Pengertian Sikap Siswa Tinjauan Tentang Sikap Siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Tinjauan Tentang Sikap Siswa

a. Pengertian Sikap Siswa

Sikap dinyatakan dengan istilah “attitude” yang berasal dari kata latin “aptus” yang berarti keadaan sikap secara mental yang bersifat subjektif untuk melakukan kegiatan. Sikap seseorang dapat terbentuk karena adanya objek tertentu yang memberikan rangsangan langsung pada dirinya. Sikap merupakan bagian terpenting dalam berinteraksi dengan orang lain. Sikap dapat bersifat positif dan negatif. Sikap positif memunculkan kecenderungan untuk mendekati, menerima, bahkan untuk mengaharapkan kehadiran objek tertentu. Sedangkan sikap negatif dapat memunculkan kecenderungan untuk menjauhi, menghindari keberadaan suatu objek yang tidak di sukai. Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu berinteraksi terhadap situasi serta menentukan apa yang di cari dalam kehidupan. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni menurut Sunaryo, 2004:200 : 1. Menerima receiving Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek 2. Merespon responding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut. 3. Menghargai valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seseorang mengajak ibu yang lain tetangga, saudaranya, dsb untuk menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak. 4. Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. . Menurut Tirandis dalam Suit dan Almasai;2002 sikap pada umumnya disepakati mengandung 3 aspek yang dapat diselidiki secara terpisah atau bersama-sama yaitu: 1.Aspek kognitif yang berkaitan dengan gagasan atau porposi yang menyatakan hubungan antara situasi dan obyek sikap. 2. Aspek afektif yang berkaitan dengan emosi atau perasaan yang menyertai gagasan. 3. Aspek perilaku yang berkaitan dengan pradisposisi atau kesiapan untuk bertindak. Sedangkan Mar’at 1982 membagi sikap menjadi 3 komponen yaitu: 1. kognisi: berhubungan dengan keyakinan belief ide dan konsep; 2. afektif menyangkut kehidupan emosional seseorang; 3. konasi merupakan kecenderungan untuk bertingkah laku. Ketiga komponen sikap ini tidak berdiri sendiri, melainkan berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dengan demikian timbulnya sikap terhadap suatu obyek tidak bisa terlepas dari pengaruh ketiga komponen tersebut. Sikap dapat terbentuk karena faktor subyektif seseorang namun juga karena adanya interaksi sosial yang dilakukan oleh indpenden. Melalui interaksi sosial akan terjadi hubungan antar independen sebagai anggota kelompok sosial. Menurut Azwar 2002 ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap seorang yaitu pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting. Media massa, instalasi atau lembaga pendidikan dan lembaga Agama serta Emisi dalam diri indenpenden. Pengertian sikap yang dikemukakan oleh Aiken dalam Ramadhani 2009;11, mendefinisikan “sikap sebagai prediposisi atau kecendrungan yang dipelajari dari seorang individu untuk merespon secara positif atau negatif dengan intensitas yang moderat atau memadai terhadap objek, konsep atau orang lain. Berdasakan uraian pendapat di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa sikap merupakan kecenderungan seseorang dalam bertindak yang positif ataupun negatif dalam menghadapi objek, lembaga,ide, situasi atau nilai untuk menentukan apakah orang setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu yang disukai, diharapkan,baik yang bersifat fositif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terutama kepada guru dan mata pelajaran yang diterima merupakan tanda baik bagi siswa dalam proses belajar. Sebaliknya sikap siswa yang negatif akan diiringi dengan kebencian terhadap guru dan mata pelajarannya sehingga akan menimbulkan kesulitan belajar dan prestasi belajar siswa akan kurang memuaskan. Pengertian siswa menurut pasal 1 ayat 4 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, siswa didefinisikan “sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia”. Sedangkan menurut Shafique Ali Liha n, “siswa merupakan orang yang datang ke suatu lambang untuk memperoleh beberapa tipe pendidikan”. Berdasarkan uraian beberapa pendapat di atas mengenai siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa merupakan subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan merespons dengan tindak belajar. Dalam proses belajar siswa mengunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar, siswa juga di belajarkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik. Berdasarkan definisi-definisi sikap siswa yang telah dijelaskan di atas terdapat bukti bahwa di SMP Negeri 1 Belalau Kabupaten lampung Barat ini masih ada kecenderungan sikap siswa yang menolak dan belum dapat menghargai guru pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas khusunya pembelajran pendidikan kewarganegaraan.

2. Peran Guru, Orang Tua dan Masyarakat