9. Masalah Ganda Status Gizi Masyarakat.
1. Pada tahun 2005 di Indonesia diperkirakan balita gizi kurang cukup tinggi
yakni sekitar 18 yang hampir terjadi pada semua propinsi, sekitar 25 persen dari penduduk perkotaan dan sebesar 37,0 persen dari penduduk
perdesaan yang mengalami rawan pangan.
2. konsumsi garam beryodium baru mencapai 72,8 persen.
3. Masalah gizi kurang juga dapat terjadi pada kelompok usia produktif
diperikirakan 16,7 persen pada 2003.
4. Pada umumnya WUS kelompok usia muda memiliki prevalensi KEK lebih
tinggi dibandingkan kelompok usia lebih tua.
5. Kelompok usia produktif juga terdapat masalah kegemukan dan obesitas.
Kedua masalah gizi ini juga terjadi di wilayah kumuh perkotaan maupun perdesaan. Hasil survey NSS-HKI menunjukkan bahwa prevalensi
kegemukan pada wanita usia produktif daerah kumuh perkotaan berkisar antara 18-25 persen, yang justru lebih besar daripada prevalensi kurus 11-
14 persen, sedankan di wilayah perdesaan prevalensi kegemukan 10-21 persen, sementara prevalensi kurus antara 10-14 persen.
1. Belum mantapnya kelembagaan fungsional ketahanan pangan dan Gizi di tingkat kabpaten dan kota Dewan
ketahanan pangan Kabupatenkota
2. Belum mantapnya kinerja kelembagaan Ketahanan pangan BKP di kabkota
3. Belum mantapnya kelembagaan transfer tenologi pertanian di tingkat Kabupaten kota
10. Kelembagaan pangan dan gizi
tingkat Kabupaten kota 4. Belum mantap dan berfungsinya kelembagaan kelompok tani
dan gabungan kelompok tani 5. Belum optimalnya peran kelembagaan lokal dan masyarakat
pedesaan dalam penyuluhan pangan dan gizi , serta kelembagaan pedesaan Posyandu, PKK, dll untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan gizi
RENCANA AKSI INDONESIA
TAHAN PANGAN
Mewujudkan keadaan gizi masyarakat yang baik sebagai dasar untuk mencapai masyarakat yang
TUJUAN UMUM TUJUAN UMUM
sebagai dasar untuk mencapai masyarakat yang sehat, cerdas, dan produktif melalui pemantapan
ketahanan pangan dan gizi nasional dan daerah