Predictive Maintenance Corective Maintenance

5. Catatan records Dalam hal ini yang dicatat adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan, yang perlu diperhatikan adalah : a. Karakteristik peralatan b. Jumlah peralatan yang ada c. Biaya perawatan 6. Laporan Pengaman Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah : a. Pembetulan yang dilakukan b. Penyimpangan yang pernah terjadi

b. Predictive Maintenance

Predictive Maintenance merupakan suatu teknik atau cara yang dipakai dalam produksi berantai, dimana bila ada gangguan darurat sedikit saja dalam produksi tersebut misalnya rusaknya peralatan suatu pompa dapat menyebabkan aliran produksi sehingga dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar pada perusahaan yang cukup besar. Dalam industri yang menggunakan proses kimia, terhentinya aliran sistem produksi beberapa detik saja dapat menimbulkan kerusakan berat yang fatal. Universitas Sumatera Utara Jadi Predictive Maintenance adalah merupakan bentuk baru planed maintenance, dimana penggantian komponen atau suku cadang dilakukan lebih awal pada waktu terjadinya kerusakan. Phasa 1 Phasa 2 Phasa 3 Gambar 2.12. Sistem Pemeliharaan Bathtub Curve kurva bak mandi Dalam Gambar 2.12 Bathtub Curve pemeliharaan diadakan menjelang Wearing Out Priode, atau sebelum berakhirnya Intrinsic Failure Priode. Pada Gambar 2.12 terlihat suatu cermin baru bila dioperasikan akan terjadi keausan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan bagian – bagian “permukaan kerja” waktunya surface dari alat mesin kasar sehingga ketika terjadi kontak kerja permukaan kasar tersebut akan menjadi halus dengan geram – geramnya terbang keluar. Setelah melewati phasa Universitas Sumatera Utara I, dimana permukaan bidang benda kerja halus tersebut. Geram yang terjadi akibat gesekan sudah menurun, hal ini akan menambah stabilitas keadaan permukaan bidang kerja. Phasa II inilah yang dikenal sebagai priode kerja serba guna dari mesin Intrinsic Failure Priode. Periode ini menentukan unsur mesin atau peralatan yang sesungguhnya. Karena permukaan bidang kerja mempunyai lapisan kekerasan dengan ketebalan yang terbatas maka bila ketebalan lapisan keras ini telah habis terkikis sehingga usaha laju keausan akan meningkat kembali. Hal ini akan berlangsung selama Phasa III yang dikenal priode keausan cepat WearOut Failure Periode.

c. Corective Maintenance

Corective Maintenance tidak hanya berarti memperbaiki tetapi juga mempelajari sebab – seba terjadinya kerusakan yang serupa. Perlu disadari pula Corective Maintenance tidak dapat menghilangkan semua kerusakan tetapi harus mampu mencegah kerusakan yang baru dengan corective maintenance ini maka jumlah kerusakan berkurang dan juga waktu terhentinya mesin juga berkurang sehingga produksi tidak berhenti, adalah menjadi tugas bagian dari maintenance untuk mengikuti terjadinya kerusakan pada peralatan dan mengambil tindakan – tindakan yang perlu untuk mengatasinya. Universitas Sumatera Utara B. Tujuan Pemeliharaan 1. Tujuan pemeliharaan dalam pengertian sempit adalah suatu kegiatan untuk menunjang dan menjaga peralatan agar peralatan dapat dioperasikan dengan produksi stabil dan bebas dari penurunan mutu peralatan yang dihasilkan, misalnya melalui kegiatan pemeriksaan peralatan, pemberian minyak, perbaikan pada kerusakan dan lain – lain. 2. Tujuan pemeliharaan dalam pengertian yang luas adalah semua kegiatan yang dibutuhkan untuk menstabilkan produksi dan menyempurnakan produktivitas. 3. Tujuan pemeliharaan dalam pengertian yang luas dapat dibagi atas 4 empat bagian yaitu : a. Menyempurnakan Produksi b. Menyempurnakan mutu produksi c. Mengurangi biaya perawatan d. Meningkatkan modal kerja 4. Tujuan pemeliharaan dari segi teknis : a. Memelihara keberadaan peralatan yang siap pakai untuk kurun waktu tertentu. b. Menjaga kemampuan dan kehandalan peralatan untuk melakukan fungsi yang diperlukan dalam kondisi dan waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara c. Menyempurnakan bagian peralatan untuk mudah dipelihara, diperbaiki dalam kondisi peralatan yang spesifikasi dalam jangka waktu tertentu. Untuk mengetahui jenis pemeliharaan yang dilakukan terhadap peralatan yang terpasang dilakukan dengan cara mempedomani data yang diperlihatkan hasil kerja peralatan yang terpasang cara seperti ini dikenal dengan pendiagnosaan aksi kerja peralatan. Sehingga dengan kata lain untuk menetapkan apakah pemeliharaan terhadap kesatuan peralatan yang dilakukan menyangkut pencegahan atau pemeliharaan perbaikan, serta pemeliharaan korosi sebagai pedoman hasil pendiagnosaan aksi kerja peralatan. Dari hasil pendiagnosaan kerja peralatan menyangkut aksi kerja suatu peralatan dapat diketahui penyebab gangguan dari suatu peralatan. Bila penyebab gangguan kerja adalah keausan elemen peralatan yang melebihi batas yang diiizinkan ataupun perubahan kelainan dari elemen peralatan baik bentuk, mikro struktur dan keretakan pada elemen peralatan. Maka pemeliharaan yang dilakukan adalah jenis pemeliharaan perbaikan dimana peralatan harus dihentikan beroperasi dan sasaran utama adalah penggantian elemen peralatan atas suku cadang yang tersedia.

2.10 Istilah Forensic Engineering terhadap timbulnya kegagalan pada suatu Peralatan