Kebutuhan Ruang Produksi Busana Kebutuhan Bahan Produksi Busana

persediaan meja potong pada industri tenun ikat Troso terdapat 4 buah meja potong sehingga kebutuhan meja potong masih kurang memenuhi kebutuhan. akan tetapi para karyawan masih dapat mengendalikan proses produksi busana ready to wear pada industri tenun ikat Troso Dewi Shinta.

4.2.2 Kebutuhan Ruang Produksi Busana

Ruang produksi busana ready to wear pada industri tenun ikat Troso Dewi Shinta cukup memadai yaitu dengan rata-rata 75,1. Kondisi bangunan ruang produksi busana secara kualitas sudah baik. Bangunannya memiliki kontruksi yang kokoh, diantaranya kondisi dinding sudah baik yaitu dinding terbuat dari bata dengan cat warna putih tulang tidak terdapat bangunan dinding yang retak dan terdapat beberapa ventilasi udara yaitu 7 jendela, 7 lubang angin dan 2 pintu, untuk bagian penutup bawah atau biasa disebut dengan lantai pada ruang produksi busana sudah sangat layak dan nyaman yaitu lantai ditutup dengan keramik serta dilengkapi dengan penerangan 4 lampu biasa 20 Watt. Ruang produksi yang ideal terdapat beberapa jenis ruangan yang terpisah agar kegiatan produksi tidak mengganggu satu sama lain. Ruang produksi busana yaitu terdapat ruang desain, ruang membuat pola, ruang memotong bahan, ruang menjahit, ruang finishing, ruang packing dan ruang penyimpanan. Industri tenun ikat Troso Dewi Shinta memiliki ruang membuat pola, ruang menjahit dan ruang penyimpanan. Hasil observasi penelitian yang dilakukan bahwasanya kondisi ruang produksi busana terdapat 2 ruanngan yaitu ruang poduksi busana jadi satu dan ruang penyimpanan dengan luas yang kurang untuk memproduksi busana sehingga ruangan tersebut kurang ideal dan terkesan tidak tertata rapi. Ruang produksi busana ready to wear pada industri Dewi Shinta yang perlu ditambah adalah ruang potong karena ruang potong tersebut terlalu sempit dengan jumlah karyawan potong 5 tenaga kerja. Sehingga proses pemotongan bahan kurang luas.

4.2.3 Kebutuhan Bahan Produksi Busana

Bahan produksi busana dalam penelitian ini yaitu meliputi 2 sub indikator diantaranya bahan utama dan bahan penunjang. Jenis bahan yang digunakan pada industri tenun ikat Dewi Shinta adalah kain tenun dan kain batik Troso, karena selain memproduksi busana pada industri tersebut juga memproduksi kain tenun ikat Troso Jepara. Bahan utama adalah Bahan yang digunakan untuk membuat pakaian baik itu kemeja, kaos, celana,dll Wahyuningsih 2013 : 52 Jenis bahan utama yang digunakan pada industri tenun ikat Troso Dewi Shinta yaitu kain tenun ikat Troso dan terdapat jenis bahan lainya di antaranya adalah Polyester, sutera, katun, dan rayon. Bahan penunjang yaitu bahan yang digunakan sebagai pelengkap suatu busana Wahyuningsih 2013 : 53. Bahan penunjang yang dibutuhkan dalam industri busana diantaranya adalah interlining, benang jahit, kancing, aksesoris, retsleting, dan labelmerk. Semua jenis bahan utama maupun bahan penunjang yang dibutuhkan untuk produksi busana sudah tersedia lengkap. Bahan baku utama yang dimaksudkan disini adalah kain yang digunakan sebagai bahan untuk pembuatan busana. Kain dibuat dari hasil tenun yang diproduksi sendiri oleh industri Dewi Shinta sehingga untuk kebutuhan kain sudah tersedia. Berbagai macam jenis kain tenun ikat yang di produksi oleh industri Dewi Shinta di antaranya adalah kain tenun ikat lusi, tenun ikat pakan, dan tenun lurik. Jenis bahan yang diproduksi di antaranya bahan katun, sutera, rayon dan polyester. Terdapat inovasi pada kain berupa motif kain yang aplikatif dari berbagai daerah, seperti corak flower, Sumbawa, Lombok, Yogyakarta, Solo, Pekalongan, dan Kupang. Corak yang dibentuk oleh garis dan warna berbentuk motif yang sangat bervariatif diantaranya motif tumbuh-tumbuhan, motif binatang, dan motif geometris. Kebutuhan bahan baku untuk membuat satu jenis busana pria diantaranya membutuhkan kain 2 meter, biasa disebut 1 potong kain tenun yaitu berukuran panjang 2 m x lebar 111 cm. Kebutuhan bahan baku dalam waktu sehari memerlukan 200 meter yaitu terdapat 100 potong busana. sedangkan kebutuhan bahan penunjang pada industri tenun ikat Troso Dewi Shinta di antaranya yaitu terdapat fliselin, kain keras, benang jahit, benang obras, kancing, dan retsleting. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebutuhan bahan produksi busana pada industri tenun ikat Troso Dewi Shinta dalam kriteria terpenuhi atau bisa disebut lengkap dengan rata-rata 91,7. selain sangat lengkap kebutuhan bahannya untuk kualitas jenis bahan pada industri Dewi Shinta juga sangat baik dan terjamin karena yang menjadi unggulan pada industri Dewi Shinta adalah jenis kain tenun ikat Troso yang diproduksi olehnya yang mayoritas menggunakan jenis kain sutera.

4.2.4 Kebutuhan SDM Produksi Busana