b. Kacang Benguk
Data produksi kacang benguk belum tersedia secara khusus di instansi yang ditelusuri. Kacang benguk ditanam sebagai selingan tanaman pokok seperti
karet ataupun kelapa sawit hal ini didukung oleh pengetahuan masyarakat bahwa tanaman kacang benguk dipercaya dapat meningkatkan unsur hara bagi tanaman
induk. Selain itu beberapa keluarga memanfaatkan kacang benguk sebagai tanaman pekarangan.
Potensi kacang benguk ditunjukkan dari ketersediaannya di pasar tradisional Kota Metro. Survei beberapa di beberapa toko menunjukkan bahwa
kacang benguk mudah ditemui dan memiliki permintaan rata-rata 12 ton bulan. Beberapa toko juga mampu menyediakan stok yang cukup rata-rata 30 karung
50 Kg minggu. Selama ini tidak ditemui kesulitan dalam hal pengadaan kacang benguk, pemilik toko akan menyesuaikan stok sesuai dengan permintaan
apalagi kacang benguk ini dapat disimpan hingga 2 tahun. Pemanfaatan kacang benguk sampai saat ini hanya dibuat sebagai tempe benguk. Selain di Metro,
kacang benguk juga banyak ditanam di Kecamatan Suka Dami, Lampung Timur.
c. Tepung Skim
Tepung skim sama dengan kandungan yang terdapat dalam susu segar tetapi berbeda dalam kandungan lemaknya yaitu ±1. Tepung skim digunakan
untuk mencapai kandungan solid non fat pada produk dan pelengkap sumber protein serta memperbaiki tekstur pada produk akhir. Peran yang sangat penting
dalam BMC-MP-ASI sukun dan kacang benguk adalah skim berperan mengurangi aroma langu yang ditimbulkan dari penggunaan kacang benguk
Setyani et al, 2010b.
d. Minyak Sawit
Penggunaan minyak selain untuk menambah energi formula BMC yang dihasilkan juga digunakan untuk memperbaiki tekstur dan mempekuat ikatan
dalam formula BMC.
e. Tepung gula
Tepung gula digunakan untuk memberikan rasa manis sehingga akan meningkatkan daya terima konsumen. Selain itu
juga berperan untuk meningkatkan energi pada formula BMC. Sesuai dengan SNI penggunaannya
dibatasi hanya maksimal 30 dari total kalori formula.
f. Garam