dampaknya, pergerakan suku bunga, fluktuasi nilai tukar mata uang, rumor dan sentimen pasar serta penggabungan usaha Business Combination.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan
skripsi dengan judul “Pengaruh Kebijakan Deviden dan Return on Equity terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kebijakan Deviden berpengaruh terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI ? 2.
Apakah Return on Equity berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI ?
3. Apakah kebijakan Deviden dan Return on Equity bersama-sama
mempengaruhi Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1
Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui adanya pengaruh kebijakan Deviden terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Untuk mengetahui adanya pengaruh Return on Equity terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan memberikan kesempatan untuk
menerapkan teori yang telah didapatkan di bangku kuliah dan menambah wawasan penulis dalam bidang keuangan khususnya
dalam penilaian pengaruh kebijakan Deviden dan Return on Equity
terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur. 2.
Bagi Perusahaan Manufaktur Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk perbaikan peningkatan kualitas kinerja perusahaan manufaktur.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk
penelitian lanjutan dan memberikan sumbangan yang positif untuk memperluas wawasan mengenai kebijakan deviden dan
kondisi ekuitas serta pengaruhnya terhadap harga saham gabungan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dividen 2.1.1 Pengertian Dividen
Dividen adalah nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan retained earnings yang disimpan sebagai
cadangan bagi perusahaan Ang, 1997. Perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat akan menerbitkan laporan keuangan. Dalam
laporan keuangan, tertulis beberapa keuntungan perusahaan pada tahun bersangkutan, kemudian dalam rapat umum pemegang saham RUPS
akan diputuskan besarnya dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham.
Berdasarkan periode satu tahun buku maka dividen dapat dibagi atas dua jenis; dividen interm dan dividen final. Dividen interim adalah
sebagian dari dividen tunai yang dibayarkan berdasarkan laba bersih yang diperoleh pada tahun berjalan. Dividen interim dibayarkan setelah laporan
tengan tahunan diterbitkan dan perusahaan mendapatkan keuntungan yang cukup serta tidak mempunyai rencana untuk melakukan ekspansi usaha
yang membutuhkan modal tambahan dari laba perusahaan. Dividen interim baru akan diumumkan setelah mendapatkan persetujuan dari Rapat
Umum Pemegang Saham RUPS. Biasanya dividen interim dibayarkan oleh perusahaan yang sudah mapan matured, sehingga sebagian atau
seluruh keuntungan yang diperoleh selama tahun berjalan dapat dibagikan
Universitas Sumatera Utara
kepada pemegang saham. Dividen final adalah dividen yang dibagikan setelah tutup tahun buku dilakukan. Setelah tahun buku perusahaan
ditutup, manajemen dapat mengetahui total laba bersih akuntansi yang diperoleh selama satu tahun pembukuan. Laba bersih akuntansi yang
digunakan sebagai dasar penghitungan dividen tunai adalah yang tertera pada laporan rugi-laba yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.
Dalam melakukan perdagangan saham perusahaan akan memperoleh laba bersih. Laba bersih net earnings ini sering disebut sebagai: “Laba
yang tersedia bagi pemegang saham biasa” earnings available to common stockholders
disingkat EAC. Laba bersih tersebut akan dikenakan pajak sehingga menjadi laba bersih sesudah pajak earinings after tax atau
EAT. Manajemen mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap EAT ini yaitu:
1. Dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk
dividen. 2.
Diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan retained earning untuk membiayai operasi selanjutnya.
Apabila manajemen memilih alternatif pertama artinya manajemen harus membuat keputusan tentang besarnnya EAT yang dibagikan sebagai
dividen. Pembuatan keputusan tentang dividen ini disebut kebijkan dividen.
Bambang Riyanto 2001: 281 mendefinisikan kebijakan dividen sebagai “politik yang bersangkutan dengan penentuan pembagian
Universitas Sumatera Utara
pendapatan earning antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di
dalam perusahaan laba ditahan. Menurut Sundjaja dan Barlian 2003: 390 kebijakan dividen adalah
rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen. Menurut Wetson dan Brigham 1990: 198 kebijakan dividen adalah
keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen adalah kebijakan pembagian pendapatan yang harus diikuti dalam
membuat keputusan dividen dibagikanditahan. Menurut Lukas Setia Atmaja 2003: 285 rasio antara dividen dan
laba bersih sering disebut sebagai Dividend Payout Rasio DPR, yang persamaannya adalah DPR = Total Dividend Net Income. Karena
kelebihan laba bersih di atas dividen itu menjadi laba ditahan maka keputusan DPR inclusive keputusan mengenai laba ditahan. Sepintas, para
pemegang saham akan merasa senang apabila bagian dari laba bersih yang dibagikan sebagai dividen ini semakin besar. Akan tetapi, apabila DPR ini
semakin besar, berarti laba ditahan semakin menciut, padahal pendanaan dengan menggunakan laba ditahan internal financing ini mempunyai
cost of capital yang paling kecil dibandingkan dengan metode pendanaan
lainnya. Dengan demikian keputusan dividen akan mengacu pada suatu
Universitas Sumatera Utara
kebijakan dividend policy yang optimal, terutama disesuaikan dengan konsep tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.
Ditinjau dari memaksimumkan rentabilitas modal sendiri, maka kebijakan dividen perlu memperhatikan rentabilitas aktiva dan tingkat
bunga. Dikatakan demikian, Karen apabila kebijakan menetapkan bahwa laba ditahan semakin besar berarti perusahaan ini menggunakan metode
pendanaan dengan menambah modal sendiri, yakni pendanaan internal. Kebijakan dividen merupakan salah satu sumber konflik antara
manajemen dan principal karena dividen dapat merupakan suatu sinyal yang diberikan perusahaan kepada investor. Dividen yang dibayarkan
secara tunai maupun konversi dengan saham mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan prospek yang baik di masa yang
akan datang. Kebijakan dividen menentukan pembagian laba antara pembayaran
kepada pemegang saham dan investasi kembali perusahaan. Kebijakan dividen melibatkan keputusan apakah akan membagikan laba atau
menahannya untuk diinvestasikan kembali didalam perusahaan. Dalam pembagian dividen perusahaan mempertimbangkan proporsi pembagian
antara pembayaran kepada pemegang saham dan reinvestasi dalam perusahaan. Di satu sisi, laba ditahan retained earnings merupakan
salah satu sumber pendanaan yang sangat signifikan bagi pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, tetapi di sisi lain dividen merupakan aliran kas atau asset yang dibagikan pada pemegang saham.
Dalam membagikan dividen, perusahaan harus memperhatikan beberapa faktor, antara lain:
1.
Dividend Payout Ratio industri di mana perusahaan itu berada.
Artinya, perusahaan tidak boleh mengabaikan kebijakan dividen perusahan lain.
2. Kesempatan investasi. Kebijakan dividen perusahaan jangan sampai
mengorbankan proyek yang dapat meningkatkan value pemegang saham di masa yang akan datang. Semakin besar kesempatan
investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan semakin sedikit. 3.
Profitabilitas dan Likuiditas. Kebijakan dividen perusahaan sebaiknya
memperhitungkan profitabilitas dan likuiditas perusahaan. Aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau
meningkatkan dividen. Alasan lain pembagian dividen adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain.
4.
Akses ke pasar keuangan. Jika perusahaan mempunyai akses ke pasar
keuangan yang baik, perusahaan bisa membayar dividen lebih tinggi. Akses yang baik bisa membantu perusahaan memenuhi kebutuhan
likuiditasnya. 5.
Pertumbuhan pendapatan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan
mengalami pertumbuhan, maka jumlah pembayaran dividen dapat
Universitas Sumatera Utara
dinaikkan. Sebab dengan adanya tambahan pendapatan maka dividen dan laba ditahan juga bertambah.
6. Stabilitas pendapatan. Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran
kas di masa mendatang bisa diperkirakan dengan lebih akurat. Perusahaan semacam itu bisa membayar dividen yang lebih tinggi.
Hal yang sebaliknya terjadi untuk perusahaan yang mempunyai pendapatan yang tidak stabil. Ketidakstabilan aliran kas di masa
mendatang membatasi kemampuan perusahaan membayar dividen yang tinggi.
7.
Prefensi pemegang saham dan keleluasaan untuk menyimpang dari
maksimisasi kemakmuran. 8.
Ketersediaan dan biaya alternatif sumber dana. Apabila biaya modal
tinggi, maka penggunaan laba ditahan akan semakin menarik. 9.
Pembatasan-pembatasan yang diberikan kreditur. Kadang-kadang para kreditur bisa memberikan batasan mengenai jumlah pembayaran
dividen yang boleh dilakukan perusahaan. Tindakan itu biasanya dilakukan agar perusahaan mampu mengarahkan usahanya dalam
pelunasan hutang. 10.
Harapan mengenai kondisi bisnis pada umumnya. Pada waktu inflasi
mungkin laba cenderung naik sehingga manajemen dapat menaikkan pembayaran dividen. Dengan demikian, dalam keadaan inflasi,
pendanaan melalui pinjaman akan lebih menarik, bandingkan dengan menggunakan laba ditahan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan bentuk dividen yang dibayarkan, dividen dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu : Ang, 1997
1. Dividen Tunai cash dividend Dividen tunai merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk
tunai. Nilai suatu dividen sesuai dengan nilai tunai yang diberikan. Tujuan emiten untuk memberikan dividen dalam bentuk tunai adalah
untuk memacu kinerja saham di bursa efek, yang juga merupakan return kepada para pemegang saham.
2. Dividen Saham stock dividend Dividen saham merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk
saham dengan proporsi tertentu. Dividen yang diberikan dalam bentuk saham, di samping tujuan yang sama dengan dividen tunai juga
bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham di bursa efek. Di samping itu pemberian dividen dalam bentuk saham kadang -
kadang juga diberikan karena memperhatikan likuiditas keuangan perusahaan. Direksi menilai bahwa likuiditas keuangan perusahaan
tidak memungkinkan pembayaran dividen dalam bentuk tunai sehingga diputuskan dibayarkan dalam bentuk saham baru dividen
saham. Pada waktu pengumuman dividen ada beberapa jenis tanggal yang
perlu diperhatikan yaitu : Ang, 1997
Universitas Sumatera Utara
1. Tanggal pengumuman announcement date Tanggal pengumuman dividen merupakan tanggal resmi pengumuman
oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan.
2. Tanggal cum- dividend cum - dividend date Tanggal cum - dividend merupakan tanggal hari terakhir perdagangan
saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.
3. Tanggal ex- dividend ex- dividend date Tanggal dimana perdagangan saham tersebut sudah tidak melekat lagi
hak untuk memperoleh dividen. 4. Tanggal pencatatan dalam daftar pemegang saham date of record
Tanggal dimana seorang harus terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan publik atau emiten, sehingga ia mempunyai hak
memperoleh dividen yang diperuntukkan bagi pemegang saham. 5. Tanggal pembayaran payment date
Tanggal pembayaran adalah tanggal dimana dividen dibayarkan kepada investor.
Berikut ini tata cara pembagian dividen secara tunai:
1.
Menemtukan tanggal dan jam pendaftaran pemegang saham yang berhak menerima pembagian dividen tunai kepada
perseroanperusahaan yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
2.
Menentukan tanggal dan jam pembagian dividen tunai kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan.
3.
Menentukan tarif dan perhitungan pajak.
4.
Menentukan tarif dan perhitungan pajak bagi pemegang saham apabila yang bersangkutan merupakan wajib pajak
luar negeri.
2.1.2 Deviden sebagai Sinyal Dividend Signaling Theory
Ada beberapa teori yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menerangkan bahwa dividen yang dibayarkan digunakan sebagai isyarat
mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini, digunakan dividend signaling theory sebagai kerangka teorinya, karena
teori ini relevan dengan tujuan penelitian, yaitu untuk membuktikan bahwa pengumuman pembayaran dividen mengandung informasi.
“Signalling theory is based on the assumption that information is not equally available to all parties at the same time, and that information
asymmetry is the rule. Information assymmetries can result in very low valuations or a suboptimum investment policy. Signalling theory states that
corporate financial decisions are signals sent by the company’s managers to investors in order to shake up these assymmetries. These signals are the
cornerstone of financial communications policy.” www.loreal-finance.comsiteuscontenulexique.asp
Universitas Sumatera Utara
Dividend signaling theory berdasarkan pada asumsi bahwa dividen
diperlukan untuk memberikan informasi positif dari manajer yang mempunyai informasi yang lengkap tentang kondisi perusahaan yang
sebenarnya kepada investor yang miskin akan informasi tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya. Fenomena seperti ini terjadi karena adanya
asymetric information antara manajer dengan investor.
Manajer mempunyai informasi yang lengkap tentang arus kas perusahaan, akan memilih untuk menciptakan isyarat yang jelas mengenai
masa depan perusahaan apabila mereka mempunyai dorongan yang tepat untuk melakukannya, kenaikan dividen yang dibayarkan dapat
menimbulkan isyarat yang jelas kepada pasar bahwa prospek perusahaan telah mengalami kemajuan.
Pada publikasi dividen, yang tampak ada informasi kenaikan dan penurunan dividen dapat dipandang sebagai isyarat positif atau negatif oleh
investor. Publikasi dividen yang menyatakan bahwa perusahaan memutuskan untuk membayar dividen yang lebih tinggi dari tahun
sebelumnya ditafsirkan oleh pasar sebagai sinyal positif, sebab publikasi ini menaikkan ekspektasi investor tentang pendapatan masa depan perusahaan.
Sebaliknya, publikasi dividen yang menyatakan pembagian lebih rendah dari tahun sebelumnya dianggap sebagai isyarat negatif, sebab investor
menduga bahwa emiten tersebut mengalami penurunan pendapatan di masa depan. Reaksi pasar terhadap informasi dalampublikasi ditunjukkan oleh
Universitas Sumatera Utara
adanya perubahan harga saham. Perubahan harga saham ini, umumnya dinyatakan dengan ukuran abnormal return.
2.2 Return on Equity
Return on Assets ROA merupakan rasio keuangan perusahaan yang
berhubungan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal
saham tertentu Hanafi dan Halim, 2003:27. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam
kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan.
Laba bersih
net income merupakan ukuran pokok keseluruhan keberhasilan perusahaan. Laba dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapat
pinjaman dan pendanaan ekuitas, posisi likuiditas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk berubah. Jumlah keuntungan laba yang diperoleh secara
teratur serta kecenderungan atau trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian penganalisa di
dalam menilai profitabilitas suatu perusahaan. Profitabilitas atau rentabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan
dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan
merupakan ukuran bahwa perusahaan itu rentable Munawir, 2001:57. Bagi
Universitas Sumatera Utara
manajemen atau pihak-pihak yang lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar.
Return on Equity ROE membandingkan laba bersih setelah pajak dengan
ekuitas. Rasio ini menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan laba berdasarkan ekuitas pemegang saham. Return on EquityROE digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk memperoleh net income.
Menurut Brigham dan Daves 2004:240, “Ultimately, the most important, or ‘bottom line’, accounting ratio is the ratio of net income to common equity,
which measures the return on common equity ROE. Stockholders invest to get a return on their money, and thus ratio tells how well they are doing in an
accounting sense ”. Rasio keuangan yang paling penting adalah rasio yang
membandingkan laba bersih dengan ekuitas pemegang saham, yang disebut dengan tingkat pengembalian atas ekuitas. Pemegang saham berinvestasi untuk
mendapatkankeuntungan atas dana yang diinvestasikannya, dan rasio tingkat pengembalian atas ekuitas atau Return on EquityROE mengindikasikan seberapa
baik perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham secara akuntansi.
The Return on Equity ROE ratio measures the averages return on firm’s capital contributions from its owners for a corporation, that means the
contributions of common stockholders. It indicates how many dollars of income were produced for each dollar invested the common stockholders
Gallagher dan Andrew, 2003:102. Semakin tinggi ROE menggambarkan semakin baik
Universitas Sumatera Utara
manajemen perusahaan karena dari modal yang dikelola dapat menghasilkan pendapatan yang optimal.
Rumus : ROE = x 100
Keunggulan ROA Return On Asset : 1.
ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.
2. ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut.
3. ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit
organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha. Kelemahan ROA Return On Asset :
1. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi
memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project
yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya
proyek- proyek
tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan ecara keseluruhan.
2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan
bukan tujuan jangka panjang. 3.
Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka
panjang. Yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan pengguaaan bahan baku yang relatif murah
sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Harga Saham