pembangunan ketahanan pangan

(1)

(2)

Fokus sasaran Fokus sasaran

! "

# $

% &

% %


(3)

PANGAN ADALAH HAK AZASI MANUSIA

PANGAN ADALAH HAK AZASI MANUSIA

1.

1. Universal Declaration of Human Right

Universal Declaration of Human Right (1948) dan The International

(1948) dan The International

Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (1966) yang

Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (1966) yang

menyebutkan bahwa “

menyebutkan bahwa “everyone should have an adequate standard of

everyone should have an adequate standard of

living, including adequate food, cloothing, and housing and that the

living, including adequate food, cloothing, and housing and that the

fundamental right to freedom from hunger and malnutrition

fundamental right to freedom from hunger and malnutrition”.

”.

2.

2. Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit

Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit

1996

1996 yang ditanda tangani oleh 112 kepala negara atau penjabat tinggi

yang ditanda tangani oleh 112 kepala negara atau penjabat tinggi

dari 186 negara peserta, dimana Indonesia menjadi salah satu di antara

dari 186 negara peserta, dimana Indonesia menjadi salah satu di antara

dari 186 negara peserta, dimana Indonesia menjadi salah satu di antara

dari 186 negara peserta, dimana Indonesia menjadi salah satu di antara

penandatangannya. Isinya adalah pemberian tekanan pada

penandatangannya. Isinya adalah pemberian tekanan pada human

human

right to adequate food (hak atas pemenuhan kebutuhan pangan secara

right to adequate food (hak atas pemenuhan kebutuhan pangan secara

cukup)

cukup), dan perlunya aksi bersama antar negara untuk mengurangi

, dan perlunya aksi bersama antar negara untuk mengurangi

kelaparan

kelaparan

3.

3. Millenium Development Goals

Millenium Development Goals (MDGs) menegaskan bahwa tahun 2015

(MDGs) menegaskan bahwa tahun 2015

setiap negara terasuk Indonesia menyepakati menurunkan kemiskinan

setiap negara terasuk Indonesia menyepakati menurunkan kemiskinan

dan kelaparan separuhnya

dan kelaparan separuhnya

4.


(4)

'(

'( )) #( * +,-) '../ +0 +, 1 , 1,

)) #( * +,-) '../ +0 +, 1 , 1,

2(

2(

# /3 +,-) 2442 +0 +, 1 0+,-, ,

# /3 +,-) 2442 +0 +, 1 0+,-, ,

, 1,

, 1,

5(

5(

23 2446 +0 +, 1 0, , ,

23 2446 +0 +, 1 0, , ,

)+) 7, 1 8

)+) 7, 1 8

, 1,

, 1,

6(

6(

# # 5 +,-) 244*

# # 5 +,-) 244*

5

5

2

2

LANDASAN HUKUM

LANDASAN HUKUM

6(

6(

# # 5 +,-) 244*

# # 5 +,-) 244*

5

5

2

2

7

9

7

9

"

"

"

"

:(

:(

# # 53 +,-) 244*

# # 53 +,-) 244*

*

*

2

2

"

"

7

9


(5)

Ekonomi Meningkat Ekonomi Meningkat

Kemiskinan kurang Kemiskinan kurang

Akses pangan, gizi dan kesehatan Akses pangan, gizi dan kesehatan

meningkat meningkat

PERANAN KETAHANAN PANGAN DALAM PEMBANGUNAN PERANAN KETAHANAN PANGAN DALAM PEMBANGUNAN

Investasi sektor sosial Investasi sektor sosial (Gizi, Kes, Pendidikan) (Gizi, Kes, Pendidikan)

Peningkatan Kualitas Peningkatan Kualitas

SDM SDM

Ketahanan pangan

Ketahanan pangan

rumah tangga

rumah tangga

Peningkatan

Peningkatan Produktivitas Produktivitas

Investasi sektor Investasi sektor

ekonomi ekonomi


(6)

y = 0,6568x + 38,88 R2= 0,5734

60 80 100 120

H

D

I

0 20 40

0 20 40 60 80 100 120

% penduduk tahan pangan

Pengaruh Ketahanan Pangan Thd Kualitas Sumberdaya Manusia (Data seluruh negara di dunia )


(7)

KETAHANAN PANGAN

KETAHANAN PANGAN

Kemampuan akses fisik dan Kemampuan akses fisik dan ekonomi terhadap sumber ekonomi terhadap sumber Ketersediaan pangan yang Ketersediaan pangan yang cukup, aman, bergizi, berasal cukup, aman, bergizi, berasal dari pangan lokal, impor dan dari pangan lokal, impor dan stok masyarakat stok masyarakat

P

a

n

g

a

n

P

a

n

g

a

n

a

b

il

it

y

a

b

il

it

y

Ket

Ketersediaersediaanan panganpangan ((Food Availability)

ekonomi terhadap sumber ekonomi terhadap sumber pangan secara sosial dan pangan secara sosial dan demografis

demografis sepanjang waktu sepanjang waktu dan di mana saja

dan di mana saja

Pe

Pemenuhan gizi dan menuhan gizi dan kesehatan

kesehatan untuk hidup prodktifuntuk hidup prodktif

S

ta

b

il

it

a

s

P

a

S

ta

b

il

it

a

s

P

a

F

o

o

d

S

ta

b

F

o

o

d

S

ta

b

Akses Pangan Akses Pangan ((Food Access)

Penyerapan pangan Penyerapan pangan


(8)

0+0 07 ,, , 1,

0 , +,

Produksi

Pasokan pangan dari luar (Impor )

Cadangan pangan Bantuan pangan

Luas panen

Sumber : Patrick Webb and Beatrice Rogers. 2003 (dimodifikasi

Luas panen Produktifitas

Diversifikasi

produk Sarana dan prasarana

pemasaran Irigasi,

teknologi, kredit, Sarana produksi

Jumlah Penduduk

Iklim, hama penyakit, bencana,dll.


(9)

,

0

, 1,

Akses Ekonomi

Pendapatan

Kesempatan kerja Harga Pangan

Akses Fisik (isolasi

daerah)

Infrastruktur pedesaan Sarana dan prasarana

perhubungan

Akses sosial

Tidak adanya konflik.

Perang. Bencana. dll Sumber : Patrick Webb and Beatrice Rogers. 2003 (dimodifikasi) Preferensi thd jenis


(10)

Falilitas dan Layanan Kesehatan

1. Fasilitas Kesehatan 2. Layanan kesehatan

Sanitasi dan Ketersediaan air

1. Kecukupan air bersih 2. Sanitasi

Konsumsi

1. Kecukupan Energi 2. Kecukupan Gizi

3. Diversifikasi pangan 4. Keamanan pangan

Sumber : Patrick Webb and Beatrice Rogers. 2003 (dimodifikasi)

PENYERAPAN

PANGAN Pengetahuan ibu RT

1. Pola makan

2. Pola asuh kesehatan

Outcome Nutrisi dan kesehatan

1. Harapan hidup 2. Gizi balita


(11)

Gangguan iklim

Hama dan

penyakit tanaman

KERENTANAN

PANGAN

Bencana alam


(12)

MASYARAKAT (NASIONAL, PROPINSI, KAB/KOTA) RUMAHTANGGA INDIVIDU

SOSIAL EKONOMI, POLITIK,

LINGKUNGAN BUDAYA SITUASI PANGAN

Pertumbuhan Penduduk Tingkat Pendidikan

Makro Ekonomuiy Perdagangan Internasional Kebijakan dan Perundangan

Sumberdaya Alam Pelayanan Dasar

KETERSEDIAAN PANGAN Produksi

Import'Eksport Penggunaan dimestik (pangan, benih/bibit, stok)

KONDISI SOSIAL EKONOM PEMILIKAN ASET DAN

AKTIVITAS EKONOMI

AKSES PANGAN RUMAHTANGGA

KONSUMSI PANGAN Intake energi dan

zat gizi memnuhi Gizi seimbang

RANAH KEGIATAN/PROGRAM

RANAH KEGIATAN/PROGRAM KETAHANAN PANGAN

KETAHANAN PANGAN

Pelayanan Dasar Pasar Domestik

Teknologi Kondisi Iklim

Infrastruktur Konflik Sosial Trend Kesehatan Karakteristik rumahtangga

Kelangsungan hidup/ livelihood Kelembagaan Sosial

Budaya Gender

STABILITAS KETERSEDIAAN Kestabilan Pasar, Cadangan Pangan

AKSES TERHADAP PANGAN Produksi Pangan

Daya Beli Akses terhadap pasar Kemampuan ocial entitlements

POLA PENGASUHAN Pola Asuh Anak Pola Asuh Makan Pengetahuan Gizi Pengolahan Pangan

Kebiasaan Makan Distribusi Pangan dlm RT

SANITASI DAN KESLING Praktek hidup sehat

Higiene Air Bersih

Sanitasi Keamanan Pangan

PEMANFAATAN PANGAN OLEH

TUBUH Status Kesehatan

STATUS GIZI


(13)

INDIKATOR KUANTITATIF

! " # " $ % $ # &

& # " ' () *

# ! # ! !

& +

# " % ' , *

- (()) ## ".# .% #!

())) ## ".# .% # #!

/

# ! # #

# + %

% $ #

0 1)) ! # "& &#

! 0

2 3

' 1) * 4 # ' 1*


(14)

SITUASI PANGAN DI

SITUASI PANGAN DI

DUNIA

DUNIA


(15)

Ukraine Viet Nam Argentina Turki Mexico Australia Pakistan Polandia Thailand Myanmar

20 Negara Produsen padi-padian terbesar di dunia (% thd dunia )

0 5 10 15 20

China Amerika India Rusia Prancis Indonesia Brazil Canada German Bangladesh


(16)

20 Negara Produsen daging terbesar dunia ( % thd dunia)

Argentina

Italy

Australia

Polandia

England

Japan

Viet Nam

Indonesia

Philippine

Netherlan

0 5 10 15 20 25 30

China

Amerika

Brazil

German

Prancis

India

Spain

Mexico

Rusia

Canada

Argentina


(17)

20 Negara Produsen sayur dan buah terbesar di

dunia (% thd dunia)

Prancis

Rusia

Philippin

Nigeria

Japan

Korea

Viet Nam

Thailand

Uganda

0 5 10 15 20 25 30 35 40

China

India

Amerika

Brazil

Turkey

Italy

Spanyol

Iran

Mexico

Mesir

Indonesia

Prancis

Rusia


(18)

! "# $ % & " $ % ' % & ( $ ) * $+ , & * $ % " - ,

. '% / ,+ . & $) . %% $) $ ! . "0 + ! '1 " $ ! & " $ ' & .

" - , ' . "# $ ' & &. & ! 1

# " 0 &

.. " - ,

& 1 &

$)

$)

' ! # " 0

' # " 0

&. . (2 $

% ! (2 $

% 1 (2 $ " $3 0 / 4 ) $ 3 " " $3 0 / 4 ) $ 3 " " $3 0 / 4 ) $ 3 "

+ " ) $ 2 3 $3

) 5* ) $

1 1 %1

3 $) 1

1 1 /2 ", $)

1 1

+ $# "

1 % 2 , $)

1 2 , ** $

! 2 , $)

% 1 .

6 / # % 1 $) $ % & , $) 1! " 1 6 / #

&' 0 / $

. 1.

7 * $ .

. 7 * $

. & /" , ! . 3 " ! . $3, $) ! '' ' 2 , ** $

' . , $) ' !1 "0 & ' & '! /" , & ! "3 $/ $

'& " $

! / ,+

& 6 / #

. $) $

. "3 $/ $

% 0" $ 1 ' " 1 ( $ ) 1 % $3, ) 2

! "# $


(19)

Produksi Padi (MT)

United States of America Pakistan Korea, Republic of Egypt Cambodia Nepal Nigeria Iran, Islamic Rep of Sri Lanka Madagascar

Produksi Jagung (MT)

Romania Hungary Canada Ukraine Egypt Serbia and Montenegro Philippines Nigeria Thailand Spain

0 50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 China

India Indonesia Bangladesh Viet Nam Thailand Myanmar Philippines Brazil Japan United States of America

0 50,000,0 00

100,000, 000

150,000, 000

200,000, 000

250,000, 000

300,000, 000

United States of America China Brazil Mexico Argentina India France Indonesia South Africa Italy Romania


(20)

Produksi Ubi kayu (MT)

Mozambiqu Viet Nam Uganda Paraguay China Benin Malawi Madagascar Colombia Philippines Côte

Produksi Ubi Jalar (MT)

Mex ico Colombia Philippines Congo, Dem Guinea'Bissau Japan Thailand Sw aziland Malay sia Timor'Leste 0 5,000, 000 10,000 ,000 15,000 ,000 20,000 ,000 25,000 ,000 30,000 ,000 35,000 ,000 40,000 ,000 45,000 ,000 Uganda Brazil Indonesia Thailand Congo Ghana Angola Tanzania India Mozambiqu 0 500,00 0 1,000,0 00 1,500,0 00 2,000,0 00 2,500,0 00 3,000,0 00 3,500,0 00 4,000,0 00 Ethiopia Pakistan Indonesia Papua New Namibia Peru Nepal Boliv ia Botsw ana Eritrea Mex ico


(21)

Produksi Kedelai(MT)

Italy Russian Federation Nigeria Uruguay Korea, Dem People's Serbia and Montenegro Ukraine South Africa Romania Viet Nam Thailand

Produksi Tebu (MT)

United Indonesia South Argentina Guatemala Egypt Viet Nam Cuba Venezuela Peru Iran, 0 10,00 0,000 20,00 0,000 30,00 0,000 40,00 0,000 50,00 0,000 60,00 0,000 70,00 0,000 80,00 0,000 90,00 0,000 United States of America

Brazil Argentina China India Paraguay Canada Boliv ia Indonesia Italy 0 50,000, 000 100,000 ,000 150,000 ,000 200,000 ,000 250,000 ,000 300,000 ,000 350,000 ,000 400,000 ,000 450,000 ,000 Brazil India China Thailand Pakistan Mexico Colombia Australia Philippines United


(22)

Produksi Susu (MT) Ukraine Poland Netherlands Italy Australia Mexico Turkey Pakistan Japan Canada Argentina

Produksi Telur (MT)

Myanmar Russian Federation Malaysia Ukraine Pakistan Madagascar Slovakia Hungary Cambodia New Zealand Bulgaria 0 10,00 0,000 20,00 0,000 30,00 0,000 40,00 0,000 50,00 0,000 60,00 0,000 70,00 0,000 80,00 0,000 90,00 0,000 United States of America

India Russian Federation Germany France China Brazil New Zealand United Kingdom Ukraine 0 500,00 0 1,000, 000 1,500, 000 2,000, 000 2,500, 000 3,000, 000 3,500, 000 4,000, 000 4,500, 000 5,000, 000 China Thailand Indonesia Philippines Brazil Romania Korea, Republic of Bangladesh United Kingdom Myanmar


(23)

Produksi Daging ayam (MT)

Russian Federation Canada Thailand Turkey Poland South Africa Malaysia Iran, Islamic Rep of Argentina Australia Germany

Produksi Daging sapi (MT)

Italy Colombia United Kingdom New Zealand South Africa Ireland Spain Ukraine Uruguay Japan

0 2,000, 000

4,000, 000

6,000, 000

8,000, 000

10,00 0,000

12,00 0,000

14,00 0,000

16,00 0,000

18,00 0,000 United States of America

Brazil Mexico India United Kingdom Spain Indonesia Japan France Russian Federation

0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000

United States of America Brazil Argentina Australia Russian Federation France Mexico Canada India Germany Italy


(24)

Italy Korea, Dem People's Rep Brazil Cuba Nepal Iran, Islamic Rep of Poland Pakistan Thailand Uzbekistan

Produksi Sayuran (MT)

Sudan Cuba Egypt Mexico Pakistan Azerbaijan, Republic of Thailand Ecuador Tanzania, United Rep of Costa Rica

Produksi Buah (MT)

0 50.000.000 100.000.000 150.000.000

China India Viet Nam Philippines Nigeria Korea, Republic of Russian Federation Myanmar France Japan Italy

0 2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000 India

Viet Nam China Indonesia Nigeria Iran, Islamic Rep of Myanmar Papua New Guinea Nepal Korea, Dem People's Rep Sudan


(25)

PROYEKSI KECUKUPAN PANGAN DUNIA 2025

PROYEKSI KECUKUPAN PANGAN DUNIA 2025

Region

Population 2025 Consumption/Capita Demand 2025 Production 2025 Balance 2025

& !% ()(1 (56 ,7896 ,(79: ;(,91

!

& !% ! & !% !

(5<6 55< 1)7)98 8179) ;1(:98

2 ! + :8) (:, (1698 1619( ;7:96

& 688 :57 ,):9, :1897 11(98

& !% + 71) 6<) 5189, ,,<9( (5<96

=& " <)58 5:5 5)7:9, (86696 ;:<9<


(26)

200 250 300 350 400

$ & Commodity Market Review of the World Bank, June 11 2008

0 50 100 150

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Gandum Beras Gula (raw) Gula (refined) Kacang2an Daging sapi Daging ayam Susu bubuk


(27)

( $/"+ $) 8 " ) 9 111 2 :

* , / $ 9 11 :

$); ( * / 9# : "3 $/ $ &&< 11 & <1 ' 1% <

/" , !1<&1' < !& . .'<&

$3, ) 2 %<1%! &<'1. .!!<

" - , !%<%.! < . &' .<'

27

( $ ) '!< '1 &1< . '%.!<.

(2 $ '&<. ! % < 1<

$) . < !1 1 .< &% ! 1<.

$) $ : < %1 <111 &!%<!

2 , $) & <%& .1< ! ! !<

!< 1 %!<11& . ' <.

6 /$ # <!11 %< & ! <


(28)

100 120 140 160

Million

World Ending Stocks

2005/6

STOK PANGAN DUNIA

STOK PANGAN DUNIA

0 20 40 60 80

Million Metric

Tons

Wheat Corn Rice Soybean

2005/6 2006/7 2007/8


(29)

RINGKASAN

RINGKASAN

1.

1. Produsen Pangan dikuasai tiga negara besar : (Amerika,

Produsen Pangan dikuasai tiga negara besar : (Amerika,

China dan India)

China dan India)

2.

2. Harga pangan internasional mengalami lonjakan drastis

Harga pangan internasional mengalami lonjakan drastis

3.

3. Kompetisi penggunaan komoditas pertanian: pangan vs pakan

Kompetisi penggunaan komoditas pertanian: pangan vs pakan

vs energi

vs energi

4.

4. Negara produsen pangan negara asing cenderung

Negara produsen pangan negara asing cenderung

4.

4. Negara produsen pangan negara asing cenderung

Negara produsen pangan negara asing cenderung

mementingkan dirinya sendiri dan melindungi produsennya

mementingkan dirinya sendiri dan melindungi produsennya

5.

5. Diramalkan pada masadatang jika tidak ada intervensi, maka

Diramalkan pada masadatang jika tidak ada intervensi, maka

pangan di dunia akan defisit

pangan di dunia akan defisit

PERUBAHAN KONDISI GLOBAL

PERUBAHAN KONDISI GLOBAL YANG TIDAK

YANG TIDAK

MENENTU


(30)

SENTRA PRODUKSI

SENTRA PRODUKSI

PANGAN INDONESIA DAN

PANGAN INDONESIA DAN

PERKEMBANGANNYA

PERKEMBANGANNYA

PERKEMBANGANNYA

PERKEMBANGANNYA


(31)

= =

= =

= = >> < < ?

? %11

%11 @

@ 111111

( (

nuhfil hanani

! !

"# !

"# !

$$#

$$# %% && && !


(32)

Intensitas Penggunaan Tanah Pada Setiap Pulau 2002

50,00 60,00 70,00 80,00 90,00

g

u

n

a

a

n

Indonesia memiliki luas daratan lebih kurang 190,.923 Juta Ha, seluas 70,8 Juta atau 37,1 Persen telah

dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan budidaya seperti Sawah, pertanian lahan kering, perkebunan, budidaya non pertanian(permukimam, industri,tambang dll) serta penggunaan'penggunaan tanah lainnya (ladang,

semak,padang rumput dll). Seluas 120,2 juta Ha atau 62,9 persen masih berupa hutan (hutan lebat, sejenis, belukar dll).

Berdasarkan intensitas penggunaan tanah untuk kegiatan budidaya, Pulau Jawa telah mencapai 79,9 % ,disusul oleh Sumatera 46,7 %. Sedangkan Papua mempunyai intensitas penggunaan tanah terkecil yakni 20 %

Kondisi Penggunaan Tanah

nuhfil hanani 0,00

10,00 20,00 30,00 40,00 50,00

Sumatera Jawa dan Bali

Kalimantan Sulawesi NT dan Maluku

Papua

P

e

rs

e

n

P

e

n

g

g

u

2% 4% 8%

9%

63% 14%

Non Pertanian Sawah

Lahan Kering Perkebunan Hutan

Lain-lain

Persentase masing'masing penggunaan tanah

Bila dilihat berdasarkan kelompok penggunaan tanah, maka penggunaan tanah semak, padang rumput, alang' alang, tanah tandus, rusak dan perairan tambak

(dikelompokkan dalam penggunaan lain) menempati urutan terluas kedua (13,9%) setelah Hutan, kemudian disusul oleh perkebunan ( 8,5 %) pertanian Lahan Kering (7,8 % )dan Sawah (4,9%)


(33)

Grafik Persentase Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian Menjadi Industri dan Pemukiman berdasarkan Penggunaan

Tanah awal di Pulau Jawa (1994 s/d 1999)

Perkebunan 0,2% Kebun campuran

17,5%

Pertanian tanah kering 16,6%

sawah 65,7%

PERUBAHAN

PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN MENJADI

PEMUKIMAM DAN INDUSTRI DI PULAU

JAWA (1994 ' 1999)

33

65,7%

• Dalam tahun 1994-1999 perubahan tanah pertanian (sawah maupun pertanian tanaman kering) menjadi kegiatan Industri dan Permukiman adalah lebih kurang 73.922 ribu hektar.

• 48.573 hektar atau lebih dari 65,7% perubahan tersebut berasal dari tanah-tanah sawah.

• Penyusutan tanah-tanah sawah di P. Jawa menjadi tanah indutri sangat fenomenal yakni seluas 39.239 Ha(81%).

• rata-rata perubahan tanah sawah menjadi non-pertanian adalah 9.714 Hektar per tahun


(34)

KONVERSI LAHAN SAWAH DI INDONESIA TAHUN 1999 –

2003 (HA)

"

" % >% ? * ! %

"

#

1888 %

! #& @

" % # %

! (165116 (5,5<7 ,8:,) ;16,657 ;) <8

" ,86<65 156<8 <),6 ;,65( ;) 8:

" ! 1)::)11 1),)5) 5)<:) ;6716) ;: 8:

" <85867 5,<)5 ()(56 ;1,,:: ;1 67

" # A :)), (76: ;5,(8

2 / 765)86, 58:)1) 1(1(6< ;(6765( ;, <1

/ 556,5<1 1:61,) 1<)(7 ;1781(: ;7 7(

& <1):5,: ,:51,8 1585)( ;7(5<,6 ;, (5


(35)

Produks i padi (000 ton), 2006 0,332 6,197 16,506 27,07342,938 49,833 59,21568,319 192,583301,616 349,429378,377 454,902491,712 511,911541,171 544,597708,163 739,777840,891 1107,6611502,748 1552,6271636,84 1751,4681889,489 2129,9142456,251 3007,6363365,509 8729,2919346,947 9418,572

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000

Riau KepulauanDKI Bangka BelitungIrian Jaya Barat Riau Maluku Maluku UtaraPapua Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi TenggaraBengkulu Sulawesi Utara Kalimantan Tengah Nusa Tenggara TimurKalimantan Timur Jambi Daerah Istimewa Sulawesi TengahBali Kalimantan BaratNanggroe Aceh Nusa Tenggara BaratKalimantan Selatan Banten Sumatera BaratLampung Sumatera SelatanSumatera Utara Sulawesi SelatanJawa Tengah Jawa TimurJawa Barat

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000

y = 1E+06ln(x) + 6E+06 R² = 0,817

0,00 2.000.000,00 4.000.000,00 6.000.000,00 8.000.000,00 10.000.000,00 12.000.000,00 14.000.000,00 1 9 7 0 1 9 7 1 1 9 7 2 1 9 7 3 1 9 7 4 1 9 7 5 1 9 7 6 1 9 7 7 1 9 7 8 1 9 7 9 1 9 8 0 1 9 8 1 1 9 8 2 1 9 8 3 1 9 8 4 1 9 8 5 1 9 8 6 1 9 8 7 1 9 8 8 1 9 8 9 1 9 9 0 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 Padi


(36)

Produks i jagung 000 ton, 2006 0 1 3 3 7 7 11 14 15 18 24 29 35 58 66 74 75 78 82 97 104 137202 224 243 416 573 583 682 696 1.184 1.856 4.011

- 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 DKI Jakarta

Riau Kepulauan Bangka Belitung Irian Jay a Barat Papua Kalimantan Tengah Maluk u Utara Kalimantan Timur Maluk u Sulawes i Barat Banten Jambi Riau Kalimantan Selatan Sulawesi Tengah Sumatera Selatan Sulawesi Tenggara Bali Bengk ulu Nanggroe Aceh Nusa Tenggara Barat Kalimantan BaratSumatera Barat DI Yogy akarta Sulawes i Utara Gorontalo Jawa Barat Nusa Tenggara Sumatera Utara Sulawesi Selatan Lampung Jawa Tengah Jawa Timur

- 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500

y = 81254ln(x) + 43754 R² = 0,680

0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000 450.000 1 9 7 0 1 9 7 1 1 9 7 2 1 9 7 3 1 9 7 4 1 9 7 5 1 9 7 6 1 9 7 7 1 9 7 8 1 9 7 9 1 9 8 0 1 9 8 1 1 9 8 2 1 9 8 3 1 9 8 4 1 9 8 5 1 9 8 6 1 9 8 7 1 9 8 8 1 9 8 9 1 9 9 0 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 Jagung


(37)

Produksi kedelai 000 ton 2006 0 0 0,682 1,049 1,164 1,341 1,433 1,438 1,728 1,887 1,919 2,1382,651 2,783 2,786 2,982 3,443 3,594 3,7884,205 4,222 4,8756,734 7,042 10,844 10,86422,242 24,49525,495 39,545 132,261 320,205

0 50 100 150 200 250 300 350

Bangka BelitungRiau Kepulauan Kalimantan TengahSulawesi Barat Maluku UtaraBengkulu Maluku Sumatera Barat Kalimantan BaratIrian Jaya Barat Banten Kalimantan SelatanSulawesi Tengah Kalimantan Timur Nusa Tenggara TimurSulawesi Tenggara Jambi Lampung Sumatera SelatanRiau Papua Sulawesi UtaraGorontalo Sumatera UtaraBali Nusa Tenggara BaratSulawesi Selatan Jawa Barat Nanggroe Ac eh Darus salamDaerah Is timewa Jawa TengahJawa Timur

0 50 100 150 200 250 300 350

y = -2089,x2+ 85065x + 29677

R² = 0,506

0 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 1.400.000 1.600.000 1.800.000 1 9 7 0 1 9 7 1 1 9 7 2 1 9 7 3 1 9 7 4 1 9 7 5 1 9 7 6 1 9 7 7 1 9 7 8 1 9 7 9 1 9 8 0 1 9 8 1 1 9 8 2 1 9 8 3 1 9 8 4 1 9 8 5 1 9 8 6 1 9 8 7 1 9 8 8 1 9 8 9 1 9 9 0 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 Kedele


(38)

Produks i Ubikayu (000 ton), 2006 0,804 0,941 6,899 10,326 17,264 21,83837,825 40,413 40,77945,245 46,504 47,586 52,79165,661 82,389 82,416 87,041 93,801101,249 113,488123,833 133,095 143,561159,058 228,321 238,039250,173 567,7491016,27 2044,674 3553,823680,567 5499,403

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

Daerah Khus us Ibuk ota JakartaGorontalo Riau Kepulauan Maluku Bangk a BelitungIrian Jaya Barat Papua Sulawes i BaratJambi Sumatera Utara Nanggroe Ac eh Daruss alamRiau Sulawes i Tengah Kalimantan Tengah Kalimantan SelatanSulawes i Utara Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara TimurKalimantan Timur Bengkulu Maluku Utara Sumatera BaratBanten Bali Sumatera Selatan Sulawesi Tenggara Kalimantan Barat Sulawesi Selatan Daerah Is timewa YogyakartaJawa Barat Jawa TengahJawa Timur Lampung

y = -4789x + 1E+06 R² = 0,408

0 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 1.400.000 1.600.000 1 9 7 0 1 9 7 1 1 9 7 2 1 9 7 3 1 9 7 4 1 9 7 5 1 9 7 6 1 9 7 7 1 9 7 8 1 9 7 9 1 9 8 0 1 9 8 1 1 9 8 2 1 9 8 3 1 9 8 4 1 9 8 5 1 9 8 6 1 9 8 7 1 9 8 8 1 9 8 9 1 9 9 0 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 Ketela pohon


(39)

Produksi Ubijalar, 2006 (Ton)

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000 Daerah Khusus Ibukota Jakarta Riau Kepulauan

Gorontalo Bangka Belitung Sulawesi Barat Daerah Istimewa Yogyakarta Kalimantan Tengah Riau Kalimantan Barat Nanggroe Aceh Darussalam Nusa Tenggara Barat Maluku Sumatera Selatan Irian Jaya Barat Sulawesi Tenggara Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Tengah Jambi Maluku Utara Banten Sulawesi Utara Lampung Bengkulu Sumatera Barat Sulawesi Selatan Bali Sumatera Utara Nusa Tenggara Timur Jawa Tengah Jawa Timur Papua Jawa Barat

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000

y = -5034,x + 34496 R² = 0,894

0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000 1 9 7 0 1 9 7 1 1 9 7 2 1 9 7 3 1 9 7 4 1 9 7 5 1 9 7 6 1 9 7 7 1 9 7 8 1 9 7 9 1 9 8 0 1 9 8 1 1 9 8 2 1 9 8 3 1 9 8 4 1 9 8 5 1 9 8 6 1 9 8 7 1 9 8 8 1 9 8 9 1 9 9 0 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 Ubi jalar


(40)

Produksi Kacang Tanah, 2006 (000 Ton)

0 50000 100000 150000 200000 250000

Daerah Khusus Ibukota Jakarta Riau Kepulauan Bangka Belitung Sulawesi Barat Irian Jaya Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Barat Jambi Papua Gorontalo Maluku Riau Maluku Utara Sulawesi Tenggara Bengkulu Sulawesi Utara Sumatera Barat Sulawesi Tengah Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Selatan Lampung Kalimantan Selatan Nusa Tenggara Timur Bali Banten Sumatera Utara Sulawesi Selatan Nusa Tenggara Barat Daerah Istimewa Yogyakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur

0 50000 100000 150000 200000 250000

y = 11646ln(x) + 25694 R² = 0,817

0 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 800.000 1 9 7 0 1 9 7 1 1 9 7 2 1 9 7 3 1 9 7 4 1 9 7 5 1 9 7 6 1 9 7 7 1 9 7 8 1 9 7 9 1 9 8 0 1 9 8 1 1 9 8 2 1 9 8 3 1 9 8 4 1 9 8 5 1 9 8 6 1 9 8 7 1 9 8 8 1 9 8 9 1 9 9 0 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 Kacang tanah


(41)

Produksi Kacang Hijau, 2006 (Ton)

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000

Bangka Belitung Daerah Khusus Riau Kepulauan Kalimantan Tengah Maluku Utara Daerah IstimewaMaluku Jambi Gorontalo Sulawesi Barat Kalimantan Timur Irian Jaya Barat Kalimantan Selatan Bali Sulawesi Tengah Kalimantan Barat Papua Sumatera Barat Sulawesi Tenggara Bengkulu Banten Sulawesi Utara Riau Nanggroe Aceh Sumatera Selatan Lampung Sumatera Utara Jawa Barat Nusa Tenggara Timur Sulawesi Selatan Nusa Tenggara Barat Jawa Timur Jawa Tengah


(42)

Produksi Telur Ayam, 2006 (000 Ton)

0 50 100 150 200 250 300

Daerah Khusus Ibukota Jakarta Maluku Utara Maluku Kalimantan Tengah Irian Jaya Barat Nusa Tenggara Timur Sulawesi Tenggara Bengkulu Nusa Tenggara Barat Gorontalo Papua Nanggroe Aceh Darussalam Sulawesi Barat Bangka Belitung Riau Riau Kepulauan Jambi Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Lampung Kalimantan Barat Daerah Istimewa Yogyakarta Sulawesi Selatan Bali Banten Sumatera Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur

y = 29,91x - 82,44 R² = 0,929

-200 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1 9 7 0 1 9 7 1 1 9 7 2 1 9 7 3 1 9 7 4 1 9 7 5 1 9 7 6 1 9 7 7 1 9 7 8 1 9 7 9 1 9 8 0 1 9 8 1 1 9 8 2 1 9 8 3 1 9 8 4 1 9 8 5 1 9 8 6 1 9 8 7 1 9 8 8 1 9 8 9 1 9 9 0 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 Telur(000 ton)


(43)

Produksi susu ( ton), 2006 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 39 43 90 95 96 177 197 401 9301184 63658783 11063 130896 211889244300

0 50000 100000 150000 200000 250000

Riau Jambi Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara TimurKalimantan Tengah Kalimantan TimurSulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi TenggaraMaluku Bangka BelitungBanten Gorontalo Maluku Utara Kepulauan RiauIrian Jaya Barat Sulawesi Barat Kalimantan Barat Nanggroe Ac eh Daruss alamBengkulu Bali Papua Kalimantan SelatanLampung Sumatera SelatanSumatera Barat Sulawesi SelatanDKI Jak arta Sumatera UtaraDI Yogyak arta Jawa TengahJawa Barat Jawa Timur

y = 17,28x - 54,41 R² = 0,965

-100 0 100 200 300 400 500 600 700 1 9 7 0 1 9 7 1 1 9 7 2 1 9 7 3 1 9 7 4 1 9 7 5 1 9 7 6 1 9 7 7 1 9 7 8 1 9 7 9 1 9 8 0 1 9 8 1 1 9 8 2 1 9 8 3 1 9 8 4 1 9 8 5 1 9 8 6 1 9 8 7 1 9 8 8 1 9 8 9 1 9 9 0 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 susu(000 ton)


(44)

Produksi Daging Ayam ras (ton), 2006 53 64 247 299 573 693 699 717 864 948 10011513 20262440 26822974 42445567 56589117 1280816335 1905728925 2927235683 3747143241 48820 95143 125221 282478

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000

Maluku UtaraMaluku Kalimantan TengahIrian Jay a Barat Nusa Tenggara TimurSulawesi Tenggara Bengkulu Nusa Tenggara BaratGorontalo Papua Nanggroe Aceh DarussalamSulawesi Barat Bangka BelitungRiau Kepulauan RiauJambi Sulawesi TengahSulawesi Utara Kalimantan Timur Kalimantan SelatanLampung Kalimantan BaratDI Yogy akarta Sulawesi SelatanBali Banten Sumatera SelatanSumatera Barat

Sumatera UtaraJawa Barat Jawa TengahJawa Timur

Produksi Daging s api ( ton), 2006

759 906 954 1032 1127 1151 1613 2005 2649 2741 2956 3001 3218 4371 6368 6849 6861 7264 7269 7269 7346 7394 7517 8505 10132 11359 11601 15372 15562 23515 50326 77759 79091

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 Irian Jay a Barat

Goront alo Kepulauan Riau Sulawes i Barat Bengk ulu Maluk u Ut ara Maluk u Papua Sulawes i Tenggara Bangk a Belitung Jambi Kalimant an Tengah Sulawes i Tengah Sulawes i Ut ara Kalimant an Selat an Lampung Riau DI Yogy ak arta Nus a Tenggara Barat Kalimantan Barat Kalimant an Timur Bali Nus a Tenggara Timur DKI Jak arta Sumatera Ut ara Sumat era Selat an Nanggroe Ac eh Darus s alam Bant en Sumatera Barat Sulawes i Selat an Jawa Tengah Jawa Barat Jawa Timur


(45)

1 5 0 0 2 0 0 0 2 5 0 0 D a g in g y = 5 1 ,0 8 x + 7 5 ,4 6 R ² = 0 ,9 6 7 0 5 0 0 1 0 0 0 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006


(46)

Produksi Tebu, 2006 (000 Ton)

0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Barat

Riau Jambi Bengkulu Bangka Belitung Riau Kepulauan Daerah Khusus IbukotaBanten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Maluku Papua Maluku Utara Irian Jaya Barat Sulawesi Selatan Daerah Istimewa YogyakartaGorontalo Sumatera Utara Sumatera Selatan Jawa Barat Jawa Tengah Lampung Jawa Timur Tebu 0,00 500.000,00 1.000.000,00 1.500.000,00 2.000.000,00 2.500.000,00 3.000.000,00 1 9 7 0 1 9 7 1 1 9 7 2 1 9 7 3 1 9 7 4 1 9 7 5 1 9 7 6 1 9 7 7 1 9 7 8 1 9 7 9 1 9 8 0 1 9 8 1 1 9 8 2 1 9 8 3 1 9 8 4 1 9 8 5 1 9 8 6 1 9 8 7 1 9 8 8 1 9 8 9 1 9 9 0 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 Tebu


(47)

Provinsi sentra Pertanian Di Indonesia

!" # $ !% ! " &# $' & (# ( $ ( $ ) %

*+ + # $ *! , !+ - (# % & ( $ ( $ )

. $ / +

, " # $ *0 ! 1 , 0 % + (# + * 2 $ * *

# #

0 # $ !, , 2 $ !! " (# % ( $ ( $ )+

$ $ *

3& # *0 , !, - # $ ! (# , ! , (# 2 $ ( $ ( $ )

!

4 / # 5 '( 5 5 (

# *, 6 *% 6#( !-( # '

!!

*0 - !% # $ !+ * !% 0 (# & # 2 $ (# ( $ ( $ )+

# !0

*! ! !% # $ !* 0 & - ! ' , , 1 $ $

"

++ ! 2 $ # $ , % + * "

#

-" -" 7 *! ! 1 ! % + 8 ' 6

,

* " *! ! # $ !* % " (# % % (# 3& # 2 $ ( $ ( $ )

& / /


(48)

KETERSEDIAA PANGAN

KETERSEDIAA PANGAN

PER KAPITADAN

PER KAPITADAN

KEMANDIRIAN PANGAN

KEMANDIRIAN PANGAN


(49)

Ketersediaan 2000 2001 2002 2003 2004

Energi (Kal/kapita/hari) 2966 2958 2962 3083 3031

Protein Total (gram/kap/hari) 76,72 71,36 74,85 75,52 76,28

Ketersediaan Pangan Per Kapita

Nabati (gram/kap/hari) 65,14 59,52 62,68 63,32 62,78


(50)

Komoditas Ketersediaan domestik (000 ton)

Penyediaan domestik per kapita (Kal/kapita/hari)

Beras 53985 1407,43

Jagung 12014 481,76

Kedelai 797 88,26

Kc. Tanah 835 51,62

Ubi Kayu 19459 324,34

Ketersediaan pangan menurut Komoditasnya (Kal/kapita/hari), 2004

Ubi Kayu 19459 324,34

Ubi Jalar 1840 29,52

Sayuran 9200 41,95

Buah-buahan 15104 91,81

Minyak goreng 3545 272,00

Gula 2196 118,23

Daging sapi & kerbau 505 7,58

Daging ayam 1244 24,45

Telur 1149 21,33

Susu 342 16,50


(51)

(Kal/kapita/hari)

2200

Kebutuhan

Energi

3031

0

1000

2000

3000

4000

Ketersediaan

Energi


(52)

(Gram/kapita/hari)

Kebutuhan

protein

0

20

40

60

80

100

Ketersediaan

Protein


(53)

29,52 41,95

91,81

272 118,23

7,58 24,45 21,33 16,5

54,12

Ubi Jalar Say uran Buah'buahan Miny ak goreng Gula Daging sapi Daging ayam Telur Susu Ikan

1407,43 481,76

88,26 51,62

324,34 29,52

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 Beras

Jagung Kedelai Kc. Tanah Ubi Kay u


(54)

100 99,79 99,53 99,23 97,65 95,93 93,05 92,13 90,86 78,21

39,02 7,62

Telur Daging ayam Buah-buahan Beras Ikan Daging s api Sayuran Kc. Tanah Jagung Gula Kedelai Sus u

100 100 100 100

0 20 40 60 80 100

Ubi Kayu Ubi Jalar Minyak goreng Telur

Persen


(55)

IMPOR PANGAN

IMPOR PANGAN INDONESIA

INDONESIA

11! 11. 11

6 97 : A 1< 1<'' <' 97 : &'< &'<.1 &.<

97 B: A ! <!1 & <. '. < 7 97 : A 1< < % 1< 1

97 : A <1 < ' <&% 97 B: A &1<%! <!1 ! <. 97 : A <1 < & <'

97 : AAA 1<% 1< ! 1<.

97 B: A &1%<11 <!% ' <'& 97 : A <11 <! <

97 : AA < < . <!. 97 B: A !% < & ! .<%. 1'1<


(56)

PENDUDUK MISKIN PADA SEKTOR PERTANIAN

PENDUDUK MISKIN PADA SEKTOR PERTANIAN/PANGAN

/PANGAN

41.2

Non Pertanian 53.71

46.29 Non Gurem

Gurem Petani >

0.5 Ha

Petani < 0.5 Ha

58.8

Pertanian

74.4 25.6

Pangan Non pangan


(57)

PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA

Produktifitas TK sektor

pertanian rendah Penyerapan sektorpertanian

Penyerapan tenaga kerja sektor

non pertanian rendah

Angkatan kerja Kemiskinan

Pengangguran tak kentara

Urbanisasi dan migrasi


(58)

Distribusi Tenaga Kerja Menurut Sektor (2005)

Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia

11.14 12.27

19.90

44.04

Komunikasi Industri Perdagangan Pertanian

0.20 0.85

1.10 4.65

5.85

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00

Energi Pertambangan Keuangan Bangunan Transportasi


(59)

/ " % ! % + " % ! #!&

/ " % ! % + " %

! #!& 1 681 195(: 6 <7, 1 681 195(: 6 <7, (7 65, :85

568 171 ( ,:) <7: (7 65, :85

568 171 ( ,:) <7:

(7 656 ,,)

5<) :)1 ( ,:8 ()8 (7 656 ,,)

5<) :)1 ( ,:8 ()8 :: 157 ,1< :: 157 ,1< ! ! # % ! # ! "

! &" %

! ! # % !

#

! "

! &" % 19 (9 59 19 (9 59 / 2 / 2 & & :1 8<: :1 8<: 6 <7, 8,5 8 <76 (1 (:8 5 :1: : ,)( < <56 6 <7, 8,5 8 <76 (1 (:8 5 :1: : ,)( < <56

7( 5(: ,18 7( 5(: ,18

( ,:) <7: 8 1<, 16) 5,8 < 7,: ):7 ( 8:5 6:< (8 ,)< 5 )(1 8,, ( ,:) <7: 8 1<, 16) 5,8 < 7,: ):7 ( 8:5 6:< (8 ,)< 5 )(1 8,,

7( 58) 67< 7( 58) 67< ( (75

( (75 &! "

&! "

( ,:8 ()8 1) ((6 1<) 7() < 766 65< ( 8:6 ,,< 5: 5(6 5 )51 11< ( ,:8 ()8 1) ((6 1<) 7() < 766 65< ( 8:6 ,,< 5: 5(6 5 )51 11< ,1< <8 (17 7), 167 516 5(: ,1< <8 (17 7), 167 516 5(: ! &" %

2 ! # %

&! " !&

# ! & #

/ %

/ ;/

! &" %

2 ! # %

&! " !&

# ! & #

/ % / ;/ 59 79 ,9 :9 69 <9 89 59 79 ,9 :9 69 <9 89

#C " ) / D 9 11&: #C " ) / D 9 11&:


(60)

/ 5" /

" ) 0/ E /

$ 3

"F

2

, ) $

$ $3 2

2 $

5 11 9111

*:

9.378 5.779 4.431 5.603 9.378 5.779 4.431 5.603 1.601 14.361 2.834 6.155 1.601 14.361 2.834 6.155

Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas, dan Air Bersih

Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas, dan Air Bersih

1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. Usaha Menengah Usaha Menengah Usaha Kecil Usaha Kecil Sektor Sektor No No 8.666 8.666 2.572 2.572 Total PDB Total PDB 5.603 25.733 9.788 31.266 48.571 2.341 5.603 25.733 9.788 31.266 48.571 2.341 6.155 28.692 3.218 4.441 42.547 3.178 6.155 28.692 3.218 4.441 42.547 3.178

Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan

Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa

Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan

Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa 4. 5. 6. 7. 8. 9. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

# 9 & 1 5 / # 9 & 1 5 /


(61)

RANGKUMAN DAN BEBERAPA CATATAN

RANGKUMAN DAN BEBERAPA CATATAN

a. Ketersedian pangan secara makro setara energi dan protein Indonesia telah melebihi kebutuhan

b. Kemandirian pangan untuk beberapa komoditas cukup tinggi

ketergantungan impor kurang dari 10 persen, namun beberapa komoditas memiliki ketergantungan impor yang tinggi (kedelai 60,98 % dan susu 92, 38 % dan gula)

c. Dalam jangka panjang, laju peningkatan produksi pangan cenderung c. Dalam jangka panjang, laju peningkatan produksi pangan cenderung

melandai dengan rata-rata pertumbuhan kurang satu persen sedangkan pertambahan penduduk sebesar 1,2% setiap tahun

d. Petani umumnya skala kecil (kurang dari 0,5 hektar) dan berpendidikan rendah menyebabkan aksesibilitasnya terbatas terhadap sumber

permodalan, teknologi dan sarana produksi sehingga sulit meningkatkan efisiensi dan produktifitasnya tanpa difasilitasi oleh pemerintah.


(62)

f. Kondisi sumber air memperihatinkan, daerah tangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya sangat kritis akibat pembukaaan hutan yang tidak terkendali. Defisit air di Jawa sudah terjadi sejak tahun 1995 dan terus bertambah hingga tahun 2000 telah mencapai 52,8 milyar m3 per

tahun

g. Alih fungsí lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll) di Indonesia diperkirakan 106.000 ha/5 th dan cenderung meningkat

h. Di Jawa dan banyak daerah lainnya luas hutan tinggal 15% dari luas daratan (untuk kelestarian minimal 30 %), seta banakna dijumai lahan kritis. Sejak 10 (untuk kelestarian minimal 30 %), seta banakna dijumai lahan kritis. Sejak 10 tahun terakhir terjadi banjir dengan erosi hebat dan ancaman tanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada musim

kemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka tahun 2015 diperkirakan defisit air di Jawa akan mencapai 14,1 miliar m³ per tahun


(63)

KONSUMSI PANGAN

KONSUMSI PANGAN

INDONESIA DIBANDINGAN

INDONESIA DIBANDINGAN

NEGARA LAIN

NEGARA LAIN


(64)

Konsumsi Beras (gram/kapita/hari)

India Senegal Korea, Dem People's

Suriname Cuba Solomon Islands Côte d'Ivoire Brunei Darussalam Mauritius Vanuatu Japan Costa Rica Comoros Liberia Peru United Arab Emirates

Kuwait Maldives Ecuador Gabon Zambia Malawi Comoros Sierra Leone Timor'Leste Indonesia Brazil Chad Colombia Sao Tome and Principe

Philippines Kenya Malaysia

Laos Venezuela, Boliv Rep of

Dominican Republic Senegal French Polynesia

Thailand

Konsumsi Ketela (gram/kapita/hari)

0 100 200 300 400 500 600

Myanmar Laos Viet Nam Bangladesh Cambodia Indonesia Philippines Thailand Timor'Leste Madagascar Sri Lanka Nepal Guinea'Bissau China Korea, Republic of

Sierra Leone Guyana

Guinea Malaysia India

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

Congo, Dem Republic of Angola Congo, Republic of

Mozambique Ghana

Benin Tanzania, United Rep of

Liberia Central African Republic

Madagascar Paraguay Togo Guinea Nigeria Rwanda Uganda Burundi Cameroon Côte d'Ivoire Gabon


(65)

Konsumsi Sayuran (gram/kapita/hari)

Korea, Republic of Japan

Malaysia Philippines

Thailand Viet Nam

Konsumsi Buah (gram/kapita/hari)

Thailand Philippines

Viet Nam Korea, Republic of

0 100 200 300 400 500 600 700 Brunei Darussalam

China Indonesia

Japan

Korea, Republic of

0 20 40 60 80 100 120 140 160 Brunei Darussalam

Japan Indonesia


(66)

Konsumsi Ikan laut (gram/kapita/hari)

Viet Nam Indonesia

Korea, Dem People's Rep Myanmar

Brunei Darussalam Viet Nam

Japan Thailand Philippines

Indonesia

Konsumsi daging (gram/kapita/hari)

0 10 20 30 40 50 60 Malaysia

Brunei Darussalam Japan

0 50 100 150 200 250 Israel

United Arab Emirates United States of America

China Malaysia


(67)

Konsumsi Telur (gram/kapita/hari)

Israel Thailand

Brazil Philippines Saudi Arabia Indonesia

Philippines Brunei Darussalam

China Viet Nam

Konsumsi Susu (gram/kapita/hari)

0 10 20 30 40 50 60

Japan China Brunei Darussalam

America Malaysia

Israel

0 20 40 60 80 100 120 140 Japan

Thailand Malaysia Indonesia


(68)

Colombia

Cuba

Nigeria

Costa Rica

Myanmar

Thailand

Belize

Brunei Darussalam

Rwanda

Peru

Viet Nam

Konsumsi Kedelai (gram/kapita/hari)

0

5 10 15 20 25 30

Korea, Dem People's Rep

Indonesia

Seychelles

Japan

Korea, Republic of

Uganda

China

Brazil

Yemen

Colombia


(69)

KUALITAS KONSUMSI

KUALITAS KONSUMSI

PANGAN INDONESIA

PANGAN INDONESIA


(70)

No. Uraian 1996 1999 2002 2003 2004 2005

1. Energi (Kal/kap/hari)

Kota 1.983 1.802 1.945 1.951 1.941 1.923

Desa 2.040 1.879 2.011 2.018 2.018 2.060

Kota+Desa 2.019 1.849 1.986 1.991 1.986 1.996

2 Protein(Gram/kap/hari)

Kota 55,9 49,3 56,0 56,7 55,9 55,3

Desa 53,7 48,2 53,2 54,4 53,7 55,3

Kota+Desa 54,5 48,7 54,4 55,4 54,7 55,23


(71)

Perkembangan Kualitas Konsumsi Pangan Berdasarkan PPH

Wilayah 1999 2002 2003 2004 2005

Kota 68,5 80,1 81,9 80,0 81,0

Desa 64,4 72,5 75,1 74,0 77,6

Kota+Desa 66,3 72,6 77,5 76,9 79,1


(72)

No Kelompok Pangan Anjuran

Konsumsi Aktual

1999 2002 203 2004 2005

1 Padi-padian 1000 1240 1253 1252 1248 1241

2 Umbi-umbian 120 69 70 66 77 73

3 Pangan hewani 240 88 117 138 134 139

4 Minyak+Lemak 200 171 205 195 195 199

5 Buah/biji berminyak 60 41 52 56 47 51

Perbandingan Konsumsi Pangan Anjuran dan Aktual Tahun 1999-2005

6 Kacang2an 100 54 62 62 64 67

7 Gula 100 92 96 101 101 99

8 Sayur+buah 120 70 78 90 87 93

9 Lain-lain 60 26 53 32 33 35

TOTAL

2000 1851 1986 1992 1986 1997

Skor PPH 100 66,3 72,6 77,5 76,9 79,1


(73)

80.0 100.0 120.0 140.0 160.0 180.0 200.0

%

A

K

E

% AKE Indonesia

% AKE Desa

73

0.0 20.0 40.0 60.0 80.0

<60.000 60.000-79.999

80.000-99.999

100.000-149.999

150.000-199.999

200.000-299.999

300.000-499.999

>500.000

Pengeluaran/kapita/bln

% AKE Kota % AKE Desa+kota


(74)

40 50 60 70 80 90 100

S

k

o

r

P

P

H

Skor PPH Indonesia

Skor PPH Desa Skor PPH Kota

74

'5 # ' 5 #( / *00%

0 10 20 30

S

<60.000 60.000-79.999

80.000-99.999

100.000-149.999

150.000-199.999

200.000-299.999

300.000-499.999

>500.000

Pengeluaran/kapita/bln

Skor PPH Kota Skor PPH Desa+Kota


(75)

No. Golongan Pengeluaran

Pola Konsumsi

Pedesaan & Perkotaan Pedesaan Perkotaan

1. < 60.000 B,J,UK,T B,J,UK,T B,T

2. 60.000-79.999 B,J,UK,T B,J,UK,T B,T

POLA KONSUMSI PANGAN SUMBER KARBOHIDRAT POLA KONSUMSI PANGAN SUMBER KARBOHIDRAT

PENDUDUK INDONESIA

PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2005TAHUN 2005

3. 80.000-99.999 B,J,UK,T B,J,UK,T B,T

4. 100.000-149.999 B,T B,T B,T

5. 150.000-199.999 B,T B,T B,T

6. 200.000-299.999 B,T B,T B,T

7. 300.000-499.999 B,T B,T B,T

8. > 500.000 B,T B,T,UK B,T

Keterangan : Keterangan : B = Beras


(76)

KUALITAS KONSUMSI PANGAN PENDUDUK INDONESIA (KOTA+DESA) TAHUN 2005 DAN 2007

15,5 7,8 155 90,8 13.9 7.0 139 87.4 24,0 12,0 240 150,0 Pangan Hewani 1,6 3,1 62 53,0 1.8 3.6 73 60.0 2,5 6,0 120 100,0 Umbi-umbian 25,0 62,2 1244 316,6 25.0 62.1 1241 319,1 25,0 50,0 1000 275,0 Padi-padian Skor PPH % AKG Energi Gram Skor PPH % AKG Energi Gram Skor PPH % AKG Energi Gram 2007 2005 PPH Nasional Kelompok Pangan 7682,8 79.1 100 Skor PPH 100,7 2015 99.8 1997 100,0 2000 Total 0,0 1,8 35 50,7 0.0 1.8 35 48.8 0,0 3,0 60 -Lain-lain 25,1 5,0 100 251,7 23.3 4.7 93 223.4 30,0 6,0 120 250,0

Sayur dan Buah

2,4 4,8 96 26,2 2.5 5.0 99 29.0 2,5 5,0 100 30,0 Gula 7,3 3,6 73 27,7 6.7 3.4 67 25.5 10,0 5,0 100 35,0 Kacang-kacangan 1,0 2,3 47 8,8 1.0 2.6 51 8.1 1,0 3,0 60 10,0 Buah/Biji Berminyak 5,0 10,1 203 23,0 5.0 9.9 199 22.4 5,0 10,0 200 20,0


(77)

TINGKAT KERAWANAN

TINGKAT KERAWANAN

PANGAN

PANGAN


(78)

NEGARA FAKTOR PENYEBAB MASALAH PANGAN

Lesotho Kekeringan

Somalia Kekeringan

Swaziland Kekeringan

Zimbabwe Krisis ekonomi, kekeringan

Eritrea Krisis ekonomi

Liberia Recovery pasca konflik

Mauritania Kekeringan

Sierra Leone Recovery pasca konflik

NEGARA-NEGARA YANG MENGALAMI MASALAH PANGAN

Burundi Konflik sosial

Central African Republic Konflik sosial

Chad Konflik sosial

Congo, Democratic Republic of Konflik sosial

Congo, Republic of Krisis ekonomi

Côte d'Ivoire Konflik sosial

Ethiopia Keamanan dan gagal panen

Ghana Banjit dan Kekeringan

Guinea Pengungsian


(79)

NEGARA FAKTOR PENYEBAB MASALAH PANGAN

Kenya Konflik sosial

Sudan Konflik sosial

Uganda Konflik sosial

Iraq Konflik social dan keamanan

Afghanistan Konflik social dan keamanan

Korea, Dem. People's Rep. of Krisis ekonomi dan banjir

Bangladesh Banjir dan Topan

Indonesia Banjir, longsor dan gempa

Nepal Konflik social dan banjir

Pakistan Keamanan dan banjir

Pakistan Keamanan dan banjir

Sri Lanka Conflict

Timor-Leste Banjir dan kekeringan

Bolivia Banjir

Dominican Republic Banjir

Haiti Banjir

Nicaragua Banjir

Moldova Kekeringan

Kenya Kekeringan

Somalia Kekeringan


(80)

• Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 sebesar 37,17 juta jiwa atau 16,58 % (Maret 2007). Angka ini lebih rendah dibanding tahun 2006 yaitu 39,30 juta jiwa atau 17,75 % dari total penduduk (Maret 2006).

• Jumlah Penduduk miskin pada Maret 2008 tercatat sebesar 34,96 Juta orang (BPS)

34,01

49,50

47,97

38,70 37,90

38,40 37,30

36,15

35,10

39,30

37,17

40,00 50,00 60,00

Jumlah Penduduk Miskin ( % )

80

17,47

24,23

23,43

19,14

18,41 18,20

17,42

16,66 15,97

17,75

16,58

0,00 10,00 20,00 30,00


(81)

JUMLAH DAN TINGKAT PENGANGGURAN 2004

JUMLAH DAN TINGKAT PENGANGGURAN 2004 -- 2008 2008

81 81


(82)

Balita Gizi gurang Tingkat kelaparan

Prevalensi gizi Kurang Dan ”Rawan Pangan”

Prevalensi gizi Kurang Dan ”Rawan Pangan”

(Kons Energi < 1700 kkal/hr)

(Kons Energi < 1700 kkal/hr)

0 5 10 15 20

%

Balita gizi buruk Balita Gizi gurang


(83)

Wilayah 2002 2003 2004 2005

Kota

-Sangat rawan* 5,5 3,3 2,7 1,7

-Rawan** 40,0 34,2 32,0 24,5

Desa

-Sangat rawan* 9,4 6,0 6,7 3,8


(84)

P e n d u d u k R a w a n p a n g a n ( % ) 1 0 1 5 2 0 2

5 5 0

NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung

Kep. Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI.Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali

Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua S u m b e r : G izi d a la m A n g ka ( 2 0 0 5 ) d a n N u tr it io n M a p o f In d o n e si a , 2 0 0 6


(85)

B

a

li

ta

g

iz

i

b

u

ru

k

1

0

1

5

2

0

2

5 5 0

NAD

Sumatera Utara Sumatera Barat Riau

Jambi

Sumatera Selatan Bengkulu

Lampung

Kep. Bangka Belitung DKI Jakarta

Jawa Barat Jawa Tengah DI.Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali

Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo

Maluku

Maluku Utara Papua


(86)

B

a

li

ta

K

u

ra

n

g

G

iz

i

1

5

2

0

2

5

3

0

3

5

4

0 5 0

1

0

NAD

Sumatera Utara Sumatera Barat Riau

Jambi

Sumatera Selatan Bengkulu

Lampung

Kep. Bangka Belitung DKI Jakarta

Jawa Barat Jawa Tengah DI.Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali

Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo

Maluku Maluku Utara Papua


(87)

!

"#$ % & !

'

"#$ ()*+ *,*- ./)!

'

01 2 23$0

PERKIRAAN JUMLAH BALITA DAN

PERKIRAAN JUMLAH BALITA DAN

YANG MENDERITA GIZI KURANG

YANG MENDERITA GIZI KURANG

4 $

'

#$ #$ !

'

#$ #

5#

0

$0 0 2

0 10 3


(88)

Prevalensi “underweight” Balita (BB/U)

Indonesia 1989-2005

'. 2 '. '.

'. 5 '* '5

'3 2: '.

24 42 23 56

5' *

38

24,66

28

3 3

'. 2

3 5' 3

* :5 3 ''

'4 :' '' :/

* 25 / 5

'* '5 '3 2:

5' *

1989

1992

1995

1998

1999

2000

2002

2003

2005


(89)

30

40

50

60

70

a

n

a

k

Persentase ibu memberikan ASI eksklusif

Hasil penelitian MP-ASI pada 4,200 anak di 5 Propinsi

memperlihatkan pada anak 6 bulan hanya 6% yang menyusui secara eksklusif. Anak seharusnya diberikan ASI eksklusif

setidaknya sampai umur 4 bulan dan bila memungkinkan sampai 6 bulan.

45%

63%

30%

0

10

20

30

1

2

3

4

5

6

%

Sumber: Studi MP-ASI, UNICEF, 1997.

30%

19%

12%

6%


(90)

ANEMIA, SKRT 1995 DAN 2001

ANEMIA, SKRT 1995 DAN 2001


(91)

ANEMIA WUS DAN BALITA

ANEMIA WUS DAN BALITA

HKI 1999

HKI 1999--2000

2000

Lokasi Wanita Usia Subur Anak balita

1999 2000 1999 2000

Sumbar 29.2 34.0 46.9 53.9

Lombok 32.3 25.3 65.8 66.1

Lampung 24.1 56.8

91

Lampung 24.1 56.8

Makassar 27.9 37.1 58.6 63.5

Sulsel 27.8 53.6

Surabaya 34.0 27.1 65.5 58.8

Jatim 28.7 26.5 62.6 68.1

Jabar 28.9 26.5 64.6 57.9

Semarang 21.9 27.5 44.7 51.0

Jateng 23.4 25.8 54.7 51.8


(92)

KABUPATEN MENURUT KONSUMSI GARAM YODIUM TK RUMAH TANGGA 1998-2003


(93)

KESEHATAN LINGKUNGAN

40.0 50.0 60.0 70.0

A : RT - punya akses air B : RT - dengan lantai tanah C : RT - tanpa sanitasi

PROPORSI RUMAH TANGGA DENGAN KRITERIA KESEHATAN LINGKUNGAN 1996, 2000, 2003

93

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0

% RT

1996 46.1 9.6 24.4 58.5 10.8 19.7 53.4 31.5 29.7 49.3 32.4 38.5 40.3 2.8 31.6 47.9 8.1 40.3 1999 46.9 6.8 22.5 61.5 7.6 16.1 50.5 25.2 28.3 49.9 27.7 37.4 41.7 2.0 24.1 49.2 6.3 37.9 2003 60.2 9.2 20.0 58.0 7.3 11.1 56.9 22.1 25.0 26.6 29.6 35.4 38.4 3.6 26.0 43.7 8.2 36.6

A B C A B C A B C A B C A B C A B C

Sumatera Jkt, Jogja, Bali Jabar, Banten, Jateng, Jatim

NTB,NTT,Maluku, Papua


(94)

1. Merebaknya penyalahgunaan bahan kimia berbahaya untuk bahan tambahan pangan (formalin, boraks dan zat pewarna yang dilarang)

2. Kurangnya pengawasan dan pembinaan terhadap UKM Pangan

3. Rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap keamanan

pangan

KEAMANAN PANGAN KEAMANAN PANGAN 10 0 8 3 38 380

Penyebab produk makanan jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat (Tahun 2002 - 2005)

5

5

Data Temuan Bahan Berbahaya**) dalam Produk Pangan (Tahun 2002-2005)

94 39 12 19 19 59 3 3 24 77 4 0 28 7 38 358 70 1286

2002 2003 2004 2005

Tahun

Pemanis Buatan Pengawet Formalin

Pewarna yang dilarang Boraks Cemaran mikroba

2 2 3 0 1 2 3 4 5 % T e m u a n B a h a n B e rb a h a y a d a la m P ro d u k P a n g a n

2002 2003 2004 2005*)

Tahun

Keterangan : *) Data sampai Bulan November 2005 **) Bahan Berbahaya yang ditemukan

meliputi Formalin, Boraks, Rhodamin B dan Methanyl Yellow


(95)

MASALAH STRATEGIS KETAHANAN


(96)

1. Masalah Kemiskinan dan Kerwanan pangan

2. Ketersediaan dan kemandirian pangan.

3. Kelestarian sumberdaya lahan dan air.

4. Distribusi dan Akses pangan

5. Stabilitas Harga Pangan

6. Cadangan pangan

MASALAH STRATEGIS KETAHANAN

MASALAH STRATEGIS KETAHANAN PANGAN

PANGAN

6. Cadangan pangan

7. Penganeka ragaman pangan.

8. Masalah keamanan pangan

9. Masalah Ganda Status Gizi Masyarakat


(97)

1. Masalah Kemiskinan dan Kerwanan pangan

• Angka kelaparan di Indonesia diperkirakan sebesar

13,88 persen (Susenas, 2006)

• Jumlah anak balita dengan status gizi buruk

diperkirakan sebesar 8.81 persen dan gizi kurang

sebesar 19,0 persen

• Tingkat kemiskinan penduduk di Indonesia sekitar 16,58

• Tingkat kemiskinan penduduk di Indonesia sekitar 16,58

persen atau sekitar 37,17 juta jiwa pada tahun 2007

• Belum efektifnya Sistem Kewaspadaan Pangan dan

Gizi (SKPG)

• Meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduksehingga

menyebabkan kemiskinan baru

• Belum tumbuhnya perekonomi pedesaan,sehingga

munculnya urbanisasi dan kemiskinan di pedesaan


(98)

2. Ketersediaan dan kemandirian pangan

1. Ketersedian pangan Indonesia telah melebihi standar yakni sebesar 3031 kilo kalori dan protein 76,28 gram per kapita per hari.

2. Kemandirian pangan yang iukur dengan ketergantungan impor , tampak bahwa umumnya kurang dari 10 persen (padi 0,77 %, jagung 9,14 %, kacang tanah 7,87 %, ubi kayu 0%, ubi jalar 0 %, sayuran 6,95 %, buah-buahan 0,47 % , minyak goreng 0 %, dan daging 4,07 %, sedangkan yang melebihi dari 10 persen terjadi pada komoditas kedelai 60,98 % dan susu 92, 38 %.

92, 38 %.

3. Laju peningkatan produksi pangan cenderung melandai dengan rata-rata pertumbuhan kurang satu persen sedangkan pertambahan penduduk sebesar 1,2% setiap tahun

4. Petani umumnya skala kecil (kurang dari 0,5 hektar) yang berjumlah 13,7 juta KK menyebabkan aksesibilitasnya terbatas terhadap sumber

permodalan, teknologi dan sarana produksi sehingga sulit meningkatkan efisiensi dan produktifitasnya tanpa difasilitasi oleh pemerintah.


(99)

3. Kelestarian sumberdaya lahan dan air.

1. Saat ini tingkat alih fungsí lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll) di Indonesia diperkirakan 106.000 ha/5 th

2. Analisis RTRW oleh BPN tahun 2004 memperoleh indikasi bahwa di masa darang akan terjadi perubahan lahan sawah beririgasi 3,1 juta hektar untuk penggunaan non pertanian, dimana perubahan terbesar di pulau Jawa-Bali seluas 1,6 juta hektar atau 49,2 % dari luas lahan sawah beririgasi.

3. Kondisi sumber air di Indonesia cukup memperihatinkan, daerah

tangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya sangat tangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya sangat kritis akibat pembukaaan hutan yang tidak terkendali. Defisit air di Jawa sudah terjadi sejak tahun 1995 dan terus bertambah hingga tahun 2000 telah mencapai 52,8 milyar m3 per tahun

4. Di Jawa dan banyak daerah lainnya luas hutan tinggal 15% dari luas

daratan (untuk kelestarian minimal 30 %), seta banakna dijumai lahan kritis. Sejak 10 tahun terakhir terjadi banjir dengan erosi hebat dan ancaman

tanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada musim kemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka tahun 2015


(100)

4. Distribusi dan Akses pangan.

1. Bervariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah dan antar waktu merupakan tantangan dalam menjamin distribusi pangan agar tetap

lancar sampai ke seluruh wilayah konsumen sepanjang waktu.

2. Terbatasnya prasarana dan sarana perhubungan untuk menjangkau seluruh wilayah terutama daerah terpencil

3. Prasarana dan sarana pemasaran seperi jalan usaha tani, pasar desa, fasilitas penampungan produksi,

4. Sarana dan prasarana pasca panen, 5. Penguatan kelembagaan pemasaran , 6. Permasalahan standard kualitas,

7. Jaringan pemasaran dan distribusi antar dan keluar daerah,

8. Sistem informasi produksi ,konsumsi,, dan stok dan sistem informasi pasar 9. Banyaknya hambatan distribusi karena pungutan resmi dan tidak resmi, 10. Banyaknya kasus penimbunan komoditas pangan oleh spekulan,

11. Banyaknya masyaraat rawan akses pangan karena tergolong kelompok masyarakat miskin dan rawan terkena bencana


(1)

Indikator Ouput : Program Distribusi dan Akses pangan

RENCANA AKSI INDIKATOR KEBERHASILAN Satuan 1. Melakukan pembinaan standard kualitas Persen kualitas produk standard SNI Persen 2. Memperbaiki dan mengembangkan infrastruktur

distribusi

Jumlah desa yang tidak bisa dilalui roda empat desa 3. Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan

prasarana pasca panen

Rasio produksi terhadap jumlah kapasitas sarana dan parasarana pasca panen

rasio 4. Mengembangkan Jaringan pemasaran dan distribusi

antar dan keluar daerah

Frekuensi kontak bisnis Kali/tahun 5. Mengembangkan sistem informasi pasar Tersedianya data Informasi Pasar % Kab 5. Mengembangkan sistem informasi pasar Tersedianya data Informasi Pasar % Kab 6. Penguatan Lembaga pemasaran daerah lembaga pemasaran yang memanfaatkan Resi

gudang

Persen 7. Mengurangi hambatan distribusi karena pungutan

resmi dan tidak resmi

Tidak adanya Perda pungutan distribusi % Kab 8. Mencegah kasus penimbunan komoditas pangan oleh

spekulan

Berkurangnya kasus penimbunan komoditas pangan oleh spekulan

% kasus 9. Memberikan bantuan pangan pada kelompok

masyarakat miskin

Jumlah kelompok masyarakat miskin yang mendapatan bantuan pangan

Persen 10. Memberikan bantuan pangan pada kelompok

masyarakat yang terkena bencana

Jumlah kelompok masyarakat yang mendapatan bantuan pangan


(2)

Indikator Ouput : Program Distribusi dan Akses pangan

RENCANA AKSI INDIKATOR KEBERHASILAN Satuan 1. Pemberlakuan Harga Pembelian Pemerintah pada

komoditas pangan strategis

Adanya Peraturan pemerintah tentang Harga Pembelian Pemerintah pada komoditas pangan strategis

Peraturan

2. Perlindungan harga domestik dari pengaruh harga dunia melalui kebijakan tarif, kuota impor, dan/ pajak ekspor, kuota ekspor pada komoditas pangan strategis

Adanya pemberlakuan tarif, kuota impor, dan/ pajak ekspor, kuota ekspor pada komoditas pangan strategis

Peraturan 3. Mengembangan nt (pembelian

oleh pemerintah pada waktu panen dan operasi pasar pada waktu paceklik) pada komoditas pangan strategis

Stabilasi harga pangan bulanan Koefisien variasi pada waktu paceklik) pada komoditas pangan strategis

4. Pencegahan impor dan/ ekspor illegal komoditas pangan

Menurunnya kasus illegal impor dan/ ekspor komoditas pangan

persen 5. Meningkatkan dana talangan pemerintah (propinsi dan

kabupaten/kota) dalam menstabilkan harga komoditas pangan strategis

Persen dana talangan terhadap APBD persen

6. Meningkatkan peranan Lembaga pembeli gabah dan Lembaga usaha ekonomi pedesaan

Persen jumlah produksi yang dibeli persen 7. Mengembangkan sistem tunda jual Kelompok tunda jual yang aktif Persen 8. Mengembangkan sistem informasi dan monitoring

produksi, konsumsi, harga dan stok minimal bulanan

Tersedianya data Informasi produksi, konsumsi, harga dan stok pada level kabupaten


(3)

Indikator Ouput : Program Cadangan pangan

RENCANA AKSI INDIKATOR KEBERHASILAN Satuan 1. Mengembangkan sistem cadangan pangan pemerintah

tingkat kabupaten/kota untuk antisipasi kondisi darurat

Jumlah cadangan pemerintah setahun Ton

2. Mengembangkan cadangan pangan hidup melalui intensifikasi pekarangan

Jumlah pekarangan intensif Hektar intensifikasi pekarangan

3. Menguatkan kelembagaan lumbung pangan masyarakat Jumlah lumbung Kelompok

4. Mengembangkan cadangan pangan melalui LUEP/LPG, Bank Padi

Jumlah cadangan pangan yang berasal


(4)

Indikator Ouput : Program Pengembangan dan Penganekaragaman

Pangan Menuju Gizi Seimbang

1. Mengembangkan dan menyediakan paket'paket teknologi agroindustri pangan skala pedesaan

Jumlah paket teknologi pangan Unit 2. Melakukan penyuluhan, pembinaan dan

pengembangan agroindustri pedesaan

Frekuensi penyuluhan/pembinaan Kali/tahun 3. Mengembangkan agroindustri skala rumah tangga

untuk produksi pangan pokok karbohidrat non'beras, non'terigu dan sumber protein hewani, serta sayur dan buah.

Jumlah UKM agroindustri pangan buah

4. Meningkatkan peran kelembagaan lokal PKK dalam penyuluhan penganekaragaman pangan dan gizi

Jumlah PKK pedesaan yang aktif kelompok penyuluhan penganekaragaman pangan dan gizi

5. Melakukan Kampanye promosi pangan beragam dan bergizi seimbang

Jumlah frekuensi kampanye melalui media cetak

dan elektronik kali

6. Melakukan sosialisasi penganekaragaman pangan pada keluarga

Jml kelompok BKB (bina keluarga balita) kelompok 7. Memberi/memasukkan muatan materi

penganekaragaman pangan pada pendidikan formal

Jumlah sekolah penerima yang telah penyuluhan sekolah 8. Memberi makanan pendamping ASI (MP'ASI)

berbasis sumber daya lokal

Jumlah anak yang mendapatkan (MP'ASI) anak 9. Memberi makanan tambahan anak sekolah (PMT'AS)

yang tepat berbasis sumber daya lokal

Jumlah anak yang mendapatkan (PMT''AS) anak 10. Mengembangkan pangan lokal secara terarah melalui

pangan lokal

Kabupaten yang telah membuat pangan lokal


(5)

Indikator Ouput : Program Keamanan Pangan

RENCANA AKSI INDIKATOR KEBERHASILAN Satuan 1. Mengatur distribusi bahan kimia berbahaya Frekuenasi kasus keracunan pangan Kali/tahun 2. Meningkatkan pengendalian, pengawasan dan

monitoring peredaran bahan kimia berbahaya yang disalahgunakan untuk pangan

Jumlah Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masy (LPKSM)

Buah

3. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap UMKM Pangan

Jumlah UMKM yang mendapat Izin SP'IRT buah 4. Melakukan penyuluhan pengetahuan dan

pemahaman masyarakat terhadap keamanan

' Frequensi penyuluhan Kali/tahun pemahaman masyarakat terhadap keamanan

pangan d isekolah

5. Meningkatkan ketersediaan dan sosialisasi standar dan peraturan di bidang mutu dan keamanan pangan

Jumlah industri pangan yang menerapkan CPMB (cara produksi makanan yang baik)

Persen

6. Meningkatkan kemampuan institusi pengawas keamanan pangan.

Jumlah pengawas bersertifikasi .

Persen 7. Meningkatkan pengawasan terhadap jajanan

anak sekolah.

Jml sekolah yang mendapatkan penyuluhan Sekolah 8. Melakukan sertifikasi (Binaan) keamanan pangan

untuk penjaja makanan


(6)

RENCANA AKSI INDIKATOR KEBERHASILAN

Satuan 1. Memantapkan Dewan ketahanan pangan

Kabupaten/kota

Jumlah DKP kab/kota aktif Persen 2. Memantapkan institusi ketahanan pangan (BKP) di

kab/kota

Jumlah BKP kabupaten/kota yang eselon II

Persen

Indikator Ouput : Program Kelembagaan Pangan dan Gizi

kab/kota eselon II

3. Memantapkan kelembagaan penyuluhan Jumlah BPP aktif Buah 4. Mengefektifkan penyuluhan Rasio petani dengan penyuluh rasio 5. Melakukan revitalisasi kelompok tani Jumlah kelompok tani aktif kelompok 6. Memberdayakan kelembagaan gabungan kelompok

tani

Jumlah Gapoktan aktif jumlah 7. Meningkatkan peran kelembagaan lokal dan

masyarakat pedesaan dalam penyuluhan pangan dan gizi

Jumlah kelembagaan lokal Kadarzi yang aktif

kelompok

8. Merevitalisasi kelembagaan pedesaan (Posyandu, PKK, dll) untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat tentang kesehatan dan gizi

• Jumlah PKK dan/ Posyandu yang aktif

• Jumlah Desa Siaga