29 4
Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk mempre- sentasikan hasil diskusinya, kelompok yang lain menanggapi.
5 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi sehingga
didapatkan jawaban akhir yang merupakan kesimpulan dari tiap kelompok.
c. Kegiatan Penutup
Guru mengondisikan siswa untuk mempelajari materi pertemuan selanjutnya.
3. Mengadakan tes kemampuan berpikir kritis pada pertemuan ke tujuh.
4. Analisis data dan penarikan kesimpulan.
5. Penyusunan laporan penelitian.
F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Analisis data melalui tahap-tahap berikut.
1. Menghitung skor hasil tes berpikir kritis
2. Merekapitulasi siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis dengan baik.
Seorang siswa dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis dengan baik apabila skor hasil tes kemampuan berpikir kritis yang diperolehnya lebih dari
atau sama dengan nilai KKM Lampiran C.5. Setelah melakukan analisis data, selanjutnya melakukan uji proporsi untuk
menguji hipotesis sebagai berikut: H ∶ π = , proporsi siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis dengan
baik sama dengan 60
30 H ∶ π , proporsi siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis dengan
baik lebih dari 60
Statistik uji proporsi menurut Sudjana 2005: 235 adalah: �
ℎ� ��
=
� �
− , √ ,
− , �
Keterangan: x
= banyaknya siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis dengan baik
n = jumlah sampel
0,60 = harapan proporsi siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis dengan baik
Kriteria uji: tolak H jika
hitung
z
≥
5 ,
z
dengan taraf nyata 5. Harga
5 ,
z
dipilih dari daftar normal baku dengan peluang 0,5 –α.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diperoleh simpulan bahwa model probing-prompting
tidak efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri
9 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20142015. B.
Saran
Berdasarkan simpulan dari penelitian di atas dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Guru dapat mempertimbangkan memilih model pembelajaran selain
probing-prompting untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. 2.
Peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian mengenai efektivitas model probing-prompting ditinjau dari kemampuan berpikir kritis siswa,
hendaknya menggunakan lebih banyak indikator berpikir kritis agar men- dapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta. Amasari, Fety Herira. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
dan Kreatif Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran AP SMK Negeri 1 Depok pada Pembelajaran Problem Posing Tipe Presolution Posing.
Skripsi. Yogyakarta: UNY.
Anonim. 2009. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional UUSPN No. 20 Tahun 2003. Online. Tersedia:http:smpn1singajaya.wordpress.com
20090607uuspn-no-20-tahun-2003 29 oktober 2014 Anonim. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2006. Online. Tersedia: http:www.aidsindonesia. or.iduploads20130729141205.Permendiknas_No_22_Th_2006.pdf. 29
Oktober 2014
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka.
Astuti, Sri Yarsi. 2010. Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament TGT dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 20092010. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: UNS.
Costa, Arthur L. 1985. Developing Minds, A Resource Book For Teaching Thinking. Virginia: ASDC.
Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Matematika Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.
Harahap, Sari Afriana. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik. Thesis. Medan: Unimed. Herawati, C. 2006. Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Reciprocal
Teaching dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Skripsi. Bandung: UPI.