Teori Estetika. Kerangka Teori. 1. Teori Seni.

Laporan Penelitian Fundamental Kajian Estetika Seni Lukis Gaya Pita Maha 9

2.2.2. Teori Estetika.

Kemampuan manusia untuk menilai dan menghargai keindahan dalam seni, dalam filsafat dikenal dengan istilah citarasa. Menurut perumusan Kant, citarasa diartikan sebagai kemampuan mental untuk menilai suatu benda atau suatu macam gagasan dalam hubungan dengan kepuasan atau ketidak puasan, tanpa adanya suatu kepentingan apapun. Benda yang mengakibatkan kepuasan yang demikian itu disebut indah. Dengan demikian bahwa dahulu estetik juga dikenal sebagai philosophy atau theory of taste. Pengertian citarasa kemudian masuk dalam ruang lingkup estetik The Liang Gie,1976,17 . Teori tentang keindahan menurut Dharsono Sony Kartika terdiri dari teori keindahan yang bersifat subyektif dan teori keindahan yang bersifat obyektif. Keindahan subyektif ialah keindahan yang ada pada mata yang memandang. Keindahan obyektif menempatkan keindahan pada benda yang dilihat Dharsono Sony Kartika.2004,10-11 . Sedangkan Sulzer menyebutkan yang dapat dinyatakan indah adalah yang mengandung kebaikan Kadir,1974:11-12 . Dalam hubungan itu Soedarso membedakan pengertian keindahan tidak selalu sama dengan seni, karena indah itu tidak selalu seni dan seni tidak selalu indah. Namun demikian estetika keindahan erat sekali kaitannya dengan seni.. Karya seni diciptakan dengan sengaja dan secara sadar oleh seniman mengandung kebaikan,menyenangkan memenuhi tuntutan spirituil dan batiniah sebagai persembahan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang diyakini bersemayam dalam diri seniman. Dalam hubungan ini Aristoteles merumuskan keindahan sebagai suatu yang baik dan menyenangkan. Teori keindahan lain yang perlu juga dikemukakan dalam penelitian ini yaitu pendapatnya Baumgarten yang menyatakan bahwa keindahan adalah kesempurnaan yang absolut dikenal melalui perasaan. Keindahan adalah harmoni tanggapan bagian dengan bagian dalam hubungan satu dengan yang lainnya dan dalam hubungan keseluruhan. Tujuan dari keindahan adalah menyenangkan dan menimbulkan keinginan Baumgarten, dalam Kondra,2004,32 . Keindahan sebuah karya seni sangat erat kaitannya dengan kemampuan penghayat dalam menilai karya seni untuk menghargai keindahannya. Kemampuan yang disebut dengan citarasa taste , yang dirumuskan oleh Kant diartikan sebagai kemampuan mental untuk menilai suatu benda atau suatu macam gagasan dalam hubungannya kepuasan atau ketidak puasan tanpa adanya suatu kepentingan apapun. Benda yang mengakibatkan kepuasan demikian itu disebut indah. Proses penghayatan karya seni pada dasarnya ialah berhadapan antara pengalaman rasa dari penghayat dan pengalaman rasa dari pencipta karya seni. Dalam proses penghayatan ada tiga kemampuan dalam sistim karya seni, yaitu pencipta karya seni,karya seni dan penghayat karya seni yang sangat menentukan berlangsungnya proses pengalaman rasa. Pencipta karya seni yang menampilkan karya ciptaannya bermaksud berkomonikasi dengan penghayat karya Laporan Penelitian Fundamental Kajian Estetika Seni Lukis Gaya Pita Maha 10 seni. Penghayat karya seni mempunyai sifat-sifat kritis dan lugas dalam menanggapi pesan- pesan atau gagasan bila menghayati karya seni melalui proses citarasa Bagaimana terjadinya proses rasa, dalam diri manusia, Sunjoyo menyatakan bahwa pengalaman rasa, sadar inderawi, cipta dan karakter jiwa menjadi hal yang sangat utama dalam analisa tentang rasa menarik.Pengalaman rasa dapat bersifat indah menarik, atau tidak menarikjelek . Proses rasa indah menarik atau jelek tidak menarik, melalui tahapan sebagai berikut: Indera dalam hal ini mata, menangkap karya seni. Kemudian diteruskan kepada rasio. Rasio berfungsi sebagai regulator atau pengatur mengadakan monitoring, saling mengikuti dengan napsu estetik. Antara rasio dan napsu estetik timbul interelasi dan polaritas yang mengakibatkan adanya iklim kejiwaan yang bila dikemas terjadi iklim positif rasa menarik atau iklim negatif rasa tidak menarik. Antara rasio,napsu estetik dan iklim kejiwaan atau rasa terjadi terus menerus monitoring Sunjoyo,1976,13 . Dalam menghayati karya seni, ada yang merangsang jiwa kita yang menimbulkan rasa menarik atau tidak menarik dari karya yang dihayati, sangat tergantung dari pengaruh struktur karya seni yang dihayati. Menurut A.Moles ,yang berjudul Informatin Theory and Perception, melalui banyak percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa proses-proses dalam otak manusia dipengaruhi oleh sifat-sifat struktural dari pola-pola perangsang seperti misalnya, suatu yang baru, yang rumit dan yang mengagetkan. Sifat-sifat yang merangsang itu dapat dipandang sebagai unsur-unsur penyusun dari bentuk atau struktur seni The Liang Gie,1976,26 . Sifat struktur dari pola-pola perangsang dari theory persepsi estetiknya A Moles, ada persamaan dengan pendapatnya Monroe Beardsley Aesthetics Problems in the Philosophy of Criticism ,yang terdapat dalam salah satu dari tiga ciri yang menjadi sifat membuat baik atau indah dari benda estetis pada umumnya yaitu: Kesatuan unity, berarti bahwa benda estetis itu tersusun secara baik atau sempurna bentuknya. Kerumitancomplexity,berarti karya seni atau benda estetis tersebut tidak sederhana sekali, melainkan kaya akan isi maupun unsur-unsur yang saling berlawanan atau mengandung perbedaan yang halus. Dan kesungguhan. intensity,yaitu suatu benda estetis yang baik harus mempunyai suatu kwalita tertentu yang menonjol dan bukan sekedar suatu yang kosong. Misalnya kwalita yang dikandungnya suasana suram, atau gembira, sifat lembut atau kasar, asalkan merupakan suatu yang sungguh-sungguh The Liang Gie,1976,48 . Menurut Johannes Volkelt 1848-1930,menyatakan bahwa karya seni yang dianggap memuaskan secara estetis, mengandung tanda pengenal dalam ukuran menyangkut bendanya itu sendiri dan segi subyektif dari pengalaman yang timbul pada sipengamat. Selanjutnya disebutkan norma-norma untuk sebuah karya yang indah, yaitu : Pertama mengungkap keselarasan antara bentuk dan isi. Dan adalah sangat menarik menurut perasaan,perenungan terhadapnya diliputi dengan rasa puas. Kedua menunjukkan kekaya rayaan akan hal yang penting yang menyangkut manusia dan memperbesar kehidupan perasaan kita. Ketiga membawa masuk kita kedalam suatu dunia khayal yang dicita-citakan dan membebaskan kita dari ketegangan atau suasana realita sehari-hari. Dan keempat menyajikan suatu kebulatan yang utuh serta mendorong pikiran pada perpaduan mental The Liang Laporan Penelitian Fundamental Kajian Estetika Seni Lukis Gaya Pita Maha 11 Gie:1976,50 .Theory keindahan tersebut diatas merupakan perpaduan antara bentuk estetis yang obyektif dan isi pengalaman yang subyektif

2.3. Tinjauan Sejarah Seni Lukis Gaya Pita Maha.