Penentuan lokasi industri berhubungan erat dengan penentuan lokasi pabrik. Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri, berdasarkan perhitungan
menggunakan metode MPE, adalah Kecamatan Metro Utara dengan skor 1544 Lampiran 7. Sebagai gambaran bahwa Kecamatan Metro Utara adalah
kecamatan yang paling luas di Kota Metro 19,64 km
2
atau 28,57. Hal ini juga sesuai dengan rencana tata ruang Kota Metro yang menempatkan Kecamatan
Metro Utara sebagai daerah pengembangan kota termasuk dalam pengembangan industri. Penelusuran lebih lanjut dari ketiga responden sepakat menyebutkan
lokasi pabrik secara spesifik adalah Kelurahan Karang Rejo dengan pertimbangan ketersediaan lahan dan posisinya yang strategis.
4.2.2.4. Sanitasi dan Higenitas
Sanitasi adalah upaya untuk memelihara dan melindungi kesehatan lingkungan melalui pencegahan kontak manusia dengan bahaya dari limbah.
Hiegienis berarti suatu upaya memelihara dan melindungi kesehatan secara perorangan. Pencegahan dengan menggunakan solusi teknis misalnya
pembuangan limbah, teknologi sederhana contohnya kakus, tangki septik, atau praktek kebersihan pribadi misalnya mencuci tangan dengan sabun.
a. Kontruksi bangunan
Hal yang akan menjadi perhatian dalam pembangunan pabrik adalah 1 Bangunan harus dapat melindungi bahan, peralatan dan produk
2 Konstruksi bangunan permanen. 3 Mempunyai sirkulasi udara yang cukup.
4 Lokasi pabrik disarankan tidak ditengah-tengah pemukiman penduduk. 5 Tersedia air yang cukup untuk pembersihan lantai dan pencucian alat.
6 Bangunan pabrik diatur sehingga memudahkan penempatan peralatan, bahan dan produk yang dihasilkan, serta memudahkan pekerja
. Permukaan dinding harus rata dan halus, berwarna terang dan tidak
lembab serta mudah dibersihkan. Dinding dapat dilapisi oleh porselen atau logam anti karat setinggu dua meter dari lantai agar tidak ditumbuhi jamur. Atap dan
langit-langit berfungsi sebagai penahan jatuhnya debu dan kotoran. Atap tidak boleh bocor dan cukup landai. Tinggi langit-langit minimal 2,4 meter di atas
lantai, makin tinggi semakin baik karena jumlah oksigen ruangan semakin besar. Untuk menghindari genangan air lantai dibuat miring. Pertemuan antara lantai
dengan tembok dibuat melengkung sehingga mudah dibersihkan.
b. Pencahayaan dan Sirkulasi Udara
Pencahayaan harus tidak menyilaukan dan tersebar merata sehingga tidak menimbulkan bayangan. Upaya yang dilakukan adalah dengan menempatkan
lampu beberapa dalam ruangan. Ventilasi harus cukup untuk mencegah udara ruangan tidak panas, mencegah kondensasi uap air atau lemak pada lantai, dinding
atau langit-langit dan menghilangkan bau asap, dan pencemaran lain dalam ruangan. Sebagai pedoman lobang penghawaan minimal 10 luas lantai.
Setiap ruang dilengkapi ventilasi atau pengatur udara Air Conditioning, agar kesegaran ruangan dapat selalu dijaga. Di dalam ruang proses ada kipas yang
dilengkapi oleh penyaring udara exhauster fan. Sirkulasi udara diperlukan untuk mempertahankan kondisi ruangan. Sesuai dengan persyaratan Asean GMP, untuk
ruang produksi untuk kestabilan kelembaban Relative Humidity RH berkisar antara 45-55 dan suhu ruang produksi antara 20 – 28 ˚C. Khusus untuk ruang
pengemasan dan gudang produk akhir suhu diturunkan hingga dibawah suhu
ruang 16-25˚C dan kelembahan RH dipertahankan pada kisaran 30-40 untuk mencegah pertumbuhan mikroba. Didepan pintu masuk ruang proses dipasang
tirai untuk menjaga kondisi suhu dan mencegah masuknya debu.
c. Sanitasi bangunan 1. Dinding