Tinjauan Literatur Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggungjawabkan atas karya ini.

15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Positive Accounting Theory Teori Akuntansi Positif Positive accounting theory menjelaskan bahwa manajer memiliki insentif atau dorongan untuk dapat memaksimalkan kesejahteraannya. Teori ini didasarkan pada bagian bahwa manajer dan pemegang saham adalah rasional. Mereka berusaha untuk memaksimumkan utilitas mereka, yang secara langsung terkait dengan kemakmuran mereka Nugroho dan Mutmainah, 2012. Positive accounting theory memprediksi bahwa manajer mempunyai kecenderungan menaikkan laba untuk menyembunyikan kinerja buruk. Kecenderungan manajer untuk menaikkan laba dapat didorong oleh adanya empat masalah pengontrakan yaitu informasi asimetrik, masa kerja terbatas manajer, kewajiban terbatas manajer, dan asimetri pembayaran asymmetric pay off . Pemegang saham dan kreditur berusaha menghindari kelebihan pembayaran kepada manajer dengan meminta penyelenggaraan akuntansi yang konservatif Watts, 2003. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa manajer cenderung menyelenggarakan akuntansi liberal, tetapi kreditur dalam kontrak utang dan pemegang saham dalam kontrak kompensasi cenderung meminta manajer menyelenggarakan akuntansi konservatif Nugroho dan Mutmainah, 2012. 16 2. Agency Theory Teori Keagenan Agency theory memegang peran penting dalam praktik bisnis perusahaan. Teori agensi merupakan teori yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Prinsipal sebagai pemegang saham sedangkan agen sebagai manajer. Prinsipal mengontrak agen untuk melakukan pengelolaan sumber daya dalam perusahaan. Tujuan utama dari teori keagenan adalah untuk menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk meminimalisir cost sebagai dampak adanya informasi yang tidak simetris Wulandari dkk, 2014. Konsep agency theory menurut Jensen dan Meckling 1976 dalam Wulandari dkk 2014 merupakan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak yang mana satu atau lebih prinsipal pemegang saham menggunakan orang lain atau agen manajer untuk menjalankan aktifitas perusahaan. Prinsipal menyediakan fasilitas dan dana untuk kebutuhan operasi perusahaan, sedangkan agen sebagai pengelola berkewajiban untuk mengelola perusahaan sebagaimana dipercayakan oleh pemegang saham prinsipal, untuk meningkatkan nilai perusahaan. Pada praktiknya di perusahaan ternyata agen dalam aktifitasnya kadangkala tidak sesuai dengan kontrak kerja yang disepakati dari awal untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham, melainkan cenderung untuk kepentingan sendiri. 17 Di dalam agency theory ini terjadi ketidakseimbangan informasi atau dengan kata lain asimetri informasi. Adanya asumsi bahwa individu- individu bertindak untuk memaksimalkan dirinya sendiri, mengakibatkan agen memanfaatkan adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui oleh prinsipal. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada prinsipal, terutama jika berkaitan dengan kinerja agen dengan memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya Wulandari dkk, 2014. 3. Signaling Theory Teori Sinyal Signaling theory menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Di dalam praktiknya, manajemen menerapkan kebijakan akuntansi konservatif dengan menghitung depresiasi yang tinggi akan menghasilkan laba rendah yang relatif permanen yang berarti tidak mempunyai efek sementara pada penurunan laba yang akan berbalik pada masa yang akan datang Fala, 2007. 18 Watts 2003 menyatakan bahwa understatement aktiva bersih yang sistematik atau relatif permanen merupakan salah satu ciri dari konservatisme akuntansi, sehingga dapat dikatakan bahwa konservatisme akuntansi menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Understatement laba dan aktiva bersih yang relatif permanen yang ditunjukkan melalui laporan keuangan merupakan suatu sinyal positif dari manajemen kepada investor bahwa manajemen telah menerapkan akuntansi konservatif untuk menghasilkan laba yang berkualitas. Investor diharapkan dapat menerima sinyal ini dan menilai perusahaan dengan lebih tinggi Fala, 2007. 4. Konservetisme Akuntansi Di dalam penyajian laporan keuangan, akuntan dapat memilih metode akuntansi apa yang akan diterapkan. Di dalam konservatisme, akuntan dihadapkan dalam pilihan dua atau lebih teknik akuntansi. Definisi konservetisme menurut FASB Statement of Concept No.2 dalam Sari 2004: “Konservatisme adalah reaksi hati-hati untuk menghadapi ketidakpastian yang melekat dalam perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko intern dalam lingkungan bisnis sudah cukup dipertimbangkan”. Konservatisme biasanya didefinisikan sebagai reaksi kehati-hatian prudent terhadap ketidakpastian, ditujukan untuk melindungi hak-hak dan 19 kepentingan pemegang saham shareholders dan pemberi pinjaman debtholders yang menentukan sebuah verifikasi standar yang lebih tinggi untuk mengakui goodnews daripada badnews Lara et al, 2005. Ketidakpastian dan risiko tersebut harus tercermin dalam laporan keuangan agar nilai prediksi dan kenetralan bisa diperbaiki. Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa konservatisme adalah reaksi kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian yang melekat dalam perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan resiko inheren dalam lingkungan bisnis sudah cukup dipertimbangkan. Pelaporan yang didasari kehati-hatian akan memberi manfaat yang terbaik untuk semua pemakai laporan keuangan. Selain merupakan konvensi penting dalam laporan keuangan, konservatisme mengimplikasikan kehati- hatian dalam mengakui dan mengukur pendapatan dan aktiva Nugroho dan Indriana, 2012. Konservatisme adalah prinsip dalam pelaporan keuangan yang dimaksudkan untuk mengakui dan mengukur aktiva dan laba dilakukan dengan penuh kehati-hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis dilingkupi dengan ketidakpastian Wibowo, 2002 dalam Nugroho dan Indriana, 2012. Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah pilihan metode akuntansi ditunjukan pada metode yang melaporkan laba dan aktiva lebih rendah atau utang lebih tinggi Nugroho dan Indriana, 2012. Konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung 20 lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai tertinggi Sari dan Adhariani, 2009. Pengantisipasian rugi berarti pengakuan rugi sebelum suatu verifikasi secara hukum dapat dilakukan dan hal yang sebaliknya dilakukan terhadap laba. Konservatisme akuntansi merupakan asimetri dalam permintaan verifikasi terhadap laba dan rugi. Interpretasi tersebut berarti bahwa semakin besar perbedaan tingkat verifikasi yang diminta terhadap laba dibandingkan terhadap rugi, maka semakin tinggi tingkat konservatisme akuntansi. Akibat perlakuan yang asimetrik terhadap verifikasi laba dan rugi dalam konservatisme akuntansi adalah understatement yang presisten terjadi terhadap nilai aktiva bersih Wulandari dkk, 2014. Watts 2003 menyatakan dalam artikelnya yang berjudul “Conservatism in Accounting Part II: Evidence and Research Opportunities“ , terdapat tiga ukuran konservatisme yaitu: a. Earnings stock return relation measures Stock market price berusaha untuk merefleksikan perubahan nilai aset pada saat terjadinya perubahan baik perubahan atas rugi ataupun laba dalam nilai asset - stock return tetap berusaha untuk melaporkannya sesuai dengan waktunya. Basu 1997 dalam Watts 2003 menyatakan bahwa konservatisme menyebabkan kejadian- kejadian yang merupakan kabar buruk atau kabar baik terefleksi dalam laba yang tidak sama asimetri waktu pengakuan. Hal ini disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa kejadian 21 yang diperkirakan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan harus segera diakui sehingga mengakibatkan kabar buruk lebih cepat terefleksi dalam laba dibandingkan kabar baik. Basu 1997 dalam Watts 2003 memprediksikan bahwa pengembalian saham dan earnings cenderung merefleksikan kerugian dalam periode yang sama, tapi pengembalian saham merefleksikan keuntungan lebih cepat daripada earnings. b. Earnings accrual measures Ukuran konservatisme yang kedua ini menggunakan akrual, yaitu selisih antara net income dan cash flow. Net income yang digunakan adalah net income sebelum depresiasi dan amortisasi, sedangkan cash flow yang digunakan adalah cash flow operasional. Givoly dan Hayn 2002 dalam Sari dan Adhariani 2009 melihat kecenderungan dari akun akrual selama beberapa tahun. Apabila terjadi akrual negatif net income lebih kecil daripada cash flow operasional yang konsisten selama beberapa tahun, maka merupakan indikasi diterapkannya conservatism . Selain itu, mereka membagi akrual menjadi dua, yaitu operating accrual yang merupakan jumlah akrual yang muncul dalam laporan keuangan sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan dan non operating accrual yang merupakan jumlah akrual yang muncul diluar hasil kegiatan operasional perusahaan. 22 1 Operating Accrual Berdasarkan literatur Criterion Research Group, dinyatakan bahwa operating accrual menangkap perubahan dalam aset lancar, kas bersih dan investasi jangka pendek, dikurangi dengan perubahan dalam aset lancer dan hutang jangka pendek bersih. Operating accrual yang utama meliputi piutang dagang dan persediaan dan kewajiban. Akun ini merupakan akun klasik yang digunakan untuk memanipulasi earnings untuk mencapai tujuan pelaporan. 2 Non Operating Accrual Berdasarkan literatur Criterion Research Group, dinyatakan bahwa non current operating accrual menangkap perbedaan dalam non-current asset, investasi non ekuitas jangka panjang bersih, dikurang perubahan dalam non-current liabilities, hutang jangka panjang bersih. Komponen non operating accrual pada sisi aset yang utama adalah aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud. Terdapat subjektivitas yang cukup terlibat diawal keputusan dimana biaya dikapitalisasi baik untuk aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud dibangun sendiri yang dapat diakui seperti biaya pembangunan software yang dikapitalisasi dan keputusan kemudian terkait dengan alokasi dari biaya yang dapat didepresiasi sepanjang masa manfaat aset yang manfaatnya dapat ditentukan. Non current assets ini tergantung pada write down ketika aktiva tersebut diputuskan telah di turunkan nilainya impaired, dan 23 penentuan dari beberapa permanent impaeirement yang banyak melibatkan abnormal manajerial. Pada sisi kewajiban terdapat sebuah varietas dari akun-akun seperti utang jangka panjang, penangguhan pajak dan postretirement benefits yang juga merupakan manifestasi atas estimasi dan asumsi subjektif seperti estimasi akuntansi pensiun, pengembalian yang diharapkan atas aset, pertumbuhan yang diharapkan atas pertumbuhan upah pegawai, dan lain-lain. c. Net asset measures Ukuran ketiga yang digunakan untuk mengetahui tingkat konservatisme dalam laporan keuangan adalah nilai aktiva yang understatement dan kewajiban yang overstatement. Salah satu model pengukurannya adalah proksi pengukuran yang digunakan oleh Beaver dan Ryan 2000 yaitu dengan menggunakan market to book ratio yang mencerminkan nilai pasar relatif terhadap nilai buku perusahaan. Rasio yang bernilai lebih dari 1, mengindikasikan penerapan akuntansi yang konservatif karena perusahaan mencatat nilai pasar lebih tinggi dari nilai perusahaannya. Sebaliknya dengan proksi pengukuran yang digunakan oleh Hamid dan San 2013 yaitu dengan menggunakan book to market ratio yang mencerminkan nilai buku perusahaan relatif terhadap nilai pasar. Rasio yang bernilai kurang dari 1, mengindikasikan penerapan akuntansi yang konservatif karena perusahaan mencatat nilai perusahaannya lebih rendah dari nilai pasarnya. Fala 2007 menyatakan 24 bahwa nilai buku dapat diketahui dengan menghitung nilai ekuitas perusahaan pada tanggal neraca akhir periode dan nilai pasar diukur dari harga penutupan saham saat tanggal pengumuman untuk mencerminkan respon pasar terhadap laporan keuangan. 5. Struktur Kepemilikan Manajerial Kepemilikan merupakan salah satu faktor intern perusahaan yang menentukan kemajuan perusahaan. Keputusan bisnis yang diambil oleh manajer adalah keputusan untuk memaksimalkan sumber daya perusahaan yang telah dipercayakan dari pihak investor. Suatu ancaman bagi perusahaan apabila manajer bertindak atas kepentingan pribadi bukan kepentingan perusahaan. Pemegang saham dan manajer mempunyai kepentingan sendiri-sendiri dalam memaksimalkan tujuannya. Pemegang saham mempunyai tujuan untuk memperoleh dividen atas saham sedangkan manajer mempunyai kepentingan memperoleh bonus dari pihak investor atas kinerja yang telah dicapai dalam satu periode akuntansi Wulandari dkk, 2014. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyelaraskan antara kepentingan pemilik dan manajemen adalah dengan melibatkan manajemen dalam struktur kepemilikan saham yang cukup besar. Saham merupakan bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dimilikinya. Seorang pemegang saham ikut memiliki segala sesuatu yang menjadi milik perusahaan dan juga ikut dalam hal 25 menanggung resiko dan kewajiban perusahaan Mayanda dalam Wulandari dkk, 2014. Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan oleh manajer atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham. Di dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Oleh karena hal ini merupakan informasi penting bagi stakeholder perusahaan, maka informasi ini akan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan Christiawan dan Tarigan, 2007. Keputusan dan aktivitas di perusahaan dengan kepemilikan manajerial tentu akan berbeda dengan perusahaan tanpa kepemilikan manajerial. Di dalam perusahan dengan kepemilikan manajerial, manajer yang sekaligus pemegang saham tentunya akan menyelaraskan kepentingannya sebagai manajer dan pemegang saham. Hal ini akan berbeda jika manajernya tidak sekaligus sebagai pemegang saham, kemungkinan manajer tersebut hanya mementingkan kepentingannya sendiri Christiawan dan Tarigan, 2007. 6. Leverage Dalam membagi kegiatannya suatu perusahaan dapat menggunakan sumber dana dari dalam atau intern perusahaan modal sendiri dan dari luar atau ekstern perusahaan hutang. Tingkat hutang adalah penggunaan aset dan sumber dana sources of funds oleh perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Weston dan Copeland 1997 dalam Alhayati 2013 memberikan 26 suatu konsep tentang leverage tingkat hutang atau debt ratio yang merupakan perbandingan antara nilai buku seluruh hutang total debt dengan total aktiva total assets. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung dengan hutang Darsono dan Ashari, 2005 dalam Alhayati, 2013. Leverage merupakan salah satu rasio solvabilitas yaitu rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan itu dilikuidasi. Rasio solvabilitas yang lain adalah dalam bentuk Debt to Equity Ratio DER, yaitu suatu perbandingan antara nilai seluruh hutang total debt dengan nilai seluruh ekuitas total equity. Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman Alhayati, 2013. Rasio leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal Harahap, 1999 dalam Alhayati, 2013. 6. Growth Opportuinities Pertumbuhan merupakan elemen yang terjadi dalam siklus perusahaan. Ukuran pertumbuhan dalam perusahaan tergantung dari kegiatan perusahaan. Pengertian pertumbuhan dalam manajemen keuangan pada umumnya menunjukkan peningkatan ukuran skala perusahaan. 27 Pertumbuhan ini akan direspon positif oleh investor sehingga nilai pasar perusahaan yang lebih besar dari nilai bukunya sehingga akan tercipta goodwill . Pasar menilai positif atas investasi yang dilakukan perusahaan karena dari investasi yang dilakukan saat ini diharapkan perusahaan akan mendapatkan kenaikan arus kas dimasa depan Wulandari dkk, 2014. Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari kesempatan bertumbuh growth opportunities. Perusahaan untuk tumbuh dan berkembang membutuhkan kesempatan dan peluang. Selain growth opportunities, perusahaan juga membutuhkan dana dimana terdapat tantangan bagi manajer untuk menyeimbangkan pendapatan dan penggunaan utang yang diperlukan perusahaan. Semakin tinggi kesempatan bertumbuh perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan perusahaan. Besarnya dana yang dibutuhkan perusahaan menyebabkan manajer menerapkan prinsip konservatisme agar pembiayaan untuk investasi dapat terpenuhi, yaitu dengan meminimalkan laba Fatmariani, 2013. Growth opportunities adalah kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi akan cenderung membutuhkan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk membiayai pertumbuhan tersebut pada masa yang akan datang. Oleh karenanya, perusahaan akan mempertahankan earnings untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan dan pada waktu bersamaan perusahaan diharapkan akan tetap mengandalkan pendanaan melalui utang yang lebih besar Baskin, 1989 dalam Fatmariani, 2013. 28 Collins dan Kothari 1989 dalam Fatmariani 2013 memproksikan growth opportunities dengan market to book value of equity. Rasio dari market to book value of equity menunjukkan besarnya perbandingan antara nilai pasar saham dengan besarnya ekuitas perusahaan. Rasio ini mencerminkan pasar yang menilai return dari investasi perusahaan di masa datang akan lebih besar dari return yang diharapkan dari ekuitasnya. Rasio market to book value of equity merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat investasi di masa depan Fatmariani, 2013. 7. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana diklasifikasikannya perusahaan menurut besar kecilnya Mutia dkk, 2011. Berdasarkan ukurannya perusahaan dibagi menjadi perusahaan kecil dan besar, dimana perusahaan yang besar memiliki sistem manajemen yang lebih kompleks dan memiliki laba yang lebih tinggi pula. Oleh karena itu perusahaan yang besar memiliki masalah dan risiko yang lebih kompleks daripada perusahaan perusahaan kecil. Perusahaan yang berukuran besar akan dikenakan biaya politis yang tinggi. Jika perusahaan berukuran besar mempunyai laba tinggi secara relatif permanen, maka pemerintah dapat terdorong untuk menaikkan pajak dan meminta layanan publik yang lebih tinggi kepada perusahaan Wulandini dan Zulaikha, 2010 dalam Aristiyani dan Wirawati, 2013. Size hypothesis berdasar pada asumsi bahwa perusahaan besar lebih sensitif secara politis dan memiliki beban transfer kesejahteraan biaya 29 politis yang lebih besar daripada perusahaan yang lebih kecil. Perusahaan besar mungkin memiliki tarif pajak yang lebih tinggi, tetapi perusahaan besar kemungkinan juga memperoleh manfaat politis yang lebih besar perjanjian dengan pemerintah yang menguntungkan dan pembatasan impor sebagai kompensasi dari tarif pajak yang tinggi Almilia, 2007. Besar kecilnya perusahaan dapat dinilai dari total aset, penjualan bersih, dan kapitalisasi pasar perusahaan Diantimala, 2008. Penggunaan nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar ataupun penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan. Pengukuran variabel ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total aset perusahaan. Log normal aset digunakan dengan pertimbangan untuk memudahkan perhitungan, karena jika tanpa menggunakan logaritma normal maka jumlah total aset yang digunakan akan terlalu besar Wulandini dan Zulaikha, 2012 dalam Septian dan Anna, 2014. 30

B. Penelitian Sebelumnya

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Perusahaan : studi pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Jakarta

1 5 76

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2014

0 14 135

Pengaruh Tingkat Leverage, Ukuran Dewan Komisaris, dan Struktur Kepemilikan Saham Perusahaan terhadap CSR Disclosure. (Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

0 7 142

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, GROWTH OPPORTUNITIES, DEBT COVENANT, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015).

5 12 143

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 34

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KOMITE AUDIT, DAN KEPEMILIKAN NEGARA TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Kasus Perusahaan BUMN go public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014).

0 0 19

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011- 2015)

0 1 14

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, GROWTH OPPORTUNITIES DAN LEVERAGE TERHADAP TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI - Perbanas Institutional Repository

0 2 17

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, GROWTH OPPORTUNITIES DAN LEVERAGE TERHADAP TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI - Perbanas Institutional Repository

0 0 18