Beberapa penelitian mengenai inventarisasi Zingiberaceae yang pernah dilakukan di Sumatera Utara antara lain Rahayu 2002, melaporkan 4 genera
Zingiberaceae di Kawasan Hutan Sikundur, yaitu: Kaempferia, Globba, Amomum, dan Hornstedtia; Mumpuni 2004 melaporkan sepuluh jenis Zingiberaceae di
Kawasan Hutan Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat; Gustina 2006, melaporkan sepuluh jenis Zingiberaceae di Taman Wisata Alam
Deleng Lancuk; Sari 2006, melaporkan 18 jenis Zingiberaceae dengan tujuh genera di Kawasan Hutan Sibayak I, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang;
Marpaung 2009, melaporkan 13 jenis Zingiberaceae dengan empat genera di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi; Siagian 2009, melaporkan sepuluh
jenis Zingiberaceae dengan enam genera di Kawasan Agrowisata Hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir.
Kawasan Sikundur merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser. Berdasarkan survei, kawasan tersebut merupakan laboratorium alam yang cukup besar
dan menarik dengan keanekaragaman hayati yang bervariasi yang salah satunya adalah Zingiberaceae. Sejauh ini data tentang jenis-jenis Zingiberaceae di lokasi
tersebut masih belum lengkap. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang “Studi Taksonomi Zingiberaceae di Kawasan Sikundur Taman Nasional Gunung Leuser,
Kabupaten Langkat Sumatera Utara”.
1.2 Permasalahan
Penelitian mengenai famili Zingibercaeae sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, namun data yang ada masih belum lengkap. Berdasarkan hal
tersebut permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa banyak jenis-jenis
Zingiberaceae di Kawasan Sikundur Taman Nasional Gunung Leuser.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis dan kemiripan morfologi Zingiberaceae yang ditemukan di Kawasan Sikundur Taman Nasional Gunung
Leuser, Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai data bagi peneliti, masyarakat setempat dan pihak-pihak yang memerlukannya serta sebagai data untuk dapat
melalukan penelitian lebih lanjut atau melakukan penyelamatan keanekaragaman hayati yang ada, khususnya Zingiberaceae.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Zingiberaceae
Zingiberaceae berada dalam kelas Monocotyedoneae dan salah satu famili dari ordo Zingiberales. Ordo ini mempunyai beberapa anggota famili lainnya yaitu Musaceae,
Cannaceae, dan Marantaceae Pandey, 2003. Suku Zingiberaceae diyakini mempunyai jumlah jenis terbanyak dibandingkan famili lain dalam ordo yang sama.
Jumlah jenis yang telah dilaporkan tercatat lebih dari 1200 jenis yang umumnya tumbuh di hutan-hutan daerah tropis. Jumlah ini diperkirakan akan terus
bertambah karena sampai sekarang kajian pada tingkat genera masih aktif dilakukan Nurainas Yunaidi, 2006.
Famili Zingiberaceae ini terdiri dari 47 genera yang terdistribusi sepanjang tropis dan subtropis. Tiga genera diantaranya tersebar ke Afrika dan dua genera ke
Amerika Tengah dan Amerika Selatan, 40 diantaranya hanya di Asia atau terpencar ke bagian Selatan Australia. Genera yang paling besar dari famili ini dan jumlah
jenisnya diperkirakan antara lain Alpinia 225, Globba 100, Amomum 90, Zingiber 80 yang merupakan jenis tanaman paling penting dan memiliki banyak
manfaat, Renealmia 70, Curcuma 54, Boesenbergia 50 dan Hedychium 40 Lawrence, 1964.
Genus Alpinia diberikan untuk mengenang seorang ahli botani dari Italia, Prospero Alpino 1553-1616. Nama genus Amomum berasal dari kata Yunani
amomon yang merupakan nama tanaman rempah-rempah suku Indian. Nama genus Boesenbergia diberikan pada tahun 1891 oleh seorang ahli botani Carl E. O. Kuntze
sebagai penghormatan kepada adik tersayangnya Clara dan suaminya Walter Boesenberg. Nama genus Globba didasarkan pada nama galoba jenis tumbuhan
Universitas Sumatera Utara
Indonesia dari Ambon. Nama Hedychium berasal dari bahasa Yunani: hedy berarti manis, chion yang berarti salju, mengacu pada bunganya yang biasanya berwarna
putih. Genus ini mempunyai potensi yang besar sebagai tanaman pertanian. Nama genus Zingiber berasal dari kata Sansekerta sringavera, yang berarti “akar berbentuk
tanduk”. Pangkal tangkai daunnya mengalami pembengkakan, dan ujung anther meluas menjadi struktur seperti tanduk Larsen Larsen, 2006; Poulsen, 2006.
2.2 Deskripsi Zingiberaceae