Tema adat dan agama di Bali Tema kesenian.

Kajian Estetika Seni Lukis Gaya Pita Maha 31 5. Kelima adalah tahapan terakhir, yaitu tahapan penyelesaian atau finishing. Dalam tahapan ini, memberi kan penyinaran atau yang sisebut ” nyenter.” memberikan sinar pada bagian-bagian bentuk yang menonjol , agar tampak lebih kontras. Tahapan ini dilakukan lebih cermat bagi pelukis yang mengikuti kelompok yang menonjolkan sinar bayangan

5.2. Klasifikasi Seni Lukis Gaya Pita Maha.

Seni lukis Bali Pita Maha yang telah berkembang mulai tahun 1930-an, dalam berbagai gaya pribadi dan berbagai tema-tema yang diambil dari ceritera pewayangan dan kehidupan di masyarakat, yang disimpan di Museum Puri Lukisan Ratna Warta, dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

5.2.1. Klasifikasi seni lukis berdasarkan tahun pembuatannya.

Lukisan tersebut dapat digolongkan dari tahun pembuatannya, yaitu lukisan yang dibuat pada tahun sebelum perang perang dunia kedua , dan lukisan yang dibuat setelah perang a. Lukisan tahun pembuatan mulai tahun 1933 dipajang di ruang gedung utama.gedung utara Lukisan diruang ini lebih banyak menggambarkan bentuk wayang yang diambil dari ceritera pewayangan dan ceritera rakyat lainnya, yang sangat kental dengan isi dan bobot nasehat dalam kehidupan kerohanian. Bahan lukisan kebanyakan dari bahan kertas dan cat air. b. Lukisan yang dibuat setelah perang dipajang di ruang gedung utama.sebelah barat Lukisan setelah perang lebih banyak menggambarkan kehidupan sekuler kemasyarakatan, di samping jenis pewayangan. Bahan lukisan dibuat dari kain yang diproses khusus oleh senimannya, dengan cat dasar berwarna putih.Sebelum cat dasar diberi perekat, untuk menutup pori- pori kain dengan lem kanji atau ” titisan ” air dari bilasan bubur beras . 5.2.2.Klasifikasi berdasarkan tema-tema lukisan. Tema adalah inti pokok masalah dalam kehidupan yang dialami oleh manusia baik kehidupan jasmani maupun kehidupan rohaniah. Tema lukisan diambil dari fase-fase kehidupan, kegiatan sehari-hari maupun dunia khayal yang hidup dalam alam pikiran seniman yang dilandasi ajaran agama, kepercayaan dan adat istiadat. Tema-tema pada umumnya menjadi pilihan seniman untuk menuangkan ide, gagasan dalam karyanya adalah sebagai berilut:

a. Tema adat dan agama di Bali

Pada umumnya dalam kehidupan masyarakat di Bali sangat erat dan tidak dapat dipisahakan dengan ajaran agama Hindu. Agama Hindu yang menjadi tuntunan, tatanan dalam pola hidup Kajian Estetika Seni Lukis Gaya Pita Maha 32 kemasyarakatan, jiwa, roh bagi semua kegiatan atau adat yang saling membaur sulit dibedakan dalam pelaksanaannya. Merupakan kesatuan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Adat kebiasaan berupa kegiatan merupakan wujud pengejawantahan ajaran agama, suatu wujud ajaran rasa bakti untuk Ida Sang Hyang Widhi WasaTuhan Yang Maha Esa, wujud ajaran etika agama, tata susila, hukum karma yang menjadi pegangan dalam dalam kehidupan didunia fana sebagai bayangan kehidupan kelak di dunia akhirat. Seniman yang juga sebagai anggota masyarakat, dengan tuntunan ajaran agama tersebut banyak terinspirasi dari kehidupan dunia tak nyataakhirat, dalam berkarya. Maka muncul karya-karya lukisan yang mengambarkan dunia khayalan yang bermakna menuntun dalam kehidupan di dunia nyata.

b. Tema kesenian.

Dalam kehidupan masyarakat di Bali tidak lepas dari kehidupan kesenian yang menjadi runtutan dari pelaksanaan yadnya., dalam bentuk upacara keagamaan. Hampir setiap hari ada pertunjukan kesenian seperti: seni tari, seni lukis, seni tembang, seni gambelan, dalam pelaksanaan suatu upacara, dari desa-desa sampai ke kota. Kesenian yang berfungsi sebagai yadnya yaitu persembahan yang tulus ikhlas sebagai bentuk bakti atas kebesaran Hyang Widhi Wasa, yang digelar di Pura dan tempat suci lainnya pada saat upacara. Kesenian sebagai perwujudan dari kejujuran, ketulusan berkesenian, melalui pengalaman estetis yang mengandung kesenangan, ketentraman dan ketenangan jiwa, bagi senimannya yang dapat dinikmati,diapresiasi oleh masyarakat luas. Persembahan berbagai bentuk kesenian dalam kehidupan masyarakat luas, yang dapat disaksikan sampai jaman modern sekarang ini. Dalam bentuk lukisan persembahan itu berupa tarian berbagai jenis seperti :tarian topeng, tarian jauk, tarian barong, tari sang hyang dan lainnya.

c. Tema kehidupan masyarakat