Manfaat dari Tujuan Pembelajaran

8 Gambar 2.1 Hubungan antara kompetensi, kemampuan atau kapabilitas dengan perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

2. Manfaat dari Tujuan Pembelajaran

Berbicara tentang tujuan pembelajaran, terutama tentang perlu tidaknya tujuan pembelajaran dituliskan dan disampaikan diawal kegiatan pembelajaran para ahli berbeda pendapat. Ada ahli yang berpendapat ketika tujuan pembelajaran diharuskan dibuat dari awal ketika merangcang kegiatan pembelajaran maka hal tersebut akan menyebabkan pendidikan terikat, kehilangan kebebasan untuk berkreasi dalam mengelola kegiatan pendidikan. Kegiatan pembelajaran menjadi kaku, tidak fleksibel, apalagi penentuan tujuan pembelaran itu harus diikuti dengan pengukuran hasil belajar untuk menjawab pertanyaan tentang keberhasilan pengajar dalam Kompetensi ditunjukan dengan kinerja yang minimal baik Kapabilitas atau kemampuan sebagai hasil penerapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku Perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku. Diperoleh sebagai hasil belajar dari pengalaman dan pendidikan serta menjadi dasar untuk mencapai kapabilitas kompetensi, disebut juga kompetensi dasar. Kapabilitas atau kemampuan disebut kompetensi dasar yang diperoleh sebagai hasil perpaduan bakat, pengalaman, dan pendidikan. Ia menjadi dasar untuk mencapai kompetensi. Kompetensi dicapai sebagai hasil penggunaan kapabilitas atau kemampuan dalam pemecahan masalah aktual. 9 melaksanakan tugasnya. Kegiatan pembelajaran menjadi kehilangan makna manusiawi baik dilihat dari sisi pengajar maupun peserta didik. Atwi, 2014;145. Adapun para ahli yang sepakat perlunya dirumuskan tujuan pembelajaran berargumen bahwa: 1. Pengajar dan peserta didik perlu mengetahui dan menyepakati arah dari pengajaran sejak awal kegiatan pembelajaran agar persepsi, harapan dan motivasi mereka sama dalam menjalani seluruh proses pembelajaran. 2. Tanpa kejelasan rumusan tujuan pembelajaran, kegiatan- kegiatan pembelajaran berjalan tanpa arah, dan tanpa patokan apakah kegiatan tersebut pada akhirnya dapat dinilai sukses atau gagal. Bahkan pengajar tidak memiliki patokan dalam memberikan penilaian kepada peserta didik. Dan perserta didik bisa mempertanyakan kriteria penentuan nilai yang dilakukan oleh gurunya. Kendati kedua polemik tersebut berlangsung tidak singkat, namun hal itu membuka lebar para ahli untuk mencari landasan teoritis mengapa tujuan perlu ditentukan dari awal atau tidak. Yang kemudian pada akhirnya muncul konsep taksonomi tujuan pendidikan yang dipelopori oleh Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956. Sebagai suatu inovasi, konsep taksonomi tujuan pendidikan Bloom sendiri bukan tanpa penolakan dari sejumlah pakar yang tidak sepakat. 10 Hamzah, Nina dan Satria mengemukakan bahwa keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: a. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat b. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit. c. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapatsebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran. d. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pembelajaran secara tepat, artinya perletakan masing-masing materi pelajaran akan memudahkan siswa dalam mempelajari isi pelajaran. e. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik. f. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar. g. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. h. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik daripada dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.

3. Taksonomi Tujuan Pembelajaran