Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi

(1)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSION

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENAWARAN EKSPOR KOPI SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI

Diajukan Oleh :

NAMA

: RUDI ANTO SINAGA

NIM

: 05.05.23034

DEPARTEMEN : Ekonomi Pembangunan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan

2009


(2)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Konsentrasi : Perbankan

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi

Tanggal __________________ Pembimbing,

(

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Rudi Anto Sinaga

NIM : 05.05.23034

Departemen : Ekonomi Pembangunan

Prof. Dr. Syaad Afifuddin, MEc.) NIP. 130 905 127

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN


(3)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Konsentrasi : Perbankan

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi

Tanggal, __________________ Ketua Departemen,

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Rudi Anto Sinaga

NIM : 05.05.23034

Departemen : Ekonomi Pembangunan

(Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc) NIP. 132 206 574

Tanggal, __________________ Dekan,

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc) NIP.131 285 985

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN


(4)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Konsentrasi : Perbankan

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi

Ketua Departemen, Pembimbing,

BERITA ACARA UJIAN

Hari :

Tanggal :

Nama : Rudi Anto Sinaga

NIM : 05.05.23034

Departemen : Ekonomi Pembangunan

(Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc) (Prof. Dr. Syaad Afifuddin, MEc.)

NIP. 132 206 574 NIP. 130 905 127

Penguji I, Penguji II,

(Paidi Hidayat, SE, MSi.) ---

NIP.132 307 086 NIP.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN


(5)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the factors that influence the export supply of coffee sidikalang of Dairi in foreign market and how big the influence of change effect to the export supply of Dairi.

For the export supply of Dairi, the factors are the coffee price in the international market and the exchange rate of Rupiah. Whereas for the export supply of Sidikalang coffee, the factor are the coffee price in the international market and the exchange rate of Rupiah

This research used secondary data, which use a time series data in periode of july 2005 – Desember 2007 for coffee. The technique used is Ordinary Least Square (OLS).

The result show that both the export price and the exchange rate of rupiah have positively significant influence to the export supply of sidikalang coffee, the result shows that the export price negatively influenced to export supply but not significant, and the exchange rate of Rupiah has positively significant influence.


(6)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

Skripsi yang berjudul ”Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Eksport Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi” ini disusun berdasarkan teori yang ada. Dalam skripsi ini penulis menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran eksport kopi sidikalang Kabupaten Dairi.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak yang memberikan bantuan moril maupun materil. Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan.

3. Bapak Drs. Sahat Silaen, MSi selaku dosen wali yang telah banyak memberikan bimbingan selama dalam perkuliahan.

4. Bapak Prof. Dr. Syaad Afifuddin, MEc. Selaku dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan yang berharga dalam perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.


(7)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

5. Bapak Paidi Hidayat, MSc dan (Alm) Bapak Drs. Jonathan Sinuhaji selaku dosen penguji, yang banyak memberikan masukan pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Kepada dosen-dosen dan staf pada fakultas ekonomi, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang sudah memberikan ilmu dan perhatiannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Pengusaha dan seluruh karyawan UD. Lambok Sidikalang yang telah menyediakan waktu dan membantu dalam pengumpulan data untuk keperluan penulisan skripsi ini.

8. Pengusaha dan seluruh karyawan Mutiara Dairi di sidikalang serta Ikatan Muda-mudi Parluasan Sidikalang yang telah banyak memberikan bantuan moril dan materil selama penulis berada di sidikalang.

9. Terima kasih yang tak terhingga buat orang tua yang sangat penulis sayangi Ayahanda JJ. Sinaga dan Ibunda R. Br. Hutasoit yang telah banyak memberikan kasih sayang, motivasi, dana, dan semangat kepada penulis.

10.Buat Abangku Herling di langkat, Kakakku Lita di sidikalang, dan adikku imong yang sangat kusayangi yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama ini.

11.Kepada teman-teman di Departemen Ekonomi Pembangunan, Khususnya stambuk 05-ekstension (Hary poter, rocky, gian, corel, surya, udur, pane, dll ) yang sudah banyak memberikan bantuan kepada penulis selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.


(8)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis juga menyadari bahwa didalam skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya.

Medan, Maret 2009


(9)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

ABSTRACK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Hipotesa... 4

1.4. Tujuan dan Manfaat Peneliian ... 5

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Perdagangan Internasional ... 6

2.1.1. Pandangan Merkantilis Mengenai Perdagangan ... 6

a. Adam Smith : Keunggulan Absolut ... 6

b. David Ricardo: Keunggulan Komparatif ... 7

c. Konsep Opportunity Cost ... 8

2.1.2. Kebijakan Ekonomi Internasional ... 9

2.2. Eksport ... 10

2.2.1. Pengertian Ekspor ... 10

2.2.2. Prosedur Ekspor... 12

2.2.3. Peranan dan Manfaat ekspor ... 14

2.2.4. Strategi Pemasaran Ekspor ... 15

2.3. Penawaran ... 16


(10)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

2.4 Deskripsi tanaman Kopi ... 18

2.4.1. Gambaran Umum Tanaman Kopi ... 18

2.5 Harga Ekspor ... 21

2.5.1 Pengaruh Harga Ekspor Terhadap Voume Ekspor ... 21

2.6 Nilai Tukar ( Kurs ) ... 24

2.6.1. Pengertian Nilai Tukar (Kurs) ... 24

2.6.2. Pasar Valuta Asing ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 27

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 27

3.3. Pengolahan Data ... 27

3.4. Model Analisis Data ... 28

3.5. Test Goodness Of Fit ( Uji Kesesuaian ) ... 29

3.5.1. Koefisien Determinasi (R-Square) ... 29

3.5.2. Uji t- Statistik ... 29

3.5.3. Uji F-statistik ... 30

3.6. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 32

3.6.1. Multikolinerity ... 32

3.6.2. Auto Korelasi ... 32

3.7. Defenisi Operasional ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Daerah Penelitian ... 35

4.1.1. Geografi ... 35

4.1.2. Penduduk ... 36

4.1.3. Pendidikan ... 39

4.1.4. Ketenaga Kerjaan ... 40

4.1.5. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan ... 41


(11)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

4.2.1. Permasalahan Ekspor Kopi Smatera Utara ... 42

4.2.2. Perkembangan Harga Ekspor Kopi & Kurs Dollar AS ... 42

4.2.3. Perkembangan Produksi & Vol. Ekspor Kopi Sidikalang ... 45

4.3 Hasil Dan Analisa Estimasi (Ekspor Kopi Sidikalang) ... 48

4.3.1. Intepretasi Model Analisis Koefisien Determinasi ... 49

4.3.2. Analisis Koefisien Determinasi ... 50

4.3.3. Pengujian Koefisien Secara Keseluruhan (F-Test) ... 54

4.3.4. Uji Pelanggaran Asumsi Klasik... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 58

5.2. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA


(12)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Luas Lahan Perkebunan Kopi Kabupaten Dairi 1994-2007 3

4.1 Luas Kabupaten Dairi 36

4.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Dairi Per Kec. Tahun 2007 36

4.3 Pddk Kab. Dairi Menurut Umur & Jns. Kelamin Tahun 2007 38 4.4 Tingkat Pendidikan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007 39

4.5 Komposisi Penduduk Mnrt. Lapangan Pekerjaan Kab. Dairi 40 4.6 Kontribusi Penyumbang Terbesar Sub sektor 41

4.7 Perkembangan Harga Ekspor Kopi & Kurs Dolar 44 4.8 Perkembangan Produksi Kopi & Volume ... 46 4.9 Volume Ekspor Kopi Sumatera Utara Menurut... 47


(13)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Skema Prosedur Ekspor 13

3.1 Kurva Uji-t Statistik 30

3.2 Kurva Uji-f Statistik 31

3.3 Kurva D-W Statistik 33

4.5 Kurva Uji T-Statistik Terhadap X1 51

4.6 Kurva Uji T-Statistik Terhadap X2 52

4.7 Kurva Uji T-Statistik Terhadap X3 53

4.8 Kurva Uji F-Statistik 55


(14)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Judul

1 Data Variabel Harga Ekspor Kopi, Nilai Kurs Dan Jumlah Produksi Terhadap Volume Ekspor Kopi Sidikalang

2 Hasil Regresi Model Estimasi 3 Korelasi Antar Variabel

4 Grafik Perkembangan Harga Ekspor Kopi Periode Juli 2005 – Desember 2007 5 Grafik Perkembangan Nilai Kurs Periode Juli 2005 – Desember 2007

6 Grafik Total Produksi Kopi (Ton) Periode Juli 2005 – Desember 2007 7 Grafik Volume Ekspor (Ton) Periode Juli 2005 – Desember 2007

8 Volume Ekspor Sumatera Utara Menurut Negara Tujuan Utama Tahun 2003 – 2007 (Ton)


(15)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan teknologi tertentu di bidang komunikasi dan informasi telah mengakibatkan menyatunya pasar domestik dengan pasar internasional. Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang telah membuka diri untuk ikut ambil bagian dalam perdagangan internasional dan dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang sangat cepat, maka dituntut kemampuan untuk bisa ikut bersaing di dalamnya. Untuk itu diperlukan strategi pengembangan ekspor yang kuat dan tangguh yang dapat tercapai bilamana produk ekspor yang pada dasarnya ditujukan untuk menciptakan struktur ekspor yang kuat dan tangguh tersebut telah semakin beragam, penyebaran pasarnya makin luas dan pelakunya juga makin banyak. Sehingga diperlukan adanya diversifikasi baik produk, pasar maupun pelakunya.

Besarnya peluang ekspor di suatu daerah sangat membantu mobilitas daerah tersebut. Daerah Kabupaten selaku daerah otonom harus dapat meningkatkan pendapatan daerahnya. Salah satu kegiatan ekonomi peningkatan pendapatan daerah adalah kegiatan ekspor dari sektor Industri.

Kopi sidikalang, merupakan bahan minuman yang sudah tidak asing lagi. Sihitam dengan aromanya yang harum serta khasiatnya yang dapat memberikan


(16)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

rangsangan penyegaran badan, membuat ia cukup akrap dilidah dan digemari. Penggemarnya bukan saja bangsa indonesia tetapi juga berbagai bangsa di dunia.

Kabupaten Dairi terkenal dengan pengolahan kopi robusta dan arabica. Dalam kancah perkopian nasional bahkan internasional, predikat Kopi Sidikalang pernah mencapai masa keemasan. Tak heran pula bahwa kenikmatan kopi robusta itu bahkan pernah secara ekonomis mengangkat harkat masyarakat Dairi sendiri.

Perkembangan ekspor kopi sidikalang tidak terlepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung antara lain adanya kekayaan sumberdaya alam, tenaga kerja yang murah, pertumbuhan. ekonomi yang baik dan faktor pendukung lainnya.

Sedangkan faktor penghambat yaitu kopi sidikalang sebagai komoditi ekspor yang diharapkan bisa mengganti salah satu peran pendapatan daerah menghadapi masalah yang sulit. Baik karena persaingan mutu yang tajam antara sesama negara-negara produsen maupun potensi yang berlebihan dari negara-negara-negara-negara maju. Pengoplosan dengan cara mencampur bubuk kopi robusta dengan bahan lain yang mengakibatkan mutu dan rasanya berubah pula alias anjlok. Kopi juga sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga. Keitidak stabilan harga kopi ini membawa berbagai akibat terhadap produsen dan juga konsumen kopi.

Bagi petani, kopi bukan hanya sekedar minuman segar dan berkhasiat tetapi juga mempunyai arti ekonomi yang cukup penting. Sejak puluhan tahun yang lalu kopi telah menjadi sumber nafkah bagi banyak petani. Tanpa pemeliharaan yang berartipun, tanaman kopi sudah bisa memberikan hasil yang cukup lumayan untuk menambah


(17)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

penghasilan, Apalagi bila pemeliharaannya dan pengolahannya cukup baik, pasti usaha ini mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda.

Bagi Sumatera Utara, Kopi Merupakan salah satu komoditi ekspor andalan. Walaupun Jumlah dan nilai ekspor kopi relatif kecil jika dibandingkan dengan jenis komoditi lainnya. Tetapi ekspor kopi sangat besar artinya bagi perekonomian Sumatera Utara khususnya di bidang penyerapan tenaga kerja. Luas areal perkebunan kopi pada perkebunan rakyat di Sumatera Utara saat ini lebih dari 50 ribu Ha dengan jumlah produksi mencapai 50 ribu ton. Dengan nilai ekspor mencapai 90 juta US$.

Bagi Bangsa Indonesia, Kopi merupakan salah satu mata dagang yang mempunyai arti yang cukup tinggi. Tercatat pada tahun 1988 sudah mampu menghasilkan devisa sebesar $818,4 juta dan menduduki peringkat pertama di antara komoditi ekspor sub sektor perkebunan Indonesia. Sebagai negara penghasil kopi, Indonesia memiliki pangsa produksi yang baik sehingga kopi dapat menjadi salah satu kekuatan perekonomian dan sumber devisa utama, disamping subsektor lain.

Tabel 1.1. Luas Lahan Perkebunan Kopi Kabupaten Dairi Tahun 1994-2007 ( Ha)

Tahun Luas Lahan Pertumbuhan (%)

1994 18.370 -

1995 19.577 6,17

1996 19.628 0,26

1997 19.911 1,42

1998 20.110 0,99

1999 20.178 0,33

2000 19.889 -1,45

2001 19.519 -1,89

2002 18.994 -2,76

2003 22.075 13,95

2004 21.067 -4,78

2005 20.352 -3,51


(18)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

2007 20.306 3,41

Rata-rata 20.069,7 1,08

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Medan

Berdasarkan hasil uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KOPI SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI”

1.2 Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari uraian diatas, maka pokok yang menjadi perumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh harga ekspor kopi sidikalang terhadap Volume ekspor kopi sidikalang Kabupaten Dairi

2. Bagaimana pengaruh nilai kurs terhadap Volume ekspor kopi sidikalang Kabupaten Dairi

3. Bagaimana pengaruh total produksi kopi terhadap Volume ekspor kopi sidikalang Kabupaten Dairi

1.3 Hipotesa

Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang menjadi objek penelitian, yang kebenarannya masih perlu dibuktikan atau di uji melalui analisis dan evaluasi sehingga dapat dicari hubungan antara teori dengan kenyataan yang ada


(19)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

dilapangan. Berdasarkan perumusan masalah diatas maka penulis membuat hipotesa sebagai berikut :

1. Harga ekspor kopi mempunyai pengaruh positif terhadap volume ekspor kopi sidikalang

2. Nilai kurs mempunyai pengaruh positif terhadap ekspor kopi sidikalang 3. Total produksi kopi mempunyai pengaruh positif terhadap ekspor kopi

sidikalang

1.4 Tujuan dan Manfat Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga ekspor kopi Sidikalang terhadap volume ekspor kopi Sidikalang Kabupaten Dairi

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh nilai kurs terhadap volume ekspor kopi Sidikalang Kabupaten Dairi

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh total produksi kopi terhadap volume ekspor kopi Sidikalang Kabupaten Dairi

Sedangkan manfaat penelitian adalah :

1. Dapat digunakan sebagai bahan study tambahan bagi mahasiswa maupun yang lainnya.

2. Dapat menjadi masukan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis.

3. Memberikan gambaran tentang bagaimana perkembangan kegiatan ekspor kopi sidikalang di pasaran.


(20)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

4. Hasil penelitian ini menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan penulis dalam melakukan penelitian.

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Perdagangan Internasional

2.1.1. Pandangan Merkantilis Mengenai Perdagangan

Teori perdagangan internasional adalah teori-teori yang mencoba memahami mengapa sebuah negara mau melakukan kerjasama perdagangan dengan negara lain. Filsafat ekonomi yang dikenal sebagai merkantilisme (popular dari abad keenambelas sampai pertengahan abad kedelapan belas di Negara-negara seperti Inggris, Spanyol, Perancis, dan Nederland) menyatakan bahwa cara yang terpenting bagi suatu Negara untuk menjadi kaya dan berkuasa adalah mengekspor lebih banyak daripada mengimpor. Selisihnya akan diselesaikan dengan pemasukan logam-logam mulia sebagian besar emas. Semakin banyak Negara memiliki emas, semakin kaya dan semakin berkuasa Negara tersebut. Dengan demikian para merkantilisme berpendapat bahwa pemerintah seharusnya merangsang setiap ekspor dan membatasi impor. Karena tidak semua Negara dapat mempunyai surplus ekspor dalam waktu yang bersamaan dan jumlah emas yang ada pada suatu waktu adalah tetap maka suatu Negara hanya dapat memperoleh keuntungan atas pengorbanan Negara-negara lain (Dominiick, 1994).


(21)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Dalam tahun 1776, Adam Smith menerbitkan bukunya yang terkenal, An Inguiry into the Nature and Causes of The Wealth of Nation atau disingkat The Wealth of Nations, yang menyerang pandangan orang-orang merkantilis, dan sebaliknya menganjurkan perdagangan bebas sebagai suatu kebijaksanaan yang paling baik untuk Negara-negara di dunia. Smith membuktikan bahwa dengan perdagangan bebas, setiap Negara dapat berspesialisasi dalam produksi komoditi yang mempunyai keunggulan absolut (atau dapat memproduksi lebih efisien dibanding Negara-negara lain) dan mengimpor komoditi yang mengalami kerugian absolut (atau memproduksi dengan cara yang kurang efisien). Spesialisasi internasional dari faktor-faktor produksi ini akan menghasilkan pertambahan produksi dunia yang akan di pakai bersama-sama melalui perdagangan antar Negara. Dengan demikian kebutuhan suatu Negara tidak diperoleh dari pengorbanan Negara-negara lain semua Negara dapat memperolehnya secara serentak.

Teori Smith mengenai keunggulan absolut nampaknya benar, akan tetapi hanya menerangkan bagian kecil dari perdagangan internasional. Ricardolah, yang menulis 40 tahun kemudian, yang menerangkan bagian terbesar dari perdagangan dunia dengan hukum keunggulan komparatifnya.

b. David Ricardo: Keunggulan Komparatif (Comperative Advantage)

Ricardo menyatakan bahwa sekalipun suatu Negara mengalami kerugian atau ketidakunggulan (disadvantage) absolut dalam memproduksi kedua komoditi jika di bandingkan dengan Negara lain, namun perdagangan yang saling menguntungkan masih dapat berlangsung. Negara yang kurang efisien akan berspesialisasi dalam produksi ekspor pada komoditi yang mempunyai kerugian absolut lebih kecil. Dari komoditi


(22)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

inilah Negara tadi mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage). Dipihak lain, Negara tersebut sebaliknya mengimpor komoditi yang mempunyai kerugian absolut lebih besar. Dari komoditi inilah Negara tersebut mengalami kerugian komparatif. Hal ini dikenal sebagai Hukum Keunggulan Komparatif (Law of Comparative Advantage) salah satu hukum ekonomi yang paling terkenal dan masih belum dapat ditandingi.

Komoditi adalah sama dengan atau dapat diperoleh dari jumlah waktu buruh yang digunakan dalam memproduksi komoditi tersebut. Sekarang kita menolak teori nilai tenaga kerja tersebut. Dengan demikian, kita juga harus menolak penjelasan Ricardo mengenai keunggulan komparatif, akan tetapi kita tidak perlu menolak hukum keunggulan komparatif itu sendiri. Hukum keunggulan komparatif adalah sah (valid) dan dapat di jelaskan dalam pengertian biaya alternatif (opportunity cost).

c. Konsep Opportunity Cost

Teori ini menyatakan bahwa biaya dari satu komoditi adalah jumlah komoditi kedua yang harus di korbankan sehingga diperoleh faktor-faktor produksi atau sumber-sumber produksi yang memadai untuk mengahasilkan satu unit tambahan dari komoditi pertama. Perhatikan bahwa tenaga kerja/ buruh disini bukanlah satu-satunya faktor produksi dan tidak menganggap bahwa biaya atau harga komoditi dapat diperoleh dari kadar tenaga kerja, atau bahwa tenaga kerja adalah homogen. Suatu Negara yang mempunyai biaya alternatif lebih rendah untuk suatu komoditi, berarti mempunyai keunggulan komparatif dalam komoditi tersebut dan kerugian komparatif dalam komoditi lain.


(23)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Contoh: Jika untuk menghasilkan satu unit tambahan kain, Inggris terpaksa harus mengorbankan satu setengah unit gandum (untuk memperoleh sumber-sumber yang memadai supaya menghasilkan unit kain tambahan), biaya alternatif dari kain di Inggris adalah satu setengah unit gandum. Jika pada waktu yang sama, Amerika Serikat (tanpa perdagangan) harus mengorbankan 2 unit gandum untuk menghasilkan 1 unit kain lagi, maka biaya oportunitas dari 1 unit kain adalah 2 unit di Amerika Serikat. Karena biaya imbangan dari kain lebih rendah di Inggris daripada di Amerika Serikat, maka Inggris mempunyai keunggulan biaya komparatif atas Amerika Serikat dalam kain dan Amerika Serikat mempunyai keunggulan komparatif dalam gandum.

Menurut ahli ekonomi klasik dan moderen perdagangan luar negeri bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dunia yang dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan mempergunakan teknologi canggih, sehingga dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Menurut beberapa ahli ekonomi klasik peranan perdagangan luar negeri terhadap pembangunan ekonomi adalah :

1. Perdagangan luar negeri memungkinkan tercapainya tingkat konsumsi yang lebih tinggi bila suatu negara sudah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh.

2. Memperluas pasar dengan penggunaan faktor produksi seefisien mungkin, pemanfaatan sumber daya yang tersedia dan penggunaan manageman yang tepat. 3. Penggunaan teknologi yang lebih baik dari dalam negeri teknologi produksi yang

lebih baik dan mengimpor barang-barang modal baru sehingga nantinya dapat meningkatkan produktifitas.

4. Mendapatkan keuntungan mutlak maupun keuntungan komperatif.


(24)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Dalam arti luas kebijakan ekonomi internasional adalah tindakan atau

kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi arah serta bentuk dari pada perdagangan dan pembayaran internasional. Hal ini terkait dengan kebijakan fiskal dan moneter. Sedangkan dalam arti sempit adalah tindakan atau kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional (Rasyidi, 2002 : 59), instrumen kebijakan ekonomi internasional terdiri dari :

1. Kebijakan Perdagangan Internasional

Kebijakan ini mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang berjalan (current account) dari neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor dan impor barang. Kebijakan ini antara lain : tarif terhadap impor, pelarangan impor, kuota impor, subsidi, bilateral trade agreement, dan lain-lain

2. Kebijakan Pembayaran Internasional

Menyangkut tindakan pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dalam neraca pembayaran internasional seperti : exchange control, pengawasan lalu lintas jangka panjang dan lain-lain.

3. Kebijakan Bantuan Luar Negeri

Kebijakan ini terkait dengan bantuan luar negeri (grants) dan hutang (loans)

2.2. Ekspor


(25)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Menurut pasal 1 ayat 9 (BAB I) UU No.32 / 1964, eksport adalah pengiriman barang keluar indonesia dari peredaran. Keluar indonesia berarti keluar dari daerah pabean indonesia atau keluar dari wilayah yurisdiksi indonesia, (Purba, 1972 : 20)

Menurut michael P todaro (1983 : 620), eksport adalah kegiatan perdagangan internasional yang memberikan rangsangan guna menumbuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industri-industri pabrik besar, bersama dengan sruktur politik yang tidak stabil dan lembaga sosial yang fleksibel. Dengan kata lain ekspor mencerminkan aktifitas perdagangan antar bangsa yang dapat memberikan dorongan dalam dinamika pertumbuhan perdagangan internasional, sehingga suatu negara yang sedang berkembang kemungkinan untuk mencapai kemajuan perekonomian setara dengan negara-negara yang lebih maju.

Menurut G.M. Meier dan baldwin, ekspor adalah salah satu sektor perekonomian yang memegang peranan penting melalui perluasan pasar antara beberapa negara dimana perluasan dalam sektor industri, sehingga mendorong dalam industri lain, selanjutnya mendorong sektor lainnya dari perekonomian (Baldwin, 1965 : 313 )

Ada beberapa faktor faktor yang mempengruhi pengiriman barang ke luar negeri (ekspor) yaitu :

1. Harga Internasional

Makin besar selisih antara harga dipasar internasional dengan domestik akan menyebabkan jumlah komoditi yang akan di ekspor menjadi bertambah 2. Nilai Tukar Uang (Exchange Rate)

Makin tinggi nilai tukar uang suatu negara (mengalami apresiasi) maka harga ekspor negara itu dipasar internasional menjadi mahal. Sebaliknya, makin


(26)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

rendah nilai mata uang suatu negara (Mengalami Depresi) harga ekspor negara itu di pasar internasional menjadi lebih rendah.

3. Quota Ekspor – Impor

Yakni kebijaksanaan perdagangan internasional berupa kwantitas (Jumlah) barang

4. Kebijakan Tarif dan Non Tarif

Kebijaksanaan tarif adalah untuk menjaga harga produk dalam negeri dalam tingkat tertentu yang dianggap mampu atau dapat mendorong pengembangan komoditi tersebut.

2.2.2. Prosedur Ekspor

Menurut lembaga pendidikan kejuruan Indonesia Zulkarnaen Dzamin (Dzamin,1993 : 102) dalam melakukan pemsaran ekspor dapat di tempuh dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut :

1. Ekspor Biasa

Dalam hal ini barang-barang dikirim keluar negeri sesuai dengan peraturan umum yang berlaku yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri untuk memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah di abaikan dengan importir di luar negeri.

2. Barter

Barter adalah pengiriman barang-barang keluar negeri untuk di tukar langsung dengan barang-barang yang di butuhkan di dalam negeri. Dalam hal ini berarti yang mengirimkan barang tidak menerima pembayaran dalam uang asing tetapi


(27)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

dalam bentuk barang. Barang dapat dijual di dalam negeri untuk mendapatkan kembali pembayarannya dalam mata uang rupiah.

3. Konsinyasi (Consignment)

Konsinyasi adalah pengiriman barang-barang keluar negeri untuk dijual sedangkan hasil penjualannya di perlukan sama dengan hasil ekspor biasa. Dalam hal ini barang-barang akan dikirim keluar negeri bukan untuk ditukarkan dengan barang atau untuk memenuhi transaksi, melainkan dijual di pasar bebas atau diikut sertakan dalam lelang (comodities Excahange)

Adapun prosedur ekspor menurut Zulkarnain Djamin (Djamin, 1993:105) akan di gambarkan dalam skema sebagai berikut :


(28)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Keterangan :

1. Eksportir menerima order (pesanan) dari buyer diluar negeri (B-A).

2. Buyer membuka L/C melalui Opening Bank-Cara Bank-Eksportir (B-C-D-A) 3. Eksportir menempatkan pesanan kepada leveransir / pemilik barang /

produsen (A-B)

4. Eksportir menyelesaikan semua formalitas ekspor dengan semua instansi ekspor yang berwenang (A-G)

5. Eksportir memesan ruangan kapal (booking) dan mengeluarkan shipping order pada dek pelabuhan (A-F) dan mengurus B/L

6. Menyiapkan faktur-faktur dan dokumen dan pengapalan lainnya 7. Menentukan asuransi laut dengan mask. Asuransi (A-H)

8. Menyusun konsular invoice / dengan trade counceler kedutaan negara importir (A-I)

2.2.3. Peranan dan Manfaat Ekspor

Ekspor adalah salah satu sektor yang memegang peranan penting melalui perluasan pasar antara beberapa daerah dalam sektor industri, sehingga mendorong pengembangan industri lainnya (Baldwin, 1965). Dari defenisi diatas dapat dilihat peranan sektor ekspor adalah :

a. Pasar di seberang lautan memperluas pasar bagi barang-barang tertentu. Sebagai mana ditekankan oleh para ahli ekonomi klasik, suatu industri dapat


(29)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

tumbuh dengan cepat jika industri itu dapat menjual hasilnya di seberang lautan daripada hanya di pasar dalam negeri yang lebih sempit.

b. Ekspor menciptakan permintaan efektif yang baru, akibatnya permintaan akan barang-barang di pasar dalam negeri meningkat. Terjadinya persaingan mendorong industri-industri dalam negeri mencari inovasi yang ditujukan untuk menaikkan produktifitas.

c. Perluasan kegiatan ekspor mempermudah pembangunan karena industri tertentu tumbuh tanpa membutuhkan investasi dalam kapital sosial. Banyak yang dibutuhkan seandainya barang-barang itu akan dijual di dalam negeri misalnya karena sempitnya pasar dalam negeri akibat tingkat pendapatan rill yang rendah atau hubungan transportasi yang belum memadai.

Dengan demikian, selain menanam peningkatan produksi barang untuk dikirim keluar negeri, ekspor juga menambah permintaan dalam negeri, sehingga secara langsung ekspor memperkuat Output industri-industri itu sendiri, dan secara tidak langsung permintaan permintaan luar negeri mempengaruhi industri untuk menggunakan faktor produksinya, misalnya modal dan juga menggunakan metode-metode produksi yang lebih murah dan efisien sehingga harga dan mutu dapat bersaing di pasar perdagangan internasional.

2.2.4. Strategi Pemasaran Ekspor

Menurut Earl S. Fullbrook (Fullbrook, 1993:105), yang dimaksud dengan pemasaran adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pengusaha dalam menyampaikan suatu komoditi maupun jasa dari produsen kepada konsumen.


(30)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Dengan bertitik tolak dari defenisi pemasaran tersebut, dapat diambil kesimpulan adanya 3 fungsi atau tugas yang perlu dilakukan dalam kegiatan pemasaran, yaitu pengadaan, transportasi, dan penentuan konsumen atau pasar sasaran.

Dalam menyusun strategi ekspor perlu diperhatikan empat hal, yaitu:

1. Perusahaan yang melakukan ekspor harus punya kapasitas produksi yang memadai untuk ekspor. Hal ini termasuk pula kapasitas untuk mengirimkan produk tepat dalam waktunya.

2. Sebaiknya perusahaan sudah menjalin kerja sama dengan Departemen Perdagangan serta Kamar Dagang setempat, termasuk dengan bank dan perusahaan angkutan baik udara, laut, dan darat.

3. Perusahaan perlu jeli untuk memilih pasar dan segmen pasar. Lebih baik untuk bertumpu pada sedikit pasar tapi potensial, dibanding dengan menguasai banyak pasar tapi kalah bersaing.

Contoh, Bimoli berusaha memasarkan produknya ke Timor Tengah dengan label ”Halal”.

4. Perusahaan perlu memiliki teknik-teknik yang tepat untuk pemasaran produknya, termasuk memilih distributor, pedagang eceran dan agen-agen penjualan lainnya.

2.3. Penawaran

Penawaran ialah hubungan yang lengkap antara penjualan yang diinginkan dan harga-harga alternatif yang mungkin terjadi dari komoditi yang bersangkutan. Penawaran (supply) menunjukkan seluruh hubungan antara jumlah suatu komoditi yang


(31)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

ditawarkan dan harga komoditi tersebut, cateris paribus. Biasanya penawaran fleksibel artinya jika harga tinggi maka jumlah yang ditawarkan bertambah dan jika harga rendah jumlah yang ditawarkan berkurang (Kadariah, 1994).

Suatau hipotesa ekonomi dasar adalah bahwa bagi banyak komoditi, makin tinggi harga suatu komoditi maka makin banyak jumlah yang ditawarkan cateris paribus. Sebabnya adalah karena keuntungan yang dapat diperoleh dari produksi suatu komoditi akan naik jika harga komoditi tersebut naik sedang biaya-biaya untuk input yang dipakai untuk menghasilkan tetap. Karena tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan maka perusahaan akan menaikkan produksi komoditi yang harganya naik dan mengurangi produksi komoditi lainnya.

Jumlah yang ditawarkan adalah jumlah komoditi yang diinginkan perusahaan-perusahaan untuk menjualnya dalam jangka waktu tertentu. Jumlah yang ditawarkan tidak sama dengan jumlah yang berhasil mereka jual. Jumlah yang terjual adalah jumlah yang benar-benar terjual menunjukkan jumlah yang mereka berhasil menjualnya. Jumlah yang ditawarkan adalah sutu arus, artinya sekian perunit waktu. Semakin banyak jumlah produksi semakin banyak jumlah yang ditawarkan (Kadariah, 1994)

2.3.1. Selera Konsumen

Yang dimaksud dengan konsumen adalah mereka yang membutuhkan, menginginkan, dan mampu membeli komoditi yang ditawarkan. Bila kita ingin komoditi kita dibeli oleh konsumen, maka ketiga unsur yang vital itu yaitu kebutuhan, keinginan, dan daya beli dari konsumen yang menjadi sasaran perlu mendapat perhatian utama. Tanpa memperhatikan ketiga hal itu, jangan harap konsumen akan berminat terhadap komoditi yang kita tawarkan.


(32)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Ada berbagai faktor psikologis dan ekonomis yang perlu kita perhatikan dalam mengkaji selera konsumen. Kalau dikaji lebih mendalam, dapat disimpulkan bahwa ada 4 faktor yang mendorong orang untuk membeli suatu komoditi yaitu:

1. Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 2. Memenuhi keinginan pribadi.

3. Terpengaruh lingkungan dan rangsangan promosi. 4. Kemampuan daya beli.

Dari keempat faktor diatas, ada dua hal yang perlu kita kaji lebih mendalam. Pertama, bagaimana pemahaman antara kebutuhan dan keinginan. Kedua, pengaruh kemampuan daya beli terhadap pemenuhan kebutuhan dan keinginan.

2.4. Deskripsi Tanaman Kopi

2.4.1. Gambaran Umum Tanaman Kopi

Kopi adalah sejenis dari biji Famili Rubiaceae. Genus kopi ini memiliki sekitar 100 spesies, namun dari 100 spesies itu hanya 2 jenis yang memiliki nilai ekonomis, yaitu Robusta dan Arabika. Tanaman kopi umumnya berasal dari benua afrika yang termasuk famili rabiaceae dan jenis kelamin coffea. Kopi bukan produk homogen. Ada banyak varietes dan beberapa cara pengolahannya. Diseluruh dunia kini terdapat sekitar 4500 jenis kopi yang dapat dibagi dalam 4 kelompok besar yakni :

1. Coffea Canephora, yang salah satu jenis varietesnya menghasilkan kopi dagang robusta.


(33)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

2. Coffea Arabica menghasilkan kopi dagang Arabica 3. Coffea Excelsa menghasilkan kopi dagang Excelsa 4. Coffea Liberica menghasilkan kopi dagang Liberica

Dari segi produksi yang paling menonjol dalam kwalitas dan kwantitas adalah jenis arabica. Andilnya dalam pasokan dunia tak kurang dari 70%, jenis robusta yang mutunya dibawah arabica mengambil bagian 24% produksi dunia. Sedangkan Liberica dan Ekcelsia masing-masing 3%. Arabica dianggap lebih baik dari pada robusta karna rasanya lebih enak dan jumlah kafeinnya lebih rendah. Maka arabika lebih mahal dari pada robusta

Berbeda dengan penghasil kopi lainnya, coffea arabika telah diganti dengan coffea canephoke vak robusta. Ini disebabkan karena timbulnya penyakit daun kopi (Hemileia Vastatrix) yang menghancurkan coffea arabica. Maka penanamannya di dataran rendah tidak dimungkinkan lagi. Jadi hannya beberapa kebun di dataran tinggi jenis ini masih terdapat di Indonesia.

Kopi mempunyai rasa pahit-pahit sedap menyegarkan karena kandungan zat kafein itu kurang lebih sebagai berikut : Kafeina 1% sampai 25%, minyak astiri 10% sampai 16%, asam clorogen 6% sampai 10%, Zat gula 4% sampai 12%, selulosa 22% sampai 27%. Selain kopi digunakan sebagai minuman kenikmatan, juga dibutuhkan untuk penyedap berbagai makanan, dari mulai tarmoka atau kue hingga es buah serta eskrim moka, yang terkenal dan disukai masyarakat. Itulah sebabnya komoditi kopi dalam dunia perdagangan internasional digolongkan kedalam komoditi ”Pangan Kenikmatan” (Spillane, 1990).


(34)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Pada tahun 2005, produksi kopi diperkirakan hanya meningkat sekitar 1,1% sehingga pada tahun 2005 produksi diproyeksikan mencapai 6,583 juta ton. Satu jenis kopi yang tidak biasa dan sangat mahal harganya adalah sejenis robusta di Indonesia dinamakan pencernaanya memberikan rasa yang unik. Harga kopi pada beberapa tahun sebelumnya yang sangat rendah, diperkirakan meningkat lebih pesat sebagai akibat harga kopi yang mulai membaik. Kenaikan harga tersebut diharapkan meningkatkan penggunaan input dan pemeliharaan tanaman serat yang merangsang adanya investasi.

Amerika Latin yang memproduksi sekitar 65% kopi dunia diproyeksikan meningkatkan produksinya dengan laju sekitar 0,9% per tahun pada tahun 2005. Brazil sebagai produsen utama kopi dunia diproyeksikan mengalami peningkatan produksi sekitar 0,7% per tahun untuk tahun 2005. Laju penigkatan produksi yang relatif lamban tersebut diduga disebabkan oleh harga kopi yang sangat rendah pada beberapa tahun sebelumnya. Penurunan harga tersebut direspon dengan penurunan penggunaan input dan tenaga kerja serta konversi tanaman kopi dengan tanaman lainya untuk daerah-daerah yang marginal. Tingkat konsumsi kopi dunia antara negara produsen dan konsumen sangat berbeda, bahkan Columbia diperkirakan mengalami penurunan produksi sebagai akibat kenaikan upah buruh yang cukup tinggi (Spillane, 1990).

Sebagai komoditas andalan perkebunan dimasa yang akan datang pengembangan kopi di Indonesia penting mengingat beberapa keunggulan yang masih ada. Kebijakan agribisnis perkebunan di bidang perkopian adalah sebagai berikut:


(35)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktifitas tanaman serta mutu hasil kopi secara bertahap, baik yang dihasilkan oleh petani perkebunan maupun perkebunan besar. Penerapan kebijakan peningkatan produktifitas dan mutu kopi di tempuh antara lain melalui :

a. Rehabilitasi kopi rakyat dengan klon unggul dan intensifikasi yang didukung dengan pembinaan mutu di tingkat petani.

b. Konservasi tanaman kopi jenis robusta dengan arabika dan perluasan kopi arabika secara bertahap sehingga mencapai perbandingan 80% : 20%

a. Sosialisasi tehnik budidaya kopi sesuai dengan anjuran balai penelitian kopi dan kakao kepada petani

b. Fasilitasi dalam pengadaan sarana produksi, pengembangan pilot proyek kopi spesiality dan organik (NAD, Sumut, Jatim, Sulsel, Bali, NTB, NTT dan Papua) c. Pengembangan perkebunan kopi Robusta pola konservasi

bekerjasama dengan dinas perkebunan daerah.

d. Pengembangan kopi berkelanjutan (substainable) didalamnya termasuk kopi organik

e. Gerakan peningkatan produksi 5% per tahun dan pemerintah menyediakan bibit benih di setiap daerah

f. Akselerasi peningkatan produksi dan produktifitas kopi disertai dengan kegiatan evaluasi untuk existing area yang


(36)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

secara kultur tknis tidak cocok untuk tanaman kopi terutama untuk tanah dengan kondisi S3.

2.5. Harga Ekspor

2.5.1. Pengaruh Harga Ekspor Terhadap Volume Ekspor

Menurut Papos dan Mark Hitschey (1995:95) permintaan adalah jumlah barang dan konsumen selama periode tertentu berdasarkan kondisi tertentu. Dalam membahas permintaan suatu barang tidak terlepas dari mempelajari tingkah laku konsumen, dimana seorang konsumen senantiasa ingin memaksimalkan kepuasan. Dengan demikian di pasar ada dua kekuatan yaitu produsen dan konsumen. Proses selanjutnya melalui mekanisme pasar yaitu tarik menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran di peroleh harga dan kuantitas yang di sepakati. Dari sinilah analisa permintaan sangat penting dalam mengambil keputusan oleh produsen / pengusaha.

Menurut Papos dan Mark Hitschey (1995 : 97) fungsi dari permitaan adalah hubungan antara jumlah barang yang diminta (Q) dan variabl-variabel yang mempengaruhinya, sedangkan kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang di minta dan harga barang yang diminta. Sehingga model matematis fungsi permintaan secara sederhana adalah sebagai berikut :

Qx = F(Px) atau Qx = a- Px

Dengan asumsi varibel-variabel lain dianggap tetap (cateris paribus), dengan demikian di asumsikan bahwa permintaan terhadap suatu barang hanya di pengaruhi oleh harga barang tersebut. Variabel yang mempengaruhi suatu permintaan barang antara lain:


(37)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

1. Harga barang yang di minta (The Price of Goods. X = Px)

Permintaan merupakan fungsi dari harga suatu barang. Apabila harga suatu barang itu naik, maka permintaan akan turun. Sebaliknya apabila harga barang turun permintaan akan naik.

2. Harga barang lain ( The Price Of Relatid goods or service = Pr) Dengan kondisi :

g. Hubungan barang substitusi. Pengaruh harga barang substitusi terhadap barang tersebut adalah bahwa apabila ada kenaikan harga barang pokok, maka permintaan terhadap barang substiusi naik. Hal ini disebabkan harga barang substitusi lebih mahal dibanding harga barang pokok.

h. Hubungan barang komplementer. Apabila harga barang komplementer naik, sehingga berakibat permintaan terhadap pokok juga naik.

3. Fakor-faktor lain.

Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan permintaan suatu barang antara lain adalah faktor eksternal (peraturan pemerintah, kondisi ekonomi suatu negara / daerah dan lain-lain)

Dari faktor diatas maka permintaan suatu barang / jasa dapat dirumuskan sebagai berikut :

Odx = F(Px,Pr,O) Dimana :


(38)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Odx adalah kuantitas permintaan barang / jasa Px adalah harga dari barang / jasa X

Pr adalah harga dari barang lain yang berkaitan O adalah faktor-faktor spesifik lain

Dari indikasi di atas dapat dijelaskan bahwa permintaan terhadap suatu barang sangat di pengaruhi oleh suatu variabel. Masing-masing variabel akan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap permintaan konsumen, harga barang / jasa. Variabel harga produk akan mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan konsumen. Suatu masyarakat dengan pendapatan per kapita rendah mempunyai daya beli yang rendah pula. Dalam membelanjakan uangnya mereka akan memberikan prioritas pada pemenuhan kebutuhan. Harga barang lain (substitusi) akan mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan konsumen.

2.6. Nilai Tukar ( Kurs )

2.6.1. Pengertian Nilai Tukar (Kurs)

Dalam perdagangan internasional pertukaran antara suatu mata uang dengan mata uang lainnya menjadi hal yang terpenting untuk mempermudah proses transaksi jual beli barang dan jasa. Dari pertukaran ini terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Kurs adalah harga mata uang domestik terhadap mata uang asing di hitung berdasarkan rata-rata tertimbang. Nilai tukar rill dari negara mitra dagang indonesia, rupiah indonesia digunakan sebagai proyeksi dari nilai tukar negara mitra dagang indonesia (syarif,2003:4)


(39)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Menurut sartono (1995:105), Nilai tukar (kurs) adalah harga suatu mata uang relatif terhadap mata uang lainnya. Nilai tukar diartikan sebagai titik keseimbangan antara penawaran dan permintaan dari suatu mata uang di pasar mata uang. Perdagangan luar negeri baik eksport maupun import secara langsung akan menggunakan nialai tukar (Kurs). Perubahan nilai kurs akan mempengaruhi tingkat kompetensi produk eksport di pasar internasional. (Riedel, 1988)

Kurs merupakan salah satu harga terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang sedemikian besar bagi transaksi berjalan maupun terhadap variabel-variabel ekonomi lainnya. Kurs juga memainkan peranan sentral dalam perdagangan internasional. Kurs dapat berubah secara mendadak sesuai dengan berita-berita atau bahkan desas-desus yang sering kali tidak jelas asal-usulnya yang beredar mengenai nilai mata uang tersebut dimasa yang akan datang.

Dalam mekanisme pasar, Kurs dari suatu mata uang akan mengalami fluktuasi yang berdampak langsung pada harga barang-barang ekspor dan impor (Dominic, 1997:2004). Perubahan yang dimaksud adalah :

1. Apresiasi, yaitu peristiwa menguatnya nilai tukar mata uang secara otomatis akibat bekerjanya kekuatan-kekeuatan penawaran dan permintaan atas mata uang yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas. Sebagai akibat dari perubahan kurs ini adalah harga produk negara itu bagi pihak luar negeri makin mahal. Sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih murah.

2. Depresiasi, yaitu peristiwa penurunan nilai tukar mata uang secara otomatis akibat bekerjanya kekuatan penawaran dan permintaan atas mata uang yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas, sebagai akibat perubahan kurs ini


(40)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

produk negara itu bagi pihak luar negeri menjadi murah, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi mahal.

2.6.2. Pasar Valuta Asing

Keseimbangan nilai tukar pada dasarnya mempunyai fungsi ganda, pertama yaitu mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran yang akhirnya bermuara kepada tingkat kecukupan cadangan devisa yang dikelola oleh Bank Indonesia. Sedangkan fungsi kedua adalah menjaga kestabilan pasar domestik.

Kurs ditentukan oleh interaksi antara berbagai rumah tangga, perusahaan dan lembaga-lembaga keuangan yang membeli dan menjual valuta asing guna keperluan pembayaran internasional. Pasar yang memperdagangkan mata uang internasional di sebut dengan pasar valuta asing (Foreign exchange market) dengan kata lain, pasar valuta asing adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual dari berbagai mata uang asing (Krugman dan Obtfeld 1992:231)


(41)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi sidikalang yang lebih di fokuskan kepada perkembangan ekspor kopi sidikalang selama kurun waktu Juli 2005 – Desember 2007 (30 Bulan)


(42)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

3.2. Jenis Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data time series yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka. Penulis juga menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pencatatan berupa data time series yaitu Juli 2005 – Desember 2007, yang diperoleh dari Bank Indonesia Medan, Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi dan agen-agen besar Perusahaan eksportir Kopi yang ada di sidikalang Kabupaten Dairi.

3.3. Pengolahan Data

Penulis menggunakan program komputer E-Views 4.1 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.

3.4. Model Analisis Data

Model analisis yang di gunakan di mulai dengan pembentukan model matematis yaitu suatu pernyataan hubungan matematis yang digunakan dalam menentukan hubungan yang berlaku diantara Total Produksi Kopi, Harga Ekspor Kopi dan Nilai Kurs terhadap Volume Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi.

Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan alat analisa ekonometrika yaitu meregresikan variabel-variabel yang ada dengan Ordinary Least Square (OLS). Data-data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik.

Variabel independen yang mempunyai variabel dependen dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut :

Y= F (X1, X2, X3 ...(1) Dengan spesifikasi model sebagai berikut :


(43)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Y = + 1X1 + 2X2 + 3X3 +µ ...(2) Dimana :

Y = Volume Ekspor Kopi Sidikalang (Ton) = Intercept

1, 2, 3 = Koefisien Regresi

X1 = Harga Ekspor Kopi Sidikalang (US$/Ton)

X2 = Kurs (Rp)

X3 = Total Produksi Kopi(Ton)

µ = Term Of Eror

Bentuk hipotesanya adalah sebagai berikut :

Artinya jika terjadi kenaikan pada X1 (Harga Ekspor) (Total Produksi Kopi), Maka Y (Volume Ekspor Kopi Sidikalang) akan mengalami kenaikan, cateris paribus.

Artinya jika terjadi kenaikan X2 (Kurs), maka Y (Volume Ekspor Kopi Sidikalang) akan mengalami kenaikan, cateris paribus.

Artinya jika terjadi kenaikan X3 (Total Produksi Kopi) maka Y (Volume Ekspor Kopi Sidikalang) akan mengalami kenaikan, cateris paribus.

3.5. Test Goodness Of Fit ( Uji Kesesuaian ) 3.5.1. Koefisien Determinasi (R-Square)

Y

∂X

2

> 0

> 0

Y

∂X

3

Y


(44)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Ha diterima Ha diterima

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independent secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen.

3.5.2. Uji t- Statistik

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependen variabel. Dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 : bi = b Ha : bi ≠ b

Bila nilai t-hitung < t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan tertentu. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :

T- Hitung =

Sb (bi) = Simpangan baku dari variabel independen ke-i (bi-b)

Se (bi) Dimana :

(bi) = Koefisien Variabel b = Nilai Hipotesis Nol


(45)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Ho diterima Gambar 3.1

Kurva Uji t-statistik

3.5.3. Uji F-statistik

Uji F-statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :

Ho : 1 = 2 ... bk = 0 (tidak ada pengaruh) Ha : 1 ≠ 2 ...bk ≠ 0 (ada pengaruh)

Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Jika F hitung < F-tabel maka Ho dierima, yang berarti variabel independen secara bersama sama mempengaruhi variabel dependen.

Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut : R2/k- 1

(l -R2 )/(n-k)

Dimana : R2 = Koefisien Determinasi

K = Jumlah variabel independen ditambah intercept dari suatu Persamaan

n = Jumlah sampel


(46)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

3.6. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.6.1. Multikolinerity

Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi, apakah terdapat korelasi variabel independen diantara satu sama lain. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi variabel independen satu sama lain dapat dilihat dari nilai R-square, Fhitung, t-hitung, serta standart error. Adanya multikolinearity ditandai dengan Standart error tidak terhingga

d. Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada @ 5%, @10% e. Terjadi perubahan tanda yang tidak sesuai dengan teori

f. R2 sangat tinggi

3.6.2. Auto Korelasi


(47)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

P=0

2 dl

0 du 4-dl

inconclusive

Autokorelasi (-) Autokorelasi (+)

Gambar 3.3 Kurva D-W Statistik

4 4-du

Ho diterima (tidak autokorelasi)

P=1 P=-1

Dikatakan bahwa Error term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila : Variabel (ei.ej) ≠ 0 untuk I≠ j, dalam hal ini dapat dikatakan memiliki masalah autokorelasi. Adapun cara yang digunakan untuk mengetahui keberadaan autokorelasi, yaitu :

1. Dengan Durbin-watson (Uji D-W Test)

Uji Durbin-Watson (Uji D-W) digunakan untuk mengetahui apakah didalam model yang digunakan terdapat autocorelasi diantara variabel-variabel yang diamati. Uji Durbin -Watson dirumuskan sebagai berikut :

D-hit =

(et-(et-l ))2 e2t Dengan hipotesis sebagai berikut :

Ho : p = 0, artinya tidak ada autokorelasi Ha : p ≠ 0, artinya ada autokorelasi

Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis di dan du dalam tabel distribusi durbin - watson untuk berbagai nilai. Hipotesisi yang dgunakan adalah :


(48)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Dimana :

Ho : tidak ada autokorelasi

dw<di : tolak Ho (ada korelasi positif ) dw>4-dl : tolak Ho (ada korelasi negatif) du<dw<4-du : terima Ho (tidak ada autokorelasi) dl<dw<du : pengujian tidak dapat disimpulkan (4-du)≤dw<(4-dl) : pengujian tidak bisa disimpulkan

3.7. Defenisi Operasional

1. Eksport Kopi Sidikalang adalah total volume Ekspor Kopi Sidikalang yang diukur dalam ton.

2. Harga ekspor kopi adalah harga kopi per ton dipasar internasional yang dinyatakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (US$).

3. Kurs adalah perbandingan antara mata uang dalam negeri (rupiah dengan mata uang asing (US$).

4. Total produksi Kopi adalah jumlah keseluruhan Kopi yang dihasilkan oleh produsen yang akan di konsumsi di dalam negeri dan untuk di eksport keluar negeri yang di ukur dalam satuan ton.


(49)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Daerah Penelitian 4.1.1. Geografi

Kabupaten Dairi sebelumnya masuk dalam Keresidenan Tapanuli. Kabupaten Dairi yang juga disebut sebagai Tanah Pakpak-Pakpak adalah salah satu dari Kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara yang berhawa sejuk. Daerah yang berjarak sekitar 110 kilometer di sebelah barat daya Kota Medan ini terletak di sebelah barat laut provinsi Sumatera Utara. Kondisi alam yang lebih dikenal sebagai negeri seribu bukit


(50)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

dan gunung ini berada pada garis 98000 - 98038 Bujur Timur (BT) dan 2015 – 3010 Lintang Utara (LU). Dengan Perbatasan kabupaten adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan : Kabupaten Aceh Tenggara dan Kab. Karo Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Tobasa

Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Phakpak Bharat Sebelah Barat berbatasan dengan : Kabupaten Aceh Selatan

Kabupaten Dairi termasuk daerah dataran tinggi dengan letak antara 700-1600 m di atas permukaan laut. Topograpi daerah ini bervariasi dan pada umumnya didapati gunung-gunung dan bukit-bukit, dan kemiringannya juga bervariasi sehingga terjadi iklim hujan tropis.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003, Kabupaten Dairi mengalami pemekaran menjadi Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat.

Kabupaten Dairi secara administrasi di bagi dalam 15 kecamatan. Perincian mengenai luas wilayah Kabupaten Dairi dapat dilihat tabel berikut :

Tabel 4.1 Luas Kabupaten Dairi tahun 2007

No Kecamatan Luas (Km2)

1 Sidikalang 70,69

2 Sitinjo 39,48

3 Brampu 39,45

4 Parbuluan 235,40

5 Sumbul 192,58

6 Silalahi Sabungan 75,62


(51)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Sumber : Badan Pusat Statitik Sumatera Utara

4.1.2. Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Dairi pada tahun 2007 adalah 267,629 jiwa. Dengan perincian jumlah laki-laki 133.426 jiwa dan perempuan 134.203 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 99.42 persen. Dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kabupaten Dairi tahun 2007 sebesar 0.02% (terjadi penurunan dibanding tahun 2000 sebesar 0,11%). Untuk mengetahui jumlah penduduk di tiap kecamatan dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Dairi per Kecamatan Tahun 2007

Kecamatan Penduduk Kepadatan Penduduk

Sidikalang 44.004 622

Sitinjo 8.928 233

Berampu 7.723 196

Parbuluan 18.064 77

7 Silima Pungga Pungga 83,40

8 Lae Parira 61,00

9 Siempat Nempu 59,35

10 Siempat Nempu Hulu 93,93

11 Siempat Nempu Hilir 105,12

12 Tigalingga 197,,00

13 Gunung Sitember 77,00

14 Pegagan Hilir 158,40

15 Tanah Pinem 439,40


(52)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Sumbul 36.807 191

Silahisabungan 4.587 61

Silima Pungga-pungga 14.532 174

Laeparira 14.800 243

Siempat Nempu 20.260 341

Siempat nempu hulu 19.333 206

Siempat nempu Hilir 11.863 113

Tigalingga 22.388 114

Gunung Sitember 9.318 121

Pegagan Hilir 15.045 95

Tanah pinem 19.977 45

Jumlah 267.625 139

Sumber : Badan Pusat Statitik Sumatera Utara

Dari tabel dapat dilihat penduduk terbanyak berada di Kecamatan Sidikalang dan Sumbul setelah kecamatan ini dimekarkan menjadi 2 yaitu kecamatan Silahisabungan masing-masing sebesar 16,44% dan 13.75%, sedangkan penduduk terkecil berada di kecamatan Silahisabungan dan Berampu masing-masing 1.71% dan 2.89%. kedua kecamatan dengan penduduk terkecil tersebut merupakan kecamatan pemekaran yang baru defenitif beroperasi tahun 2005 dan awal tahun 2003.

Ditinjau dari sudut kelompok umur penduduk Kababupaten Dairi tergolong dalam penduduk muda karena penduduk usia 0-14 tahun masih sebanyak 39.96%. Dimana 41.24% untuk penduduk laki-laki dan 38.69% untuk penduduk perempuan. Untuk melihat penduduk Kabupaten Dairi berdasarkan kelompok umur disajikan dalam tabel berikut :


(53)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Kel. Umur Laki-laki Perempuan Lk + Pr

0- 4 18.024 17.029 35.053

5- 9 18.025 17.285 35.539

10-14 18.025 17.285 35.539

15-19 14.846 14.124 28.970

20-24 10.015 8.815 18.200

25-29 8.398 7910 16.308

30-34 8.244 8.501 16.745

35-39 7.806 8.323 16.129

40-45 7.330 8.472 15.802

45-49 6.318 7.031 13.349

50-54 4.950 5.675 10.625

55-59 3.168 3.782 6.950

60-64 2.948 3.718 6.666

65-69 1.680 2.469 4.151

70-74 1.374 2.052 3.426

75+ 1.319 2.043 3.362

Total 133.426 134.203 267.629

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

Dari tabel dapat dilihat bahwa persentase penduduk usia muda tersebut merupakan beban yang sangat berarti bagi penduduk usia produktif (15-64) tahun yang berjumlah 149.744 jiwa (55.95%)

4.1.3. Pendidikan

Dalam upaya meningkatkan kwaliatas sumber daya manusia bertitik tolak pada upaya pembangunan pendidikan, sebagian besar penduduk di Kabupaten Dairi telah mengenyam pendidikan hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(54)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 4.4 : Tingkat Pendidikan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007

Tingkat Pendidikan Laki-laki (%) Perempuan (%) %lk + Pr

Tidak / Belum Pernah Sekolah 0.18 2.41 1.29

Tidak/Belum tamat SD/TK 22.29 26.50 24.28

SD 30.32 32.70 31.50

SLTA / Umum 12.20 6.76 9.49

SMA/Kejuruan 3.26 3.17 3.22

Diploma I dan II 0.76 1.29 1.02

Diploma III 0.28 0.18 0.54

D-IV Dan S1 0.69 0.28 0.49

Jumlah 100 100 100

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

Dari data diatas dapat dilihat bahwa secara umum masyarakat Kabupaten Dairi telah mengenyam pendidikan dari 276.459 jiwa penduduk 98,71% jiwa diantaranya telah mengenyam pendidikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi artinya masyarakat telah menyadari arti pentingnya pendidikan dan terjalin kerjasama dari semua pihak dalam meningkatkan kwalitas masyarakat. Masyarakat Kabupaten Dairi lebih banyak berpendidikan yaitu SLTP sebanyak 28.06% dan yang menamatkan SLTA sebanyak 9.49% dan perguruan tinggi sebanyak 2.05%.

4.1.4. Ketenaga Kerjaan

Ketenaga kerjaan merupakan aspek yang mendasar dalam kehidupan manusia karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Kegiatan penduduk tercermin dari lapangan pekerjaan yang dilakukan sebagian besar penduduk Kabupaten Dairi yang


(55)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

berkecimpung dalam bidang pertanian. Untuk mengetahui komposisi penduduk menurut lapangan pekerjaan, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2007

No Sektor Lapangan Usaha Jumlah Persentase

1 Pertanian 110.97 89.27

2 Pertambangan dan Penggalian 125 0.10

3 Industri Pengolahan 487 0.39

4 Listrik, Gas dan air bersih 299 0.17

5 Bangunan 387 0.24

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5.489 4.41

7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.971 1.58

8 Keuangan, Jasa Perusahan 112 0.09

9 Jasa-jasa lainnya 4.467 3.53

10 Jumlah 124.308 100

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

4.1.5. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

Sektor ini mencakup sub sektor tanaman bahan makanan (tabama), tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan. Dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 sektor pertanian merupakan andalan kabupaten dairi dalam penciptaan PDRB, pada tahun 2005 sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 67,81 persen dan pada tahun 2006 menurun menjadi 656,27 persen. Sub sektor tanaman bahan makanan sebagai penyumbang


(56)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

terbesar terhadap sektor pertanian memperlihatkan penurunan perananya terhadap PDRB, yakini sebesar 43,84 % tahun 2005 menjadi 41,08% pada tahun 2007.

Tabel 4.6 Kontribusi peyumbang terbesar sub sektor

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

4.2. Perkembangan Kopi Sumatera Utara

4.2.1. Permasalahan Ekspor Kopi Smatera Utara

Walaupun kopi telah lama menjadi salah satu komoditi andalan ekspor, akan tetapi masih ada saja kendala-kendala yang dihadapi dalam perdagangan. Kendala-kendala yang dimaksud yaitu :

1. Harga kopi robusta indonesia baik dalam negeri maupun luar negeri masih dipandang relatif mahal. Selanjutnya kopi robusta indonesia yang di ekspor

Sektor 2002 2004 2005 2006 2007

Pertanian 72,36 71,06 69,84 67,81 65,27

Tanaman Bahan Makanan 49,20 47,27 45,88 43,84 41,08 Tanaman Bahan Perkebunan 15,66 6.08 16,49 16,70 17,12 Peternakan dan hasilnya 3,77 3,77 3,77 3,77 3,81

Kehutanan 3,33 3,54 3,30 3,11 2,90

Perikanan 0,39 0,40 0,39 0,39 0,39

Non Pertanian 27,64 28,94 32,19 32,19 29,91


(57)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

dikenakan potongan harga yang relatif besar disebabkan mutunya tidak mencapai syarat-syarat mutu yang dikehendaki konsumen.

2. Mutu hasil produksi masih relatif rendah persaingan yang keras dan berat sesama produsen kopi dunia dalam bentuk persaingan mutu harga, promosi dan pelayanan.

3. Berbagai bentuk proteksi dan diskriminasi dari negara-negara industri dengan perlakuan yang berbeda berupa tarif dan non tarif terhadap produk.

4. Syarat-syarat mutu, syarat-syarat penyerahan dan sebagainya terhadap produsen dan pengimport kopi yang ada. Hal ini mempersempit jangkauan pasar ekspor dan nilai tambah kopi yang dimaksudkan agar ekspor kopi indonesia tidak lagi berupa bahan mentah, tetapi dalam bentuk hasil olahan dengan mutu yang dikehendai konsumen, sehingga nilai tambah dinikmati di dalam negeri.

4.2.2. Perkembangan Harga Ekspor Kopi dan Kurs Dollar Amerika Serikat

Volume ekspor kopi sidikalang sangat dipengaruhi oleh tingkat permintaan/ penawaran Kopi Sumatera Utara dan tingkat di pasar internasional. Hal ini disebabkan karena tingkat harga berpengaruh negatif terhadap permintaan dan berpengaruh positif terhadap penawaran ekspor kopi.

Pada tabel 4.7 terlihat selama 30 Bulan terakhir ini menunjukkan perkembangan harga kopi internasional. Pada Bulan Juli 2005 harga ekspor kopi 1186 US $ per ton, selanjutnya selama periode September 2005 hingga Desember 2007, harga ekspor kopi terus mengalami peningkatan dan penurunan. Harga terendah pada September 2005 sebesar 1091 US$ per ton, sampai harga tertinggi pada Desember 2007 sebesar 1555 US$ per ton.


(58)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Nilai tukar mata uang suatu negara berperan dalam perkembangan ekspor maupun impor negara tersebut. Apabila mata uang mengalami depresiasi maka ekspor akan meningkat, karena harga barang ekspor lebih murah dinilai dalam mata uang lain (mitra dagang) dan impor menurun karena harga barang impor akan naik dalam mata uang sendiri. Sedemikian besar bagi transaksi berjalan maupun terhadap variabel-variabel ekonomi lainnya. Kurs juga memainkan peranan sentral dalam perdagangan internasional. Kurs dapat berubah secara mendadak sesuai dengan berita-berita atau bahkan desas-desus yang sering kali tidak jelas asal-usulnya yang beredar mengenai nilai mata uang tersebut dimasa yang akan datang.

Pada tabel 4.7 terlihat selama 30 Bulan terakhir ini menunjukkan perkembangan kurs Rupiah terhadap US$. Pada Bulan Juli 2005 kurs menunjukan Rp 9.819 per US$, selanjutnya selama periode September 2005 hingga Desember 2007, rupiah terus melemah dan menguat kembali. Kurs terendah pada September 05 sebesar Rp.10.310 per US$ dan tertinggi pada Oktober 06 sebesar Rp 9.110 per US$. Berikut tabel perkembangan Harga Ekspor Kopi dan Nilai Kurs, Periode Juli 2005 – Desember 2007.

Tabel 4.7

Perkembangan Harga Ekspor Kopi Dan Nilai Kurs Periode Juli 2005 – Desember 2007


(59)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Sumber : Bank Indonesia Medan

No Bulan Harga Ekspor

(US $/ton)

Kurs (Rp/1US $)

1 Jul-05 1186 9.819

2 Agust-05 1199 10.240

3 Sep-05 1091 10.310

4 Oktober 05 1185 10.090

5 November 05 1245 10.035

6 Desember 05 1210 9.830

7 Jan-06 1454 9.395

8 Feb-06 1372 9.230

9 Mar-06 1297 9.075

10 Apr-06 1328 8.775

11 Mei-06 1241 9.220

12 Jun-06 1144 9.300

13 Jul-06 1144 9.070

14 Agust-06 1239 9.100

15 Sep-06 1220 9.235

16 Oktober 06 1220 9.110

17 November 06

1370 9.165

18 Desember 06 1449 9.020

19 Jan-07 1405 9.090

20 Feb-07 1376 9.160

21 Mar-07 1284 9.118

22 Apr-07 1264 9.083

23 Mei-07 1252 8.828

24 Jun-07 1326 9.054

25 Jul-07 1319 9.186

26 Agust-07 1411 9.410

27 Sep-07 1459 9.137

28 Oktober 07 1517 9.103

29 November 07

1492 9.376


(60)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

4.2.3. Perkembangan Produksi dan Volume Ekspor Kopi Sidikalang

Besar kecilnya perkembangan produksi dan volume ekspor kopi sidikalang selama 30 bulan terkhir (Juli 2005 – Desember 2007) ini sangat dipengaruhi atau sangat tergantung pada permintaan dan penawaran pasar. Keadaan makro ekonomi regional Sumatera Utara yang signifikan akan meningkatkan produksi dan volume ekspor tersebut.

Dari tabel 4.8, perkembangan produksi kopi sidikalang mengalami perkembangan signifikan. Dalam kurun waktu 30 bulan (Juli 2005 – Desember 2007) terdapat kenaikan dan penurunan produksi. Sepanjang periode tersebut, angka total produksi itu mulai bergeser dari bulan ke bulan berikutnya, hingga pada Desember 2007 terlihat angka yang agak mencolok. Tercatat total produksi kopi sidikalang yang paling besar pada periode Desember 2007 yaitu sebesar 1882 ton,

Peningkatan produksi kopi akan merangsang dalam melakukan perluasan pasar sehingga diharapkan dapat memenuhi permintaan untuk dikirim keluar negeri. Secara tidak langsung juga akan berpengaruhi kepada industri untuk menggunakan faktor produksinya, misalnya modal dan juga menggunakan metode-metode produksi yang lebih efisien sehingga harga dan mutu dapat bersaing di pasar perdagangan internasional.

Perkembangan ekspor kopi sidikalang dalam kurun waktu 30 bulan (Juli 2005 – Desember 2007), memperlihatkan perkembangan yang fluktuatif, sepanjang periode tersebut, angka volume ekspor itu mulai bergeser dari bulan ke bulan berikutnya, hingga pada Desember 2007 terlihat angka yang agak mencolok. Tercatat untuk volume ekspor tertinggi adalah pada Desember 2007 yaitu sebesar 190 ton.


(61)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 4.8

Perkembangan Produksi Kopi dan Volume Ekspor Kopi Sidikalang (Ton)

Sumber : Badan Pusat Statistik Dairi

N0

Bulan

Total

Produksi Pertumbuhan Volume Ekspor Pertumbuhan

(Ton) (%) (Ton) (%)

1 Jul-05 820 - 80 -

2 Agust-05 823 0,36 90 12,5

3 Sep-05 842 2,31 100 11,1

4 Oktober 05 852 1,18 100 0

5 November 05 871 2,22 103 3

6 Desember 05 872 0,11 105 1,94

7 Jan-06 883 1,26 115 9,52

8 Feb-06 885 0,22 115 0

9 Mar-06 912 3,05 125 8,69

10 Apr-06 923 1,20 130 4

11 Mei-06 1266 37,16 149 14,61

12 Jun-06 683 46,05 90 -39,59

13 Jul-06 873 27,81 110 22,22

14 Agust-06 932 6,75 120 9,09

15 Sep-06 1293 38,73 133 10,83

16 Oktober 06 1321 2,16 140 5,26

17 November 06 1323 0,15 140 0

18 Desember 06 1324 0,07 153 9,28

19 Jan-07 1335 0,83 155 1,30

20 Feb-07 1342 0,52 160 3,22

21 Mar-07 1367 1,86 95 -40,62

22 Apr-07 1381 1,02 135 42,10

23 Mei-07 1381 0 140 3,70

24 Jun-07 1392 0,79 145 3,57

25 Jul-07 1412 1,43 150 3,44

26 Agust-07 987 -30,09 150 0

27 Sep-07 1213 22,89 155 3,33

28 Oktober 07 1593 31,32 170 9,67

29 November 07 1729 8,53 185 8,82

30 Desember 07 1882 8,84 190 2,70


(62)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Selama 30 Bulan terakhir (Juli 2005 – Desember 2007), total produksi kopi Sidikalang terus mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan peningkatan produksi tidak seluruhnya diekspor, sebagian besar digunakan untuk konsumsi dalam negeri.

Komoditi kopi Sidikalang sebagian dipasarkan didalam negeri dan sebagian lagi diekspor keluar negeri melalui Medan Sumatera Utara. Adapun negara-negara tujuan utama ekspor komoditi kopi Sumatera Utara antara lain Amerika Serikat, Kanada, Singapura, Taiwan, Hongkong, Jepang dan Malaysia.

Tabel 4.9

Volume Ekspor Kopi Sumatera Utara

Menurut Negara Tujuan Utama Tahun 2003 – 2007 (Ton) NegaraTujuan Volume Ekspor Kopi Sumatera Utara (Ton)

2003 2004 2005 2006 2007

Amerika serikat 1.314,5 904,6 2.221,6 19.109,9 16.501,7

Kanada 8.107,8 12.504,1 12.365,9 447,6 1.103,6

Singapura 2.509,7 2.959,9 2.367,1 4.078,4 1.873,4

Taiwan 3.216,5 5.414,6 5.414,6 1.181,9 1.275,8

Hongkong 4.645,4 5.174,2 5.174,2 144,8 80,9

Jepang 3.147,3 2.028,4 2.028,4 14.495,3 9.854,5

Malaysia 3.580,7 2.861,8 2.861,8 3.591,1 2.236,4

Lainnya 32.766,1 17.936,4 27.654,4 12.646,0 8.514,3

Total 59.288,0 49.784,0 58.061,0 55.692,0 41.440,0

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa volume ekspor kopi berdasarkan negara tujuan yang terbesar pada tahun 2003 yaitu sebesar 59.288 ton dan yang paling besar dieksport ke negara Kanada. Sedangkan pada tahun 2007 Volume


(63)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

ekspor turun menjadi 41.440 ton dengan eksport terbesar adalah ke negara Amerika Serikat yaitu sebesar 16.501,7 sedangkan ekspor yang paling kecil adalah ke negara hongkonng yaitu sebesar 80, 9 ton.

4.3. Hasil Dan Analisa Estimasi (Ekspor Kopi Sidikalang)

Analisa regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan persamaan antara variabel. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor kopi sidikalang, digunakan analisis regresi linier berganda, dimana variabel terikat (dependen variabel) adalah Volume Ekspor Juli 2005 – Desember 2007. Sedangkan variabel bebasnya (independen variabel) adalah Harga Ekspor, Nilai Kurs dan Total Produksi periode Juli 2005 – Desember 2007.

Berdasarkan regresi linier berganda dengan data yang ada, maka dapat diperoleh hasil analisis regresi dengan cara menerapkan OLS (Ordinary Least Square) dengan menggunakan program Eviews sebagai berikut :

Tabel 4.10

Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang mempengaruhi Ekspor Kopi Sidikalang

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1 0.089610 0.025849 3.466638 0.0018

X2 -0.008129 0.006673 -1.218035 0.2341

X3 0.051547 0.010451 4.932053 0.0000

C 29.88824 76.31384 0.391649 0.6985

R-squared 0.821529

Adjusted R-squared 0.800936

S.E. of regression 12.74179

Sum squared resid 4221.184


(1)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Grafik Total Produksi Kopi Sidikalang (Ton)

Periode Juli 2005 – Desember 2007

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

Jul

-05

S

e

p-05

N

ove

m

be

r 05

Ja

n-06

M

a

r-0

6

Me

i-0

6

Jul

-06

S

e

p-06

N

ove

m

be

r 06

Ja

n-07

M

a

r-0

7

Me

i-0

7

Jul

-07

S

e

p-07

N

ove

m

be

r 07

Periode

T

o

ni

Total Produksi (Ton)


(2)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Grafik Volume Ekspor (Ton)

Periode Juli 2005 – Desember 2007

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Jul

-05

S

ep-05

N

ove

m

be

r 05

Ja

n-06

M

ar

-06

M

ei-06

Jul

-06

S

ep-06

N

ove

m

be

r 06

Ja

n-07

M

ar

-07

M

ei-07

Jul

-07

S

ep-07

N

ove

m

be

r 07

Periode

T

on

Volume Ekspor (Ton)


(3)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran-8

Luas Lahan Perkebunan Kopi Kabupaten Dairi Tahun 1994-2007

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Tahun

Luas Lahan


(4)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

Volume Ekspor Kopi Sumatera Utara Menurut Negara Tujuan

Utama Tahun 2003 – 2007 (Ton)

0,00

20.000,00

40.000,00

60.000,00

80.000,00

100.000,00

120.000,00

A

m

er

ik

a s

er

ik

at

K

ana

da

Si

ng

ap

ur

a

Ta

iw

an

H

on

gk

on

g

Je

pa

ng

M

ala

ys

ia

La

in

ny

a

Negara Tujuan

2007

2006

2005

2004

2003

Lampiran-8


(5)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.

USU Repository © 2009

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

: Rudi Anto Sinaga

Nim

: 05.05.23034

Departemen : Ekonomi Pembangunan

Fakultas

: Ekonomi

Adalah benar telah membuat skripsi ini, guna memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara, dengan judul : ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran

Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi.”

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Medan, Maret 2009

Yang membuat Pernyataan


(6)

Rudi Anto Sinaga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi Sidikalang Kabupaten Dairi, 2009.