Kaidah Pengembangan Pengukuran Ketahanan Nasional

2 6 Pengukuran ketahanan nasional dilakukan terhadap variabel-variabel kunci pada masing-masing gatra dan indikator- indikator kunci pada masing-masing variabel. Nilai indikator ini diberi peringkat sesuai dengan parameternya masing-masing dengan skor sebagai berikut: Skor 1 yang berarti rawan Skor 2 yang berarti kurang tangguh Skor 3 yang berarti cukup tangguh Skor 4 yang berarti tangguh Skor 5 yang berarti sangat tangguh Disamping skor, ditentukan pula besarnya bobot gatra, variabel, dan indikator dalam persen. Bobot indikator pada masing-masing variabel tergantung pada besar kecilnya nilai kepentingan atau prioritas masing-masing indikator pada variabel tersebut. Bobot variabel pada masing-masing gatra menggambarkan besar kecilnya tingkat kepentingan atau nilai prioritas suatu variabel dibandingkan dengan variabel lainnya pada gatra tersebut. Demikian juga bobot gatra pada dalam 2 7 ketahanan nasional akan sangat tergantung pada besar kecilnya tingkat kepentingan atau nilai prioritas suatu gatra dibandingkan dengan gatra lainnya dalam ketahanan nasional secara agregat. Secara rinci indikator, variabel dan aspek yang digunakan sebagai instrumen untuk pengukuran Ketahanan Nasional dapat dilihat pada Lampiran I sampai dengan Lampiran VIII. Berikut ini adalah tabel generik setiap gatra yang berisi tentang: 1 Nama Variabel, 2 Bobot Variabel , 3 Indikator, 4 Bobot Indikator dan 5 Peringkat Ketahanan. Tabel generik ini digunakan untuk mengukur : 1. Indeks ketahanan masing-masing variabel pada setiap gatra. 2. Indeks ketahanan masing-masing gatra. 3. Indeks ketahanan nasional masing-masing wilayah provinsi. 4. Indeks ketahanan nasional.  2 8 Tabel 3.3 Gatra G Geografi, Demografi, SKA, Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Pertahanan Keamanan No Variabel Bobot Variabel Indikator Bobot Indikator Peringkat Ketahanan 1 2 3 4 5 1 Variabel G 1 v 1 1.1 Indikator 1.1 w 11 x 11 1.2 Indikator 1.2 w 12 x 12 …………… ……….. .... 1.l Indikator 1.l w 1l x 1l ... .............. ............ ............... ………… ……………… k Variabel G k v k k.1 Indikator k.1 w k1 x k1 k.2 Indikator k.2 w k2 x k2 ……… …. ... k.n Indikator k.n w kn x kn Misalkan gatra G memiliki k variabel yang diberi nama Variabel G 1 hingga Variabel G k , dengan bobot variabel dalam persen masing-masing v 1 hingga v k . Maka berlaku persamaan v 1 + v 2 +... + v k = 100. 3.1 2 9 Dalam Tabel 3.3 Variabel G 1 memiliki n indikator yaitu Indikator 1.1 hingga Indikator 1.n dengan bobot indikator dalam persen masing-masing w 11 hingga w 1l , Maka berlaku persamaan w 11 + w 12 + ... + w 1n = 100. 3.2 Begitu pula untuk variabel G k yang memiliki n indikator yaitu Indikator k.1 hingga Indikator k.n dengan bobot indikator masing-masing w k1 hingga w kn , Maka berlaku juga persamaan w k1 + w k2 + ... + w kn = 100 3.3 Peringkat ketahanan masing-masing indikator x ij diperoleh dengan cara mengkonversikan nilai indikator yang didapatkan dari pengukuran ke dalam peringkat 1 rawan, 2 kurang tangguh, 3 cukup tangguh, 4 tangguh dan 5 sangat tangguh sesuai dengan parameternya masing-masing. 3 0 Pada prinsipnya, bobot untuk indikator, variabel dan gatra tergantung pada kondisi masing-masing unit analisis baik provinsi maupun nasional. Hanya dalam kaitan untuk menentukan ranking antar wilayah, maka bobot masing-masing indikator, variabel, dan gatra menggunakan bobot pada skala nasional. Setelah peringkat ketahanan masing-masing indikator dipetakan ke skor 1 sampai dengan 5, maka sub indeks untuk masing-masing variabel dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: � � = � � �� �� �=� � �� ��� 3.4 Keterangan: i = 1, 2,...,k k = banyaknya variabel pada gatra G, dan M i = banyaknya indikator pada variabel G i W ij = bobot untuk indikator X ij X ij = peringkat indikator 1, 2, 3, 4 atau 5 G i = subindeks untuk variabel G i 3 1 Selanjutnya indeks ketahanan nasional setiap gatra dapat dihitung melalui persamaan 3.5. ������ � = ∑ � � � �=� � � ��� 3.5 Keterangan: k = banyaknya variabel dalam gatra G V i = bobot variabel G i G i = sub indeks untuk variabel G i Bila setiap gatra mempunyai bobot dalam persen, yang besarnya bergantung pada seberapa besar kontribusinya pada indeks ketahanan nasional, maka indeks ketahanan nasional dihitung dengan menggunakan persamaan: Indeks Tannas = Indeks Geo + Indeks Dem + Indeks SKA + Indeks Ide + Indeks Pol + Indeks Eko + Indeks Sosbud + Indeks Hankam 3.6 3 2 Keterangan: = bobot Gatra Geografi = bobot Gatra Demografi = bobot Gatra Sumber Kekayaan Alam = bobot Gatra Ideologi = bobot Gatra Politik = bobot Gatra Ekonomi = bobot Gatra Sosial Budaya = bobot Gatra Pertahanan dan Keamanan Indeks Tannas = Indeks Ketahanan Nasional Indeks Geo = Indeks Ketahanan Gatra Geografi Indeks Dem = Indeks Ketahanan Gatra Demografi Indeks SKA = Indeks Ketahanan Gatra Sumber Kekayaan Alam Indeks Ide = Indeks Ketahanan Gatra Ideologi Indeks Pol = Indeks Ketahanan Gatra Politik Indeks Eko = Indeks Ketahanan Gatra Ekonomi Indeks Sosbud = Indeks Ketahanan Gatra Sosial Budaya Indeks Hankam = Indeks Ketahanan Gatra Pertahanan dan Keamanan Jumlah semua bobot gatra adalah 100, yaitu: + + + + + + + = 100 3.7 Tabel 3.7 menyajikan contoh pengukuran ketahanan nasional secara agregat melalui bobot dan skor. 3 3 TABEL 3.7 Tabel Pengukuran Ketahanan Nasional NO GATRA BOBOT SKOR BOBOT x SKOR 1 Geografi 8 2.82 22.56 2 Demografi 12 3.16 37.92 3 Sumber Kekayaan Alam 10 1.85 18.50 4 Ideologi 10 1.93 19.30 5 Politik 11 2.89 31.79 6 Ekonomi 17 2.80 47.60 7 Sosial Budaya 16 2.61 41.76 8 Pertahanan Keamanan 16 2.58 41.28 Jumlah 100 260.71 Peringkat ketahanan nasional pada level variabel, level gatra, dan agregat, baik di wilayah nasional maupun wilayah provinsi, dilakukan dengan konversi indeks sebagai berikut. Rawan : 1.0 s.d. 1.8 Kurang Tangguh : 1.8 s.d. 2.6 Cukup Tangguh : 2.6 s.d. 3.4 Tangguh : 3.4 s.d. 4.2 Sangat Tangguh : 4.2 s.d5.0 3 4 Tabel 3.7 memperlihatkan pengukuran ketahanan nasional dengan mencantumkan bobot gatra, skor gatra, dan perkalian antara bobot gatra dengan skor gatra. Jumlah bobot gatra adalah 100 dan total perkalian antara bobot gatra dengan skor gatra adalah 260.71. Sehingga total skor ketahanan nasional adalah 260.71100 = 2.6071. Dengan demikian, berdasarkan konversi indeks di atas, peringkat ketahanan nasional berada pada posisi cukup tangguh. 3 5

3.4 Siskurtannas Berbasis GIS

istem Pengukuran Ketahanan Nasional berbasis Geographical Information System GIS merupakan sistem yang bisa menyajikan data hasil pengukuran yang berbasis pada peta visual dan dinamik. Sistem ini memberikan informasi tentang sifat spasial dan non-spasial dan dengan visualisasi hasil pengukuran indeks ketahanan nasional dan hasil simulasi model dinamik di peta membantu untuk proses analisis. Sistem ini bisa dibentuk dalam sebuah dashboard yang dapat menampilkan data dengan cepat untuk mendapatkan gambaran bagaimana trend pengukuran suatu daerah. GIS memiliki layout dengan 4 komponen utama, yaitu: 1. Peta Dasar. Komponen ini berfungsi untuk menampilkan data dalam visualisasi peta sesuai dengan filter data. 2. Filter Data. Komponen ini berfungsi untuk memfilter data yang dipilih berdasarkan jenis data Gatra, Variabel, Indikator, wilayah, dan tahun studi. 3. Hasil Pengukuran. Komponen ini berfungsi untuk menampilkan data dalam visualisasi grafik radar atau tabel dan rincian unsur dibawahnya. S 3 6 4. Komposisi Wilayah. Komponen ini berfungsi untuk menampilkan hasil pengukuran data di wilayah lain dan trend data tersebut di masing-masing wilayah. Berikut ini adalah contoh tampilan Siskurtannas berbasis GIS: Gambar 3.4.1 Hasil Pengukuran Indeks Ketahanan Nasional berbasis GIS Dalam Siskurtannas berbasis GIS ini juga disediakan modul manajemen data Jaringan Informasi Geospasial Nasional JIGN, yang merupakan kumpulan data peta yang disebut simpul, yang bersumber dari sistem informasi geografis kementerianlembaga pemerintah. JIGN ini dikoordinasikan 3 7 oleh Badan Informasi Geospasial BIG. Terdapat 5 Sistem Informasi Geografis yang teridentifikasi, antara lain: 1. Simpul Sistem Informasi Geografis Pusat Umum dan Administrasi yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial. 2. Simpul Sistem Informasi Geografis Prasarana Transportasi yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan. 3. Simpul Sistem Informasi Geografis Kehutanan yang dikelola oleh Kementerian Kehutanan. 4. Simpul Sistem Informasi Geografis Pertanian yang dikelola oleh Kementerian Pertanian. Di halaman berikut ini merupakan salah satu contoh informasi geospasial yang bersumber dari simpul peta BIG: