Sistem Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 22 Atas Pengadaan Barang Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
TUGAS AKHIR
SISTEM PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK
PENGHASILAN PASAL 22 ATAS PENGADAAN BARANG
PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
Oleh :
RINI HANDAYANI 072102122
PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009
(2)
(3)
(4)
(5)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Laporan Tugas Akhir ini berjudul “Sistem Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 22 Atas Pengadaan Barang Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”, yang dilaksanakan selama 2 bulan yang dimulai sejak awal November sampai dengan Desember pada Fakultas Ekonomi USU.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perhitungan dan prosedur pemotongan pajak atas pengadaan barang yang dilakukan Fakultas Ekonomi USU telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan tarif yang ditetapkan tentang Pajak Penghasilan Pasal 22.
Hasil penelitian ini memberi manfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan mahasiswa tentang perpajakan di Indonesia, khususnya mengenai PPh Pasal 22, juga member informasi kepada pihak Fakultas Ekonomi USU tentang tata cara perhitungan dan pemotongan pasal 22 sekaligus sebagai alat ukur pelaksanaan perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 22 yang selama ini mereka lakukan, member informasi bagi mahasiswa tentang tata cara perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 22 yang sesuai dengan peraturan yang ada sehingga dapat menentukan besarnya PPh Pasal 22 yang harus disetor.
(6)
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si,Ak, selaku Ketua Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberi bimbingan dan mengarahkan penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
4. Bapak Drs. Rustam, Ak, selaku Dosen wali Penulis
5. Bapak/ Ibu Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Ayahanda (Alm) Muchlis dan Ibunda Rita Wati Hasibuan yang telah setia, sabar dan tulus mendidik dan membesarkan penulis, terima kasih atas doa, pengertian dan kasih sayang yang tak terhingga serta dukungan baik moril maupun materil yang tidak akan mungkin terbalas.
7. Kak Lista,Bang Dana,adikku Putra dan Haris.
8. M. Varandi Nasution atas dukungan dan kasih sayangnya.
9. Sahabatku Rara,Noe,Oza,Rina,Friska dan Zia yang sll memberi suport
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempuran dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Desember 2009 Hormat Penulis
(7)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERTANGGUNGJAWABAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Judul ... 1
B. Perumusan Masalah ... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Teknik Pengumpulan Data ... 5
E. Rencana Penulisan... 9
BAB II PROFIL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi USU ... 12
B. Jenis Usaha / Kegiatan ... 14
C. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi USU ... 14
D. Job Descrription ... 16
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Pajak ... 21
B. Pengertian Penghasilan ... 22
(8)
D. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22 ... 23 E. Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 ... 25 F. Objek Pemungut PPh Pasal 22 Menurut UU Perpajakan
no.36 Tahun 2008 ... 26
G. Tidak termasuk Pemungut PPh Pasal 22 ... 27 H. Sifat Pemungut PPh Pasal 22 ... 30 I. Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran PPh Pasal 22 .. 32 J. Perhitungan PPh Pasal 22 ... 35 K. Pengadaan Barang ... 37 L. Perhitungan PPh Pasal 22 Atas Pengadaan Barang ... 38 M.Prosedur Pemungutan dan Pemotongan PPh Pasal 22 atas
Pengadaan Barang ... 46
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ... 48 B. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Surat Setoran Pajak Multi Data Grafika... 39
Gambar 2 : Faktur Pajak standar Multi Data Grafika ... 40
Gambar 3 : Formulir Setoran Pajak Multi Data Grafika ... 41
Gambar 4 : Surat Setoran Pajak CV.Flora Kharisma Nusantara ... 43
Gambar 5 : Faktur Pajak standar CV.Flora Kharisma Nusantara ... 44
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi USU
Lampiran 2 : Daftar Pemungutan PPh pasal 22
Lampiran 3 : Faktur Pajak Standar
Lampiran 4 : Surat Setoran Pajak
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemilihan Judul
Permasalahan perpajakan merupakan fenomena yang selalu hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan dan perubahan sosial dan ekonomi, seperti masih banyak para wajib pajak yang masih lalai terhadap pajak dan tidak menjalani kewajibannya sebagai wajib pajak. Sementara pemerintah telah mencanangkan seluruh kegiatan tersebut untuk membiayai pembangunan negara dan juga merupakan sumber pendapatan negara guna mewujudkan kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional.
Salah satu jenis pajak yang ditetapkan pemerintah adalah Pajak Penghasilan yaitu pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak atas penghasilan dalam bagian tahun pajak.
Ada beberapa jenis Pajak Penghasilan yang salah satunya adalah PPh Pasal 22 yang merupakan salah satu jenis pajak yang pelunasannya dalam tahun berjalan dipungut oleh pihak ketiga. Sebagai pemungut pajak, maka pihak ketiga tersebut dalam tahun berjalan mempunyai kewajiban untuk memotong, menyetor dan melaporkan pajak yang terutang setiap bulan atau pada masa pajak tersebut. Ada kemungkinan wajib pungut keliru dalam
(12)
memperhitungkan jumlah PPh pasal 22 yang dipungut sehingga berpengaruh terhadap pemotongan PPh pasal 22 yang bersangkutan. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang baik terhadap tata cara pemungutan dan perhitungan PPh Pasal 22 tersebut. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah ditetapkan sebagai pemungut PPh pasal 22. Pemungutan PPh pasal 22 yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi USU berkaitan dengan pengadaan barang, seperti pembelian dan tidak mengadakan penjualan dan pembelian impor.
Dengan memperhatikan alasan dan keterangan di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat sebuah judul yang berkaitan dengan perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 pada Fakultas Ekonomi USU. Judul yang diangkat penulis sehubungan dengan penulisan Tugas Akhir ini adalah “Sistem Perhitungan dan Pemotongan PPh Pasal 22 Atas Pengadaan Barang Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.
B. Perumusan Masalah
Guna memberikan arahan bagi terlaksananya penelitian ini, maka perlu dirumuskan terlebih dahulu permasalahan yang ada. Sesuai dengan masalah yang dipilih penulis untuk diteliti, maka penulis ingin mengetahui apakah perhitungan dan prosedur pemotongan PPh pasal 22 atas pengadaan barang pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tarif yang ditetapkan ?
(13)
C. Tujuan & Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Penulis tentunya mempunyai suatu tujuan tertentu, dimana tujuan tersebut merupakan pedoman dalam melaksanakan penulisan yang hendak dilakukan dan diharapkan dapat tercapainya sasaran yang diinginkan.
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui apakah perhitungan dan prosedur pemotongan PPh pasal 22 atas pengadaan barang yang dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 210/PMK. 03/2008 tentang pajak penghasilan pasal 22.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dalam melakukan penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis :
a. Penulis diharapkan mampu mengumpulkan, mengolah dan
menganalisa data secara sistematis sesuai dengan masalah yang diangkat dalam penulisan Tugas Akhir ini.
b. Penulis dapat mengetahui sampai sejauh mana aplikasi ilmu
perpajakan dan akuntansi sehingga penulis dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia perekonomian yang semakin berkembang dan memiliki tuntutan yang besar.
(14)
c. Penulis dapat mengetahui tentang tata-cara perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 pada Fakultas Ekonomi USU.
d. Sekaligus untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
perpajakan di Indonesia khususnya mengenai PPh pasal 22.
2. Bagi Perusahaan :
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak Fakultas Ekonomi USU tentang tata-cara perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 sekaligus sebagai alat ukur atas pelaksanaan perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 yang selama ini mereka lakukan.
3. Bagi Dunia usaha :
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para pengusaha tentang tata-cara perhitungan dan pemotongan PPh pasal 22 yang sesuai dengan peraturan yang ada sehingga para pengusaha dapat menentukan besarnya PPh pasal 22 yang harus disetor atas penghasilan dari kegiatan usaha mereka.
(15)
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah tanya jawab yaitu mengadakan wawancara secara langsung kepada pegawai bagian keuangan dan mengumpulkan dokumen-dokumen terkait. Hal tersebut dilakukan penulis untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan permasalahan.
Adapun teknik pengumpulan yang dilakukan penulis untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dan digunakan sehubungan dengan penelitian ini adalah :
a. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan.
b. Pengumpulan data juga dilakukan dengan tanya jawab secara
langsung kepada pegawai yang berwenang pada bagian keuangan Fakultas Ekonomi USU, untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan permasalahan.
Metode analisa yang digunakan adalah metode analisa deskriptif yaitu metode yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah-masalah yang bersifat aktual dan mengambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional.
(16)
1. Jenis Data
a. Data yang digunakan penulis adalah data sekunder, yang mana data tersebut berasal dari bagian keuangan pada Fakultas Ekonomi USU Adapun data yang berhasil dikumpulkan/ diperoleh oleh penulis adalah :
1. Daftar Pemungutan PPh Pasal 22
Dokumen daftar pemungutan PPh pasal 22 ini berfungsi sebagai dokumentasi bagi perusahaan tentang besarnya PPh pasal 22 yang dipungut dan disetor beserta nama vendor yang dikenai pungutan. Dokumen ini terdiri dari nama rekanan/ vendor, NPWP vendor, tanggal transaksi, no urut loker, harga pembelian, tarif PPh pasal 22 yang dikenakan kepada vendor, jumlah PPh pasal 22 yang dipotong, jumlah PPh yang tertera di Surat Setoran Pajak (SSP). Berdasarkan dokumen ini penulis dapat melakukan pengolahan data yang tertera di dalam dokumen tersebut untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Gambar dari dokumen tersebut dapat dilihat pada lampiran 2.
2. Faktur pajak standar
Faktur pajak standar berisikan tentang nama barang yang dikenakan PPN sekaligus PPh pasal 22 dan jumlah total jumlah yang harus dibayarkan setelah dikurangi dengan PPn dari faktur pajak ini penulis dapat memperoleh informasi tentang dasar pengenaan pajak yang dijadikan sebagai dasar pemotongan PPh pasal 22. Faktur Pajak Standar berisikan nama pengusaha/ perusahaan kena pajak sekaligus
(17)
alamat, NPWP, beserta tanggal pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) bagi si pengusaha kena pajak dan nama pembeli barang kena pajak/ penerima jasa kena pajak beserta alamat, NPWP dan tanggal pengukuhan PKP bagi si pembeli barang kena pajak. Gambar faktur pajak standar dapat dilihat pada lampiran 3.
3.Surat Setoran Pajak
Surat setoran pajak digunakan sebagai bukti potong atas PPh pasal 22 yang dipungut. Surat Setoran Pajak terdiri dari NPWP, nama, dan alamat pengusaha kena pajak, uraian pembayaran, masa pajak, tahun pajak, dan jumlah pembayaran atas PPh pasal 22 yang dipotong. Dari surat setoran pajak tersebut penulis dapat memperoleh informasi tentang besarnya PPh yang dipungut apakah sesuai dengan jumlah PPh pasal 22 yang telah dihitung. Dokumen Surat Setoran pajak dapat dilihat pada lampiran 4.
4. Formulir Setoran Pajak
Formulir yang digunakan oleh Fakultas Ekonomi USU dalam menyetorkan PPh pasal 22 terutang adalah formulir yang berasal dari Bank BNI, yang terdiri dari nama wajib pajak yang menyetor PPh pasal 22, alamat penyetor, kota tempat perusahaan dari si penyetor berada, masa pajak, jumlah pembayaran/ penyetoran dan tanggal penyetoran.
Dari formulir setoran ini penulis dapat menentukan apakah besarnya PPh pasal 22 yang yang disetor sesuai dengan PPh pasal 22 yang dipotong seperti yang tercantum didalam SSP. Dokumen tersebut
(18)
diperoleh dari Bank tersebut, dan pembayaran juga dapat dilakukan melalui PT.Pos Indonesia, Dokumen Formulir Setoran Pajak dapat dilihat pada lampiran 5.
b. Kepustakaan yaitu pengumpulan sejumlah informasi tentang
peraturan-peraturan perpajakan terutama PPh pasal 22 yang berasal dari buku-buku perpajakan maupun dari situs-situs perpajakan yang beredar di internet.
2. Sumber Data
Sumber data penulisan ini berasal dari data pengadaan barang yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi USU, data pengadaan barang adalah sebagai berikut :
1. Fakultas Ekonomi USU membeli alat tulis kerja dari Multi
Data Grafika senilai RP. 3.375.00, harga sudah termasuk PPN sebesar 10% pada tanggal 27 Oktober 2009.
2. Pada tanggal 27 Oktober 2009 Fakultas Ekonomi USU
membeli beberapa alat tulis dari CV. Flora Kharisma Nusantar dengan jumlah Rp. 4.538.000 ( Harga sudah termasuk PPN 10%)
(19)
E. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survei
Kegiatan penulisan tugas akhir ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan yang melalui proses pencatatan, pelaksanaan, dan penulisan laporan dengan alokasi waktu sebagai berikut :
Tabel 1.Jadwal Kegiatan dan Penulisan Laporan
No Kegiatan November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Pengumpulan Data
3 Analisis Data
4 Penulisan Tugas Akhir
5 Revisi Tugas Akhir
(20)
Sistematika Penulisan
BAB I: Pendahuluan
A. Latar Belakang Pemilhan Judul
B. Perumusan masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Rencana Isi
BAB II: Profil Universitas Sumatera Utara
A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi USU
B. Jenis Usaha / Kegiatan
C. Struktur Organisasi
D. Job Description
BAB III: Pembahasan
A. Pengertian Pajak
B. Pengertian Penghasilan
C. Pengertian Pajak Penghasilan
D. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22
(21)
F. Objek Pemungut PPh Pasal 22 menurut Undang-undang Perpajakan no.36 Tahun 2008
G.Tidak Termasuk Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22
H. Sifat Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22
I. Tata Cara Pemungut dan Penyetoran PPh Pasal 22
J. Perhitungan PPh Pasal 22
K. Pengadaan Barang
L. Perhitungan PPh Pasal22 ata Pengadaan Barang
M. Prosedur Pemungutan dan Pemotongan PPh Pasal 22 atas Pangadaan Barang
BAB IV: Penutup A. Kesimpulan
(22)
BAB II
PROFIL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi USU
Universitas Sumatera Utara (USU) diprakarsai oleh pemuka masyarakat Sumatera Utara dan Aceh dengan membentuk Yayasan USU dan mendirikan Fakultas Kedokteran pada 20 Agustus 1952 sebagai fakultas pertama. Menyusul kemudian Fakultas Hukum, Pertanian, dan Teknik. Semetara Fakultas Ekonomi USU pertama kali didirikan oleh Yayasan USU berlokasi di Kutaraja (sekarang kota Banda Aceh) pada tahun 1959.
Berhubung Fakultas Ekonomi USU yang bekedudukan di Banda Aceh menjadi bagian dari Universitas Syiah Kuala, pada tahun 1961, USU membuka kembali Fakultas Ekonomi di Medan. Penetapan dilakukan dengan surat keputusan Menteri Pendidikan Tinggi RI No. 64/1961 tanggal 24 Nopember 1961 yang berlaku surut terhitung mulai 1 Oktober 1961. Berdasarkan surat keputusan tersebut, tanggal 24 Nopember diperingati sebagai hari lahir atau Dies Natalis Fakultas Ekonomi USU.
Pada tahun 1975 AAN (Akademi Administrasi Niaga) Medan dilebur ke Fakultas Ekonomi USU menjadi PAAP (Pendidikan Ahli Administrasi dan Perusahaan). PAAP kemudian menjadi program diploma tiga (DIII) dengan tiga program studi, yakni DIII Akuntansi, DIII Keuangan dan DIII Kesekretariatan.
Dalam perjalanan yang panjang, pada tahun 2003 USU menjadi PT BHMN (Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara) berdasarkan Peraturan
(23)
Pemerintah Nomor 56 tahun 2003, tanggal 10 Nopember 2003, dimana Fakultas Ekonomi USU merupakan salah satu dari 10 Fakultas dan Program Pascasarjana yang ada pada saat USU menjadi PT BHMN.
Adapun visi dan misi Fakultas Ekonomi USU adalah sebagai berikut :
Visi : Menjadi salah satu Fakultas Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global.
Misi : 1. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam bidang ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi yang berorientasi pasar,
2. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan pemberdayaan dan peningkatan kualifikasi dan kualitas dosen,
3. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber pendanaan fakultas dalam status PT BHMN,
4. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa selaku pelanggan (customer) dan stackholders lainnya,
5. Meningkatkan jaringan dan kerja sama dengan instansi swasta dan pemerintah serta organisasi profesional dan lembaga lain terkait yang bertaraf nasional dan internsional.
(24)
B. Jenis Usaha / Kegiatan
Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian/ pelayanan masyarakat dan pembinaan civitas akademik. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan serta melakukan kegiatan social berupa pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi ; penyelenggaraan pendidikan, pengabdian penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing di lapangan pekerjaan nantinya.
(25)
C. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi USU
Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggungjawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah diteapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Suatu instansi terdri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan persorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian kegitan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada lampiran 1.
(26)
D. Job Description
Berikut ini adalah Job Description dari setiap unit pada bagian Tata Usaha dan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang tediri dari :
1. Bagian Tata Usaha Tugasnya adalah :
a. Menyusun Rencana kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bagian dan
mempersiapkan penyusunan RKAT Fakultas.
b. Menghimpun menelaah peraturan perundang-undangan di bidang
ketatausahaan akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiwaan dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan.
c. Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan di bidang akademik
administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan.
d. Melaksanakan urusan persuratan, kerumahtanggaan, perlengkapan,
kepegawaian, keuangan, dan kearsipan.
e. Melaksanakan urusan rapat dinas dan upacara resmi di lingkungan
fakultas.
f. Melaksanakan administrasi pendidikan, penelitian dan pengabdian/
pelayanan kepada masyarakat.
g. Melaksanakan urusan kemahasiswaan dan hubungan alumni fakultas. h. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di lingkungan fakultas. i. Melaksanakan administrasi perencanaan dan pelayanan informasi.
(27)
j. Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat yang berhubungan dengan kegiatan fakultas.
k. Menyusun laporan kerja bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan fakultas.
2. Sub Bagian Akademik
Tugasnya adalah :
a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian
dan mempersiapkan penyusunan RKAT bagian.
b. Mengumpulkan dan Mengolah data di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian/pelayanan kepada masyarakat.
c. Melakukan administrasi akademik.
d. Melakukan penyusunan rencana kebutuhan saran akademik.
e. Menghimpun dan mengklasifikasikan data pencapaian target kurikulum. f. Melakukan urusan kegiatan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas.
g. Melakukan administrasi penelitian dan pengabdian/pelayanan pada
masyarakat di lingkungan fakultas.
h. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan
laporan bagian.
3. Sub Bagian Umum dan Keuangan
Tugasnya adalah :
a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian
(28)
b. Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan dan kerumahtanggaan. c. Melakukan urusan persuratan dan kearsipan di lingkungan fakultas.
d. Melakukan urusan penerimaan tamu pimpinan, rapat dinas dan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas.
e. Mengumpulkan dan mengolah data keuangan.
f. Melakukan penerimaan, penyimpanan, pembekuan, pengeluaran, dan
pertanggung jawaban keuangan.
g. Melakukan pembayaran gaji honorarium, lembur. Vakansi, perjalanan
dinas, pekerjaan borongan dan pembelian serta pengeluaran lainnya yang telah diteliti kebenarannya.
h. Mengoperasionalkan sistem informasi keuangan.
i. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat bidang keuangan.
j. Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan
laporan bagian.
4. Sub Bagian Kepegawaian
Tugasnya adalah :
a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian
dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.
b. Melaksanakan proses pengadaan dan pengangkatan pegawai. c. Melakukan urusan mutasi pegawai.
(29)
e. Memproses penempatan angka kredit jabatan fungsional usul kenaikan jabatan/pangkat surat keputusan mengajar, pengangkatan Guru Besar Tetap/Tidak Tetap/Emiritus, izin dan cuti.
f. Melaksanakan pemberian penghargaan pegawai. g. Memproses SK jabatan struktural dan fungsional. h. Memproses pelanggaran disiplin pegawai.
i. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan
laporan Bagian.
5. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni
Tugasnya adalah :
a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan
mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.
b. Mengumpulkan dan mengolah data di bidang kemahasiswaan dan alumni. c. Melakukan administrasi kemahasiwaan.
d. Melakukan urusan izin/rekomendasi kegiatan kemahasiswaan. e. Mempersiapkan usul pemilihan mahasiswa yang berprestasi.
f. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan tingkat universitas.
g. Melakukan pengurusan beasiswa, pembinaan karir dan layanan
kesejahteraan mahasiswa.
h. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemahasiswaan. i. Mengoperasionalkan sistem informasi kemahasiswaan dan alumni
(30)
k. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.
6. Sub Bagian Perlengkapan
Tugasnya adalah :
a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian
dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian. b. Mengumpulkan dan mengolah data perlengkapan.
c. Melakukan pemeliharaan kebersihan, keindahan dan keamanan
lingkungan.
d. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat di bidang kerumahtanggaan
dan perlengkapan.
e. Melakukan urusan pengelolaan barang perlengkapaN.
f. Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan
(31)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pajak
Pajak merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperoleh atau mendapatkan dana dari masyarakat. Dana tersebut digunakan untuk membiayai kepentingan umum. Pajak merupakan pungutan wajib atau dipaksakan kepada rakyat.
Ada beberapa definisi pajak yang diungkapkan oleh para ahli, antara lain :
1. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H., “pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum” (Mardiasmo, 2003)
2. Menurut S.I Djajadiningrat “Pajak sebagai suatu kewajiban
menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum” (Resmi, 2008)
3. Menurut Rimsky K Judisseno, “pajak merupakan suatau kewajiban
kenegaraan berupa pengabdian serta peran aktif warga negara dan anggota masyarakat lainnya untuk membiayai keperluan negara berupa pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara” (Judisseno, 2005:)
(32)
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pajak :
1. Merupakan Iuran rakyat kepada negara yang dipungut oleh negara
kepada warga negara.
2. Dipungut berdasarkan Undang-undang Pajak dengan kekuatan
Undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
3. Tanpa ada kontraprestasi langsung dalam pembayaran pajak para
pembayar tidak memperoleh kontraprestasi atau jasa timbal balik secara langsung.
4. Digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara, yang
bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public investment.
B. Pengertian Penghasilan
Pengertian penghasilan sesuai pasal 4 ayat 1 undang-undang PPh adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Pengertian penghasilan menurut Prabowo adalah jumlah uang yang diterima atas usaha yang dilakukan orang perorangan, badan dan bentuk usaha
(33)
lainnya yang dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti mengonsumsi dan/atau menimbun serta menambah kekayaan (Prabowo, 2004:21)
Dari kedua defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa penghasilan adalah setiap tambahan ekonomis yang diperoleh oleh wajib pajak yang berada di Indonesia yang dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti mengonsumsi dan menambah kekayaan.
C. Pengertian Pajak Penghasilan
Pengertian Pajak Penghasian (PPh) berdasarkan Undang-Undang No 17 Tahun 2000 adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak atau suatu pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan yang diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakannya.
D. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22
Pajak Penghasilan Pasal 22 atau PPh Pasal 22 menurut Undang-Undang No 36 Tahun 2008 adalah PPh yang dipungut oleh:
1. Bendahara pemerintah untuk memungut pajak sehubungan dengan
(34)
2. badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari Wajib Pajak yang melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.
3. Wajib Pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah, adapun jenis barang yang tergolong sangat mewah adalah :
a. Pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp
20.000.000.000,00 (dua puluh milyar rupiah).
b. Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah).
c. Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga
pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dan luas bangunan lebih dari 500 m2 (lima ratus meter persegi).
d. Apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga jual
atau pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dan/atau luas bangunan lebih dari 400 m2 (empat ratus meter persegi).
e. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang
dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (SUV), multi purpose vehicle (MPV), minibus dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dan dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc.
(35)
Besarnya pungutan sebagaimana dimaksud seperti di atas yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) lebih tinggi 100 % (seratus persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.
E. Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2007, pemungut PPh pasal 22 adalah:
1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan cukai, atas impor
barang.
2. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Bendahara Pemerintah baik di
tingkat pusat maupun di tingkat Daerah, yang melakukan pembayaran atas pembelian barang.
3. Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, yang
melakukan pembelian barang dengan dana yang bersumber dari belanja negara (APBN) dan atau belanja daerah (APBD), kecuali badan-badan tersebut pada angka 4.
4. Bank Indonesia (BI), PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), Perum
Badan Urusan Logistik (BULOG), PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Garuda Indonesia, PT Indosat, PT Krakatau Steel, PT Pertamnina, dan Bank-bank BUMN yang melakukan pembelian barang yang dananya bersumber dari APBN maupun non-APBN.
(36)
5. Badan Usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, Industri baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya didalam negeri.
6. Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas.
7. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan,
perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul.
F. Objek Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 menurut UU Perpajakan No 36 tahun 2008
Yang merupakan objek pemungutan PPh pasal 22 adalah :
1. Impor Barang.
2. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh Direktorat
Jendral Anggaran, Bendaharawan Pemerintah baik di tingkat Pusat maupun Pemerintah daerah.
3. Pembayaran atas pembelian barang yng dilakukan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daearah yang dananya berasal dari dana APBN maupun APBD.
(37)
4. Penjualan hasil produksi di dalam negeri yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, industri rokok, indusri kertas, industri baja dan industri otomotif.
5. Penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh pertamina dan badan usaha selain pertamina yang bergerak di bidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas.
6. Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan dari pedagang pengumpul.
G. Tidak Termasuk Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22
Adapun yang dikecualikan dari pemotongan PPh pasal 22 ditentukan sebagai berikut:
1. Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak terutang Pajak PenghasiIan.
2. Barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak
Pertambahan Nilai.
3. Barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan atas timbal balik.
4. Barang untuk keperluan badan internasional yang diakui dan terdaftar pada Pemerintah Indonesia beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia dan tidak memegang paspor Indonesia.
(38)
5. Barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, atau kebudayaan.
6. Barang untuk keperluan museum, kebun binatang, dan tempat lain
semacam itu yang terbuka untuk umum.
7. Barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
8. Barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya.
9. Peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah. 10.Barang pindahan.
11.Barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan Pabean.
12.Barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk kepentingan umum.
13.Persenjataan, amunisi, dan pelengkapan militer termasuk suku cadang yang diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara. 14.Barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi
keperluan pertahanan dan keamanan negara.
15.Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan Imuniasi
Nasional (PIN).
16.Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran
(39)
17.Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau, dan kapal angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional.
18.Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional.
19.Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau
pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia.
20.Peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan photo
udara wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia.
21.Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah.
22.Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum/PDAM dan benda-benda pos.
23.Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang
perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor.
24.Pembayaran/pencairan dana Jaring Pengaman Sosial (JPS) oleh Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara.
(40)
25.Impor kembali (re-impor), yang meliputi barang-barang yang telah diekspor kemudian diimpor kembali dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan pengerjaan dan pengujian, yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
H. Sifat pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22
Pemungutan PPh pasal 22 dapat bersifat final dan tidak final. Pemungutan pajak bersifat final dalam PPh pasal 22 artinya bahwa pajak yang telah di bayar oleh Wajib Pajak melalui pemungutan oleh pihak lain dalam tahun berjalan tersebut, tidak dapat dikreditkan pada total PPh yang terutang pada akhir suatu tahun pada saat pengisian SPT (Surat Pemberitahuan) tahunan PPh.
Jenis pajak penghasilan yang pemungutannya bersifat final adalah:
1. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil produksi industri rokok di dalam negeri.
2. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil produksi industri baja.
3. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil produksi Pertamina atau badan usaha lain yang sejenis kepada penyalur/agen.
(41)
Jenis pajak penghasilan yang pemungutannya bersifat tidak final adalah:
1. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil produksi Pertamin atau badan usaha lain yang sejenis kepada pembeli lainnya (pabrikan)
2. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil industri semen. 3. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil industri kertas. 4. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil otomotif.
5. PPh pasal 22 atas pembelian barang yang dibayar dengan dana dari
Anggaran Pengeluaran Belanja Negara/Daerah (APBN/APBD).
6. PPh pasal 22 atas pembelian barang yang dilakukan oleh instansi atau badan usaha tertenti seperti BI (Bank Indonesia), BPPN, BULOG, PT Telkom, PT PLN, PT Garuda Indonesia, PT Indosat, dan bank-bank BUMN yang melakuka pembelian barang yang dananya bersumber baik dar APBN maupun non-APBN.
7. PPh pasal 22 atas import barang.
8. PPh pasal 22 atas pembelian bahan-bahan atau ekspor hasil industri oleh eksportir industri perkebunan, perhutanan, pertanian, dan perikanan.
(42)
I. Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran PPh pasal 22
Penulis ingin memaparkan beberapa tata cara pemungutan dan penyetoran PPh pasal 22 seperti yang tertera di bawah ini :
1. Pemungut pajak wajib memungut dan menyetorkan PPh pasal 22 ke Bank persepsi, Kantor Pos atau bank devisa. Ketentuan pemungutan dan penyetoran tersebut adalah sebaga berikut:
a. PPh pasal 22 atas Import, dipungut dan harus disetor sendiri oleh importir ke bank devisa pada saat pembayaran bea masuk.
b. PPh pasal 22 atas import oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai, dipungut pada saat pembayaran bea masuk atau pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan Import Untuk Dipakai (PIUD), dan harus disetor dalam jangka waktu sehari setelah pemungutan pajak dilakukan.
c. PPh pasal 22 atas pembelian barang oleh instansi pemerintah atau
BUMN/BUMD dengan dana dari APBN/APBD, dipungut pada saat pembayaran, dan harus disetor oleh pemungut atas nama Wajib Pajak (rekanan) pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran atau penyerahan barang.
d. PPh pasal 22 atas pembelian barang oleh badan-badan tertentu seperti BI, BPPN, BULOG, PT Telkom, dan lain-lain, dipungut pada saat pembayaran, dan harus disetor oleh pemungut atas nama Wajib Pajak paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya.
(43)
e. PPh pasal 22 atas penjualan hasil produksi industri tertentu, dipungut pada saat penjualan, dan harus disetor oleh pemungut atas nama Wajib Pajak paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya.
f. PPh pasal 22 atas penjualan hasil produksi pertamina dan badan usaha yang sejenis dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Barang (delivery order), dan harus disetor sendiri oleh Wajib Pajak sebelum surat perintah pengeluaran barang ditebus.
g. PPh pasal 22 atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri oleh
industri atau eksportir dalam bidang perkebunan, perhutanan, pertanian, perikanan, dipungut pada saat pembayaran dan harus disetor oleh pemungut atas nama Wajib pajak, paling lambattanggal 10 bulan takwim berikutnya.
2. Pelaksanaan penyetoran PPh pasal 22, ditentukan sebagai berikut:
a. Menggunakan formulir Surat Setoran Pajak (SSP) yang berlaku sebagai Bukti Pemngutan Pajak, untuk penyetoran PPh pasal 22 oleh Bendaharawan Ditjen Bea dan Cukai (atas import barang), badan usaha industri tertentu (atas penyerahan hasil industri tertentu), dan badan usaha/eksportir tertentu (atas pembelian oleh industri tertentu/eksportir).
(44)
Pemungutan pajak kelompok ini wajib menerbitkan Bukti Pemungutan pajak PPh pasal 22 dalam rangkap 3 yaitu :
1. Lembar ke-1 untuk Wajib Pajak.
2. Lembar ke-2 untuk Kantor Pelayan Pajak (KPP) 3. Lembar ke-3 untuk Pemungut Pajak.
b. Menggunakan formulir SSP secara kolektif, untuk penyetoran PPh pasal 22 oleh bank devisa dan bendaharawan/badan tertentu yang ditunjuk (atas impor barang), dan Pertamina atau badan usaha selain Pertamina (atas penjualan migas).
Pemungut pajak kelompok ini membuat daftar SSP rangkap 2 yaitu :
1. Lembar ke-1 untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP). 2. Lembar ke-2 untuk Pemungut Pajak.
3. Flow chart pemotongan PPh pasal 22 berdasarkan Undang-undang
No. 36 tahun 2008 atas kegiatan pengadaan barang
Pembayaran Tgl 10 bulan takwim berikutnya
Bank Devisa/ Pt Pos Pembeli
Penjual
PPh pasal 22 dipungut pada saat pembayaran dengan bukti pemotongan berupa SSP Penerbitan SSP yang ditujukan kepada wajib paja, KPP pasa saat penyetoran, dan pemungutan
(45)
J. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22
Perhitungan PPh pasal 22 menurut SK Menteri keuangan No.236/KMK.03/2003 adalah :
Tabel 2 : Perhitungan Pajak Penghasilan pasal 22
No. Jenis Kegiatan Tarif (%) Dasar Pemungutan dan
sifatnya
1 Atas Impor :
Yang menggunakan Angka Pengenal Impor (API)
2,5 Nilai Impor (tidak final)
Yang tidak menggunakan Angka Pengenal Impor (non-API)
7,5 Nilai Impor (tidak final)
Impor yang tidak dikuasai 7,5 Harga jual lelang (tidak
final)
2 Pembelian barang yang dibiayai
dengan APBN/APBD
1,5 Harga pembelian (tidak
final)
3 Penjualan hasil produksi yang
bergerak dalam bidang :
Industri semen 0,25 DPP PPN (tidak final)
Industri rokok 0,1 Harga bandrol (final)
Industri kertas 0,1 DPP PPN (tidak final)
Industri baja beton 0,3 DPP PPN (final)
(46)
4 Pembayaran atas pembelian barang oleh pemungut PPh 22
1,5 Harga pembelian
5 Penjualan barang produksi oleh
produsen/importir BBM, Gas dan Pelumas atas penjualan BBM, Gas dan Pelumas
SPBU
Swasta
SPBU
Pertamina
Premium 0,3 0,25 (final)
Penyerahan/penjualan kepada agen
Solar 0,3 0,25
Premix/super TT 0,3 0,25
Minyak tanah 0,3
Gas LPG 0,3
Pelumas 0,3
6 Atas penyerahan barang yang
dilakukan oleh BULOG berupa gula pasir kepada:
Penyalur Rp. 380/kuintal Final
Grosir Rp. 270/kuintal Final
Pembeli lainnya Rp. 650/kuintal Final
7 Atas penyerahan barang yang
dilakukan oleh BULOG berupa tepung terigu kepada :
Penyalur Rp. 53/zak Final
Grosir Rp. 38/zak Final
(47)
8 Pembelian bahan-bahan oleh industri yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan
0.25 Harga jual tidak termasuk
PPN (tidak final)
Sumber : Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 236/KMK.03/2003
Model Perhitungan PPh pasal 22 atas pengadaan barang menurut UU No 36 tahun 2008
Pengadaan barang berupa satu unit komputer dengan nilai barang barang sebesar Rp. 8.000.000 dan PPN sebesar Rp. 800.000.
Harga Barang Rp. 8000.000
PPN Rp. 800.000
Total tagihan dari rekanan Rp. 8.800.000
PPh pasal 22 yang dipungut
1.5% * Rp. 8.000.000 Rp. 120.000
K. Pengadaan Barang
Pengadaan barang adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak bagian keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang bertujuan untuk menambah perlengkapan maupun peralatan yang di butuhkan dalam kegiatan
(48)
perusahaan. Pengadaan barang yang di lakukan Fakultas Ekonomi USU dilaksanakan dengan kegiatan pembelian barang-barang yang tersedia di masyarakat yang mana Fakultas Ekonomi USU tidak melaksanakan pembelian Impor dalam bentuk apapun. Adapun pengadaaan barang yang biasa dilakukan oleh Fakultas Ekonomi USU adalah pengadaan komputer, peralatan kantor, Aalat tulis kerja, dan lain-lain.
L. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Pengadaan Barang
Penulis akan memaparkan beberapa kasus mengenai perhitungan PPh pasal 22 yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi USU dalam beberapa transaksi seperti di bawah ini.
Pada Tanggal 27 Oktober 2009 Fakultas Ekonomi USU membeli alat tulis kerja dari Multi Data Grafika senilai Rp. 3.375.000. Harga sudah termasuk PPN sebesar 10%.
Jawab:
Harga barang Rp 3.375.000
Dasar pengenaan pajak (100/110 x Rp 3.375.000) Rp 3.068.181,82
PPN ( 10% x Rp 3.068.181,82) Rp. 306.818,18
(49)
Berikut ini adalah faktur pajak standar atas pembelian yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi USU dari Multi Data Grafika.
Gambar 1. Surat Setoran Pajak
(50)
Berikut ini adalah faktur pajak standar atas pembelian yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi USU dari Multi Data Grafika.
Gambar 2. Faktur Pajak Standar
(51)
Berikut ini adalah formulir setoran Pajak penghasilan pasal 22 Bank BNI Cab. USU atas pangadaan barang yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi USU pasa tanggal 27 Oktober 2009, yaitu:
Gambar 3. Formulir Setoran Pajak
(52)
2. Pada tanggal 27 Oktober 2009 Fakultas Ekonomi USUmembeli alat tulis kerja dari CV. Flora Kharisma Nusantara senilai Rp 4.538.000.
Hraga sudah termasuk PPN 10%.
Jawab :
-. Harga barang Rp 4.538.000
-. Dasar Pengenaan Pajak (100/110 x Rp 4.538.000) Rp 4.125.454,55
-. PPN ( 10% x Rp 4.125.454,55) Rp 412.545,455
(53)
Berikut ini adalah surat setoran pajak Fakultas Ekonomi USU atas pangadaan Alat tulis kerja dari Cv. Flora Kharisma Nusantara yang digunakan sebagai bukti potongan atas PPh pasal 22 yang di pungut
Gambar 4. Surat Setoran Pajak
(54)
Berikut adalah Faktur Pajak Standar atas Pengadaan Alat tulis kerja dari CV. Flora Kharisma Nusantara
Gambar 5. Faktur Pajak Standar
(55)
Berikut ini adalah formulir setoran Pajak Penghasilan Pasal 22 Bank BNI Cab.USU atas pengadaan barang yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi USU, yaitu :
Gambar 6 : Formulir Setoran Pajak
(56)
M. Prosedur Pemungutan dan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Pengadaan Barang
Pembayaran Tgl 10 bulan takwim berikutnya
Pemungut PPh pasal 22 yang dilakukan oleh bagian keuangan Fakultas Ekonomi USU dimulai dari adanya bagian yang melakukan pembelian kemudian dari pembelian tersebut pihak FE USU sebagai pembeli langsung melakukan pemotongan PPh pasal 22 yang dihitung terlebih dahulu pada tanggal yang sama dengan tanggal pembelian, lalu Fakultas Ekonomi USu menerbitkan Surat Setoran Pajak (SSP) yang berfungsi sebagai bukti potong PPh sebanyak 3 rangkap, yang mana rangkap pertama diserahkan kepada wajib pajak yang dikenai pungutan PPh pasal 22,rangkap kedua diserahkan kepada Kantor Pelayan Pajak (KPP) pada saat terjadi pelaporan Surat Pemberitahuan ( SPT) masa PPh pasal 22 dan SSp rangkap ketiga disimpan oleh Fakultas Ekonomi USU sebagai Pemungut PPh pasal 22 untuk diarsipkan. Selanjutnya pihak Fakultas Ekonomi menyetoran PPh pasal 22 yang dipungut atas pengadaan barang ke Bank BNI paling lambat 10 hari bulan
Penjual Bank BNI
Cab. USU Fakultas Ekonomi
USU PPh pasal 22
dipungut pada saat pembayaran dengan bukti pemtongan berupa SSP Penerbitan SSP yang ditujukan kepada wajib pajak,KPP pada saat penyetoran, dan pemungut pajak
(57)
takwim berikutnya atau paling lambat tanggal 10 di bulan berikutnya setelah bulan pajak sebelumnya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa informasi diatas adalah bahwa perhitungan dan pemungutan PPh pasal 22 atas pengadaan barang yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi USU selaku pemungut PPh pasal 22 dapat dilihat melalui penetapan tarif yang digunakan, pemungutan yang dilakukan pada saat pembayaran dan penyetoran yang dilakukan sebelum paling lambat 10 hari bulan takwim berikutnya pada Bank Devisaa telah sesuai dengan peraturan Peraturan Mentri Keuangan Republik Indonesia No 210/PMK.03/2008.
(58)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa
1. Pajak merupakan Iuran rakyat kepada negara yang dipungut berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum untuk kesejahteraan rakyat.
2. Fakultas Ekonomi USU telah membayar Pajak Penghasilan pasal 22 atas pengadaan barang pada saat pembayaran dengan nilai 1.5% dari harga beli, dengan bukti pemotongan berupa SSP.
3. Perhitungan dan prosedur pemotongan PPh pasal 22 pada Fakultas Ekonomi USU sebagai pemungut Pajak Penghasilan pasal 22 atas pengadaan barang telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan waktu dan tarif yang ditentukan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang selama ini dilakukan oleh penulis pada Fakultas Ekonomi USU, penulis ingin menyampaikan saran kepada pihak Fakultas Ekonomi USU yaitu agar dapat mempertahankan kepatuhan dalam membayar pajak sesuai dengan peraturan dan undang-undang perpajakan.
(59)
DAFTAR PUSTAKA
Resmi Siti, 2008. Perjakan Teori dan Kasus Edisi 4. Salemba Empat Jakarta
Mardiasmo, 2008. Perpajakan Edisi Revisi 2008. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta
Judisseno, Rimsky K, 2005. Pajak & Strategi Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Jakarta
Markus muda, 2005. Perpajakan Indonesia. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Undang-undang Pajak Lengkap Tahun 2008.Jakarta. Mitra Wacana Media Jakarta
(60)
(1)
Berikut ini adalah formulir setoran Pajak Penghasilan Pasal 22 Bank BNI Cab.USU atas pengadaan barang yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi USU, yaitu :
(2)
M. Prosedur Pemungutan dan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Pengadaan Barang
Pembayaran Tgl 10 bulan takwim berikutnya
Pemungut PPh pasal 22 yang dilakukan oleh bagian keuangan Fakultas Ekonomi USU dimulai dari adanya bagian yang melakukan pembelian kemudian dari pembelian tersebut pihak FE USU sebagai pembeli langsung melakukan pemotongan PPh pasal 22 yang dihitung terlebih dahulu pada tanggal yang sama dengan tanggal pembelian, lalu Fakultas Ekonomi USu menerbitkan Surat Setoran Pajak (SSP) yang berfungsi sebagai bukti potong PPh sebanyak 3 rangkap, yang mana rangkap pertama diserahkan kepada wajib pajak yang dikenai pungutan PPh pasal 22,rangkap kedua diserahkan kepada Kantor Pelayan Pajak (KPP) pada saat terjadi pelaporan Surat Pemberitahuan ( SPT) masa PPh pasal 22 dan SSp rangkap ketiga disimpan oleh Fakultas Ekonomi USU sebagai Pemungut PPh pasal 22 untuk diarsipkan. Selanjutnya pihak Fakultas Ekonomi menyetoran PPh pasal 22 yang dipungut atas pengadaan barang ke Bank BNI paling lambat 10 hari bulan
Penjual Bank BNI
Cab. USU Fakultas Ekonomi
USU
PPh pasal 22 dipungut pada saat pembayaran dengan bukti pemtongan berupa SSP Penerbitan SSP yang ditujukan kepada wajib pajak,KPP pada saat penyetoran, dan pemungut pajak
(3)
takwim berikutnya atau paling lambat tanggal 10 di bulan berikutnya setelah bulan pajak sebelumnya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa informasi diatas adalah bahwa perhitungan dan pemungutan PPh pasal 22 atas pengadaan barang yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi USU selaku pemungut PPh pasal 22 dapat dilihat melalui penetapan tarif yang digunakan, pemungutan yang dilakukan pada saat pembayaran dan penyetoran yang dilakukan sebelum paling lambat 10 hari bulan takwim berikutnya pada Bank Devisaa telah sesuai dengan peraturan Peraturan Mentri Keuangan Republik Indonesia No 210/PMK.03/2008.
(4)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa
1. Pajak merupakan Iuran rakyat kepada negara yang dipungut berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum untuk kesejahteraan rakyat.
2. Fakultas Ekonomi USU telah membayar Pajak Penghasilan pasal 22 atas pengadaan barang pada saat pembayaran dengan nilai 1.5% dari harga beli, dengan bukti pemotongan berupa SSP.
3. Perhitungan dan prosedur pemotongan PPh pasal 22 pada Fakultas Ekonomi USU sebagai pemungut Pajak Penghasilan pasal 22 atas pengadaan barang telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan waktu dan tarif yang ditentukan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang selama ini dilakukan oleh penulis pada Fakultas Ekonomi USU, penulis ingin menyampaikan saran kepada pihak Fakultas Ekonomi USU yaitu agar dapat mempertahankan kepatuhan dalam membayar pajak sesuai dengan peraturan dan undang-undang perpajakan.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Resmi Siti, 2008. Perjakan Teori dan Kasus Edisi 4. Salemba Empat Jakarta
Mardiasmo, 2008. Perpajakan Edisi Revisi 2008. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta
Judisseno, Rimsky K, 2005. Pajak & Strategi Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Jakarta
Markus muda, 2005. Perpajakan Indonesia. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Undang-undang Pajak Lengkap Tahun 2008.Jakarta. Mitra Wacana Media Jakarta
(6)
LAMPIRAN 2