Hubungan Kemampuan Manajerial Aparat Pemerintah Desa Dengan Pembangunan Desa (Studi Pada Desa-Desa di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara)

(1)

H U B U N GA N K E M A M P U A N M A N A J E R I A L A P A R A T

P EMERIN TAH D ES A D EN GAN P EMB AN GU N AN D ES A

( S t u d i p a d a D e s a -d e s a d i Ke c a m a t a n S t a b a t Ka bu p a te n La n gka t

Pro p in s i S u m a te ra U ta ra )

T E S I S

Ole h :

F A H R I A Z H A R I N IM. 0 6 70 2 4 0 0 9 / S P

Pro gra m Ma gis te r S tu d i Pe m ba n gu n a n

S E K O L A H P A S CA S A R J A N A

U N IVERS ITAS S U MATERA U TARA

M E D A N

2 0 0 8


(2)

A B S T R A K

Pen elitian in i bertujuan un tuk: Pertam a, m en getahui tin gkat kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat. Kedua, m en deskripsikan tin gkat pem ban gun an desa di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat. Ketiga, m en jelaskan dan m en gan alisis hubun gan kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa den gan pem ban gun an desa di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat.

Pen elitian in i berlokasi di Kecam atan Stabat Kabupaten Langkat. Populasi dan sam pel pen elitian in i adalah seluruh Kepala Desa beserta peran gkat-peran gkatn ya di Kecam atan Stabat yan g berjum lah 30 respon den . Data prim er pen elitian diperoleh m elalui pen yebaran kuision er. An alisis data secara deskriptif an alitis dan statistik korelasi product m om ent.

H asil pen elitian m en un jukkan : Pertam a, kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa yan g diukur m elalui in dikator kem am puan pen gelolaan struktur organ isasi, kem am puan m em peroleh dukun gan lin gkun gan , kem am puan pelaksan aan tugas (perform an ce) dan kem am puan leadership secara um um disim pulkan cukup baik. Kedua, tin gkat pem ban gun an desa yan g diukur m elalui adan ya partisipasi m asyarakat, adan ya perim ban gan peran pem erin tah dan m asyarakat dalam pem ban gun an , adan ya kem an dirian m asyarakat serta pen in gkatan taraf hidup m asyarakat secara keseluruhan disim pulkan cukup baik. Ketiga, hubun gan an tara kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa den gan tin gkat pem ban gun an desa-desa yan g berada di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat berdasarkan pen gujian statistik m en un jukkan an gka korelasi sebesar an gka korelasi sebesar 0 ,728 . In i berarti kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa m em iliki hubun gan yan g kuat dengan pem ban gun an desa di lin gkun gan Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat.


(3)

K A T A P E N G A N T A R

Alham dulillah disam paikan kepada Allah swt, atas kehen dak-Nya dan izin -Nya pen elitian yan g berjudul: "H ubun gan Kem am puan Man ajerial Aparat Pem erin tah Desa den gan Pem ban gun an Desa (Studi pada Desa-desa di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat Propin si Sum atera Utara)", dapat diselesaikan . Salaw at dan salam disam paikan kepada Rasulullah saw yan g m em bawa pen cerahan kehidupan bagi um at m an usia.

Pen elitian in i m erupakan persyaratan un tuk m en dapatkan gelar Magister Studi Pem ban gun an (MSP) pada Sekolah Pascasarjan a Un iversitas Sum atera Utara. In ti bahasan pen elitian in i adalah m en gkaji kem am puan m an ajerial Kepala Desa beserta peran gkat-peran gkatn ya dalam pem ban gun an desa di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat. Atas ram pun gn ya pen elitian in i, pen ulis m en yam paikan ucapan terim a kasih dan pen ghargaan kepada pihak-pihak yan g turut serta m em berikan an dil dan dukun gan .

1. Pertam a sekali ucapan terim a kasih pen ulis sam paikan kepada yan g terhorm at ibu Prof.Dr.Ir. T. Chairun Nisa B. MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjan a Un iversitas Sum atera Utara. Atas dedikasi beliau, pen ulis


(4)

diberi kesem patan un tuk m en gikuti pen didikan di Sekolah Pascasarjan a USU Medan .

2. Ucapan terim a kasih selan jutn ya pen ulis sam paikan kepada Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution , MA selaku Ketua Program Studi Pem ban gun an Un ivesitas Sum atera Utara.

3. Ucapan terim a kasih tidak luput disam paikan kepada kedua pem bim bin g tesis in i, Drs. Karion o, M.Si. (Pem bim bin g I) dan Drs. Agus, M.Si (Pem bim bin g II).

4. Terim a kasih khusus pen ulis sam paikan kepada ayahan da (Drs. H . Surya Djahisa, M.Si) dan ibun da (H j. Khairul Bariah) serta

kakan da (Ir. H j. Gum ala Ulfa) atas cin ta dan kasih sayan g yan g telah diberikan , begitu juga saudara-saudara pen ulis. Mereka sem ua tidak pern ah bosan m em berikan doron gan sem an gat sekaligus m en doakan pen ulis agar dapat m en yelesaikan pen didikan di Sekolah Pascasarjan a USU.

5. Tem an tem an di jurusan Studi Pem ban gun an satu an gkatan , tem an -tem an sejawat di Kan tor Pem kab Lan gkat yan g tidak dapat disebutkan satu persatu n am an ya, pen ulis m en yam paikan penghargaan setin ggi-tin ggin ya atas doron gan dan sem an gat un tuk terus belajar, bekerja dan berprestasi.


(5)

Pen elitian in i m asih m em butuhkan kritik dan saran yan g berharga dari sem ua kalan gan . Akhirn ya, den gan sen an tiasa m en gharap ridha dan rahm at Allah swt, sem oga pen elitian in i m em bawa berkah bagi pen gem ban gan ilm u pen getahuan . Am in y a rabbal ‘alam in .

Medan , Pebruari 20 0 8 Pen ulis,

FAH RI AZH ARI NIM. 0 670 240 0 9/ SP.


(6)

R I W A Y A T H I D U P

Nama : Fahri Azhari

Tempat Lahir : Jakarta

Tanggal Lahir : 8 Agustus 1983

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Golongan Darah : B

Alamat : Jl. Perkutut Komp Pemda No. 2 Stabat

Nomor HP : 0811600164/ 081973400200/ 061-77000767

Nama Orang Tua : Ayah = Drs. H. Surya Djahisa, M.Si

Ibu = Hj. Khairul Bariah

Status dalam keluarga : Anak Kandung (anak ke II)


(7)

D A F TA R I S I

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.5 Kerangka Pemikiran... 11

1.6 Hipotesis ... 12

BAB II LANDASAN TEORETIS... 13

2.1 Manajemen Pengolaan Sumber Daya Manusia... 13

2.1.1Pengertian Manajemen... 13

2.1.2Manajemen Sumber Daya Manusia ... 15


(8)

2.2 Manajemen Pemerintahan... 28

2.3 Kemampuan Aparat Pemerintahan ... 33

2.4 Kemampuan Manajerial Aparat Pemerintah Desa... 35

2.4.1 Kemampuan Pengelolaan Struktur Organisasi ...38

2.4.2 Kemampuan Memperoleh Dukungan ... 40

2.4.3 Kemampuan Pelaksanaan Tugas (Performance) ....43

2.4.4 Kemampuan Kepemimpinan (Leadership) Pemerintahan... 44

2.5 Pembangunan Desa ... 46

2.6 Aparat Pemerintahan Desa... 51

2.7 Hubungan Kemampuan Manajerial dengan Pembangunan Desa ... 53

BAB III METODE PENELITIAN ... 58

3.1 Lokasi dan Jadual Penelitian ... 58

3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 59

3.3 Populasi dan Sampel ... 60

3.4 Definisi Operasional Variabel... 61

3.5 Sumber Data... 64

3.6 Teknik Pengumpulan Data... 64

3.7 Analisis Data ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 66


(9)

4.2 Karakteristik Responden ... 72

4.3 Kemampuan Manajerial Aparat Pemerintahan Desa ... 76

4.3.1 Kemampuan Pengelolaan Struktur Organisasi ...76

4.3.2 Kemampuan Memperoleh Dukungan ... 79

4.3.3 Kemampuan Pelaksanaan Tugas (Performance) ....82

4.3.4 Kemampuan Kepemimpinan (Leadership)... 87

4.4 Tingkat Pembangunan Desa ... 92

4.4.1 Partisipasi Masyarakat ... 92

4.4.2 Perimbangan Peran Masyarakat dengan Pemerintah ... 95

4.4.3 Kemandirian Masyarakat ... 98

4.4.4 Taraf Hidup Masyarakat ... 100

4.5 Hubungan Kemampuan Manajerial Aparat Pemerintahan Desa dengan Tingkat Pembangunan Desa...102

4.6 Pembahasan Penelitian... 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 108

5.1 Kesimpulan ... 108

5.2 Saran-saran... 109


(10)

DAF TAR TABE L

Tabel J u d u l H alam an

3.1 J adwal Pelaksan aan Pen elitian ……….. 58 4.1 Luas Wilayah, J arak ke Kan tor Cam at, dan J en is Pen ggun aan

Tan ah di Kecam atan Stabat Dirinci Men urut Desa/ Kelurahan

Tahun 20 0 6……….. 67 4.2 Luas Wilayah, J um lah Pen duduk dan Tin gkat Kepadatan

Pen duduk di Kecam atan Stabat Dirin ci Men urut Desa/ Kelurahan Tahun 20 0 6………..

68

4.3 Ban yakn ya Pen duduk, Rum ah Tan gga dan Rata-rata J iwa per Rum ah Tan gga di Kecam atan Stabat Dirin ci Men urut

Desa/ Kelurahan Tahun 20 0 6………

69

4.4 Ban yakn ya Pen duduk Men urut Agam a yan g Dian ut di Kecam atan Stabat Dirin ci Men urut Desa/ Kelurahan Tahun 20 0 6………..

70

4.5 Ban yakn ya Ten aga Kerja yan g Bekerja Men urut Lapan gan

Pekerjaan di Kecam atan Stabat Dirin ci Men urut Desa/ Kelurahan Tahun 20 0 6………..

71

4.6 Ban yakn ya In dustri Men urut J en isn ya di Kecam atan Stabat Dirin ci Men urut Desa/ Kelurahan Tahun 20 0 6………..

72

4.7 Distribusi Respon den Berdasarkan Um ur………..

73

4.8 Distribusi Respon den Berdasarkan J en is Kelam in ... 74

4.9 Distribusi Respon den Berdasarkan Suku/ Etn is…... 75


(11)

4.10 Distribusi Respon den Berdasarkan Tin gkat Pen didikan... 75

4.11 H ubun gan kerjasam a an tara Kepala Desa den gan Peran

gkat-peran gkatn ya……… 77

4.12 Pem berdayaan Peran gkat-peran gkat Desa yan g Dilakukan Oleh Kepala Desa……….

79

4.13 Pelaksan aan Diskusi yan g Diselen ggarakan Kepala Desa bersam a Masyarakat un tuk Men en tukan dan Men yelesaikan

Masalah-Masalah yan g Berkaitan den gan Pem ban gun an ………. 8 0

4.14 Sikap Keterbukaan an tar Sesam a Aparatur Pem erin tahan Desa…. 8 1

4.15 Sikap Salin g Percaya an tar Sesam a Aparatur Pem erin tahan Desa..

8 2

4.16 Tin gkat Tan ggun gjawab Kepala Desa dan Peran

gkat-peran gkatn ya dalam Melaksan akan Tugas ……… 8 4

4.17 Tin gkat Motivasi Kepala Desa dan Peran gkat-peran gkatn ya dalam Bekerja Keras………

8 4

4.18 Sikap Kepala Desa dan Peran gkat-peran gkatn ya terhadap Pekerjaan yan g Ditekun i………

8 5

4.19 Prestasi Kerja Kepala Desa dan Peran gkat-peran gkatn ya…………. 8 7

4.20 Kerjasam a yan g Dilakukan an tara Kepala Desa beserta

Peran gkat-peran gkatn ya den gan Masyarakat……….

8 9

4.21 Keadilan Kepala Desa dalam Pem bagian Tugas……….


(12)

4.22 Suasan a Kerja di Lin gkun gan Pem erin tahan Desa……….

91

4.23 Peluan g Masyarakat Berpartisipasi dalam Pem ban gun an …………. 93

4.24 Keterlibatan Masyarakat Desa dalam Berperan Melaksan akan Program Pem ban gun an Desa………

94

4.25 Perim ban gan Peran an tara Masyarakat dan Pem erin tah dalam Peren can aan dan Pelaksan aan Pem ban gun an Desa………..

96

4.26 Dem okratisasi dalam Operasion alisasi Pem ban gun an Desa……

97

4.27 Keaktifan Masyarakat dalam Kegiatan Pem ban gun an Desa……… 98

4.28 Kem an dirian Masyarakat Desa dalam Melaksan akan

Pem ban gun an yan g Dilakukan Bersam a Aparat Pem erin tahan

Desa………... 99

4.29 Kesem patan Kerja Masyarakat di Lin gkun gan Desa………. 10 1 4.30 Kem am puan Masyarakat Desa dalam Mem en uhi Kebutuhan

Rum ah Tan gga………. 10 2 4.31 Ran gkum an H asil An alisis Korelasi Product M om ent………. 10 3


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar J u d u l Halaman

1.1 Kerangka Pemikiran Hubungan Kemampuan Manajerial

Aparat Pemerintahan Desa dengan Pembangunan Desa

di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat ... 12

2.1 Masalah Pokok dalam Bidang Pengembangan SDM

di Indonesia ... 18

2.2 Komponen-komponen Strategis dalam Perencanaan SDM ... 20

2.3 Tujuan Organisasi berdasarkan Aspek Input, Proses dan

Output ... 23


(14)

DAF TAR LAM P I RAN

Lam piran J u d u l H alam an

1 Kuisioner Penelitian... 115 2 Profil/Karakteristik Responden... 118

3 Tabulasi Jawaban Responden tentang Kemampuan

Manajerial ... 119

4 Tabulasi Jawaban Responden tentang Tingkat Pembangunan

Desa ... 120

5 Hasil Analisis Korelasi Product Moment antara Kemampuan

Manajerial Aparat Pemerintahan Desa dengan Tingkat

Pembangunan Desa ... 121 6 Peta Administrasi Kecamatan Stabat ... 122 7 Daftar Riwayat Hidup Peneliti... 123


(15)

B A B I

P E N D A H U L U A N

1.1 La ta r Be la ka n g

Negara Republik In don esia sebagai n egara kesatuan m en gan ut asas desen tralisasi dalam pen yelen ggaraan pem erin tahan di daerah, den gan m em berikan kesem patan dan keleluasaan kepada daerah un tuk m en yelen ggarakan oton om i daerah. Terbitn ya Un dan g-un dan g Nom or 22 Tahun 1999, ten tan g Pem erin tahan Daerah yan g kem udian direvisi den gan Un dan g-un dan g Nom or 32 Tahun 20 0 4, sem akin m en guatkan posisi daerah dalam upaya m en in gkatkan kem am puan di segala bidan g, karen a sem ua yan g m en yan gkut kem ajuan daerah diserahkan pen gelolaan sepen uhn ya kepada daerah, terutam a Kabupaten dan Kota sebagai titik berat oton om i daerah.

UU No. 32 Tahun 20 0 4, ten tan g Pem erin tahan Daerah secara n orm atif m en gatur ten tan g desa sebagai un it organ isasi pem erin tah teren dah, yan g sebelum n ya pada UU No. 5 Tahun 1979 bercorak sen tralistik. Pergeseran perubahan yan g m en on jol pada UU No. 22 Tahun 1999 m aupun UU No. 32 Tahun 20 0 4, terletak pada filosofi yan g digun akan , yaitu kean ekaragam an dalam kesatuan sebagai kon tra kon sep dari filosofi keseragam an yan g digun akan dalam UU No. 5 Tahun 1979.

Dalam keran gka oton om i daerah, salah satu kom pon en yan g m asih perlu dikem ban gkan adalah wilayah pedesaan . Eksisten si desa m em iliki arti


(16)

pen tin g dalam proses pem ban gun an pem erin tahan dan kem asyarakatan , karen a desa m em iliki “hak oton om i”, yaitu hak un tuk m en gatur dan m en gurus secara bebas rum ah tan ggan ya sen diri berdasarkan asal-usul dan adat istiadat m asyarakat setem pat. Den gan dem ikian , pem ban gun an pedesaan m en uju terciptan ya desa yan g m an diri tidak dapat dilakukan secara uniform dan stereotifikal un tuk seluruh ban gsa/ n egara.

Merujuk pada kon sep pen gem ban gan dev elopm ent from bellow , yan g m en ekan kan proses pen yelen ggaraan pem ban gun an pada optim alisasi pem an faatan sum ber daya alam dan keahlian setem pat, m aka kon sepsi pem ban gun an ditujukan un tuk m em en uhi kebutuhan seluruh pen duduk. H al in i berarti surplus wilayah dikem balikan ke wilayah un tuk m en diversifikasi ekon om i wilayah. Meskipun kon sep wilayah lebih luas m akn an ya diban din g defin isi desa, pusat perhatian kon sep in i tetap m en ekan kan pada elem en terkecil suatu wilayah un tuk m en gem ban gkan ekon om i wilayah yan g lebih luas, dim an a desa m erupakan elem en terkecil dari sistem wilayah. Salah satu ben tuk dari aplikasi kon sep dev elopm ent from bellow adalah agropolitan dev elopm ent, sebagai kon sep pem ban gun an wilayah yan g m em iliki basis perekon om ian pertan ian . Prasyarat yan g dibutuhkan dalam im plem en tasi kon sep pem ban gun an in i adalah sistem pem erin tahan yan g dem okratis dan tidak terlalu sen tralistik. Prasyarat tersebut sejalan den gan apa yan g dilakukan oleh ban gsa In don esia, terutam a di era oton om i daerah seirin g den gan pem berlakuan UU No. 32 Tahun 1999 ten tan g Pem erin tahan Daerah.


(17)

Un tuk m ewujudkan kem an dirian pelaksan aan pem ban gun an yan g berbasis pada wilayah pedesaan , ditun tut keterlibatan sosiokultural yan g ada dalam m asyarakat. H al in i sem akin m em buka peluan g bagi m asyarakat desa un tuk m em an faatkan n ilai-n ilai budaya serta pran ata sosial setem pat dem i m ewujudkan keberhasilan pem ban gun an di desan ya m asin g-m asin g. Melalui oton om i desa, terbuka kesem patan yan g luas un tuk m en getahui sum ber daya, m asalah, ken dala serta m em perbesar akses setiap warga desa un tuk berhubun gan lan gsun g den gan pem im pin n ya, atau sebalikn ya bagi pem im pin dapat m en getahui kebutuhan desa secara tepat. Pem ban gun an desa den gan dem ikian m erupakan bagian in tegral dari pem ban gun an n asion al yan g dilaksan akan dari m asyarakat, oleh m asyarakat serta un tuk m asyarakat desa dalam ran gka m en in gkatkan kesejahteraan dan taraf kehidupan yan g layak.

Karakteristik pem ban gun an desa m em iliki sifat yan g m ultidim en sion al m en yan gkut seluruh aspek kehidupan m asyarakat di desa. Dari sudut pem erin tahan , pem ban gun an desa dioperasion alisasikan m elalui berbagai sektor dan program yan g salin g terkait dan pelaksan aan n ya dilakukan oleh m asyarakat den gan ban tuan dan bim bingan pem erin tah. Pada realitasn ya, m ayarakat desa sam pai saat in i tetap m em iliki berbagai keterbatasan sum ber daya, baik sum ber daya m an usia, sum ber daya alam , m aupun sum ber daya m odal. Kerjasam a yan g diban gun an tara pem erin tah den gan m ayarakat akan m en ciptakan pola hubun gan yan g serasi dalam proses pelaksan aan pem ban gun an di pedesaan .


(18)

Pem ban gun an pedesaan , iden tik den gan pem ban gun an di sektor pertan ian , karen a sebagian besar m ata pen caharian pen duduk bergerak di sektor pertan ian , m eskipun dalam praktekn ya di lapan gan , karakteristik budaya m asyarakat pedesaan di In don esia san gat beragam . Mubyarto (20 0 0 ), m em bagi tipologi desa berdasarkan m ata pen caharian n ya, yakn i desa persawahan , desa perkebun an , desa pertern akan , desa in dustri kecil dan m en en gah, desa jasa dan perdagan gan , serta desa perladan gan . Fen om en a yan g sam a juga dijum pai di wilayah Kabupaten Lan gkat. Berdasarkan data statistik, wilayah Kecam atan Stabat yan g m en jadi lokasi pen elitian , sebagian besar m asyarakatn ya bergerak di sektor pertan ian , yakn i terdapat sekitar 41,72% (BPS Kecam atan Stabat dalam An gka, 20 0 7:19).

Secara tradision al, peran an sektor pertan ian dalam pem ban gun an ekon om i dipan dan g pasif dan bahkan han ya dian ggap sebagai un sur pen un jan g sem ata (Todaro, 1998 :432). Fen om en a in i dijum pai dalam sejarah pem ban gun an di In don esia selam a pem erin tahan Orde Baru, yan g m en jadikan sektor pertan ian sebagai sektor pen dukun g proses in dustrialisasi. Peran an sektor pertan ian dian ggap sebagai sum ber ten aga kerja dan sum ber bahan baku m urah dem i perkem ban gan sektor-sektor in dustri yan g diharapkan m am pu m en gejar ketertin ggalan ekon om i yan g dialam i oleh ban gsa In don esia. Akibat dari m argin alisasi kon sep pem ban gun an wilayah pedesaan selam a pem erin tahan Orde Baru, m en im bulkan berbagai m asalah bagi m asyarakat desa yan g sam pai saat in i belum dapat diatasi secara tun tas.


(19)

Beberapa persoalan yan g dihadapi m asyarakat di pedesaan an tara lain kuran gn ya saran a dan prasaran a, ban yakn ya pen gan gguran , kualitas gizi yan g m asih ren dah, aparatur desa belum berfun gsi den gan baik, lokasi desa yan g terisolisasi dan terpen car, keteram pilan pen duduk yan g ren dah, tidak seim ban gn ya an tara jum lah pen duduk den gan luas wilayah pertan ian , kem iskin an , ketim pan gan distribusi pen dapatan , ketidakseim ban gan struktural ataupun keterbalakan gan pen didikan dan lain sebagain ya.

H al m en on jol dilihat dari aspek pem erin tahan adalah pelaksan aan organ isasi pem erin tahan desa yan g belum secara optim al berjalan den gan baik, sehin gga pertum buhan dan perubahan sosial di desa relatif lam bat, bahkan kem acetan sistem tidak dapat dihin darkan . Un tuk m elakukan perubahan sosial m asyarakat desa, dibutuhkan peren can aan yan g baik dalam pem ban gun an desa yan g m am pu m en gan gkat serta m en gem ban gkan poten si lokal m asyarakat di pedesaan .

Dalam peren can aan pem ban gun an desa, pem erin tah desa dalam hal in i Kepala Desa m em pun yai peran pen tin g dan strategi dalam peren can aan bersam a den gan Badan Perm usyawaratan Desa (BPD). Dalam UU No. 32 Tahun 20 0 4, m em un gkin kan setiap desa m em iliki sebuah lem baga yan g sesuai den gan kebutuhan m asyarakat desa. Lem baga in i bisa berupa lem baga adat atau lem baga kem asyarakatan desa yan g ditetapkan den gan peraturan desa. Dalam Peraturan Men teri Dalam Negeri No. 64 Tahun 1999, disebutkan bahwa lem baga kem asyarakatan in i m erupakan m itra pem erin tah desa dalam


(20)

aspek peren can aan , pelaksan aan dan pen gen dalian pem ban gun an yan g bertum pu pada m asyarakat.

Kon sep peren can aan pem ban gun an di wilayah pedesaan m en jadi dem ikian pen tin g, karen a akan m en en tukan arah pem ban gun an di suatu desa. Selain itu, m en jadi kewajiban pem erin tah desa un tuk m en am pun g aspirasi m asyarakat dalam peren can aan pem ban gun an desa. Aspirasi m asyarakat dapat ditam pun g den gan cara m elibatkan Badan Perm usyawaratan Desa dalam proses peren can aan pem ban gun an desa bersam a pem erin tah desa, yaitu Kepala Desa beserta peran gkat-peran gkatn ya.

Un tuk m en capai hasil m aksim al pem ban gun an , dim ulai dari proses peren can aan , pelaksan aan hin gga selesain ya pem ban gun an , yan g kata kun cin ya diperlukan pen gelolaan secara sistem atik. Dalam kon teks in i, sistem m an ajem en pem erin tahan sebagai peran gkat in tegral dan m elekat den gan pen gelolaan pem ban gun an desa berfun gsi un tuk m em perbaiki tin gkat kesejahteraan m asyarakat. Seirin g den gan itu, aspek kem am puan aparat pem erin tahan desa sebagai pen en tu dan pen yelen ggara m en ajem en pem erin tahan desa harus dapat m en ciptakan n ilai keadilan dalam proses pem ban gun an desa. Nilai keadilan itu berkaitan den gan pem en uhan hal-hak warga n egara yan g harus terlayan i secara m en yeluruh oleh pem erin tah desa. Un tuk m en yelen ggarakan fun gsi pem erin tahan dan pem ban gun an desa dibutuhkan kem am puan m an ajerial aparat pem erin tah desa yan g han dal


(21)

dalam usaha m em berikan kepuasan bagi m asyarakat m elalui pelaksan aan pem ban gun an desa sesuai tujuan keberadaan in stitusi pem erin tahan sebagai organ isasi publik.

Secara em pirik pen erapan fun gsi-fun gsi m an ajem en pem erin tahan pada desa-desa di wilayah Kecam atan Stabat, belum berjalan secara optim al. Fen om en a in i dapat dilihat dari pem buatan Daftar Usulan Ren can a Proyek (DURP) yan g seharusn ya diren can akan oleh pem erin tah desa dan BPD atas usul m asyarakat desa, tern yata han ya dibuat oleh Kepala Desa dan aparat kecam atan . Proses pelaksan aan pem ban gun an juga tidak m en gikutsertakan m asyarakat. Pelaksan a kegiatan dilakukan Kepala Desa dan aparat kecam atan tan pa m em pertim ban gkan aspek kepen tin gan m asyarakat desa. Begitu pula pada aspek pen gawasan hasil pem ban gun an , tidak pern ah diperiksa oleh BPD, tetapi diperiksa oleh pihak kecam atan . Den gan dem ikian sejauh in i pelaksan aan pem ban gun an desa m asih didasarkan atas kem auan dan kein gin an Kepala Desa dan pihak kecam atan , belum atas dasar pertim ban gan kein gin an dan kem auan m asyarakat desa.

Fen om en a di atas m en guatkan asum si bahwa kem am puan m an ejerial aparat pem erin tah desa dalam m en gelola m an ajem en perm in tahan desa m asih san gat ren dah, bahkan aktivitas m an ajem en tidak dilaksan akan oleh aparat pem erin tah desa. Kon disi in i, dapat m en yebabkan kualitas pen gelolaan m an ajem en pem erin tah desa yan g m en un jan g keberhasilan pem ban gun an desa m en jadi ren dah. Padahal pem ban gun an desa yan g


(22)

m erupakan keterpaduan an tar berbagai kebijakan pem erin tah den gan partisipasi serta swadaya goton g-royong m asyarakat, perlu didukun g den gan kem am puan aparatur pem erin tah dalam m en ciptakan iklim keterpaduan yan g serasi dan berkesin am bun gan dalam m em an faatkan segala sum ber daya di desa un tuk didayagun akan dalam pelaksan aan program pem ban gun an desa.

Dalam kaitan itu, im plikasi tin gkat keberhasilan pem ban gun an desa, yan g diukur dari tin gkat taraf hidup m asyarakat, tern yata m asih san gat ren dah. Tin gkat partisipasi m asyarakat dalam pem ban gun an desa juga terlihat san gat ren dah serta kuran gn ya kem am puan m asyarakat un tuk berkem ban g secara m an diri dalam m en jaga dan m elestarikan hasil-hasil pem ban gun an desa. Atas dasar kon disi objektif di atas, salah satu kun ci keberhasilan organ isasi pem erin tah desa dalam m elaksan akan pem ban gun an desa, terletak pada kem am puan m an ajerial aparat pem erin tah desa. Un tuk itu perlu dilakukan pen elitian lebih lan jut seberapa besar hubun gan kem am puan m an ajerial aparat pem erin tah desa den gan pem ban gun an desa di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat.

1.2 Pe ru m u s a n Ma s a la h

Berdasarkan latar belakan g di atas, yan g m en jadi m asalah pokok pen elitian in i adalah "apakah terdapat hubun gan an tara kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa den gan pem ban gun an desa di


(23)

Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat?". Secara rin ci yan g m en jadi m asalah pen elitian in i diuraikan dalam poin -poin pertan yaan berikut:

1. Bagaim an a kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat?

2. Bagaim an a tin gkat pem ban gun an desa di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat?

3. Apakah terdapat hubun gan kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa den gan pem ban gun an desa di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat?

1.3 Tu ju a n Pe n e litia n

Berdasarkan rum usan m asalah di atas, tujuan utam a pen elitian in i adalah un tuk m en getahui, m en jelaskan dan m en gan alisis hubun gan an tara kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa den gan pem ban gun an desa di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat. Secara rin ci tujuan pen elitian in i dijabarkan sebagai berikut:

1. Un tuk m en getahui tin gkat kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat.

2. Un tuk m en deskripsikan tin gkat pem ban gun an desa di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat.

3. Un tuk m en jelaskan dan m en gan alisis hubun gan kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa den gan pem ban gun an desa di Kecam atan


(24)

Stabat Kabupaten Lan gkat.

1.4 Ke gu n a a n Pe n e litia n

2. Secara akadem is, hasil pen elitian in i bergun a bagi pen gem ban gan ilm u pen getahuan , terutam a dalam studi pem ban gun an dan pem erin tahan di wilayah pedesaan yan g m an diri dan m em pertim ban gkan kualitas taraf hidup m asyarakat.

3. Secara praktis, hasil pen elitian in i dapat dijadikan sebagai bahan m asukan bagi Pem erin tah Daerah Kabupaten Lan gkat, dalam m en in gkatkan kin erja aparatur pem erin tahan desa m elalui kem am puan m an ajerial dalam m en un jan g pem ban gun an desa.

4. H asil pen elitian in i juga bergun a bagi para pen eliti yan g berm in at pada kajian sejen is.

1.5 Ke ra n gka Pe m ikira n

Bila digam barkan keran gka pem ikiran pen elitian dapat dilihat pada skem a di bawah in i:


(25)

Tin gka t Pe m ba n gu n a n D e s a ( Y)

• Partisipasi m asyarakat

• Perim ban gan peran

• Kem an dirian m asyarakat

• Taraf hidup m asyarakat Ke m a m p u a n Ma n a je ria l

Ap a ra t Pe m e rin ta h a n D e s a ( X)

• Kem am puan pen gelolaan struktur organ isasi

• Kem am puan m em peroleh dukun gan lin gkun gan

• Kem am puan pelaksan aan tugas (perform an ce)

Kem am puan leadership

Gam bar 1.1

Keran gka Pem ikiran H ubun gan Kem am puan Man ajerial Aparat Pem erin tahan Desa den gan Pem ban gun an Desa

di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat

1.6 H ip o te s is

Terdapat hubun gan positif dan sign ifikan an tara kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa den gan pem ban gun an desa di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat.


(26)

B A B I I

L A N D A S A N T E O R E T I S

2 .1 Ma n a je m e n P e n ge m ba n ga n S u m be rd a ya Ma n u s ia 2 .1.1 P e n ge rtia n Ma n a je m e n

Kegiatan m an ajem en m en urut George R. Terry (1993:9), adalah un tuk m en capai tujuan , dilakukan oleh individu-in dividu yan g m en yum ban gkan upaya yan g terbaik m elalui tin dakan-tin dakan yan g telah ditetapkan sebelum n ya. Tin dakan in i m eliputi pen getahuan ten tan g apa yan g harus m ereka lakukan , m en etapkan cara bagaim an a m elakukan n ya, m em aham i bagaim an a m ereka harus m en gukur efektivitasn ya. Selan jutn ya m en etapkan dan m em elihara kon disi lin gkun gan yan g m em beri respon ekon om is, psikologis, sosial, politis dan sum ban gan -sum ban gan tekn is serta pen gen dalian n ya.

Bila m an ajem en disebut sebagai kegiatan , m aka pelaksan aan n ya disebut m anajing dan oran g yan g m elakukan n ya disebut m an ajer. In dividu yan g m en an gan i tugas-tugas operasion al seluruhn ya bersifat m an ajerial. Kem am puan m an ajerial harus sesuai den gan sifat-sifat m an ajem en sebagai suatu proses. Proses itu m en jadi pan duan dari kegiatan yan g dilakukan secara m en yeluruh. Man ajem en sebagai suatu proses sosial, artin ya adan ya proses hubun gan an tara m an ajer den gan bawahan . Dari pen jelasan in i, istilah


(27)

m an ajem en berhubun gan den gan usaha un tuk m en capai tujuan terten tu den gan jalan m en ggun akan sum ber-sum ber yan g tersedia dalam organ isasi den gan cara sebaik m un gkin . Karen a organ isasi m en gan dun g un sur sekelom pok m an usia, m aka unsur terpen tin g dalam m an ajem en adalah kelom pok m an usia (Sarwoto, 1991:47).

Secara um um , m an ajem en diartikan kem am puan bekerja den gan oran g lain un tuk m en en tukan , m en gin terpretasikan dan m en capai tujuan -tujuan organ isasi den gan pelaksan aan fun gsi-fun gsi peren can aan (planning), pen gorgan isasian (organ izin g), pen yusun an person alia atau kepegawaian (staffing), pen garahan dan kepem im pin an (leadin g) dan pen gawasan (con trollin g) (H an doko, 1991:10 ). Un tuk m en capai tujuan , seoran g m an ajer bekerja den gan oran g lain den gan cara m en gatur, m en ggerakkan dan m en garahkan segala jen is pekerjaan . Itulah sebabn ya m an ajem en disebut juga sebagai sen i yang m en ggerakkan dan m en garahkan oran g lain m elalui cara yan g persuasif tan pa tekan an (H asibuan , 20 0 7:1-2).

Men urut H an doko (1991:12), m an ajem en bukan han ya ilm u atau sen i, tetapi kom bin asi dari keduan ya. Kom bin asi in i tidak dalam proporsi yan g tetap, tetapi dalam proporsi yan g berm acam -m acam . Pada um um n ya para m an ajer efektif m em pergun akan pen dekatan ilm iah dalam m em buat keputusan , n am un di pihak lain dalam ban yak aspek peren can aan, kepem im pin an , kom un ikasi dan segala sesuatu yan g m en yan gkut un sur


(28)

m an usia, bagaim an apun juga pen dekatan artistik (sen i) tidak dapat diabaikan .

2 .1.2 Ma n a je m e n S u m be rd a ya Ma n u s ia

Masalah sum ber daya m an usia (SDM) di satu pihak dim aksudkan un tuk m en in gkatkan keteram pilan dan kem am puan kerja m an usia dalam m elakukan berbagai m acam kegiatan dalam m asyarakat. Di lain pihak, pen gem ban gan SDM berhubun gan erat den gan usaha pen in gkatan taraf hidup. Yan g serin g ditekan kan adalah pada aspek pertam a, yaitu pen in gkatan kem am puan seseoran g un tuk m elakukan pekerjaan terten tu den gan asum si bahwa aspek kedua akan terpen uhi den gan sen dirin ya (Sim an jun tak, 198 2:9).

Pen gem ban gan adalah setiap usaha un tuk m em perbaiki pelaksan aan pekerjaan yan g sekaran g m aupun yan g akan datan g, dalam m em berikan in form asi yan g m em pen garuhi sikap atau m en am bah kecakapan . Den gan kata lain pen gem ban gan adalah setiap kegiatan yan g dim aksud un tuk m en gubah perilaku-perilaku yan g terdiri dari pen getahuan , kecakapan dan sikap (Moekijat, 1991:8 ).

Man ajem en pen gem ban gan SDM dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek kuan titas dan kualitas. Aspek kuan titas m en yan gkut jum lah SDM (pen duduk), sedan gkan aspek kualitas m en yan gkut m utu SDM, yakn i kualitas fisik m aupun kualitas n on fisik (kecerdasan dan m en tal). Un tuk m en in gkatkan kualitas fisik dapat diupayakan m elalui program pen in gkatan


(29)

kesehatan dan gizi, sedan gkan un tuk m en in gkatkan kualitas kecerdasan dan m en tal ditem puh m elalui pen didikan dan pelatihan .

Secara m akro, pen gem ban gan SDM (hum an resources dev elopm ent) diartikan sebagai proses pen in gkatan kualitas atau kem am puan m an usia dalam ran gka m en capai tujuan pem ban gun an . Proses pen in gkatan in i m en cakup peren can aan , pen gem ban gan dan pen gelolaan SDM. Secara m ikro, pen gertian SDM dalam lin gkun gan un it kerja (organ isasi atau lem baga) yan g dim aksud adalah ten aga kerja, pegawai (em ploy ee). Berdasarkan itu, pen gem ban gan SDM secara m ikro adalah proses peren can aan pen didikan , pelatihan dan pen gelolaan pegawai/ karyawan un tuk m en capai hasil yan g optim al. Proses pen gem ban gan SDM itu terdiri dari peren can aan (plan n in g), pen didikan dan pelatihan (education and training) dan pen gelolaan (m an agem en t) (Notoatm odjo, 1998 :2-3).

Men urut Sim an jun tak (198 2:9-10 ), pen gem ban gan SDM sesuai den gan perkem ban gan susun an m asyarakat dan ekon om i, dim ulai dari keluarga, yakn i un tuk m en gasah kem am puan kerja seseoran g agar perlu ditin gkatkan secara khusus. Tin gkatan kedua pen gem ban gan SDM adalah pen didikan dan pelatihan form al. Oran g dididik atau dilatih bukan saja un tuk m em peroleh pen getahuan terten tu, m elain kan juga un tuk m en in gkatkan kem am puan kerja serta pen ghasilan n ya. Tin gkatan ketiga dari pen gem ban gan SDM adalah lin gkun gan organ isasi m elalui pen erapan prin sip-prin sip m an ajem en .


(30)

Prin sip pertam a dari m an ajem en adalah pen in gkatan efisien si pen ggun aan sum ber-sum ber yan g digun akan dalam produksi, seperti waktu, m odal, bahan -bahan dan ten aga kerja. Pen in gkatan produktivitas kerja pegawai m erupakan tujuan utam a dari m an ajem en person alia. Produktivitas seseoran g dapat ditin gkatkan han ya bila kebutuhan fisik m in im um n ya sudah terpen uhi. Im plikasin ya adalah pen erapan upah m in im um dan pem bin aan syarat-syarat kerja di in stan si/ lem baga.

Setidakn ya, ada dua m asalah pokok dalam bidan g pen gem ban gan SDM di In don esia yan g perlu ditan gan i secara baik. Pertam a, kuran gn ya pen gem ban gan (underdev elopm ent) SDM m en yan gkut berbagai aspek, an tara lain in dividualitas, etika, pen getahuan , keteram pilan , bakat, apresiasi terhadap bekerja secara tekun . Kedua, kuran gn ya pen curahan (underutilization ) SDM. Pen curahan yan g ren dah terhadap SDM in i dapat dilihat dari gejala pen gan gguran yan g bersifat terbuka, oran g bekerja den gan jum lah jam kerja yan g m in im m eskipun ia dapat bekerja lebih lam a, oran g yan g bekerja cukup lam a tetapi m en dapat upah di bawah layak, pen em patan seseoran g dalam pekerjaan yan g tidak sesuai den gan pen didikan n ya (tidak sesuai den gan prin sip the right m an on the right job). Dua m asalah pokok pen gem ban gan SDM di In don esia, dapat dilihat pada skem a berikut:


(31)

Dua Masalah Pokok dalam bidan g SDM

Kuran g Pen gem ban gan

Kuran g Pen curahan

In dividualitas Etika Pen getahuan Keteram pilan

Bakat

Apresiasi Bekerja Secara Tekun

Kem am puan Bekerja Upah/ Pen dapatan

Pen em patan Pekerja yan g sesuai Bidan g Pen didikan

Ten aga Kerja Wan ita & Usia

Lan jut

Gam bar 2.1.

Masalah Pokok dalam Bidan g Pen gem ban gan SDM di In don esia (Sum ber: H idayat, 198 2:8 3)

Di sam pin g pen gem ban gan , dibutuhkan juga peren can aan SDM yan g baik. Peren can aan dalam hal in i berarti tekn ik atau cara m en capai tujuan un tuk m ewujudkan m aksud dan sasaran terten tu yan g telah diten tukan sebelum n ya (San usi, 20 0 0 :9). Peren can aan SDM berarti seran gkaian kegiatan yan g dilakukan un tuk m en gan tisipasi perm in taan (dem an d) dan lin gkun gan pada organ isasi di waktu yan g akan datan g, serta un tuk


(32)

m em en uhi kebutuhan -kebutuhan ten aga kerja yan g ditim bulkan oleh kon disi-kon disi tersebut. Secara lebih rin ci Notoatm odjo m en gatakan :

Peren can aan sum ber daya m an usia berarti m en gestim asi secara sistem atik perm in taan (kebutuhan ) dan suplai ten aga kerja dari suatu organ isasi di waktu yan g akan datan g. Peren can aan sum ber daya m an usia di suatu organ isasi adalah san gat pen tin g, bukan saja bagi organ isasi itu sen diri, tetapi juga bagi ten aga kerja yan g bersan gkutan dan bagi m asyarakat (Notoatm odjo, 1998 :13).

Salah satu defin isi klasik ten tan g peren can aan SDM m en gatakan bahwa peren can aan pada dasarn ya m erupakan pen gam bilan keputusan sekaran g ten tan g hal-hal yan g akan dikerjakan di m asa depan (Rivai, 20 0 5:37). In i berarti, yan g m en jadi fokus perhatian dalam peren can aan SDM adalah lan gkah-lan gkah terten tu yan g diam bil oleh pihak m an ajem en gun a lebih m en jam in bahwa dalam organ isasi tersedia SDM yan g tepat un tuk m en duduki berbagai kedudukan , jabatan dan pekerjaan yan g tepat pada waktu yan g tepat pula.

Peren can aan SDM terdiri dari en am kom pon en , yaitu peren can aan keten agakerjaan , proyeksi keten agakerjaan , proyeksi keten agakerjaan dalam kaitan n ya den gan peren can aan jabatan , proyeksi dan struktur kesem patan kerja m en urut klasifikasi jabatan , perhitun gan produktivitas ten aga kerja m en urut lapan gan usaha dan peren can aan kebutuhan pokok. Dari m odel itu dapat digam barkan kom pon en strategis dalam peren can aan SDM sebagai berikut:


(33)

Peren can aan Keten agakerjaan

Proyeksi Keten agakerjaan

Peren can aan Keten agakerjaan dalam Kaitan n ya den gan Peren can aan Pen didikan

Proyeksi dan Struktur Kesem patan Kerja m en urut Klasifikasi J abatan

Perhitun gan Produktivitas Ten aga Kerja m en urut Lapan gan Usaha

Peren can aan Kebutuhan Pokok Kom pon en Strategis

dalam Peren can aan SDM

Gam bar 2.2.

Kom pon en -kom pon en Strategis dalam Peren can aan SDM (Sum ber: H idayat, 198 2:8 3)

Peren can aan dan Pen gem ban gan SDM yan g terarah disertai pen gelolaan yan g baik akan m en ghem at pen ggun aan sum ber daya alam (SDA), atau setidak-tidakn ya pen golahan dan pem akaian SDA dapat secara efektif dan efisien . Pen gem ban gan SDM akan m en doron g pen capaian hasil secara optim al, sekaligus m erupakan ben tuk in vestasi (hum an in v estm en t). Berdasarkan itu, pen gem ban gan SDM m erupakan suatu ken iscayaan dalam sebuah organ isasi/ in stan si. Nam un dem ikian , dalam pelaksan aan perlu m em pertim ban gkan faktor-faktor in tern al (yan g datan g dari dalam organ isasi) m aupun faktor ekstern al (yan g datan g dari luar organ isasi).


(34)

Faktor-faktor in tern al yan g dim aksud adalah m isi dan tujuan organ isasi; strategi pen capaian tujuan ; sifat dan jen is kegiatan dan jen is tekn ologi yan g digun akan . Sedan gkan faktor ekstern al yan g dim aksud adalah kebijaksan aan pem erin tah; sosio-budaya m asyarakat serta perkem ban gan ilm u pen getahuan dan tekn ologi.

Ten aga kerja atau pegawai baru dalam sebuah lem baga/ in stan si m erupakan salah satu faktor produksi (input) yan g m esti diolah sehin gga m en ghasilkan keluaran (output) yan g m em adai. Pegawai baru yan g belum m em pun yai keteram pilan dan keahlian perlu dilatih, sehin gga m en jadi pegawai yan g teram pil dan ahli. Apabila dilatih serta diberikan pen galam an dan m otivasi, m aka pegawai tersebut akan m en jadi m atan g. Proses in ilah yan g disebut den gan pen golahan sum ber daya m an usia (Rivai, 20 0 5:1).

Alasan utam a pen tin gn ya pen gem ban gan kualitas SDM dalam suatu organ isasi/ in stan si terutam a karen a peran strategis SDM sebagai pelaksan a fun gsi-fun gsi organ isasi, yaitu peren can aan , pen gorgan isasian , m an ajem en staf, kepem im pin an , pen gen dalian dan pen gawasan serta sekaligus berfun gsi sebagai pelaksan a operasion al organ isasi seperti pem asaran , produksi, perdagan gan , in dustri, keuan gan dan adm in istrasi. Berhasil atau tidakn ya pelaksan aan fun gsi-fun gsi tersebut san gat bergan tun g pada seberapa besar kualitas SDM dalam organ isasi itu. Dem ikian pen tin gn ya peran strategis pen gem ban gan dan pen in gkatan kualitas SDM sejalan den gan tun tutan era


(35)

globalisasi. SDM yan g berkualitas akan san gat m en en tukan m aju m un durn ya organ isasi di m asa m en datan g.

Tan pa adan ya un sur m an usia (m an ) dalam organ isasi, tidak m un gkin sebuah organ isasi bergerak m aju dan berjalan m en uju yan g diin gin kan . Den gan begitu, yan g dim aksud den gan SDM dalam hal in i adalah seseoran g yan g siap, m au dan m em beri sum ban gan terhadap usaha pen capaian tujuan organ isasi. Selain itu, SDM juga m erupakan salah satu un sur m asukan (input) yan g bersam a den gan un sur lain n ya, seperti m odal, bahan , m esin , dan m etode/ tekn ologi diubah m elalui proses m an ajem en m en jadi keluaran (output) berupa baran g dan atau jasa dalam usaha m en capai tujuan organ isasi sebagaim an a tertera pada bagan berikut:

TU J U AN ORGAN IS AS I

Gam bar 2.3.

Tujuan Organ isasi berdasarkan Aspek In put, Proses dan Output (Sum ber: Rivai, 20 0 5:7)

MAS U KAN - Man usia - Modal - Bahan - Mesin - Tekn ologi - Pem asaran

KELU ARAN - Baran g

berkualitas - J asa

berkualitas - Layan an

berkualitas - Pelan ggan PROS ES

- Peren can aan

- Pen gorgan isasian

- Pen stafan - Kepem im pin an - Pen ggerakan - Pen gen dalian


(36)

2 .1.3 Fu n gs i Ma n a je m e n Pe n ge m ba n ga n S u m be r D a ya Ma n u s ia SDM perlu dikelola secara baik dan profesion al agar tercipta keseim ban gan an tara kebutuhan SDM den gan tun tutan serta kem ajuan organ isasi. Keseim ban gan itu m erupakan kun ci sukses bagi organ isasi agar dapat berkem ban g dan tum buh secara produktif dan wajar. Perkem ban gan organ isasi san gat tergan tun g pada produktivitas ten aga kerja yan g terdapat dalam organ isasi.

Bila pen gem ban gan SDM dilaksan akan secara profesion al, diharapkan SDM dapat bekerja secara lebih produktif. Pen gelolaan dan pen gem ban gan SDM in i dim ulai dari sejak perekrutan , seleksi, pen gklasifikasian , pen em patan sesuai den gan kem am puan , pen ataran / pelatihan dan pen gem ban gan karir. Den gan dem ikian, m asalah m an usia m erupakan faktor utam a sebagai m odal usaha yan g perlu diperhatikan oleh organ isasi.

Lem baga atau organ isasi yan g din am is dan berkem ban g selalu m en ghadapi berbagai perubahan karen a sem akin kom pleks dan rum itn ya pekerjaan . Perubahan in i m en un jukkan pertum buhan , perluasan dan pem beban an tan ggun gjawab. Men urut Desler (1995:297), pen gem ban gan pegawai adalah upaya un tuk m en in gkatkan prestasi pegawai pada saat sekaran g atau di m asa depan m em berikan pen getahuan m erubah sikap atau m en in gkatkan keteram pilan , dalam hal in i m en cakup program -program dalam organ isasi seperti kursus, bim bin gan dalam pekerjaan dan rotasi


(37)

pen ugasan , serta program -program profesion al seperti sem in ar yan g diselen ggarakan oleh m an ajem en atau un iversitas.

Sasaran yan g diharapkan dari pen gem ban gan SDM itu an tara lain pekerjaan yan g dilakukan dapat lebih cepat dan lebih baik; pen ggun aan bahan dapat lebih hem at; pen ggun aan peralatan / m esin diharapkan lebih tahan lam a; an gka kecelakaan diharapkan dapat diperkecil; tan ggun gjawab diharapkan m en jadi lebih besar serta kelan gsun gan organ isasi dapat lebih terjam in di m asa m en datan g.

Tujuan organ isasi akan tercapai den gan baik, apabila pegawai dapat m em pertahan kan tugas-tugasn ya den gan efisien , oleh karen a itu un tuk m en in gkatkan kem am puan kerja pegawai, organ isasi harus m en jalan kan usaha-usaha m en gem ban gkan pegawain ya. Tujuan pen gem ban gan pegawai adalah un tuk m em perbaiki efektifitas kerja pegawai dalam m en capai hasil-hasil kerjan ya yan g telah ditetapkan . Perbaikan efektifitas kerja dapat dilakukan den gan cara m en in gkatkan pen getahuan kerjan ya, keteram pilan m aupun upaya m en in gkatkan pen getahuan pegawai itu sen diri terhadap bidan g tugasn ya.

Melalui pen gem ban gan SDM, efektifitas kerja dapat lebih ditin gkatkan bilam an a SDM yan g ada telah sesuai den gan kebutuhan organ isasi. Selain itu, Standar Operating Prosedure (SOP) sebagai pedom an kerja telah dim iliki yan g m eliputi suasan a kerja kon dusif, tersedia peran gkat kerja sesuai den gan tugas m asin g-m asin g, adan ya jam in an keselam atan kerja, sem ua sistem telah


(38)

berjalan den gan baik, dapat diterapkan n ya secara baik fun gsi organ isasi, pen em patan SDM telah dihitun g berdasarkan kebutuhan dan beban kerja (Rivai, 20 0 5:49).

Tidak dapat disan gkal bahwa pen in gkatan efektifitas kerja seluruh pegawai dalam organ isasi term asuk dalam organ isasi pem erin tahan m utlak dijadikan sasaran perhatian m an ajem en . Perhatian dan usaha dem ikian pen tin g disebabkan oleh alasan berikut:

a. Pen elitian dan pen galam an ban yak oran g m en un jukkan bahwa poten si pegawai tidak selalu sepen uhn ya dapat digali dan dim an faatkan . Artin ya biasan ya terdapat kesen jan gan an tara kem am puan efektif ril den gan kem am puan poten sial.

b. Selalu terjadi perubahan dalam proses produksi baran g dan atau jasa yan g dihasilkan oleh organ isasi, baik karen a perkem ban gan ilm u pen getahuan dan tekn ologi m aupun karen a perubahan tun tutan kon sum en dalam arti m utu, kuan titas dan ben tuk yan g sesuai den gan perkem ban gan zam an .

c. Ben tuk, jen is dan in ten sitas persain gan an tara berbagai organ isasi yan g m un gkin saja m en in gkat dan adakalan ya berkem ban g tidak sehat, terutam a apabila m akin ban yak lem baga yan g m en ghasilkan baran g atau jasa yan g sejen is (Rivai, 20 0 5:49-50 ).

Den gan dem ikian , jelas terlihat bahwa terdapat kaitan yan g san gat erat an tara pen in gkatan efektifitas den gan pen capaian tujuan dan sasaran organ isasi. Selain itu, den gan adanya pen gem ban gan SDM, produktivitas akan dapat lebih ditin gkatkan apabila tersedia data ten tan g pen getahuan , pekerjaan , pelatihan yan g telah diikuti oleh pegawai. Men gin gat sasaran pem bin aan pegawai adalah produktifitas yan g optim al, m aka kegiatan yan g dilaksan akan harus m en cerm in kan un sur-un sur yan g dapat m en jam in tercapain ya hasil secara optim al.


(39)

Pen tin gn ya m an ajem en m em berikan perhatian pada produktivitas kerja in i disebabkan oleh alasan -alasan berikut:

a. Organ isasi sebagai produsen yan g m en ghasilkan produk dan jasa den gan tujuan un tuk m em en uhi kebutuhan kon sum en yan g selalu terjadi perubahan , baik karen a tun tutan kebutuhan / perm in taan kon sum en yan g berubah-ubah seirin g den gan perkem ban gan pen getahuan tekn ologi m aupun karen a tun tutan kualitas, m ode situasi den gan perkem ban gan zam an .

b. Ragam produk dan jasa yan g dihasilkan lem baga sem akin ban yak yan g m em erlukan pen getahuan dan tekn ologi yan g beragam pula, sehin gga m em erlukan keahlian SDM yan g berbeda dan beragam . c. Pesain gan yan g sem akin ketat an tar lem baga yan g m en ghasilkan

produk dan jasa sejen is.

d. Ban yak hasil pen elitian m en un jukkan bahwa produktivitas kerja SDM dapat ditin gkatkan m elalui upaya pen in gkatan kepuasan kerja, m otivasi kerja dan pen getahuan SDM (Rivai, 20 0 5:50 ).

Berdasarkan itu, fun gsi pen gem ban gan SDM selain m en in gkatkan efektivitas kerja juga dapat m en doron g pen in gkatan produktivitas organ isasi. Sen ada den gan itu, Flippo (1995:210 ), m en gatakan bahwa m an faat pen gem ban gan SDM pada setiap organ isasi adalah:

a. Produktifitas sem akin bertam bah dipan dan g dari sudut jum lah dan m utu

b. Sem an gat kerja sem akin m en in gkat c. Pen gawasan sem akin berkuran g d. Kecelakaan kerja sem akin berkuran g

e. Stabilitas dan fleksibilitas organ isasi sem akin bertam bah

Sedan gkan m en urut H an doko (20 0 3:8 5), beberapa alasan m en gapa pen gem ban gan SDM itu perlu dilaksan akan :

a. Dapat m en guran gi ketergan tun gan pada pen arikan ten aga kerja yan g baru

b. Lowon gan pekerjaan lebih m em un gkin kan dipen uhi terlebih dahulu secara in tern al


(40)

d. Cara efektif un tuk m en ghadapi tan tan gan yan g dihadapi oleh organ isasi

2 .2 . Ma n a je m e n Pe m e rin ta h a n

Secara um um m an ajem en pem erin tahan adalah pen gen dalian dan pem an faatan sem ua faktor dan sum ber daya sesuai peren can aan (plan n in g) hin gga evaluasi yan g diperlukan un tuk m en capai atau m en yelesaikan suatu tujuan terten tu. Sebagaim an a m an ajem en yan g dipraktekkan di sektor swasta, m aka m an ajem en pem erin tahan ditem patkan pada posisi yan g sam a, yakn i harus m em iliki orien tasi kepada siapa jasa publik itu diberikan . Dalam m an ajem en pem erin tahan diken al tiga aktor, yaitu pelan ggan , produser dan pen gatur pelayan an (serv ice arranger). Apabila produser m eran gkap sebagai pen gatur, m aka produser selain m em produksi juga m em asarkan dan m en distribusi jasa kepada pelan ggan dan pelan ggan secara lan gsun g m en erim a pelayan an dari produser (pem erin tah).

Sejalan den gan itu, Ndraha (1997:73-8 6) berpen dapat bahwa pem erin tah berfun gsi sebagai pem buat, pen jual dan distibutor, sem en tara rakyat adalah pem esan , pem beli, pen erim a produk-produk pem erin tahan . H ubun gan an tara pem erin tah dan yan g diperin tah pada situasi seperti in i diibaratkan hubun gan produser den gan kon sum er dan disebut hubun gan tran saksion al m aupun tran sform asion al.


(41)

Fun gsi pem erin tah bukan han ya sem ata m elakukan aktivitas pelayan an , tetapi juga m en jam in bahwa pelayan an yan g diberikan berkualitas, dalam pen gertian sesuai den gan tun tutan kebutuhan pelan ggan atau berorien tasi pada kepen tin gan publik. Orien tasi m an ajem en pem erin tah harus m em perhatikan aspirasi m asyarakat sebagai pelan ggan n ya dan m en em patkan kepen tin gan m asyarakat sebagai kepen tin gan pertam a yan g harus dilayan i. Man ajem en pem erin tahan perlu m em ban gun sistem kualitas terpadu, perubahan budaya (culture chan ge) yan g berorien tasi pada kepen tin gan m asyarakat serta m en jadikan kualitas pelayan an sebagai suatu kebutuhan (the w ay of life), sehin gga dapat m en ghasilkan pelayan an yan g berkualitas. Man ajem en pem erin tahan seperti in i diharapkan dapat m em en uhi tun tutan yan g berkem ban g.

Pem erin tahan desa sebagai satuan pem erin tahan dalam struktur ketatan egaraan teren dah, secara operasion al m en jadi kom pon en terdepan yan g berhadapan lan gsun g den gan aktivitas kehidupan m asyarakat. Tun tutan dan kebutuhan m asyarakat secara prosedural disam paikan m elalui pem erin tahan desa, selan jutn ya secara struktural diteruskan kepada pem erin tah tin gkat atasn ya (pem erin tah kecam atan ). Dem ikian pula sebalikn ya, berbagai kebijaksan aan dan program yan g diim plem en tasikan pem erin tah dijabarkan m elalui satuan pem erin tahan sam pai pada tin gkat desa yan g lan gsun g berkaitan dengan kepen tin gan m asyarakat.


(42)

Pem erin tahan desa m en yan dan g tugas dan kewajiban gan da atau dwi fun gsi pem erin tahan . Terhadap pem erin tah, ia bertin dak sebagai wakil m asyarakat, dan terhadap m asyarakat ia bertin dak selaku wakil dari pem erin tah. Fun gsi tersebut, m en em patkan pem erin tahan desa sebagai pen ghubun g an tara pem erintah dan m asyarakatn ya. Dalam upaya m elaksan akan tugasn ya, in stitusi pem erin tah m en urut Katz (dalam Ndraha, 198 7:113) "m em erlukan dukun gan struktur (organ isasi) seperti dasar hukum , tata kerja, biaya, fasilitas, person il dan sebagain ya, serta dukun gan lin gkun gan yan g berfun gsi sebagai m asukan dalam pelaksan aan tugas". Dukun gan struktur organ isasi in i, m eliputi: (1) kem am puan m en yiapkan saran a bagi pelaksan aan tugas, (2) kem am puan m em elihara pola perilaku organ isasi, dan (3) kem am puan un tuk m en yesuaikan diri den gan lin gkun gan , dan m en gen dalikan lin gkun gan yan g bersan gkutan .

Sebagai un it pem erin tahan teren dah, pem erin tahan desa m em pun yai oton om i dalam arti berhak dan berwen an g un tuk m en gatur dan m en gurus rum ah tan ggan ya sen diri sebagaim an a diatur dalam peraturan perun dan g-un dan gan , juga m em pg-un yai tugas lain sebagai bagian dari segen ap wewen an g dan kewajiban n ya, yaitu hak atas pelaksan aan tugas dekon sen trasi, desen tralisasi dan tugas pem ban tuan yan g dibebankan oleh pem erin tah tin gkat atasn ya. H al in i diikuti pula den gan tan ggun gjawab aparat pem erin tahan desa dalam m em an age dan m en garahkan organ isasi kem asyarakatan sebagai organisasi yan g berdiri sen diri, yan g tum buh atas


(43)

kein gin an rakyat, m en jadi harapan besar sehin gga dapat berperan dalam m em ban tu pem erin tahan desa dalam m en gelola pem ban gun an desa. Organ isasi m asyarakat yan g bersifat lokal, Lem baga Masyarakat Desa (LMD), m erupakan wahan a partisipasi m asyarakat desa dalam pem ban gun an yan g fun gsin ya m em adukan berbagai kegiatan pem erin tah serta swadaya goton g-royon g m asyarakat.

Dalam m en erapkan m an ajem en pem erin tahan desa, perlu diterapkan prin sip respon sivn ess, yakn i sikap keterbukaan dan tran sparan dari aparat pem erin tahan agar m asyarakat m udah m em peroleh data dan in form asi ten tan g kebijaksan aan , program dan kegiatan yan g akan , sedan g dan sudah dijalan kan sehin gga m un cul sikap partisipasi m asyarakat dalam perum usan atau peren can aan , pelaksan aan , pen gawasan dan pen gen dalian kebijaksan aan publik yan g terkait den gan dirin ya. Selain itu, perlu diterapkan prin sip akun tabilitas, yan g m en un tut aparat pem erin tah un tuk m am pu m em pertan ggun gjawabkan kebijaksan aan , program dan kegiatan yan g dilaksan akan term asuk pula yan g terkait erat den gan pen dayagun aan ketiga kom pon en , yaitu kelem bagaan , ketatalaksan aan , dan sum berdaya m an usia. Selan jutn ya perlu diterapkan prin sip respon sibilitas, yan g m en un tut aparat pem erin tah m en dasarkan setiap tin dakan n ya pada aturan hukum , baik yan g terkait den gan lin gkun gan ekstern al (m asyarakat luas) m aupun yan g berlaku di lin gkun gan in tern al.


(44)

Kin erja aparat pem erin tahan dapat dikatakan baik apabila telah m am pu m erealisasikan dan m em pertan ggun gjawabkan seluruh kebijakan , program dan kegiatan sesuai den gan m isin ya selam a waktu terten tu dalam m em en uhi tun tutan dan kepen tin gan m asyarakat. Sedan gkan m an ajem en yan g berhasil m en gelola organ isasi adalah m am pu m ewujudkan lem baga pem erin tahan yan g berkin erja tin ggi. Ciri-ciri organ isasi berkin erja tin ggi m en urut Siagian (1995:27-29), adalah:

a. Mem pun yai arah yan g jelas un tuk ditem puh. Arah tersebut tercerm in pada visi yan g dim iliki para m an ajer dalam organ isasi ten tan g m au kem an a organ isasi akan dibawa di m asa depan .

b. Selalu berupaya agar dalam organ isasi tersedia ten aga-ten aga berpen getahuan dan berketeram pilan tin ggi disertai oleh sem an gat kewirausahaan .

c. Mem buat kom itm en yan g kuat pada suatu ren can a aksi strategis, yaitu ren can a aksi yan g diharapkan m em buahkan keun tun gan fin an sial yan g m em uaskan dan m en em patkan organ isasi pada posisi yan g bersain g serta dapat dian dalkan .

d. Mem iliki kesadaran yan g tin ggi ten tan g pen tin gn ya efektivitas dan produktivitas yan g m en in gkat.

e. Mem buat kom itm en yan g m en dalam pada strategi yan g telah diten tukan dan berupaya bersam a seluruh kom pon en organ isasi lain n ya agar strategi tersebut m em buahkan hasil yan g m aksim al. Aparatur pem erin tahan dikatakan m em iliki kin erja yan g tin ggi apabila m em iliki ciri-ciri, m em iliki visi yan g m em uat kejelasan tujuan yan g in gin dicapai, kualitas sum berdaya m an usia yan g han dal, adan ya kom itm en terhadap ren can a aksi strategis, dan kesadaran akan pen tin gn ya efektivitas dan produktivitas yan g tin ggi. Keseluruhan upaya tersebut, diharapkan dapat m ewujudkan kualitas m an ajem en pem erin tahan .


(45)

2 .3 Ke m a m p u a n Ap a ra t P e m e rin ta h a n

Kem am puan aparat pem erin tah san gat terkait den gan kualitas dari Sum ber Daya Man usia (SDM). Kem am puan pem erin tah daerah m en urut Strauss dan Stayle (198 0 :299), adalah:

(1)m en giden tifikasi m asalah-m asalah pem ban gun an dan kesem patan ; (2)m en giden tifikasi atau m em buat kem un gkin an pem ecahan m asalah-m asalah peasalah-m ban gun an ; (3)asalah-m easalah-m buat keputusan dan asalah-m easalah-m ecahkan kon flik; (4) m em obilisasi sum ber daya dan ; (5)m em an age program -program pem ban gun an dan proyek pem ban gun an m en jadi kriteria pen tin g satu program un tuk fun gsi desen tralisasi pem ban gun an un tuk organ isasi region al atau organ isasi daerah harus disesuaikan den gan kem am puan agen -agen pelaksan a.

Kem am puan (ability ) m erupakan kapasitas seoran g in dividu un tuk m en gerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan . Kem am puan in i terdiri dari kem am puan in telektual dan kem am puan fisik. Kem am puan in telektual adalah kem am puan un tuk m en gerjakan kegiatan m en tal, sedan gkan kem am puan fisik adalah kem am puan un tuk m elakukan tugas-tugas yan g m en un tut stam in a, kecakapan , kekuatan dan keteram pilan . Kem am puan yan g berhubun gan den gan tugas dan pekerjaan adalah kesan ggupan seseoran g dalam m elaksan akan pekerjaan secara sun gguh-sun gguh dan m em beri hasil yan g baik. Kem am puan m erupakan keteram pilan , pen getahuan , dan m en tal bekerja seseoran g yan g didukun g den gan kon disi fisik yan g baik. Berdasarkan in i, un sur utam a kem am puan aparatur adalah pen getahuan dan keteram pilan yan g diperoleh dari pen didikan , keteram pilan , atau pen galam an n ya selam a bekerja.


(46)

Un tuk m en in gkatkan kem am puan seoran g pegawai dapat dilakukan m elalui pen didikan dan pelatihan . Pen didikan m em ben tuk dan m en am bah pen getahuan ten tan g sesuatu den gan lebih cepat dan tepat. Sedan gkan pelatihan akan m em ben tuk keteram pilan kerja (Sim an jun tak, 198 2:144). Nawawi (20 0 0 :67), berpen dapat “pen in gkatan kem am puan dan kem ahiran kerja dapat ditem puh den gan jalan m en am bah pen getahuan dan latihan -latihan bagi para person il m elalui pen ataran , tugas belajar, -latihan kerja di lin gkun gan sen diri atau di lin gkun gan lain dan di dalam atau di luar n egeri”. Lebih lan jut Nawawi (20 0 0 :67), m en am bahkan pen in gkatan kem am puan kerja pegawai diarahkan un tuk:

1. Mem un gkin kan ten aga kerja yan g tersedia dipergun akan secara berdaya gun a dan berhasil gun a.

2. Men ciptakan hubun gan kerja yan g m en yen an gkan dan produktifitas dalam keran gka m en capai tujuan .

3. Men in gkatkan perkem ban gan ten aga kerja sam pai batas kem am puan m aksim al m asin g-m asin g dan sesuai pula den gan perkem ban gan cara dan peralatan kerja yan g terbaru dan terbaik.

2 .4 Ke m a m p u a n Ma n a je ria l Ap a ra t Pe m e rin ta h a n D e s a

Kem am puan m an ajerial secara um um m erupakan kem am puan m an ajer suatu organ isasi dalam m en jalan kan fun gsi-fun gsi m an ajem en gun a m en capai tujuan yan g telah diten tukan . Millet (dalam Todaro, 1998 ), m en gatakan seoran g m an ajer harus m em iliki em pat kem am puan pokok dalam m en ajalan kan tugas-tugasn ya, yaitu: (a) the ability to see an


(47)

en terprise as a w hole; (b) the ability to m ake decisions; (c) the ability to delegate authority ; dan (d) the ability to com m and loy alty .

Seoran g m an ajer harus m am pu m elihat organ isasi sebagai satu keseluruhan (the ability to see an enterprise as aw hole). Maksudn ya, m an ajer den gan segala pen getahuan yan g dim ilikin ya, harus dapat m em an dan g seluruh un sur yan g ada dalam organ isasi sebagai satu kesatuan , serta dapat m em persatukan kom pon en organ isasi atau in dividu-in dividu yan g ada dan yan g berpoten si bersam a-sam a bekerja un tuk tujuan organ isasi. Seoran g m an ajer harus m am pu m en gam bil keputusan -keputusan (the ability to m ake decision s) gun a m en gatasi segala perm asalahan yan g tim bul, den gan dem ikian ia dapat m em buat altern atif-altern atif dan selan jutn ya m em ilih altern atif yan g terbaik gun a m em ecahkan perm asalahan yan g dihadapi. Man ajer harus m em iliki kem am puan un tuk m elim pahkan atau m en delegasikan wewen an g (the ability to delegate authority ), artin ya tidak sem ua pekerjaan dapat dilakukan oleh seoran g m an ajer m en gin gat beban kerja yan g berat, terlebih bagi m an ajer yan g berada pada level pun cak (top lev el m an ager). Selain itu, seeoran g m an ajer harus m em iliki kem am puan un tuk m en an am kan kesetiaan (the ability to com m an d loy alty ), artin ya harus m am pu m em elihara loyalitas bawahan , baik terhadap atasan n ya m aupun terhadap organ isasi.

Aparatur pem erin tah yan g m em iliki kem am puan m an ajerial, adalah aparatur pem erin tah yan g m am pu m en erapkan fun gsi-fun gsi m an ajem en


(48)

pem erin tahan , sehin gga dapat m elayan i, m en gayom i serta m en um buhkan prakarsa dan partisipasi m asyarakat dalam pem ban gun an dan m em iliki kepekaan , baik terhadap pan dan gan m aupun aspirasi yan g hidup dalam m asyarakat. Kem am puan m an ajerial diperlukan un tuk m en en tukan pen capaian tujuan pem erin tahan dalam pem ban gun an , m en urut Katz (dalam Ndraha, 198 7:112), dilihat dari aspek kem am puan adm in istratif, yakn i kem am puan m en capai tujuan yan g diin gin kan m elalui sistem -sistem pen dukun g pem ban gun an . Terkait den gan pem erin tahan desa, seoran g Kepala Desa harus m em iliki kem am puan adm in istratif sekaligus kem am puan m an ajerial, artin ya kedudukan Kepala Desa adalah adm in istrator sekaligus m an ajer dalam lem baga pem erin tahan desa.

Siagian (1995:27), m en gatakan bahwa ben tuk n yata dari kegagalan suatu organ isasi m en gkaitkan pen capaian tujuan n ya den gan pen capaian tujuan m asyarakat luas terlihat dalam dua wujud. Pertam a, m asyarakat akan kehilan gan kepercayaan terhadap organ isasi yan g bersan gkutan . Kedua, akibat hilan gn ya kepercayaan tersebut m asyarakat tidak lagi m em berikan dukun gan kepada kebijaksan aan dan kegiatan organ isasi tersebut.

Men urut Tjokroam idjojo (198 7:71), sejalan den gan kem ajuan m asyarakat, sem akin luas dan rum itn ya pem ban gun an , m en gharuskan adan ya aparatur pem erin tah yan g berdaya gun a tin ggi. Fun gsi dan kedudukan Kepala Desa san gat kom pleks dan luas, walaupun secara struktural han ya pen yelen ggara un it pem erin tahan teren dah, tetapi ditun tut


(49)

m em iliki kem am puan m an ajerial yan g han dal dalam m en gatasi dan m en yelesaikan berbagai m asalah di wilayahn ya sebagai akibat dari tun tutan serta kebutuhan m asyarakat desa yan g kian m en in gkat. Dalam kaitan tersebut, Kepala Desa dalam m elaksan akan tugas diperlukan peran gkat pem erin tahan desa yan g m em iliki kem am puan m an ajerial yan g m em adai.

Men gacu pada m odel m an ajerial yan g dikem ban gkan Sim am ora (1995:16), terdapat dua versi, yaitu: (1) acuan kerja m an ajer lin i berorien tasi pada produktivitas, sedan gkan m an ajer staf, m ereka berbagi tujuan , n ilai dan pan dan gan den gan m an ajer lin i dalam m en gam bil keputusan yan g berkesesuaian . (2) Man ajer lin i m elaksan akan fun gsi-fun gsi kun ci seperti evaluasi kerja dan pen gem ban gan , karen a m an ajer lin i m em pun yai tin gkat pen didikan yan g tin ggi m aka dapat berperan sebagai pelatih. Sedan gkan m an ajer staf m elakukan in teraksi den gan pim pin an n ya.

2 .4 .1 Ke m a m p u a n Pe n ge lo la a n S tru ktu r Orga n is a s i

Struktur pada dasarn ya, adalah ciri organ isasi un tuk m en gen dalikan atau m em bedakan sem ua bagian n ya (Sedarm ayan ti, 20 0 1:33). Adan ya struktur un tuk m em bedakan organ isasi dalam m en gen dalikan perilaku an ggotan ya dalam m en jalan kan tugas. Di sam pin g itu, struktur juga m em pen garuhi perilaku dan fun gsi kegiatan di dalam organ isasi. Den gan dem ikian , un tuk dapat m en ciptakan efektivitas dan efisien si organ isasi, diperlukan keputusan yan g sarat den gan m en desain struktur organ isasi.


(50)

Struktur m eliputi berbagai aspek, salah satu dapat ditin jau dari sen tralisasi dalam organ isasi, sebagaim ana dikem ukakan H all (1977:50 ) sebagai berikut:

Aspek lain dari struktur, sen tralisasi den gan berbagai cara un tuk m em form alkan n ya dalam sen tralisasi yan g tin ggi dan m udah. Sen tralisasi ren dah ditun jukkan oleh fakta bahwa departem en akadem ik secara totalitas bebas m em ilih an ggota fakultas berdasarkan pada pen ilaian m ereka yan g m em iliki sejum lah kekuasaan m in im al. Level adm in istratif sen tral, sen tralisasi tin ggi terjadi bilam an a pen gam bilan keputusan tertahan atau dekat pada pun cak organ isasi. Berbeda den gan era Orde Baru, struktur pem erin tahan desa di era reform asi, ditan dai oleh suatu struktur yan g oton om . Desa tidak lagi m en jadi bawahan lan gsun g kecam atan . H al pen tin g dari perubahan stuktur in i adalah terjadin ya pem isahan fun gsi legislatif dan eksekutif. Pem isahan in i m en jadi tegas den gan tidak adan ya klausul m en gen ai posisi Kepala Desa di in stitusi BPD. Dengan dem ikian pem erin tahan desa dikon trol oleh BPD. Di era oton om i, BPD m erupakan m itra dari pem erin tahan desa, yan g fun gsin ya m en gayom i adat istiadat, m em buat peraturan desa, m en am pun g dan m en yalurkan aspirasi m asyarakat serta m elakukan pen gawasan terhadap pen yelen ggaraan pem erin tahan desa. Posisi dan fun gsi BPD, pada dasarn ya m em un gkin kan keterlibatan rakyat un tuk m en gam bil bagian dalam proses pen gam bilan kebijaksan aan di desa.

Dalam pen yelen ggaraan pem erin tahan desa, Kepala Desa m en dapat dukun gan dari struktur organ isasin ya, sebagaim an a m en urut Ndraha (1991:143), sebagai un sur pim pin an dalam struktur pem erin tahan desa,


(51)

sekretaris desa selaku un sur staf dan kepala dusun sebagai un sur pelaksan a. Staf berfun gsi m en gefektifkan fun gsi kepala desa dan tugas-tugas m an ajem en . Men urut Ndraha (20 0 0 :49), sem akin m odern m asyarakat, sem akin diversifikatif produk, sem akin salin g bergan tun g setiap oran g pada oran g lain dan sem akin diperlukan kerjasam a an tar m an usia.

2 .4 .2 Ke m a m p u a n Me m p e ro le h D u ku n ga n Lin gku n ga n

Kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa tidak berarti apa-apa apa-apabila tidak disertai den gan lin gkun gan , sistem n ilai serta dukun gan sum ber daya yan g kon dusif. Keterkaitan (dukun gan ) lin gkun gan terhadap kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa (Kepala Desa dan peran gkatn ya), terletak pada ken yataan bahwa pem erin tahan desa m erupakan tokoh-tokoh pilihan m asyarakat desa. Den gan dem ikian, dukun gan lin gkun gan terhadap pem erin tahan desa m eliputi beberapa hal, an tara lain :

a. Melalui sistem itu pem erin tahan desa um um n ya dan Kepala Desa khususn ya diharapkan akseptabel dalam m asyarakat, sebagai pem im pin lokal yan g berasal dari daerah setem pat dan dapat m em bawakan aspirasi m asyarakat desa.

b. Prosedur dem okratis di tin gkat desa dan diterapkan dalam peren can aan dan pen gam bilan keputusan "grass roots plan n in g". c. Karen a Kepala Desa dan un sur pm erin tahan desa lain n ya berasal

dari rakyat, m aka harus ada perasaan bersam a. Merasakan apa yan g diin gin kan m asyarakat.

d. Suasan a yan g dem okratis yan g m em ben tuk iklim yan g sehat bagi tum buhn ya prakarsa dan rasa tan ggun gjawab m asyarakat dalam pem ban gun an desa, tim buln ya rasa percaya diri un tuk kem udian kem am puan itu berkem ban g.


(52)

e. Pen etapan dan pen ggerakan sum ber-sum ber daya yan g ada agar dim an faatkan gun a m en in gkatkan kem am puan desa un tuk berkem ban g secara m an diri.

f. Peran pem erin tah dalam m em bim bin g pertum buhan pem ban gun an di desa dalam hal m eren can akan pem ban gun an desa, m isaln ya berlan gsun g dalam tiga tahap; yakn i peren can aan un tuk m asyarakat, peren can aan bersam a m asyarakat dan peren can aan oleh m asyarakat (Ndraha, 1991:145).

Men urut Sedarm ayan ti (20 0 1:93), organ isasi perlu m en giden tifikasi kekuatan seluruh sum ber daya atau kekuatan yan g dim iliki beserta kelem ahan n ya. Iden tifikasi kelem ahan dan kekuatan organ isasi dilakukan dalam upaya m en ggali keun ggulan bersain g (com petitiv e adv antage). Adapun dukun gan lain dari keterkaitan lin gkun gan adalah adan ya partisipasi m asyarakat dalam pem ban gun an . Partisipasi dapat dian ggap sebagai m asukan bagi pem ban gun an . Di sam pin g itu, partisipasi dapat m en jadi tolok ukur un tuk m en ilai apakah sebuah proyek yan g bersan gkutan m erupakan proyek pem ban gun an desa atau bukan . Men urut Peter (dalam Ndraha 1991:10 3), jika m asyarakat desa yan g bersan gkutan tidak berkesem patan un tuk berpartisipasi dalam pem ban gun an suatu proyek di desan ya, m aka pada hakekatn ya bukan lah proyek pem ban gun an desa.

Mubyarto (20 0 0 :35), m en gatakan "partisipasi adalah kesediaan un tuk m em ban tu berhasiln ya setiap program sesuai kem am puan setiap oran g tan pa berarti m en gorban kan kepen tin gan diri sen diri". Sedan gkan Bryan t dan White (dalam Ndraha 1991:10 2), m en yebut dua m acam partisipasi, yaitu partisipasi an tara sesam a warga atau an ggota suatu perkum pulan yan g


(53)

din am akan partsipasi horizon tal, dan partisipasi yan g dilakukan oleh bawahan den gan atasan , an tar klien den gan patron atau an tar m asyarakat sebagai suatu keselurahan den gan pem erin tah yan g din am akan partisipasi vertikal. Keterlibatan dalam kegiatan seperti peren can aan dan pelaksan aan pem ban gun an disebut partisipasi dalam proses adm in istratif.

Upaya m en ggerakkan partisipasi m asyarakat dapat dilakukan den gan cara-cara berikut: Pertam a, proyek pem ban gun an desa diran can g secara sederhan a dan m udah dikelola oleh m asyarakat. Kedua, organ isasi dan lem baga kem asyarakatan harus m am pu m en ggerakkan dan m en yalurkan aspirasi m asyarakat. Ketiga, adan ya pen in gkatan peran an m asyarakat dalam pem ban gun an (Ndraha, 1991:10 5).

2 .4 .3 Ke m a m p u a n Pe la ks a n a a n Tu ga s (Perform an ce)

Kem am puan m elaksan akan tugas adalah kem am puan un tuk m en capai keluaran yan g telah ditetapkan atau hasil yan g hen dak dicapai. Kem am puan m elaksan akan tugas (perform an ce) sebagaim an a dikem ukakan Ndraha (1991:113), terdiri dari kem am puan un tuk m eren can akan usaha m en capai tujuan dan kem am puan un tuk m elaksan akan ren can a tersebut. Dalam kem am puan un tuk m eren can akan usaha tersebut term asuk kem am puan un tuk m en ggali, m enggerakkan dan m en gkom bin asikan m asukan -m asukan dari lin gkun gan dan m en yiapkan n ya bagi sistem pelaksan aan tugas, karena


(54)

pelaksan aan tugas m erupakan proses yan g lan gsun g berkaitan den gan pen capaian tujuan , m aka sistem in ilah yan g pen tin g.

Pelaksan aan tugas berkaitan den gan kin erja. Kin erja m en urut Man gkun egara (20 0 0 :67), adalah "hasil kerja secara kualitas dan kuan titas yan g dicapai oleh seseoran g pegawai dalam m elaksan akan tugasn ya sesuai den gan tan ggun gjawab yan g diberikan kepadan ya". Faktor-faktor yan g m em pen garuhi pelaksan aan tugas (perform an ce) adalah faktor kem am puan (ability ) dan faktor m otivasi (m otiv ation ). H al in i sesuai den gan pen dapat Davis (dalam Man gkun egara 20 0 0 :67), faktor kem am puan , terdiri dari kem am puan yan g diperoleh dari pen didikan yan g m em adai dan teram pil dalam m en jalan kan tugasn ya, m aka ia lebih m udah m en capai kin erja yan g diharapkan , serta faktor m otivasi yan g terben tuk dari sikap (attitude) seoran g pegawai dalam m en ghadapi situasi kerja. Motivasi m erupakan kon disi yan g m en ggerakkan diri pegawai yan g terarah un tuk m en capai tujuan organ isasi (tujuan kerja).

McClellan d (dalam Man gkun egara 20 0 0 :8 ), m en gem ukakan en am karakteristik pegawai yan g m em iliki m otif berprestasi tin ggi, yaitu:

a. Mem iliki tan ggun gjawab pribadi yan g tin ggi. b. Beran i m en gam bil resiko.

c. Mem iliki tujuan yan g realistis.

d. Mem iliki ren can a kerja yan g m en yeluruh dan berjuan g un tuk m erealisasi tujuan n ya.

e. Mem an faatkan um pan balik (feedback) yan g kon gkrit dalam seluruh kegiatan kerja yan g dilakukan n ya.

f. Men cari kesem patan un tuk m erealisasikan ren can a yan g telah diprogram kan .


(55)

2 .4 .4 Ke m a m p u a n Ke p e m im p in a n ( Le a d e r s h ip ) Pe m e rin ta h a n Tiap organ isasi atau kelom pok selalu m em iliki pem im pin dan an ggota. J ika dalam suatu kelom pok tidak ada pem im pin , m aka kegiatan yan g dilakukan tidak akan terarah bahkan tidak akan dapat m en capai tujuan yan g ditetapkan . Kepem im pin an m elibatkan oran g lain , oleh karen a itu dim an a ada pem im pin , pasti terdapat pen gikut.

Terry (1993:11), m en gatakan kepem im pin an adalah in teraksi an tar an ggota dalam suatu kelom pok. Pem im pin adalah agen perubahan, dan orang yan g lebih berpen garuh terhadap bawahan n ya. Usaha m em pen garuhi suatu kelom pok atau organisasi bukan pekerjaan yan g m udah. Seoran g pem im pin harus m am pu m em pen garuhi dan m en ghim bau bawahan n ya, dan harus m em iliki keterbukaan terhadap pan dan gan -pan dan gan baru, tan ggap atas keperluan bawahan n ya, serta m en dukun g pelaksan aan in ovasi. Un tuk m en dapatkan hasil yan g terbaik, m aka pem im pin harus m en jadi agen perubahan yan g m en erim a ide-ide baru, tan ggap terhadap kebutuhan bawahan n ya, dan m en jadi fasilitator serta m am pu m elaksan akan ide baru yan g disepakati.

Ston er (198 2:53), m en gatakan kepem im pin an adalah proses m en garahkan dan m em pen garuhi aktivitas yan g berkaitan den gan tugas para an ggota kelom pok. Defin isi in i m en yan gkut tiga im plikasi pen tin g. Pertam a, kepem im pin an m en yan gkut oran g lain (bawahan atau pen gikut). Kesediaan m ereka un tuk m en erim a pem bin aan dari pem im pin para an ggota kelom pok


(56)

m em ban tu m en en tukan status, tan pa bawahan sem ua kualitas kepem im pin an seoran g m an ager akan m en jadi tidak relevan . Kedua, kepem im pin an m en yan gkut suatu pem bagian kekuasaan yan g tidak seim ban g dian tara para pem im pin dan an ggota kelom pok. Para pem im pin m em pun yai wewen an g un tuk m en garahkan berbagai kegiatan para an ggota kelom pok, tetapi para an ggota kelom pok tidak dapat m en garahkan kegiatan pem im pin secara lan gsun g, m eskipun dapat juga m elalui cara-cara tidak lan gsun g. Ketiga, selain dapat m em berikan pem bin aan kepada bawahan atau pen gikut, pem im pin juga dapat m en ggun akan pen garuh. Den gan kata lain pem im pin tidak han ya dapat m em erin tah bawahan apa yan g harus dilakukan , tetapi juga m em pen garuhi bagaim an a bawahan m elaksan akan perin tahn ya.

Kegiatan pim pin an tidak terlepas dari faktor lin gkun gan , m en urut Wexley dan Yulk (1992:8 5), un tuk m em an tau pen gum pulan in form asi m en gen ai kegiatan un it organ isasi, m an ajer m em perhatikan perolehan in form asi yan g dibutuhkan un tuk m en gevaluasi kem ajuan pekerjaan , kin erja, para bawahan secara in dividual, kualitas produk atau jasa, keberhasilan proyek atau program , peristiwa dalam organ isasi yan g m em pen garuhi m an ajer un it, perhatian dari kon sum en dan klien , kin erja para pem asok dan pen jual, tin dakan pesain g, serta perubahan -perubahan lain dalam lin gkun gan ekstem al, seperti kecen derun gan pasar, kon disi ekon om i, kebijakan pem erin tah dan pen gem ban gan tekn ologi. Pem an tauan in i pula dapat m en getahui apakah kepem im pin an yan g dilaksan akan efektif atau tidak.


(57)

2 .5 Pe m ba n gu n a n D e s a

Secara etim ologi, pem ban gun an berasal dari kata "ban gun ", diberi awalan "pem " dan akhiran "an ", gun a m en un jukkan perihal m em ban gun . Kata ban gun setidak-tidakn ya m en gan dun g em pat arti. Pertam a, dalam arti sadar atau sium an . Kedua, dalam arti ban gkit atau berdiri. Ketiga, dalam arti ben tuk. Keem pat, dalam arti kata kerja, yakn i m em buat, m en dirikan atau m em bin a. Pem ban gun an m eliputi pula segi anatom ik (ben tuk), fisiologik (kehidupan ) dan behav ioral (perilaku) (Ndraha, 198 7:1).

Pem ban gun an m en urut Tjokroam idjojo (198 7:2), adalah "usaha perubahan ke arah yan g lebih baik yan g dilakukan secara beren can a dan bertahap”. Men urut Siagian (198 8 :31), pem ban gun an adalah suatu usaha atau ran gkaian usaha pertum buhan dan perubahan yan g teren can a yan g dilakukan secara sadar oleh suatu ban gsa, n egara dan pem erin tah m en uju m odern itas dalam ran gka pem bin aan ban gsa (nation building).

Bhattachary a Adm in istrativ e Organ ization for Dev elopm en t (dalam Ndraha 1991:72-73), m em beri batasan pem ban gun an desa, sebagai proses usaha m asyarakat desa yan g bersan gkutan dipadukan den gan usaha-usaha pem erin tah un tuk m en in gkatkan taraf hidup m asyarakat, m en gin tegrasikan kehidupan m asyarakat desa ke dalam kehidupan ban gsa dan m em un gkin kan m ereka un tuk m em berikan sum ban gan sepen uhn ya kepada kem ajuan n asion al. Berdasarkan defin isi in i, pem ban gun an m asyarakat desa dipaham i sebagai proses kerjasam a pem erin tah den gan m asyarakat dalam


(1)

B A B V

K E S I M P U L A N D A N S A R A N

5 .1 Ke s im p u la n

Berdasarkan tem uan pen elitian , dapat disim pulkan hasil pen elitian sebagai berikut:

1. Kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa yan g diukur m elalui in dikator kem am puan pen gelolaan struktur organ isasi, kem am puan m em peroleh dukun gan lin gkun gan , kem am puan pelaksan aan tugas (perform an ce) dan kem am puan leadership secara um um disim pulkan cukup baik.

2. Tin gkat pem ban gun an desa yan g diukur m elalui adan ya partisipasi m asyarakat, adan ya perim ban gan peran pem erin tah dan m asyarakat dalam pem ban gun an , adan ya kem an dirian m asyarakat serta pen in gkatan taraf hidup m asyarakat secara keseluruhan disim pulkan cukup baik.

3. H ubun gan an tara kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa den gan tin gkat pem ban gun an desa-desa yan g berada di Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat berdasarkan pen gujian statistik m en un jukkan an gka korelasi sebesar an gka korelasi sebesar 0 ,728 . In i berarti kem am puan m an ajerial aparat pem erin tahan desa m em iliki hubun gan yan g kuat den gan pem ban gun an desa di lin gkun gan Kecam atan Stabat Kabupaten Lan gkat.


(2)

5 .2 S a ra n

1. Un tuk sem akin m en in gkatkan kualitas dan kin erja pelayan an adm in istrasi pem ban gun an desa, m aka disaran kan kepada seluruh Kepala Desa beserta peran gkat-peran gkatn ya dapat m en in gkatkan kem am puan m an ejerial, terutam a dalam aspek kogn isi, keteram pilan dan kepem im pin an yan g bergun a bagi kelan caran pelaksan aan pelayan an pem ban gun an bagi m asyarakat desa.

2. Un tuk sem akin m en um buhkan kesadaran dan partisipasi m asyarakat yan g tin ggi dalam proses pem ban gun an desa, m aka disaran kan bagi Kepala Desa beserta seluruh peran gkat-peran gkat desa dapat m en ggali dan m em aham i kebutuhan m asyarakat yan g dirasakan m en desak dalam peren can aan dan im plem en tasi program pem ban gun an .


(3)

D A F T A R P U S T A K A

Ali, M. Sayuthi. M etodologi Penelitian: Pendekatan Teori dan Praktek. J akarta: RajaGrafin do Persada, 20 0 2.

Arikun to, Suharsim i. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. J akarta: Rin eka Cipta, 20 0 2, edisi kelim a, cetakan keduabelas.

BPS Kecam atan Stabat. Kecam atan Stabat dalam An gka Tahun 20 0 7, Stabat: BPS Kec. Stabat, 20 0 7.

Bun gin , Burhan . M etodologi Penelitian Kuantitatif. J akarta: Ken can a Pren ada Media Group, 20 0 5, cetakan kedua.

Desler, et.al. M anajem en Sum ber Day a M anusia. J akarta: Erlan gga, 1995. Flippo. M anajem en Personalia. J akarta: Erlan gga, 1995.

H all, Richard. Organization Structure and Process. New J ersey: Pren tice-H all In tern ation al In c., 1977.

H an doko, T. H an i. M an ajem en. Yogyakarta: BPFE, 1991, edisi kedua, cetakan keem pat.

H asibuan , Malayu S.P. M an ajem en Sum ber Day a M an usia. J akarta: Bum i Aksara, 20 0 7, cetakan kesem bilan .

H idayat. "Strategi Keten agakerjaan dan Sum ber Daya Man usia", dalam Prijon o Tjiptoherijan to, M. Yasin , Bakir H asan dan Djun aedi H adisum arto (eds.), Sum ber Day a M an usia, Kesem patan Kerja dan Pem ban gun an Ekon om i. J akarta: Lem baga Pen erbit Fakultas Ekon om i Un iversitas In don esia, 198 2.

Kerlin ger, Fred N. Foundation of Behav ioral R esearch. New York: H olt Rin ehart an d Win ston , In c., 1973.

Koen tjaran in grat. M asalah Kesukuan dan In tegrasi N asion al. J akarta: Un iversitas In don esia, 1993.

Kun coro, Mudrajad. M etode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi un tuk Bisn is dan Ekon om i. Yogyakarta: UPP AMP YPKN, 20 0 4, edisi kedua.


(4)

Man gkun egara, A.A. Prabu. M an ajem en Sum ber Day a M an usia. J akarta: Erlan gga, 20 0 0 .

Man ullan g, M. Dasar-Dasar M an ajem en . J akarta: Ghalia In don esia, 198 2. Moekijat. M anajem en Sum ber Day a M anusia. J akarta: Rin eka Cipta, 1991. Mubyarto. Prospek Otonom i Daerah dan Perekon om ian In don esia Pasca

Krisis Ekonom i. Yogyakarta: Aditya Media, 20 0 0 .

Nawawi, H adari. M anajem en Strategik, Organisasi N onpropit Bidang Pem erin tahan. Yogyakarta: Gadjah Mada Un iversity Press, 20 0 0 .

Ndraha, Taliziduhu. Dim ensi-dim ensi Pem erintahan Desa. J akarta: Bum i Aksara, 1991.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ . Ilm u Pem erin tahan . J akarta: In stitut Ilm u Pem erin tahan , 20 0 0 .

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ . Metodologi Ilm u Pem erintahan. J akarta: Rineka Cipta, 1997.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ . Partisipasi M asy arakat Desa dalam Pem ban gun an Desa di Berbagai Desa. Yogyakarta: P3PK, 198 1.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ . Pem ban gun an M asy arakat: M em persiapkan M asy arakat Tin ggal Lan das. J akarta: Bin a Aksara, 198 7.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ . Pen gan tar Teori Pen gem ban gan Sum ber Day a M anusia. J akarta: Rin eka Cipta, 1999.

Notoatm odjo, Soekidjo. Pen gem ban gan Sum berday a M an usia. J akarta: Rin eka Cipta, 1998 .

Peraturan Pem erin tah Nom or 72 Tahun 20 0 5, ten tan g Pem erin tahan Desa. Rivai, Veithzal. M an ajem en Sum berday a M an usia Un tuk Perusahaan : dari

Teori ke Praktik. J akarta: RajaGrafin do Persada, 20 0 5.

San usi, Bachrawi. Pen gan tar Peren can aan Pem ban gun an. J akarta: Lem baga Pen erbit Fakultas Ekon om i Un iversitas In don esia, 20 0 0 .

Sarwoto. Dasar-dasar Organisasi dan M an ajem en . J akarta: Ghalia In don esia, 1991, cetakan kedelapan .


(5)

Sedarm ayan ti. Sum ber Day a M anusia dan Produktiv itas Kerja. Ban dun g: Man dar Maju, 20 0 1.

Siagian , Sodan g P. Analisis serta Perum usan Kebijakan dan Strategi Organ isasi. J akarta: Gun un g Agun g, 198 5.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ . M anajem en Stratejik. J akarta: Bum i Aksara, 1995.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ . Proses Pen gelolaan Pem ban gun an N asion al. J akarta: Gun un g Agun g, 198 8 .

Sim am ora, H en ry. M an ajem en Sum ber Day a M an usia. Yogyakarta: STIE TKPN, 1995.

Sim an jun tak, Payam an J . "Perkem ban gan Teori di Bidan g Sum ber Daya Man usia", dalam Prijon o Tjiptoherijan to, M. Yasin , Bakir H asan dan Djun aedi H adisum arto (eds.), Sum ber Day a M an usia, Kesem patan Kerja dan Pem ban gun an Ekon om i. J akarta: Lem baga Pen erbit Fakultas Ekon om i Un iversitas In don esia,198 2.

Soetrisn o, Loekm an . M en uju M asy arakat Partisipatif. Yogyakarta: Kanisius, 1995.

Ston er, J am es AF. M an agem en. New Delhi: Pren tice-H all of In dia, 198 2, edisi kedua.

Strauss, George dan Leon ard L. Stayles. Personnel The H um an Problem s in M an agem en t. New Delhi: Pren tice-H all of In dia, 198 0 .

Sugiyon o. M etode Penelitian Adm inistrasi. Ban dun g: Alfabeta, 1998 , cetakan kelim a.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ . M etode Penelitian Bisnis. Ban dun g: Alfabeta, 20 0 5, cetakan kedelapan .

Sum odin in grat, Gun awan . Pem ban gunan Daerah dan Pem berday aan M asy arakat. J akarta: Bin a Pen a Pariwara, 1996.

Terry, George R. Prinsip-prinsip M anajem en , terjem ahan J . Sm ith D.F.M. J akarta: Bum i Aksara, 1993, cetakan kelim a.

Tjokroam idjojo, Bin toro. Pengantar Adm inistrasi Pem banguan . J akarta: LP3ES, 198 7.


(6)

Todaro, Michael P. Pem ban gunan Ekon om i di Dun ia Ketiga, terjem ahan H aris Mun an dar. J akarta: Erlangga, 1998 .

Undang-undang Otonom i Daerah Nom or 32 Tahun 20 0 4. Bandung: Fokus Media, 20 0 4.

Wexley, Kenneth N. dan Gery A. Yulk. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia, terjem ahan Muham m ad Shobaruddin . J akarta: Rin eka Cipta, 1992.