Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi Di Kabupaten Dairi

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN DAIRI

TESIS

Oleh

JAKSON SUNARIO PANJAITAN 067018038/EP

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN DAIRI

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

JAKSON SUNARIO PANJAITAN 067018038/EP

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(3)

Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN DAIRI

Nama Mahasiswa : Jakson Sunario Panjaitan Nomor Pokok : 067018038

Program Studi : Magister Ekonomi Pembangunan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Murni Daulay, M.Si) (Drs. Iskandar Syarief, M.A) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur,

Magister Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana

(Dr. Murni Daulay, M.Si) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)


(4)

TELAH DIUJI PADA

HARI/TANGGAL : Sabtu, 23 Februari 2008

PANITIA PENGUJI TESIS:

KETUA : Dr. Murni Daulay, M.Si ANGGOTA : 1. Drs. Iskandar Syarief, MA

2. Dr. Rahmanta, M.Sc 3. Kasyful Mahalli, SE, M.Si 4. Drs. Rujiman, MA


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi di Kabupaten Dairi. Dengan menggunakan beberapa teori produksi dan dari penelitian sebelumnya terhadap produksi kopi, maka variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pupuk, pestisida.

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, data primer diperoleh dari petani melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Perkebunan, Badan Pusat statistik dan dari dinas-dinas terkait dan dianalisis dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS).

Penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi produksi kopi di kabupaten Dairi pada 5 % adalah luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pestisida sedangkan pupuk berpengaruh signifikan terhadap produksi kopi pada 10%. Nilai Average Productivity of Labor (APL) sebesar 1,175 kg per jam yang berarti apabila waktu kerja bertambah 1 jam maka akan meningkatkan produksi rata-rata sebesar 1,175 kg.


(6)

ABSTRACT

This research aimed to know the factors that influence the production of coffee in Dairi Regency. By using several production theories and based on the past research, the variables are observed in this research consist of farmland area, farming experience, worktime, fertilizer, and pesticide.

This research is using primer and secondary data. Primer data are collected from the farmers of coffee by asking them in accordance with questionnaire. Secondary data are collected from agriculture service and Statistic Board Center, The analysis using Ordinary Least Square Method (OLS).

Based on estimation result, this research finds out that farmland area, farming experience, worktime have significantly influenced to the production of coffee in =5% but fertilizer has significantly influenced to the production of coffee in =10%. Furthermore,the Average Productivity of Labor (APL) is 1,175 kg per hour. It means that if worktime increases for an hour, it will increase the average production of coffee for 1,175 kilogram.


(7)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang dapat penulis ucapkan, selain puji syukur yang sangat dalam kehadirat Bapa di Surga dalam nama Tuhan Yesus Kristus yang karena limpahan Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopi di Kabupaten Dairi.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Sudah tentu dalam penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis yaitu kepada;

1. Ibu Dr. Murni Daulay M.Si sebagai komisi pembimbing dan sekaligus sebagai Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Bapak Drs. Iskandar Syarief, M.A. sebagai anggota komisi pembimbing, atas kesempatan/waktu dan pikiran yang telah diberikan mulai dari penulisan proposal sampai dengan selesainya penulisan tesis ini.


(8)

2. Bapak dan Ibu staf pengajar pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang dengan tulus dan ikhlas telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama mengikuti pendidikan.

3. Bapak Prof Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

5. Para Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Khususnya angkatan X yang telah bersama-sama menambah ilmu selama masa perkuliahan dari awal sampai akhir.

6. M. Adli Putra dan Wahid, sahabatku yang telah membantu penulis dengan mengajarkan hal-hal yang penulis kurang pahami.

7. Rasa terima kasih yang mendalam khususnya penulis sampaikan kepada kedua orang tua saya yaitu M.Panjaitan/F.Simanjuntak (Op. Sucipto Panjaitan), Kakak, Abang, Adik yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat, perhatian dan Kasih sayang dalam menyelesaikan studi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dan memberikan dorongan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam menyelesaikan thesis ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan tesis ini senantiasa penulis harapkan.


(9)

Mudah-mudahan penulisan tesis ini dapat memberikan banyak manfaat sehingga memperkaya khazanah ilmu pengetahuan di bidang ekonomi pembangunan khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara yang akan menyusun penulisan tesis. Akhir kata semoga segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan mendapat ridho dari Tuhan yang Maha Kuasa.

Medan, Februari 2008 Penulis,


(10)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Jakson Sunario Panjaitan 2. Agama : Kristen Protestan

3. Tempat/Tgl. Lahir : Parlanggean, 29 Maret 1976

4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Departemen Keuangan 5. Nama orangtua

Ayah : Maruli Panjaitan (Op. Sucipto Doli) Ibu : Fictoria Simanjuntak (Op. Sucipto Boru) 6. Pendidikan

a. SD Negeri No.091297 : Lulus Tahun 1988 b. SMP Negeri I Panei Tonga : Lulus Tahun 1991 c. SMAN 4 P. Siantar : Lulus Tahun 1994 d. STAN : Lulus Tahun 1995 e. FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak : Lulus Tahun 2002 e. Sekolah Pascasarjana USU : Lulus Tahun 2008


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1. Landasan Teori ... 11

2.1.1. Teori Produksi ... 11

2.1.2. Fungsi Produksi ... 13

2.1.3. Faktor Produksi dan Pendapatan ... 15

2.1.3.1. Faktor Produksi ... 15

2.1.3.2. Pendapatan ... 20

2.1.3.3. Produksi Total, Produksi maginal, produksi rata-rata ... 22

2.2. Penelitian Sebelumnya ... 23

2.3. Kerangka Pemikiran ... 25

2.4. Hipotesis penelitian ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN ... 28

3.1. Penentuan Daerah Penelitian ... 28

3.2. Ruang Lingkup Penelitian ... 29

3.3. Populasi dan Sampel ... 29


(12)

3.5. Metode Analisis Data ... 30

3.6. Metode Analisis Estimasi ... 30

3.7. Definisi Operasional dan Batasan Variabel ... 32

3.8. Uji Kesesuaian ... 32

3.9. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 36

4.1. Deskripsi Umum Daerah Penelitian ... 36

4.2. Karakteristik Responden ... 44

4.3. Tingkat Produksi Kopi ... 46

4.4. Hasil Estimasi Dengan Menggunakan OLS ... 49

4.5. Uji Asumís Klasik ... 52

4.5.1. Uji Multikolinieritas ... 53

4.5.2. Uji Heterokedastisitas ... 54

4.5.3. Uji Normalitas ... 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 59

5.1. Kesimpulan... 59

5.2. Saran... 60


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kopi

Di Kabupaten Dairi Tahun 2001-2005 ……… 5

1.2. Jumlah Rumah Tangga Miskin Hasil Sementara Pendapatan Sosial ekonomi Penduduk Tahun 2006

Propinsi Sumatera Utara ... 6

1.3. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar

Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun 2005-2006 ... 7

1.4. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar

Harga Konstan Menurut Sektor Tahun 2005-2006 ... 8

3.1. Produktivitas dan Produksi Kopi di Kabupaten Dairi ... 28

4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur Petani Kopi

di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 44

4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani

Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 45

4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi...

45

4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan Petani

Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 46

4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani Kopi di

Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 46

4.6. Rata-rata Tingkat Produksi dan Faktor Pendukungnya di

Kabupaten Dairi ... 48


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Hubungan Total Produksi, Marginal Produksi, dan Rata-rata

Produksi ... 12 2.2. Kerangka Pemikiran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Produksi Kopi di Kabupaten Dairi ... 26


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Karakteristik petani Sampel ... 64

2. Hasil Estimasi Produksi Tanaman Kopi ... 67

3. Uji Multikolinieritas Luas Lahan ... 68

4. Uji Multikolinieritas Pengalaman Bertani ... 69

5. Uji Multikolinieritas Waktu Kerja ... 70

6. Uji Multikolinieritas Penggunaan Pupuk ... 71

7. Uji Multikolinieritas Penggunaan Pestisida ... 72

8. Uji JB ... 73

9. Uji White Heterokedasticity ... 74

10. Daftar Kuesioner ... 75


(16)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi di Kabupaten Dairi. Dengan menggunakan beberapa teori produksi dan dari penelitian sebelumnya terhadap produksi kopi, maka variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pupuk, pestisida.

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, data primer diperoleh dari petani melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Perkebunan, Badan Pusat statistik dan dari dinas-dinas terkait dan dianalisis dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS).

Penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi produksi kopi di kabupaten Dairi pada 5 % adalah luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, pestisida sedangkan pupuk berpengaruh signifikan terhadap produksi kopi pada 10%. Nilai Average Productivity of Labor (APL) sebesar 1,175 kg per jam yang berarti apabila waktu kerja bertambah 1 jam maka akan meningkatkan produksi rata-rata sebesar 1,175 kg.


(17)

ABSTRACT

This research aimed to know the factors that influence the production of coffee in Dairi Regency. By using several production theories and based on the past research, the variables are observed in this research consist of farmland area, farming experience, worktime, fertilizer, and pesticide.

This research is using primer and secondary data. Primer data are collected from the farmers of coffee by asking them in accordance with questionnaire. Secondary data are collected from agriculture service and Statistic Board Center, The analysis using Ordinary Least Square Method (OLS).

Based on estimation result, this research finds out that farmland area, farming experience, worktime have significantly influenced to the production of coffee in =5% but fertilizer has significantly influenced to the production of coffee in =10%. Furthermore,the Average Productivity of Labor (APL) is 1,175 kg per hour. It means that if worktime increases for an hour, it will increase the average production of coffee for 1,175 kilogram.


(18)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang dapat penulis ucapkan, selain puji syukur yang sangat dalam kehadirat Bapa di Surga dalam nama Tuhan Yesus Kristus yang karena limpahan Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopi di Kabupaten Dairi.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Sudah tentu dalam penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis yaitu kepada;

9. Ibu Dr. Murni Daulay M.Si sebagai komisi pembimbing dan sekaligus sebagai Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Bapak Drs. Iskandar Syarief, M.A. sebagai anggota komisi pembimbing, atas kesempatan/waktu dan pikiran yang telah diberikan mulai dari penulisan proposal sampai dengan selesainya penulisan tesis ini.


(19)

10.Bapak dan Ibu staf pengajar pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang dengan tulus dan ikhlas telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama mengikuti pendidikan.

11.Bapak Prof Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

12.Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

13.Para Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Khususnya angkatan X yang telah bersama-sama menambah ilmu selama masa perkuliahan dari awal sampai akhir.

14.M. Adli Putra dan Wahid, sahabatku yang telah membantu penulis dengan mengajarkan hal-hal yang penulis kurang pahami.

15.Rasa terima kasih yang mendalam khususnya penulis sampaikan kepada kedua orang tua saya yaitu M.Panjaitan/F.Simanjuntak (Op. Sucipto Panjaitan), Kakak, Abang, Adik yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat, perhatian dan Kasih sayang dalam menyelesaikan studi ini.

16.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dan memberikan dorongan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam menyelesaikan thesis ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan tesis ini senantiasa penulis harapkan.


(20)

Mudah-mudahan penulisan tesis ini dapat memberikan banyak manfaat sehingga memperkaya khazanah ilmu pengetahuan di bidang ekonomi pembangunan khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara yang akan menyusun penulisan tesis. Akhir kata semoga segala usaha dan niat baik yang telah kita lakukan mendapat ridho dari Tuhan yang Maha Kuasa.

Medan, Februari 2008 Penulis,


(21)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Jakson Sunario Panjaitan 2. Agama : Kristen Protestan

3. Tempat/Tgl. Lahir : Parlanggean, 29 Maret 1976

4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Departemen Keuangan 5. Nama orangtua

Ayah : Maruli Panjaitan (Op. Sucipto Doli) Ibu : Fictoria Simanjuntak (Op. Sucipto Boru) 6. Pendidikan

a. SD Negeri No.091297 : Lulus Tahun 1988 b. SMP Negeri I Panei Tonga : Lulus Tahun 1991 c. SMAN 4 P. Siantar : Lulus Tahun 1994 d. STAN : Lulus Tahun 1995 e. FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak : Lulus Tahun 2002 e. Sekolah Pascasarjana USU : Lulus Tahun 2008


(22)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perumusan Masalah ... 9 1.3. Tujuan Penelitian ... 9 1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11 2.1. Landasan Teori ... 11 2.1.1. Teori Produksi ... 11 2.1.2. Fungsi Produksi ... 13 2.1.3. Faktor Produksi dan Pendapatan ... 15 2.1.3.1. Faktor Produksi ... 15 2.1.3.2. Pendapatan ... 20 2.1.3.3. Produksi Total, Produksi maginal,

produksi rata-rata ... 22 2.2. Penelitian Sebelumnya ... 23 2.3. Kerangka Pemikiran ... 25 2.4. Hipotesis penelitian ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN ... 28 3.1. Penentuan Daerah Penelitian ... 28 3.2. Ruang Lingkup Penelitian ... 29 3.3. Populasi dan Sampel ... 29 3.4. Metode Pengumpulan Data ... 30


(23)

3.5. Metode Analisis Data ... 30 3.6. Metode Analisis Estimasi ... 30 3.7. Definisi Operasional dan Batasan Variabel ... 32 3.8. Uji Kesesuaian ... 32 3.9. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 36 4.1. Deskripsi Umum Daerah Penelitian ... 36 4.2. Karakteristik Responden ... 44 4.3. Tingkat Produksi Kopi ... 46 4.4. Hasil Estimasi Dengan Menggunakan OLS ... 49 4.5. Uji Asumís Klasik ... 52 4.5.1. Uji Multikolinieritas ... 53 4.5.2. Uji Heterokedastisitas ... 54 4.5.3. Uji Normalitas ... 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 59 5.1. Kesimpulan... 59 5.2. Saran... 60


(24)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kopi

Di Kabupaten Dairi Tahun 2001-2005 ……… 5

1.2. Jumlah Rumah Tangga Miskin Hasil Sementara Pendapatan Sosial ekonomi Penduduk Tahun 2006

Propinsi Sumatera Utara ... 6

1.3. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar

Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun 2005-2006 ... 7

1.4. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar

Harga Konstan Menurut Sektor Tahun 2005-2006 ... 8

3.1. Produktivitas dan Produksi Kopi di Kabupaten Dairi ... 28

4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur Petani Kopi

di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 44

4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani

Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 45

4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Petani Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi...

45

4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan Petani

Kopi di Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 46

4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani Kopi di

Ketiga Kecamatan di Kabupaten Dairi... 46

4.6. Rata-rata Tingkat Produksi dan Faktor Pendukungnya di

Kabupaten Dairi ... 48


(25)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Hubungan Total Produksi, Marginal Produksi, dan Rata-rata

Produksi ... 12 2.2. Kerangka Pemikiran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Produksi Kopi di Kabupaten Dairi ... 26


(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Karakteristik petani Sampel ... 64

2. Hasil Estimasi Produksi Tanaman Kopi ... 67

3. Uji Multikolinieritas Luas Lahan ... 68

4. Uji Multikolinieritas Pengalaman Bertani ... 69

5. Uji Multikolinieritas Waktu Kerja ... 70 6. Uji Multikolinieritas Penggunaan Pupuk ... 71 7. Uji Multikolinieritas Penggunaan Pestisida ... 72 8. Uji JB ... 73 9. Uji White Heterokedasticity ... 74


(27)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spritual berdasarkan Pancasila dan UUD l945 di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia. Demikian juga pada Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, telah dilaksanakan pada beberapa Pelita dan sampai sekarang terus digalakkan dan dilaksanakan.

Perwujudan pemerataan mengandung makna berupa upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, dan masyarakat pedesaan khususnya dalam penanggulangan kemiskinan. Masalah kemiskinan pedesaan (rural poverty) tidak terlepas dari kebijaksanaan dan program-program pembangunan nasional dewasa ini, masalah kemiskinan menjadi topik pembahasan dan objek penelitian para ahli dari pihak pemerintah sebagai sasaran maupun tujuan akhir dari pembangunan.

Dalam sejarah perekonomian Indonesia sejak Pelita I hingga Pemerintahan reformasi. Pentingnya pembangunan pertanian sering kali didengung-dengungkan. namun pada kenyataannya banyak petani kurang diperhatikan dan pada kenyataannya banyak petani yang masih berada dibawah garis kemiskinan. Sebagai negara agraria,


(28)

secara umum perekonomian Indonesia masih berorientasi pada pertanian dengan tingkat produktivitas, pendapatan, tabungan dan tingkat kesejahteraan yang rendah.

Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi terletak dalam hal:

1. Menyediakan pangan kepada penduduk;

2. Menyediakan tambahan devisa dan ekspor hasil pertanian; 3. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa;

4. Memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan;

Dalam rencana pembangunan nasional dewasa ini, pembangunan di Indonesia masih dititikberatkan pada sektor pertanian. Sasaran pembangunan sektor pertanian ini diarahkan pada peningkatan produksi sebagai salah satu dasar untuk meningkatkan pendapatan petani. Berhasil tidaknya program ini antara lain ditentukan oleh keberhasilan masyarakat tani dalam mengalokasikan berbagai faktor sedemikian rupa sehingga diperoleh produksi yang tinggi.

Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis sangat tinggi. Apabila dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan sebagai pemasok devisa negara. Telah banyak upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi subsektor perkebunan upaya tersebut adalah intensifikasi, ekstensifikasi, deversivikasi dan rehabilitasi.

Dalam masa krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia tahun 1998, ternyata kontribusi komoditas perkebunan yang berorientasi ekspor seperti kelapa- sawit, karet, teh, kopi, kakao, vanili, lada dan sebagainya terhadap pendapatan negara


(29)

sangat signifikan dan makin terbukti mampu memberikan sumbangan devisa dan penghasilan tinggi bagi petani (Wibawa, 1998).

Kopi merupakan tanaman perkebunan yang telah lama dikenal masyarakat sebelum belanda datang ke Indonesia dan sekarang telah menjadi salah satu komoditi ekspor penting disamping karet dan kelapa sawit.

Sudah beberapa abad lamanya, kopi menjadi bahan perdagangan, karena kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Dengan kata lain kopi adalah sebagai penyegar badan dan pikiran. Badan yang lemah dan rasa kantuk dapat hilang setelah minum kopi panas. Lebih-lebih orang yang sudah menjadi pecandu kopi, bila tidak minum kopi rasanya akan capai dan tak dapat berpikir.

Bagi petani, kopi bukan hanya sekedar minuman segar dan berkhasiat. tetapi juga mempunyai arti ekonomi yang cukup penting, Sejak puluhan tahun yang lalu kopi telah menjadi sumber nafkah bagi banyak petani. Tanpa pemeliharaan yang berarti pun. tanaman kopi sudah bisa memberikan hasil yang cukup lumayan untuk menambah penghasilan. Apalagi bila pemeliharaan dan pengolahannya cukup baik, pasti usaha ini mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda.

Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu mata perdagangan yang mempunyai arti yang cukup tinggi, Pada tahun 1981 menghasilkan devisa sebesar $ 347 Juta dan ekspor kopi sebesar 210,8 ribu ton. Nilai ini terus meningkat dan tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 1988 sudah mampu menghasilkan devisa sebesar $ 818,4 juta dan menduduki peringkat pertama di antara komoditi ekspor sub sektor perkebunan (Najiyati dan Danarti, 1999).


(30)

Di dunia perdagangan, dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang paling sering dibudidayakan hanya kopi arabika, robusta, dan liberika. Penggolongan kopi tersebut umumnya didasarkan pada spesiesnya, kecuali kopi robusta. Kopi robusta bukan merupakan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dan beberapa spesies kopi, terutama Coffea canephora.

Luas kopi arabika di Indonesia lebih 70.000 ha dengan perkiraan produksi di tahun 1998 yang lalu berkisar lebih kurang 45.000 ton yang terdiri dan perkebunan rakyat dan perkebunan besar swasta. Jumlah yang sangat kecil bila dibandingkan dengan luas areal kopi robusta yang memiliki luas areal total ± 1.143.038 ha dengan perkiraan produksi ± 430.000 ton. Setiap tahun diperkirakan Indonesia melakukan ekspor ± 350.000 ton kopi ke berbagai negara di dunia terdiri dan kopi robusta dan arabika dengan nilai ± 500 juta US$ (AAK, 1999).

Di Sumatera Utara kopi dihasilkan di Kabupaten Dairi dan Tapanuli Utara, masing masing terletak pada ketinggian 500-600 m dan sekitar 1250 m di atas permukaan laut. Daerah Dairi dikenal dengan iklim tipe A (sangat basah) dan daerah Tapanuli Utara dengan tipe iklim B (basah), Jenis tanah : Podzolik, regosol, litosol dan di beberapa tempat : Gley humus. Kopi arabica dan robusta dihasilkan di daerah-daerah ini. Tanaman kopi meliputi sekitar 55.000 ha, terutama tersebar di kabupaten Dairi (sekitar 17.000 ha), Tapanuli Selatan (12.000 ha) dan Tapanuli Utara (10.000 ha), lainya di daerah Simalungun, Deli- Serdang. Tanah Karo, Langkat juga di Nias dan kawasan lain. Sampai beberapa tahun yang lampau kopi dari


(31)

Sumatera Utara dikenal bermutu rendah dan kini diusahakan langkah-langkah untuk memperbaiki budidaya maupun pengolahan biji kopi (Siswoputranto, 1998).

Kabupaten Dairi merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Sumatera Utara yang terbesar, dimana data luas lahan dan produksi selama 5 tahun dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Kopi di Kabupaten Dairi Tahun 2001-2005

Jenis Tanaman

Kopi Robusta Kopi Arabica No Tahun

Luas Area (Ha)

Produksi (Ton)

Luas Area (Ha)

Produksi (Ton)

1 2001 14.117 6.770,33 5.771,5 2.639 2 2002 13.839,5 6.434,93 5.154 4.738,85

3 2003 12.702 6.790 9.373 9.442

4 2004 11.420 5.094 9.647 10.548

5 2005 11.154 2.776,50 9.846 7.698,80 Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara, 2006.

Berdasarkan tabel 1.1. diatas dapat dilihat bahwa luas areal pertanaman kopi jenis robusta di Kabupaten Dairi mengalami pengurangan lahan areal pertanaman dari tahun 2001-2005 sebesar 2.963 Ha, akan tetapi luas pertanaman kopi jenis arabika di kabupaten Dairi dari tahun 2001-2005 mengalami penambahan luas areal sebesar 4.074.5 Ha. Produksi tanaman kopi jenis robusta mengalami penurunan dari tahun 2001-2005 yaitu sebesar 3.994,83 ton. Dan produksi kopi jenis arabika mengalami


(32)

peningkatan produksi dari tahun 2001-2004, namun pada tahun 2005 mengalami penurunan produksi sebesar 2.849,2 ton.

Kabupaten Dairi dipilih sebagai lokasi penelitian karena Kabupaten Dairi memiiki lahan pertanian kopi yang terluas dan memiliki sumber daya alam yang cukup potensial, tetapi jumlah masyarakat miskin masih cukup dominan, jumlah masyarakat miskin di kabupaten Dairi dapat dilihat pada tabel 1.2. berikut.

Tabel 1.2. Jumlah Rumah Tangga Miskin Hasil Sementara pendapatan Sosial Ekonomi Penduduk Tahun 2006 Propinsi Sumatera Utara

No Kab/Kota Desa/Kelurahan RT Total RT Miskin Persentase

1 Nias 443 0 0 0

2 Nias Selatan 214 0 0 0

3 Mandailing Natal

373 83.491 30.251 36,23

4 Tapanuli Selatan

1.188 133.171 40.570 30,46

5 Tapanuli Tengah

159 57.774 23.627 30,89

6 Tapanuli Utara 225 55.401 21.477 38,76

7 Toba Samosir 191 36.511 13.656 37,40

8 Labuhan Batu 242 200.400 44.332 22.12

9 Asahan 271 217.641 42.512 19,53

10 Simalungun 322 191.349 43.694 22,83

11 Dairi 148 57.366 18.455 32,18

12 Karo 258 81.117 19.694 24,27

13 Deli Serdang 394 337.142 59.361 17,60

14 Langkat 244 215.654 75.328 34,93

15 Humbas 117 33.084 13.601 41.11

16 Pakpak Bharat 36 7.580 4.391 57,92

17 Samosir 117 26.116 11.939 45,71

18 Sergai 243 128.998 24.915 19.31

19 Sibolga 16 18.141 3.024 16,66

20 Tanjung Balai 30 30.149 6.192 20,53

21 P. Siantar 43 50.121 9.439 18,83

22 Tebing Tinggi 27 29.863 4.833 16,18

23 Medan 151 412.024 67.443 16,36

24 Binjai 37 50.051 5.278 10,54

25 P. Sidimpuan 78 37.646 7.515 19.96

Jumlah 5.567 4.490.159 591.527 23,75


(33)

Dari tabel 1.2. diatas dapat dilihat bahwa kabupeten Dairi mempunyai 148 kabupaten / kota, 57.366 rumah tangga total dan penduduk rumah tangga miskinnya sebesar 18.455 yaitu sebesar 32,18 %.

Jadi peneliti bermaksud melakukan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi produksi yang menjadi penyebab rendahnya pendapatan petani kopi di Kabupaten Dairi tersebut. Sektor Pertanian di kabupaten Dairi merupakan sektor yang sangat strategis untuk dikembangkan. Jika dilihat peranan sektor pertanian sangat besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi, dapat dilihat pada tabel 1.3. dan 1.4. berikut.

Tabel 1.3. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun 2005-2006 (Jutaan Rupiah)

No Sektor 2005 2006

1 Pertanian 1.562.012,23 1.666.274,00 2 Pertambangan dan Penggalian 1.791,06 2.015,66 3 Industri dan Pengolahan 8.603,81 9.964,66 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 9.667,15 10.511,05

5 Bangunan 92.817,53 107.389,88

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 317.023,19 368.825,80 7 Pengangkutan dan Komunikasi 97.708,72 128.382,46 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 33.519,17 39.461,01

9 Jasa-jasa 180.448,61 219.926,98

PDRB 2.303.591,46 2.552.751,94


(34)

Tabel 1.4. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005-2006 (Jutaan Rupiah)

No Sektor 2005 2006

1 Pertanian 1.159.009,48 1.194.240,72 2 Pertambangan dan Penggalian 1.198,67 1.244,48 3 Industri dan Pengolahan 5.223,70 4.497,95 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5.063,40 5.229,04

5 Bangunan 55.057,60 57.204,00

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 211.734,47 229.248,25 7 Pengangkutan dan Komunikasi 59.237,66 63.123,01 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 18.780,21 19.452,88

9 Jasa-jasa 118.838,18 128.890,06

PDRB 1.634.143,37 1.704.131,24

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara, 2007.

Sebahagian besar penduduk di Kabupaten Dairi mengandalkan Pertanian sebagai tulang punggung perekonomiannya, dari jumlah penduduk 276,489 jiwa. sebanyak 89 % mengandalkan pertanian sumber matapencahariannya. Tetapi pada kenyataannya sektor pertaniaan belum dikelola dengan cara yang maksimal sehingga tidak memberikan yang optimal.

Suatu usaha tani merupakan kombinasi yang tersusun dari beberapa faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, keahlian, dan pengalaman dalam proses produksi untuk menghasilkan output. Sedangkan produktivitas kopi dipengaruhi oleh populasi


(35)

tanaman, pupuk, pemberantasan hama dan penyakit, dan tenaga kerja pemeliharaan (Albert, 2004).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, atas dasar itu rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh luas lahan terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi? 2. Bagaimana pengaruh pengalaman bertani terhadap produksi kopi di kabupaten

Dairi?

3. Bagaimana pengaruh waktu kerja terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi? 4. Bagaimana pengaruh penggunaan pupuk terhadap produksi kopi di kabupaten

Dairi?

5. Bagaimana pengaruh Penggunaan pestisida terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi?

1.3 Tujuan Penelitian

Suatu rangkaian logis dari rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh luas lahan terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi.

2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh pengalaman bertani terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi.


(36)

3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh waktu kerja terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi.

4. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh penggunaan pupuk terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi.

5. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh penggunaan pestisida terhadap produksi kopi di kabupaten Dairi.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara khusus manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai suatu sumbangan konseptual (academic interest), dan diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan praktis (social interest), adalah sebagai berikut:

1. Untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi pendapatan petani kopi di kabupaten Dairi.

2. Sebagai masukan bagi semua pihak yang peduli dan berkaitan dengan peningkatan pertanian di kabupaten Dairi, khususnya pemerintah kabupaten Dairi.

3. Sebagai bahan acuan untuk peneliti selanjutnya terutama yang berminat untuk meneliti mengenai sektor tanaman perkebunan umumnya dan kopi khususnya.


(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Produksi

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja (Sukirno, 2004).

Produksi merupakan hasil akhir dan proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Lebih lanjut Putong (2002) produksi atau memproduksi menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya yang minimum (Joesron dan Fathorrozi, 2003).

Produksi merupakan konsep arus. Apa yang dimaksud dengan konsep arus

(flow concept) di sini adalah produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai


(38)

diasumsikan konstan kualitasnya. Jadi bila kita berbicara mengenai peningkatan produksi, itu berarti peningkatan tingkat output dengan mengasumsikan faktor-faktor lain yang sekiranya berpengaruh tidak berubah sama sekali (konstan). Pemakaian sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai sediaan jasa, katakanlah mesin, per jam; jadi bukan dihitung sebagai jumlah mesinnya secara fisik. Lahan atau faktor produksi tanah pun diukur sebagai jasa lahan sekian acre (0,4646 hektar) per tahun, bukan sebagai luas lahan sekian acre (Miller dan Miners, 1999).

Hubungan antara Produksi Total (TP), produksi rata-rata (AP) dan Produk Marginal (MP) dalam jangka pendek untuk satu input (input lain dianggap konstan) dapat dilihat pada gambar berikut:

TP C

B TP

A

Ep>1 1>EP>0 EP<0

0 L1 L2 L3 Input L

AP,MP

Kenaikan Kenaikan Hasil Kenaikan Hasil Hasil Ber Berkurang Negatif tambah

A1 B1

C1 AP

0

L1 L2 L3 MP Input L


(39)

Gambar 2.1 di atas memperlihatkan bahwa antara titik A dan C adalah pertambahan produksi yang semakin berkurang (law of diminishing marginal

productivity). Titik C adalah total produksi mencapai maksimum artinya tambahan

input tidak lagi menyebabkan tambahan output atau produksi marginal (MP) adalah nol (C1). Sedangkan Produksi Rata-rata (AP) mencapai maksimum adalah pada saat

elastisitas produksi sama dengan 1 dan AP berpotongan dengan MP artinya produksi rata-rata sama dengan tambahan output akibat tambahan 1 unit input produksi, dengan asumsi faktor produksi lain dianggap konstan (Nicholson, 1998).

2.1.2. Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat penggunaan input-input. Setiap produsen dalam teori dianggap mempunyai suatu fungsi produksi, yaitu:

Q = f( X1, X2, X3...Xn) Q = Tingkat produksi ( output) X1, X2, X3...Xn = Berbagai input yang digunakan.

Fungsi produksi menggambarkan kombinasi penggunaan input dan teknologi yang dipakai oleh suatu perusahaan. Pada keadaan teknologi tertentu, hubungan antara input dan output tercermin pada fungsi produksinya. Suatu fungsi produksi menggambarkan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi, yang menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang sama dapat digambarkan dengan kurva isokuan (isoquant), yaitu kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi


(40)

faktor produksi yang menghasilkan produksi yang sama (Joesran dan Fathorrozi, 2003).

Telah dinyatakan sebelum ini bahwa fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu seperti yang berikut:

Q = f (K, T, M, L)

di mana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan, M adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya (Sukirno, 2004).

Dari input yang tersedia, setiap perusahaan ingin memperoleh basil maksimal sesuai dengan tingkat teknologi yang tertinggi pada saat itu. Sebagai contoh, hasil panen padi yang diperoleh pak tani tergantung dari jumlah kapital yang digunakan, banyaknya tenaga kerja, luas tanah, dan skill pak Tani itu sendiri. Fungsi produksi (yang mentransformasikan sejumlah input menjadi output) ini bisa diperoleh dengan banyak cara untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. Misalkan, untuk memperoleh 100 ton beras bisa digunakan teknik labour intensive (menggunakan


(41)

lebih banyak tenaga manusia, seperti yang sering terjadi di Indonesia), atau teknik

capital intensive (menggunakan lebih banyak kapital dan mesin, seperti yang banyak

dilakukan di A.S). Di Jepang dan Inggris, orang berusaha memanfaatkan tanah yang sedikit jumlahnya dengan teknik pertanian modern yang banyak menggunakan mesin canggih dan fertiliser. Semua teknik yang mungkin digunakan tersebut direpresentasikan oleh fungsi produksi. Pertanyaan yang penting dari segi pandangan ekonomis adalah: bagaimana perusahaan memilih tingkat-tingkat Q, K, T, M, tersebut (Nicholson, 1998).

2.1.3. Faktor Produksi dan Pendapatan 2.1.3.1. Faktor Produksi

Suatu usaha tani adalah merupakan kombinasi yang tersusun dari beberapa faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, dan keahlian atau skill yang ditujukan dalam proses produksi yang nantinya akan menghasilkan output (produksi), perubahan jumlah produksi kopi dipengaruhi oleh luas areal pertanaman kopi dan produktivitas lahan. Perubahan jumlah petani kopi akan mempengaruhi luas areal pertanaman kopi, dimana perubahan luas areal ini secara makro dipengaruhi oleh harga output, harga input, iklim dan lahan yang sesuai. Sedangkan perubahan produktivitas kopi dipengaruhi oleh populasi tanaman, pupuk, pemberantasan hama dan penyakit, dan tenaga kerja pemeliharaan (Albert, 2004).

Bagi rumah tangga pedesaan yang hanya menguasai faktor produksi tenaga kerja, pendapatan mereka ditentukan oleh besarnya kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan dan tingkat upah yang diterima. Kedua fakor ini merupakan fenomena


(42)

dari pasar tenga kerja pedesaan. Kesempatan kerja pedesaan ditentukan oleh pola produksi pertanian, produksi barang dan jasa non-pertanian di pedesaan, pertumbuhan angkatan kerja dan mobilitas tenaga kerja pedesaan. Di sektor pertanian, besarnya kesempatan kerja dipengaruhi oleh luas lahan pertanian, produktivitas lahan, intensitas dan pola tanam, serta teknologi yang diterapkan. Disektor non-pertanian kesempatan kerja ditentukan oleh volume produksi, teknologi dan tingkat harga kornoditi (Kasryno, 2000).

Setiap usaha yang dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang bisnis/perusahaan pcnggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya tenaga kerja yang dibutuhkan dan membutuhkan tenaga kerja yang mempunyai keahlian (terampil). Biasanya perusahaan kecil akan membutuhkan jumlah tenaga kerja yang sedikit, dan sebaliknya perusahaan sekala besar lebih banyak membutuhkan tenaga kerja dan mempunyai keahlian. Dalam analisa ketenagakerjaan sering dikaitkan dengan tahapan pekerjaan dalam perusahaan, hal seperti ini sangat penting untuk melihat alokasi sebaran pengguna tenaga kerja selama proses produksi sehingga dengan demikian kelebihan tenaga kerja pada kegiatan tertentu dapat dihindarkan (Soekartawi, 2002).

Penggunaan tenaga kerja sebagai variabel dalam proses produksi lebih ditentukan oleh pasar tenaga kerja, dalam hal ini dipengaruhi oleh upah tenaga keja serta harga outputnya (Nopirin, 2000). Pengusaha cenderung menambah tenaga kerja selama produk marginal (nilai tambah output yang diakibatkan oleh bertambahnya 1


(43)

unit tenaga kerja) lebih tinggi dari pada cost yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja.

Sebagaimana telah diketahui pada umumnya petani masih mengalami kesulitan dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh petani dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat berupa lemahnya modal, rendahnya tingkat pendidikan, dan keterampilan serta lemahnya

bargaining position yang dimiliki oleh petani itu sendiri. Fasilitas yang dapat

diberikan kepada petani dapat berupa sarana produksi pertanian seperti bibit tanaman unggul, pupuk, obat-obatan, pembasmi hama dan biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk membayar upah buruh yang melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh petani itu sendiri (Suhardiono, 1998).

Untuk kelangsungan hidupnya dan juga untuk meningkatkan taraf hidupnya setiap masyarakat harus berusaha mengadakan perubahan kebudayaan dan pada hakikatnya setiap masyarakat itu berubah, tidak ada yang tinggal diam atau statis dan yang dinamis itu terletak pada taraf kecepatan perubahan kebudayaanya. Hal ini disebabkan antara lain karena penemuan-penemuan dari dalam maupun dari luar masyarakat itu sendiri dan penyebarannya secara cepat atau lambat laun keseluruh pelosok dan seluruh lapisan masyarakat. Penemuan tersebut merupakan kombinasi baru dari unsur-unsur yang sudah diketahui lebih dahulu dari kebudayaan material maupun dari kebudayaan spiritual. Perubahan dari masyarakat tersebut dapat terjadi pada bagian bidang kehidupan masyarakat seperti tingkat pendidikan, adat-istiadat,


(44)

kontak sosial, nilai-nilai hidup, kebutuhan akan teknologi , suasana masyarakat, perspektif ekonomi dan lain-lain (Soekandar, 1999).

Penduduk desa pada umumnya dari segi ekonomi sangat memprihatinkan serta tingkat pendidikan yang sangat rendah dibanding dengan penduduk wilayah perkotaan. Keadaan ini disebabkan karena berbagai kekurangan yang sudah menjadi ciri kehidupan pedesaan. Pada dasarnya keadaan ini lebih diakibatkan oleh struktur sosial ekonomi yang tidak menguntungkan maupun karena mekanisme yang dilembagakan oleh berbagai kalangan terkemuka dalam masyarakat yang sengaja tidak mengambil tindakan untuk meningkatkan pendidikan pedesaan demi keuntungan sendiri. Standar pendidikan di daerah pedesaan memang rendah kerena kesempatan memperoleh pendidikan sangat kurang (Malasis, 1999).

Cepat atau tidaknya mengadopsi inovasi oleh petani sangat tergantung dari faktor extern dan intern. Faktor intern itu sendiri terdiri dari faktor sosial dan ekonomi. Faktor sosial itu diantaranya : Umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani dan kepemilikan lahan. Sedangkan faktor ekonomi diantaranya adalah jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, dan ada tidaknya usaha tani lain yang dimiliki petani (Soekartawi, 2002).

Kondisi tanah bisa juga diperbaiki dengan pengolahan yang berpengaruh terhadap struktur tanah, kemampuan menahan air, aerasi, kemampuan infiltrasi, suhu, dan evaporasi. Pengolahan tanah akan mengurangi pembentukan panas dan memecahkan saluran-saluran kapiler dalam tanah. Lapisan yang diolah akan mengering dengan cepat, tetapi kelembaban di bawah dapat terkonservasi dengan


(45)

lebih baik. Pengolahan tanah dapat menciptakan kondisi yang mendukung perkecambahan benih dan mungkin diperlukan untuk memerangi gulma dan hama tanaman yang lain atau untuk membantu mengendalikan erosi. Pengolahan tanah membutuhkan input energi yang tinggi. Input ini bisa dihasilkan dan dalam suatu usaha tani (tenaga kerja manusia atau tenaga hewan) ataupun berasal dan luar lahan (tenaga buruh atau hewan yang disewa, mekanisasi berbahan bakar). Pengolahan tanah bisa mengakibatkan efek negatifitas kehidupan tanah dan meningkatkan mineralisasi bahan organik. Jika tidak dikerjakan dengan baik, pengolahan tanah bisa juga meningkatkan erosi (Reijntjes, 1999).

Teknik pengolahan konservasi dan teknik tanpa pengolahan akhir-akhir ini telah dikembangkan oleh ilmuan dan petani, dan merupakan praktek-praktek pertanian tradisional di beberapa tempat. Dalam kondisi LEIA tanpa pengolahan bisa memberikan keuntungan, karena kerja keras untuk penyiapan tanah digantikan oleh kehidupan tanah. Namun, karena ada batasan-batasan pada praktek ini, teknik pengolahan (atau tanpa pengolahan) yang cocok harus dengan hati-hati dipilih untuk tiap-tiap tempat khusus. Tidak mungkin dapat diberikan anjuran-anjuran yang umum (Reijntjes, 1999).

Kekurangan atau kelebihan unsur-unsur khusus dalam tanah akan mengganggu keseimbangan unsur hara dan bisa mengakibatkan penyakit bagi tanaman. Penyebab ketidakseimbangan semacam itu harus dianalisis: mungkin karena keracunan Fe atau Al (dalam hal pH-nya rendah), salinisasi, alkalinisasi, pemakaian pupuk NPK jangka panjang yang menyebabkan hilangnya unsur hara mikro (Tandon


(46)

1990, Boks 5.3), atau tanah secara alami bisa kekurangan unsur-unsur tertentu. Mungkin penting untuk memperbaiki pH, salinitas atau alkalinitas, atau untuk memberikan unsur hara tertentu yang telah hilang. Pemanfaatan pupuk organik dengan rasio C/N yang seimbang dapat memperbaiki keseimbangan tanah, pH dan ketersediaan unsur hara, termasuk unsur hara mikro (Reijntjes, dkk, 1999).

Penambahan unsur hara bukan hanya dapat menghasilkan peningkatan produksi tanaman yang cukup berarti, namun juga dapat memperbaiki produksi tanaman melalui kuantitas dan kualitas kotoran hewan yang lebih tinggi yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk. Ketika ternak diberi makan unsur hara makro, seperti fosfat. sebagian besar fosfat ini dikeluarkan melalui kotorannya (Winter 1985). Juga penambahan dengan unsur hara mikro dalam jumlah kecil, seperti tembaga, dapat membawa manfaat yang besar, baik itu bagi ternak maupun bagi tanaman yang diberi pupuk dengan kotorannya (Reijntjes, 1999).

2.1.3.2. Pendapatan

Keharusan memenuhi kebutuhan subsistensi keluarga, yang mengatasi segala-galanya, seringkali memaksa petani tidak saja menjual dengan harga berapa saja asal laku, akan tetapi juga akan membayar lebih jika membeli atau menyewa tanah, lebih besar dari apa yang lazim menurut kriteria investasi kapitalis. Seorang petani yang kekurangan tanah, yang mempunyai keluarga besar dan tidak dapat menambah penghasilannya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan lain seringkali membayar harga yang sangat tinggi untuk tanah, atau “hunger rents” menurut istilah Chayanov, selama tambahan tanah itu dapat menambah isi periuk nasi dengan berapa saja.


(47)

Sesungguhnya semakin kecil lahan yang dimiliki satu keluarga, semakin besar keluarga itu berani membayar untuk sebidang lahan tambahan : satu proses persaingan yang dapat menyingkirkan pertanian kapitalis yang tidak dapat bersaing dengan cara-cara demikian (Reijntjes, dkk, 1999).

Pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya (TC). Jadi Pd = TR – TC. Penerimaan usaha tani (TR) adalah perkalian antara produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py). Biaya usaha tani biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC (Soekartawi, 2002).

Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain:

1. Pendapatan pribadi. yaitu: semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu Negara. 2. Pendapatan disposibel, yaitu; pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus

dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.


(48)

3. Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun.

Menurut Sobri (1999) pendapatan disposibel adalah suatu Jenis penghasilan yang diperoleh seseorang yang siap untuk dibelanjakan atau dikonsumsikan. Besarnya pendapatan disposibel yaitu pendapatan yang diterima dikurangi dengan pajak langsung (pajak perseorangan) seperti pajak penghasilan.

Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income). Pendapatan permanen dapat diartikan:

1. Pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, sebagai contoh adalah pendapatan dan upah, gaji.

2. Pendapatan yang diperoleh dan hasil semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang.

2.1.3.3 Produksi Total, Produksi Marginal, Produksi Rata-rata

Produksi total (Total Product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi

TP = f (K.L)

Produksi marginal (Marginal Product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi


(49)

Produksi rata-rata output adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi

AP =

2.2. Penelitian Sebelumnya

Desky (2007) dalam penelitiannya meneliti pengaruh luas lahan, waktu kerja, jumlah pekerja, pupuk, pestisida, dan bibit/benih terhadap produksi padi di Kabupaten Aceh Tenggara. Selain itu juga untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan mempengaruhi produksi padi di Kabupaten Aceh Tenggara. Metode yang digunakan untuk menganalisis data penelitian adalah model regresi linier berganda. Data yang digunakan berupa data primer dalam bentuk cross-sectional yang dikumpulkan melalui kuesioner. Jumlah sampel yang digunakan sehanyak 115 petani padi. hasil penelitian menunjukkan hahwa secara parsial variabel luas lahan, waktu kerja dan jumlah pekerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produki padi. Untuk variabel pupuk dan benih walaupun positif namun tidak signiflkan mempengaruhi produksi padi. Secara simultan variabel-variabel yang diobservasi berpengaruh signifikan terhadap produksi padi. Variasi kemampuan variabel observasi dalam menjelaskan produksi padi di Kabupaten Aceh Tcnggara sebesar 73,6 persen, sisanya sebesar 26,4 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dirnasukkan dalam model penelitian.

TP L


(50)

Yusri (2005) berkesimpulan bahwa rata-rata hasil produksi petani untuk lahan luas adalah sebesar 7,31 ton dengan rata-rata luas lahan sebesar 1,56 Ha. Sedangkan hasil produksi untuk petani lahan sempit adalah sebesar 1.59 ton dengan rata-rata luas lahan sebesar 4,67 ton/Ha, produksi rata-rata sebesar 4,67 ton/Ha. Dari hasil estimasi diperoleh nilai t-hitung untuk variable luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk organik, pupuk unorganik, pestisida adalah: 6,247; 1,073: 3,358; 1,410; 3,325; dan 0,512. Sedangkan nilai t-tabel untuk n=90 pada tingkat kepercayaan 95% ( =0,05) adalah 1,990 maka dapat disimpulkan bahwa vaniabel luas lahan, benih, pupuk anorganik berpengaruh secara siginiflkan terhadap produksi usaha tani padi sawah pada tingkat keyakinan 95%.

Yusniar (2006) dilihat dan kepekaan pcnggunaan faktor produksi terhadap kegiatan produksi pupuk, PT. Pupuk Iskandar Muda, modal, dan tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi. Hasil analisis data dengan uji serempak menunjukkan bahwa faktor produksi modal dan tenaga kerja berpengaruh terhadap Output, hal ini dbuktikan dengan nilai Fhitung 17.992 > Ftabel yaitu 2,08 dan demikian juga dengan

melihat nilai sig = 0.000 < 0.05. Untuk uji parsial modal dan tenaga kerja berpengaruh secara signifikan, hal ini dibuktikan. oleh thitung 4,660 > ttabel 2,021 dan

nilai sig sebesar 0.000 < = 0.05, dan untuk tenaga kerja thitung = 2,123 ≥ ttabel = 2,021

dan nilai sig 0,039 > 0.05. Dan penggabungan koefesiensi regresi 1 + 2 diperoleh nilai sehesar 0,618 yang berarti bahwa keadaan produksi PT. Pupuk Iskandar Muda berada pada decreasing return to scale atau proporsi penambahan faktor produksi akan mengliasilkan tambahan produksi lebih kecil, hal ini ditunjukan


(51)

oleh 1 + 2 < 1. Penambahan input sebesar 1% akan menambah produksi 0,618. Artinya produksi pupuk PT. Pupuk Iskandar muda belum berproduksi secara optimal.

Adi Setianto,Herlina Tarigan, Saptana,Tri Panaji (2004), dalam hasil penelitiannya tentang Analisis terhadap pengendalian hama terpadu dan teknologi PHT dalam mendukung agribisnis kopi rakyat dalam rangka otonomi daerah. Hasil analisis menunjukkan bahwa pelatihan pertanian(pembibitan), pengalaman bertani, Teknologi PHT, Pestisida berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi kopi rakyat. Dalam hasil penelitiannya juga menyatakan bahwa keberhasilan dalam proses teknologi PHT dapat ditunjukkan dari prioritas komponen yang diterapkan dalam pengendalian hama terlihat bahwa pestisida tidak lagi merupakan prioritas pengendali hama.

2.3. Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka pemikiran perlu dijelaskan secara teoritis antara variabel independen dan variabel dependen. Dengan demikian maka kerangka pemikiran peneliti dalam penelitian ini adalah pendapatan petani kopi (sebagai dependen variabel) yang dipengaruhi oleh luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, penggunaan pupuk dan penggunaan pestisida (sebagai independen variabel).


(52)

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi di Kabupaten Dairi

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka dikemukakan hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Luas lahan mempunyai pengaruh positif terhadap produksi kopi di Kabupaten Dairi, ceteris paribus.

2. Pengalaman bertani mempunyai pengaruh positif terhadap produksi kopi di Kabupaten Dairi, ceteris paribus.

3. Waktu Kerja mempunyai pengaruh positif terhadap produksi kopi di Kabupaten Dairi, ceteris paribus.

Luas Lahan

Pengalaman Bertani

Waktu Kerja

Penggunaaan Pupuk Pendapatan Petani

Penggunaan Pestisida


(53)

4. Pemberian Pupuk mempunyai pengaruh positif terhadap produksi kopi di Kabupaten Dairi, ceteris paribus.

5. Pemberian Pestisida mempunyai pengaruh positif terhadap produksi kopi di Kabupaten Dairi, ceteris paribus.


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang diambil dari tujuan penelitian. Kecamatan terpilih adalah Kecamatan Sumbul, Kecamatan Parbuluan dan Kecamatan Sidikalang dengan pertimbangan bahwa kecamatan-kecamatan ini memiliki tanaman kopi terluas di Kabupaten Dairi. Luas pertanaman Kopi di Kecamatan Sumbul, Kecamatan Parbuluan dan Kecamatan Sidikalang dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1. Produktivitas dan Produksi Kopi di Kabupaten Dairi

Jenis Tanaman Kopi

Kopi Robusta Kopi Arabika No Kecamatan Luas Area (Ha) Produksi (Ton) Luas Area (Ha) Produksi (Ton)

1 Sidikalang 80 34 641 616

2 Sitinjo * * * *

3 Berampu 106 36 220 215

4 Parbuluan 7 2,50 2.304 1.681 5 Sumbul 1.745 439 6.184 4.696

6 Silahisabungan - - - -

7 Silima

Pungga-pungga 1.665 446 23 19

8 Lae Parira 1.357 326 92 100,80

9 Siempat Nempu 1.140 266 62 59 10 Siempat Nempu Hulu 1.718 288 188 156 11 Siempat Nempu Hilir 574 165 - -

12 Tigalingga 884 250 - -

13 Gunung Sitember 749 300 - - 14 Pegangan Hilir 1.048 200 132 156

15 Tanah Pinem 81 24 - -

Keterangan : *) Masih bergabung dengan kecamatan induk Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Dairi


(55)

3.2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani di kabupaten Dairi. Faktor-faktor tersebuat adalah: luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, penggunaan pupuk, penggunaan pestisida.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan lahan dengan tanaman kopi di tiga kecamatan di Kabupaten Dairi dan dari ketiga kecamatan ini diambil masing-masing tiga desa, dengan populasi sebanyak 5.594 KK. Tiga kecamatan ini terpilih karena ketiga kecamatan ini mempunyai potensi produksi dan pengembangan tanaman kopi yang menjadi sentra produksi tanaman kopi di kabupaten Dairi. Penarikan sampel petani dilakukan secara Proporsionate Random

Sampling adalah sampel yang diambil secara acak, dan proporsional dari ketiga

kecamatan penghasil kopi di kabupaten Dairi dengan uraian sebagai berikut:

No. Kecamatan Desa Populasi Sampel

P. Julu VII 1.412 25

P. Julu VI 1.088 19

1 Sumbul

P. Julu V 1.000 17

Parbuluan IV 628 11

Bangun 475 8

2 Parbuluan

Parbuluan V 417 7

Bintang 250 5

Sidiangkat 183 4 3 Sidikalang

Sitinjo I 141 4

Jumlah 5.594 100


(56)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data penelitian adalah data primer dan data sekunder, data primer diperoleh dari petani melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data-data sekunder diperoleh dari dinas perkebunan, Badan Pusat Statistik, dan dari dinas-dinas terkait berkaitan dengan produktivitas dan jumlah populasi petani kopi.

3.5. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least

Square (OLS). Untuk mengolah data, digunakan bantuan program Eviews versi 4.1.

3.6. Model Analisis Estimasi

Model dasar untuk produksi kopi di Kabupaten Dairi merupakan pengembangan teori produksi Cobb-Douglass, yaitu persamaan:

Q = A Kg L ... (1) Dengan memecah variabel K dan L dalam bentuk yang lebih spesifik, yaitu variabel-variabe1 eksplanatori yang digunakan dalam penelitian ini. Maka fungsi produksi menjadi:

Q = f (LL, PB, WK, F, Ps) ... (2)

Dengan memasukkan seluruh variabel penelitian ini dalam fungsi Cobb-Douglass, menghasilkan fungsi sebagai berikut:


(57)

Selanjutnya untuk mendapatkan model penelitian ini dilakukan log terhadap variabel-variabel yang digunakan. Untuk menguji pengaruh antara variabel penjelas

(explanatory variable) terhadap produksi kopi digunakan metode Ordinary Least

Square (OLS) dalam bentuk regresi berganda dengan menggunakan alat bantu

program Eviews 4.1. Adapun spesifikasi model penelitian ini adalah sebagai berikut: log Q = a + 1 log LL + 2 log PB + 3 log WK + 4 log F + 5 log PS + µ .. (4) Dirnana: Q = Total produksi Kopi (Kg/bulan)

LL = Luas lahan (m2)

PB = Pengalaman bertani (tahun) WK = Waktu kerja (jam/bulan) F = pupuk (kg/bulan)

Ps = Pestisida (kg/bulan) = Konstanta

1, 2 3 4 5 = Koefisien regresi

µ = Faktor pengganggu

Selanjutnya untuk mengestimasi tingkat pendapatan dilakukan pengkalian tingkat produksi dengan harga dan mengestimasi menggunakan model diatas dengan mengganti variabel tingkat produksi dengan tingkat pendapatan sebagai berikut:

Y = P X Q

Dimana Y = Total pendapatan P = Harga


(58)

3.7. Definisi Oprasional dan Batasan Variabel

Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan penelitian ini maka perlu diberikan batasan operasional sebagai berikut:

1. Petani kopi adalah petani yang mengusahakan komoditi kopi di areal perladangan(orang).

2. Total produksi kopi adalah total hasil produksi kopi yang dihasilkan petani selama kurun waktu sekali panen (kg/bulan).

3. Pendapatan petani kopi adalah pendapatan yang diperoleh dari usaha tani kopi yang di usahakan oleh petani kopi (rupiah/bulan).

4. Luas lahan adalah luas perladangan kopi yang diusahakan petani kopi (m2).

5. Pengalaman bertani adalah lama bertani dalam mengusahakan usaha tani kopi (tahun).

6. Waktu kerja adalah banyaknya waktu kerja petani dalam mengusahakan usaha tani kopi (jam/bulan).

7. Pupuk adalah jumlah pupuk (organik dan non organik) yang digunakan petani kopi (kg/bulan)

8. Pestisida adalah jumlah obat-obatan yang digunakan petani kopi (kg/bulan)

3.8. Uji Kesesuaian

Uji kesesuaian (Test Goodnes of Fit) dilakukan berdasarkan perhitungan nilai koefisien determinasi (R2) yang kemudian dilanjutkan dengan uji F (F-test) dan uji t


(59)

1. Penilaian terhadap koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk melihat

kekuatan pengaruh variabel bebas (independen variabel) terhadap variabel terikat (dependen variabel).

2. Uji-F (overall test) dimaksudkan untuk mengetahui signifikasi statistik koefisien regresi secara bersama-sama/serentak.

3. Uji-t (partial test) dimaksudkan untuk mengetahui signifikasi statistik koefisien regresi secara parsial.

3.9. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Ada beberapa permasalahan yang bisa terjadi dalam model regresi linier, yang secara statistik permasalahan tersebut dapat mengganggu model yang telah ditentukan, bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dan persamaan yang terbentuk. Untuk itu perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik yang terdiri:

1. Uji Multikolinieritas

Interpretasi dan persamaan regresi linier secara implisit bergantung pada asumsi bahwa vaniable-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling berkorelasi. Jika dalam sebuah persamaan terdapat multikolinieritas, maka akan menimbulkan beberapa akibat, untuk itu perlu dideteksi multikolinieritas dengan besaran-besaran regresi yang didapat, yakni:

a. Variansi besar (dari taksiran OLS).

b. Interval kepercayaan lebar (karena variasi besar maka standar error besar, sehingga interval kepercayaan lebar).


(60)

c. Uji-t (t-rasio) tidak signifikan. Suatu variabel bebas yang signifikan baik secara subtansi maupun secara statistik jika dibuat regresi sederhana, bisa tidak signifikan karena variasi besar akibat kolinieritas. Bila standar error terlalu besar, maka besar pula kemungkinan taksiran koefisien regresi (a1- a5) tidak signifikan.

d. R2 tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dan uji-t.

e. Terkadang nilai taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai nilai yang tidak sesuai dengan substansi, sehingga tidak menyesatkan interpretasi.

2. Uji Heterokedastisitas

Tujuan uji ini adalah untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas, dan jika varians berbeda, disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk dapat mengetahui terjadinya Heterokedastisitas atau homokedastisitas dalam sebuah model regresi dapat dilakukan dengan uji White Heterokedasticity, dengan kriteria keputusan sebagai berikut:

a. Bila 2 hitung lebih kecil dari 2 tabel maka tolak hipotesis yang menyatakan

bahwa terdapat heterokedastisitas dalam model regresi.

b. Bila 2 hitung lebih besar dari 2 tabel maka tolak hipotesis yang menyatakan


(61)

3. Uji Normalitas

Asumsi model regresi liner klasik adalah bahwa faktor pengganggu µi mempunyai nilai rata-rata yang sama dengan nol, tidak berkolerasi dan mempunyai varians yang konstan. Dengan asumsi ini, OLS estimator atau penaksiran akan memenuhi sifat-sifat statistik yang diinginkan, seperti ketidakbiasan dan mempunyai varians yang minimum.

Untuk dapat mengetahui normal atau tidaknya faktor pengganggu µi dilakukan dengan J-B test (Jarque-Bera test). Uji ini menggunakan hasil estimasi residual dan chisquare probability distribution, yaitu dengan membandingkan nilai JBhitung = nilai X2hitung dengan nilai X2 tabel, dengan kriteria keputusan sebagai berikut:

a. bila JBhitung > nilai X2tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual µi

adalah berdistribusi normal ditolak.

b. Bila nilai JBhitung < nilai X2 tabel, maka yang menyatakan bahwa residual µi


(62)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Kecamatan Sumbul

Kecamatan Sumbul merupakan salah satu kecamatan dari 15 kecamatan yang ada di kabupaten Dairi. Wilayah Kecamatan Sumbul mempunyai luas 192,58 km2

berada pada ketinggian 1.400 m dpl, yang terletak antara : 980 – 98,300 LU 98.000 – 98.300 BT

Sebagian besar wilayah terdiri dari pegunungan yang bergelombang dan hanya sebahagian kecil yang datar/rata. Wilayah ini sebahagian besar adalah hutan dan tipe iklim di daerah ini adalah iklim sedang (Sub Tropis).

Wilayah Kecamatan Sumbul terdiri dari 1 kelurahan dan 18 desa dengan berbatasan sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Pegagan Hilir Sebelah Timur : Kecamatan Parbuluan Sebelah Barat : Kecamatan Silahisabungan

Sebelah Selatan : Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun Jarak Kantor Kecamatan ke kantor Bupati 12 Km

Jumlah penduduk Kecamatan Sumbul sebanyak 38.026 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 18.867 jiwa dan perempuan sebanyak 19.159 jiwa. Kepadatan


(63)

penduduk adalah sebanyak 197 jiwa per km persegi dengan penyebaran yang tidak merata pada setiap desa/kelurahan.

Dari 14 Desa/kelurahan yang ada di Kecarnatan Sumbul terdapat penduduk yang terpadat di Desa Pegagan Julu Julu IX yaitu dengan kepadatan sebanyak 391 jiwa per km persegi. Dan Desa/Kelurahan yang terjarang penduduknya adalah Desa Pegagan Julu V dengan tingkat kepadatan 89 jiwa per km persegi.

Jumlah rumah tangga di Kecamatan Sumbul sebanyak 8.217 rumah tangga dengan penyebaran yang tidak merata. Rata-rata banyaknya jiwa per rumah tangga adalah sebanyak 5 jiwa.

Karakteristik sosial adat istiadat di Kecamatan Sumbul dipengaruhi oleh penduduk yang ada, seperti suku Pakpak, Toba, Simalungun, Karo dan suku lainnya serta sifatnya dipengaruhi oleh suku-suku di atas, sehingga kegiatannya masih sangat dipengaruhi oleh norma adat yang berlaku.

Penduduk di Kecamatan Sumbul mayoritas beragama Kristen Protestan, yaitu dengan komposisi sebagai berikut:

Beragama Islam : 1.723 jiwa Beragama Kristen Khatolik : 3.l53 jiwa Beragama Kristen Protestan : 33.l50 jiwa

Sedangkan sarana ibadah yang tersedia adalah Mesjid dan Musollah 13 buah, dan Gereja 130 buah.


(64)

Di Kecamatan Sumbul terdapat 37 unit Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah murid sebanyak 6.873 jiwa, dan tenaga pengajar (Guru) sebanyak 329 orang. Rata-rata jumlah murid per sekolah adalah 186 jiwa dan banyak murid per tenaga pengajar adalah 21 jiwa. Tingkat pendidikan SLTP, terdapat 9 unit Sekolah SMTP, dengan jumlah murid sebanyak 2.724 orang. Rata-rata banyaknya murid per sekolah adalah 303 jiwa. Banyaknya tenaga pengajar (guru) sebanyak 177 jiwa. Rata-rata banyaknya murid per satu orang guru adalah 15 jiwa. Sedangkan sekolah untuk tingkat SMTA, terdapat 6 buah sekolah, 1.582 orang murid, 106 orang guru. Rata-rata jumlah murid per sekolah adalah 264 jiwa dan banyak murid per tenaga pengajar adalah 15 jiwa.

Fasilitas kesehatan masih belum memadai, ini terlihat dari data berikut: hanya 2 buah Puskesmas, 14 buah Puskesmas Pembantu, 67 buah Posyandu, Polindes 8 buah dan BKIA 2 buah sedangkan Rumah Sakit belum ada. Untuk fasilitas kesehatan ini dilayani oleh 3 orang dokter, 36 orang bidan, 22 orang perawat.

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 7.438 pasangan, dan pasangan usia subur tersebut yang masuk KB dengan menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 5.332 atau dan tidak menggunakan KB sebanyak 2.106. Dangan demikian, kesadaran penduduk pasangan usia subur untuk ber-KB sudah lumayan.

4.1.2. Kecamatan Parbuluan

Kecamatan Parbuluan merupakan salah satu kecamatan dari 15 kecamatan yang ada di kabupaten Dairi. Wilayah Kecamatan Parbuluan mempunyai luas 235,40 km2 berada pada ketinggian 1.200 m dpl, yang terletak antara :


(65)

2,150 – 3,000 LU 98.000 – 98.300 BT

Sebagian besar wilayah terdiri dari pegunungan yang bergelombang dan hanya sebahagian kecil yang datar/rata. Wilayah ini sebahagian besar adalah hutan dan tipe iklim di daerah ini adalah iklim sedang (Sub Tropis).

Wilayah Kecamatan Parbuluan terdiri dari 8 desa dengan berbatasan sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Sumbul Sebelah Timur : Kecamatan Kerajaan Sebelah Barat : Kecamatan Sidikalang Sebelah Selatan : Kabupaten Tobasa

Jarak Kantor Kecamatan ke kantor Bupati 21 Km.

Jumlah penduduk Kecamatan Parbuluan adalah 18.663 jiwa terdiri dari 3.829 rumah tangga. Kepadatan penduduk di kecamatan Parbuluan adalah 79 jiwa /km2 dan rata-rata anggota rumah tangga adalah 5 orang.

Di Kecamatan Parbuluan terdapat 15 Sekolah Dasar Negeri dan 2 unit Sekolah dasar Swasta dengan jumlah murid seluruhnya 3.635 orang dan jumlah guru sebanyak 137 orang. untuk tingkat SLTP di Kecamatan Parbuluan terdapat 2 unit SMP Negeri yang terletak di Desa Parbuluan V dan Bangun sedangkan SMP Swasta berjumlah 2 unit berlokasi di Desa Parbuluan I dan Parbuluan IV dengan jumlah murid 1.350 orang dan jumlah guru 75 orang. Kecamatan ini terdapat satu unit SLTA Negeri. dengan jumlah murid 256 orang dan 9 orang guru.


(66)

Fasilitas kesehatan di Kecamatan Parbuluan adalah 1 unit Puskesmas dan 5 unit Puskesmas Pembantu.

4.1.3. Kecamatan Sidikalang

Kecamatan Sidikalang merupakan salah satu kecamatan dari 15 kecamatan yang ada di kabupaten Dairi dan merupakan ibukota Kabupaten. Wilayah Kecamatan Sidikalang mempunyai luas 110,15 km2 berada pada ketinggian 700-1.100 m dpl,

yang terletak antara :

2E – 3E LU 98.E – 98E300 BT

Sebagian besar wilayah terdiri dari pegunungan yang bergelombang dan hanya sebahagian kecil yang datar/rata. Tipe iklim di daerah ini adalah iklim sedang (Sub Tropis).

Wilayah Kecamatan Sidikalang terdiri dari 13 desa/kelurahan 22 lingkungan dan 18 dusun, dengan berbatasan sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Siempat Nempu Sebelah Timur : Kecamatan Sumbul

Sebelah Barat : Kecamatan Berampu Sebelah Selatan : Kabupaten Pakpak Bharat

Penduduk Kecamatan Sidikalang sebanyak 54.684 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 27.269 jiwa dan perempuan sebanyak 27.415 jiwa. kepadatan penduduk adalah sebanyak 495 jiwa per km persegi dengan penyebaran yang tidak merata pada setiap desa/kelurahan.


(67)

Dari 13 desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Sidikalang terdapat penduduk yang terpadat terdapat di Kelurahan Kota Sidikalang yaitu dengan kepadatan sebanyak 2.994 jiwa per km persegi. Dan desa/kelurahan yang terjarang penduduknya adalah Sitinjo I dengan tingkat kepadatan 96jiwa per km persegi.

Jumlah rumah tangga di Kecamatan Sidikalang sebanyak 11.087 rumah tangga dengan penyebaran yang tidak merata. Rata-rata banyaknya jiwa per rumah tangga adalah sebanyak 4,93 jiwa.

Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Sidikalang masih didominasi sektor pertanian yaitu sebanyak 48,60 % dan juga cara pengelolaan tanahnya masih bersifat tradisioanl sehingga hasilnya masih belum sesuai dengan yang diharapkan, dan selanjutnya kita lihat mata pencaharian penduduk per sektor sebagai berikut:

- Pertanian : 48,60% - Jasa/Industri : 11,91% - PNS dan ABRI : 12,84% - Lainnya : 26,65%

Karakteristik sosial adat istiadat di Kecamatn Sidikalang dipengaruhi oleh penduduk yang ada, seperti suku Pakpak, Toba, Simalungun, Karo, dan suku lainnya serta sifatnya dipengaruhi oleh suku-suku di atas, sehingga kegiatannya masih sangat dipengaruhi oleh norma adat yang berlaku.

Penduduk di Kecamatan Sidikalang adalah mayoritas beragama Kristen Protestan, yaitu 38.614 jiwa atau 70,61 % dari penduduk kecamatan Sidikalang,


(68)

kemudian beragama Islam 12.384 jiwa atau 22,65 %, Kristen Katolik 3.387 jiwa atau 6,19% dan beragama Budha 268 jiwa atau 0,49 %, serta Hindu sebanyak 31 orang atau 0,06%.

Sedangkan fasilitas rumah ibadah sampai saat ini tercatat sebanyak 30 buah mesjid (tcrmasuk surau dan langgar), gereja sebanyak 65 buah, dan 1 buah wihara, serta 1 buah Kuil.

Di Kecamatan Sidikalang tcrdapat 31 unit Sekolah Dasar (SD) jumlah murid sebanyak 8.927 jiwa, dan tenaga pengajar (guru) sebanyak 379 orang. Rata-rata jumlah murid per sekolah adalah 288 jiwa dan banyak murid per tenaga pengajar adalah 24 jiwa. Tingkat pendidikan SMTP; terdapat 11 unit sekolah SMTP, dengan jumlah murid sebanyak 5.178 orang. Rata-rata banyaknya murid per sekolah adalah 471 jiwa. Banyaknya tenaga pengajar (guru) sebanyak 343 jiwa. Rata-rata murid per satu orang guru adalah 15 jiwa. Begitu juga tingkat sekolah SMTA adalah 14 unit dengan jumlah murid 7.319 jiwa dan guru 566 jiwa. Rata-rata banyak murid per sekolah adalah 523 jiwa, dan rata-rata murid per satu orang guru adalah 13 jiwa.

Fasilitas pendidikan yang ada ini bukan saja menampung murid dan dari kecamatan sidikalang saja akan tetapi juga menampung murid dan luar kecamatan terutama bagi murid yang menempuh Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan. Untuk lebih jelasnya bahwa pertambahan penduduk Kecamatan Sidikalang terutama Kelurahan Kota Sidikalang dan kelurahan Batang Beruh dipengaruhi faktor pendidikan.


(69)

Di Kecamatan Sidikalang terdapat berbagai fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit Umum, 2 buah Puskesmas, 10 unit Pembantu 47 Posyandu yang menyebar di 13 desa/ kelurahan. Untuk seluruhnya fasilitas kesehatan ini dilayani oleh dokter dan tenaga medis lainya. Rumah Sakit Umum di kecamatan ini berada di Kelurahan Batang Beruh, dan Kelurahan Kota Sidikalang. Rumah Sakit Umum ini berfungsi untuk melayani kesehatan regional yang tidak dapat ditanggulangi oleh Puskesmas maupun Puskesmas Pembantu. Fasilitas kesehatan lainnya di Kecamatan Sidikalang ini selain fasilitas kesehatan yang diuraikan diatas terdapat 14 buah toko obat dan 6 buah apotik dan 11 buah praktek dokter. Secara umum fasilitas kesehatan ini berfungsi untuk meningkatkan kesehatan pada masyarakat dalam bidang kesehatan yang menyangkut pengobatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit.

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 5.441 pasangan, dari jumlah pasangan usia subur tersebut yang masuk KB dengan menggunakan kontrasepsi sebanyak 3.066 atau 56,35% dan tidak masuk KB 2.375 atau 43,65%. Bila kita bandingkan dengan jumlah PUS tahun 2003 adalah scbanyak 5.618, maka terjadi penurunan PUS sebanyak 177 jiwa atau 3,15%.

Luas kecamatan Sidikalang 110,15 km2. Dan luas kecamatan tersebut luas

tanah sawah 773 ha. Luas tanah kering 5.890 ha dan luas untuk bangunan dan halaman sekitarnya adalah 2.132 ha dan lainnya 2.212 ha. Rata-rata produksi 4,33 ton/ha, padi ladang 2,14 ton/ha. Tanaman palawija yang paling dominan adalah jagung. Tanaman keras yang paling banyak adalah kopi kemudian kemenyan, tingkat


(1)

80 0.88 528 4,400,000 57 12 45 438.4 27500 6.072 81 0.68 428.4 3,570,000 55 6 41 343.2 22100 4.692 82 0.9 540 4,500,000 68 12 46 448 28125 6.21 83 0.96 576 4,800,000 55 12 33 476.8 28800 6.624 84 0.86 516 4,300,000 55 12 48 428.8 26875 5.934

85 0.8 480 4,000,000 62 6 50 400 25000 5.52

86 0.56 319.2 2,660,000 52 9 39 284 16800 3.864 87 0.66 396 3,300,000 43 8 31 332.8 19800 4.554 88 0.76 456 3,800,000 50 12 32 380.8 23750 5.7 89 0.82 492 4,100,000 47 12 33 409.6 25625 6.15 90 1.02 612 5,100,000 68 12 51 505.6 31875 7.038 91 1.04 624 5,200,000 66 12 45 515.2 31200 7.176 92 1.04 624 5,200,000 59 9 45 515.2 32500 7.176 93 1.08 615.6 5,130,000 60 12 45 533.6 35100 7.452 94 1.1 693 5,775,000 59 10 45 544.8 34375 7.59 95 1.06 636 5,300,000 60 12 43 524.8 30475 7.95 96 1.02 612 5,100,000 47 6 40 505.6 30600 7.038 97 1.06 636 5,300,000 62 12 44 524.8 34450 7.314 98 1.04 624 5,200,000 65 12 49 515.2 32500 7.176 99 1.08 680.4 5,670,000 64 9 50 535.2 33750 7.452 III 100 1.04 624 5,200,000 62 9 47 515.2 33800 7.8

Total 49.3 29684.4 247370000 5515 936 4026 25268 1533162.5 344.2895 Rata-rata 0.493 296.84 2,473,700 55.15 9.36 40.26 252.68 15331.63 3.44 Maksimum 1.1 693 5775000 68 12 55 544.8 35100 7.95

Minimum 0.16 91.2 760000 37 6 25 92 4800 1.104 Mean 0.38 228 1900000 56 9 41.5 198.4 11875 2.661 Std. Deviasi 0.3 183.34 1527870.97 7.72 2.4 7.65 145.67 9469.11 2.13


(2)

Lampiran 2. Hasil Estimasi Produksi Tanaman Kopi

Dependent Variable: Log Kwantiti

Method: Least Squares Date: 12/14/07 Time: 14:48 Sample: 1 100

Included observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.419362 0.269917 -1.553668 0.1236 Log Luas Lahan 0.382813 0.176014 2.174909 0.0321

Log Penglmn Bertani 0.033695 0.012992 2.593499 0.0110 Log Waktu Kerja 0.375398 0.181278 2.070839 0.0411 Log Fertilizer 0.103224 0.061346 1.682647 0.0958 Log Pestisida 0.163433 0.069052 2.366808 0.0200 R-squared 0.979252 Mean dependent var 2.389068 Adjusted R-squared 0.979212 S.D. dependent var 0.272876 S.E. of regression 0.007660 Akaike info criterion -6.847552 Sum squared resid 0.005515 Schwarz criterion -6.691242 Log likelihood 348.3776 F-statistic 25109.69 Durbin-Watson stat 2.296843 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 3. Uji Multikolinireity Luas Lahan

Dependent Variable: LLL

Method: Least Squares Date: 12/14/07 Time: 15:12 Sample: 1 100

Included observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.177217 0.100828 11.67552 0.0000 LPB 0.034967 0.006669 5.242971 0.0000 LWK 0.882019 0.054557 16.16699 0.0000 LF 0.065480 0.035122 1.864362 0.0654 LPS 0.114454 0.038499 2.972884 0.0037 R-squared 0.969741 Mean dependent var 3.609909

Adjusted R-squared 0.969731 S.D. dependent var 0.271974 S.E. of regression 0.004465 Akaike info criterion -7.936458 Sum squared resid 0.001894 Schwarz criterion -7.806200 Log likelihood 401.8229 F-statistic 91813.12 Durbin-Watson stat 1.533654 Prob(F-statistic) 0.000000


(3)

Lampiran 4. Uji Multikolinireity Pengalaman Bertani

Dependent Variable: LPB

Method: Least Squares Date: 12/14/07 Time: 15:14 Sample: 1 100

Included observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -6.976197 2.007778 -3.474586 0.0008 LLL 6.417997 1.224115 5.242971 0.0000 LWK -7.352156 1.216702 -6.042694 0.0000

LF 0.629199 0.480133 1.310467 0.1932 LPS -0.076827 0.545246 -0.140904 0.8882 R-squared 0.554132 Mean dependent var 1.597337

Adjusted R-squared 0.535358 S.D. dependent var 0.088740 S.E. of regression 0.060489 Akaike info criterion -2.724003 Sum squared resid 0.347597 Schwarz criterion -2.593745 Log likelihood 141.2002 F-statistic 29.51686 Durbin-Watson stat 1.419472 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 5. Uji Multikolinireity Waktu Kerja

Dependent Variable: LWK

Method: Least Squares Date: 12/14/07 Time: 15:15 Sample: 1 100

Included observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.857238 0.124907 -6.863022 0.0000 LLL 0.831529 0.051434 16.16699 0.0000 LPB -0.037764 0.006249 -6.042694 0.0000

LF 0.055781 0.034245 1.628878 0.1067 PS 0.040737 0.038857 1.048380 0.2971 R-squared 0.969713 Mean dependent var 2.331465

Adjusted R-squared 0.969700 S.D. dependent var 0.250464 S.E. of regression 0.004335 Akaike info criterion -7.995405 Sum squared resid 0.001785 Schwarz criterion -7.865147 Log likelihood 404.7703 F-statistic 82590.05 Durbin-Watson stat 1.463662 Prob(F-statistic) 0.000000


(4)

Lampiran 6. Uji Multikolinireity Penggunaan Pupuk

Dependent Variable: LF

Method: Least Squares Date: 12/14/07 Time: 15:15 Sample: 1 100

Included observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.972989 0.440242 2.210122 0.0295 LLL 0.539041 0.289129 1.864362 0.0654 LPB 0.028220 0.021534 1.310467 0.1932 LWK 0.487081 0.299029 1.628878 0.1067 LPS 0.006252 0.115483 0.054141 0.9569 R-squared 0.977873 Mean dependent var 4.102398

Adjusted R-squared 0.977784 S.D. dependent var 0.272123 S.E. of regression 0.012810 Akaike info criterion -5.828413 Sum squared resid 0.015590 Schwarz criterion -5.698154 Log likelihood 296.4206 F-statistic 11144.40 Durbin-Watson stat 2.007123 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 7. Uji Multikolinireity Penggunaan Pestisida

Dependent Variable: Log PS

Method: Least Squares Date: 12/14/07 Time: 15:16 Sample: 1 100

Included observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.902265 0.268650 -10.80316 0.0000 LLL 0.743652 0.250145 2.972884 0.0037 LPB -0.002720 0.019302 -0.140904 0.8882 LWK 0.280756 0.267800 1.048380 0.2971

LF 0.004935 0.091148 0.054141 0.9569 R-squared 0.978344 Mean dependent var 0.452726

Adjusted R-squared 0.978275 S.D. dependent var 0.273983 S.E. of regression 0.011381 Akaike info criterion -6.065054 Sum squared resid 0.012305 Schwarz criterion -5.934795 Log likelihood 308.2527 F-statistic 14320.26 Durbin-Watson stat 1.992498 Prob(F-statistic) 0.000000


(5)

Lampiran 8. JB-Test

Lampiran 9. Uji

White Heteroskedasticity White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 3.327311 Probability 0.000171 Obs*R-squared 39.07675 Probability 0.001060 Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 12/14/07 Time: 15:11 Sample: 1 100

Included observations: 100

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.773462 0.830958 2.134237 0.0358 LLL -1.960484 1.083879 -1.808767 0.0741 LLL^2 0.842319 0.259996 3.239742 0.0017 LLL*LPB -0.046711 0.055043 -0.848628 0.3985 LLL*LWK -1.069231 0.319893 -3.342466 0.0012 LLL*LF -0.338618 0.161824 -2.092510 0.0394 LLL*LPS -0.331665 0.279816 -1.185297 0.2393

LPB 0.065116 0.083179 0.782843 0.4359 LPB^2 0.000689 0.002947 0.233668 0.8158 LPB*LWK 0.015495 0.052669 0.294198 0.7693

LPB*LF 0.013880 0.018407 0.754040 0.4530 LPB*LPS 0.018010 0.017305 1.040724 0.3010

LWK 1.343675 0.899261 1.494199 0.1389 LWK*LF 0.545862 0.257558 2.119373 0.0370 LWK*LPS 0.509447 0.268082 1.900338 0.0609

LF*LPS -0.157199 0.077375 -2.031635 0.0454 LPS 0.630008 0.250477 2.515234 0.0138 R-squared 0.390767 Mean dependent var 5.52E-05

Adjusted R-squared 0.273325 S.D. dependent var 0.000133 S.E. of regression 0.000113 Akaike info criterion -15.17656 Sum squared resid 1.07E-06 Schwarz criterion -14.73368 Log likelihood 775.8278 F-statistic 3.327311 Durbin-Watson stat 2.118128 Prob(F-statistic) 0.000171


(6)

DAFTAR KUESIONER

A. PENGENALAN TEMPAT

1. kecamatan :

2. Desa :

3. No. Urut Sampel :

B. IDENTITAS PETANI

1. Nama :

2. Umur :

3. Pendidikan Terakhir :

4. Jumlah Tanggungan :

5. Mata Pencaharian

a. Utama :

b Sampingan :

6. Pendapatan :

7. Lama Bertani :

8. Luas Usaha Tani :

C. URAIAN BIAYA TANAMAN

NO URAIAN Vol/Lahan Harga/Unit Total Harga

1 Bibit 2 Pupuk 3 Pestisida

4 Tenaga Kerja

- Penyiapan Lahan - Pembuatan L. Tanam - Penanaman

- Pemupukan - Penyiangan

- Pemberantasan Hama - Panen