0.0892 + 0.1246 + 0.1246 + 0.1061 + 0.0767 + 0.1061 +0.1061 + 0.0742 = 1.0044 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.7. Roulette Wheel Kromosom yang Terbentuk. Setelah dihitung cumulative probabilitasnya maka proses seleksi menggunakan route wheel dapat dilakukan. Prosesnya adalah dengan membangkitkan nilai acak R dalam range 0-1. Jika R[k] C[1] maka pilih kromosom 1 sebagai induk, selain itu pilih kromosom ke-k sebagai induk dengan syarat C[k-1] R C[k]. Dalam hal ini route wheel akan diputar sebanyak jumlah populasi yaitu 10 kali bangkitkan bilangan acak R dan pada tiap putaran, dipilih satu kromosom untuk populasi baru, yaitu seperti : Tabel 3.7 Pencarian Seleksi Kromosom Induk Bilangan Acak [R] Kromosom Parent Kromosom Representasi Kromosom 85.2042 Parent 1 Kromosom 9 1-2-4-7-9-10 -3-8-5-6 82.512 Parent 2 Kromosom 9 1-2-4-7-9-10 -3-8-5-6 90.505 Parent 3 Kromosom 9 1-2-4-7-9-10 -3-8-5-6 80.2401 Parent 4 Kromosom 8 1-2-4-6-8-10 -9-7-5-3 60.1012 Parent 5 Kromosom 6 1-2-4-7-9-10 -5-3-8-6 95.201 Parent 6 Kromosom 10 1-2-4-7-5-6-8-9-10 -3 39.2014 Parent 7 Kromosom 4 1-3-5-7-9-10 -4-6-2-8 7.5001 Parent 8 Kromosom 1 1-2-4-7-9-8-10 -3-6-5 62.5101 Parent 9 Kromosom 6 1-2-4-7-9-10 -5-3-8-6 63.2431 Parent 10 Kromosom 6 1-2-4-7-9-10 -5-3-8-6 Sehingga dapat menghasilkan sebuah populasi baru, dari bilangan acak yang telah dibangkitkan diatas, seperti pada Tabel 3.6 maka populasi kromosom baru hasil proses seleksi adalah : Kromosom 1 9 Kromosom 2 11 Kromosom 3 9 Kromosom 4 12 Kromosom 5 12 Kromosom 6 11 Kromosom 7 8 Kromosom 8 10 Kromosom 9 11 Kromosom 10 7 probablitas kromosom Universitas Sumatera Utara Kromosom[1] = kromosom [9] Kromosom[2] = kromosom [9] Kromosom [3] = kromosom [9] Kromosom [4] = kromosom [8] Kromosom [5] = kromosom [6] Kromosom [6] = kromosom [10] Kromsom [7] = kromosom [4] Kromosom [8] = kromosom [1] Kromosom [9] = kromosom [6] Kromosom [10]= kromosom [6] Kromosom baru hasil proses seleksi dapat dilihat pada Tabel 3.8. dibawah ini Tabel 3.8 Hasil Seleksi Kromosom Parent Kromosom Representasi Kromosom Parent 1 Kromosom 9 1-2-4-7-9-10 -3-8-5-6 Parent 2 Kromosom 9 1-2-4-7-9-10 -3-8-5-6 Parent 3 Kromosom 9 1-2-4-7-9-10 -3-8-5-6 Parent 4 Kromosom 8 1-2-4-6-8-10 -9-7-5-3 Parent 5 Kromosom 6 1-2-4-7-9-10 -5-3-8-6 Parent 6 Kromosom 10 1-2-4-7-5-6-8-9-10 -3 Parent 7 Kromosom 4 1-3-5-7-9-10 -4-6-2-8 Parent 8 Kromosom 1 1-2-4-7-9-8-10 -3-6-5 Parent 9 Kromosom 6 1-2-4-7-9-10 -5-3-8-6 Parent 10 Kromosom 6 1-2-4-7-9-10 -5-3-8-6

3.6.5. Spesifikasi Metode Persilangan Crossover