Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-
laki maupun perempuan karena tidak mampu mereka untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja
akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka.
e. Masa remaja sebagai masa rasa ingin tahu
2.4 HIVAIDS
2.4.1 Definisi HIVAIDS
AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh secara bertahap yang
disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus HIV Sjaiful Fahmi Daili dkk, 2011.
Penyakit AIDS merupakan istilah yang menunjukkan kondisi tubuh manusia yang sudah terinfeksi HIV. Sebenarnya, AIDS bukan penyakit disease
tetapi merupakan suatu kumpulan dari berbagai kondisi yang terjadi pada diri seseorang yang sudah terinfeksi HIV. Dengan kata lain, lebih tepat jika AIDS
disebut sebagai sindrom yang merupakan kumpulan gejala-gejala berbagai penyakit dan infeksi. Adapun orang yang terinfeksi HIV disebut sebagai Odha
Orang dengan HIVAIDS, dan Ohida Orang yang hidup dengan HIVAIDS, yaitu Odha sendiri, keluarga serta lingkungan. Tetapi belakangan istilah yang
disepakati untuk menyebutkan keduanya Odha dan Ohida adalah cukup dengan Odha Syaiful W. Harahap, 2000..
2.4.2 Etiologi dan Patogenesis
HIV masuk tubuh manusia terutama melalui darah, semen dan sekret vagina, serta transmisi dari ibu ke anak. Sebagian besar 75 penularan terjadi
melalui hubungan seksual Sjaiful Fahmi Daili dkk, 2011.
Menurut Nursalam dan Ninuk 2011, enam cara penularan HIV anak adalah sebagai berikut :
1. Hubungan seksual, baik secara vagina, oral maupun anal dengan seorang
pengindap. 2.
Kontak langsung dengan darah dan produk darah yg tercemar HIVAIDS. 3.
Ibu pada bayinya 4.
Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril 5.
Alat-alat untuk menorah kulit 6.
Menggunakan jarum suntik secara bergantian Setelah masuk tubuh, virus menuju kekelenjar limfe dan berada dalam sel
dendritik selama beberapa hari. Kemudian terjadi sindrom retroviral akut seperti flu serupa infeksi mononukleosis disertai vivernia hebat dengan keterlibatan
berbagai kelenjar limfe. Pada tubuh timbul respon imun humoral maupun selular. Sindrom ini akan hilang sendiri setelah 1-3 minggu. Kadar virus yang tinggi
dalam darah dapat diturunkan oleh sistem imun tubuh. Proses ini berlangsung berminggu-minggu sampai terjadi keseimbangan antara pembentukan virus baru
dan upaya eliminasi oleh respons imun. Titik keseimbangan yang disebut sel point ini penting karena menentukan perjalanan penyakit selanjutnya. Bila tinggi,
perjalanan penyakit menuju AIDS akan berlangsung lebih cepat Nursalam dan Ninuk, 2011.
Serokonversi perubahan antibodi negatif menjadi positif terjadi 1-3 bulan setelah infeksi, tetapi pernah juga dilaporkan sampai 8 bulan. Kemudian pasien
akan memasuki masa tanpa gejala. Dalam masa ini terjadi penurunan bertahap jumlah CD4 jumlah normal 800-1.000mm
2
Limfosit T4 mengatur reaksi sistem kekebalan manusia. Limfosit T4 memulai dan mengarahkan untuk pengenalan serta pemusnahan agen asing
termasuk virus. Namun justru sel inilah yang diinfeksi dan kemudian dirusak yang terjadi setelah replikasi
persisten HIV dengan kadar RNA virus relatif konstan. CD4 adalah reseptor pada limfosit T4 yang menjadi target sel utama HIV Nursalam dan Ninuk, 2011.
oleh HIV. Karena proses infeksi dan pengambilan aliran sel T4 mengakibatkan kelainan dari kekebalan, maka ini memungkinkan berkembangnya neoplasma dan
infeksi oportunistik Nursalam dan Ninuk, 2011. Pada awalnya penurunan jumlah CD4 sekitar 30-60mm
3
tahun, tapi pada tahun terakhir penurunan jumlah menjadi 50-100mm
3
sehingga bila tanpa pengobatan rata-rata masa infeksi HIV sampai menjadi AIDS adalah 8-10 tahun,
dimana jumlah CD4 akan mencapai kurang dari 200mm
3
Tahapan perjalanan HIVAIDS : sesudah terjadi infeksi virus HIV, awalnya tidak memperlihatkan gejala-gejala khusus, baru beberapa minggu
sesudah itu orang yang terinfeksi sering kali menderita penyakit ringan sehari-hari seperti flu atau diare. Selain itu penderita juga sering merasa tidak sehat meski
dari luar tampak sehat. Keadaan penderita yang terinfeksi ini bisa disebut dengan sindrom HIV akut. Gejala ini serupa dengan gejala infeksi virus pada umumnya
yaitu berupa demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, mialgia pegal-pegal dibadan, pembesaran kelenjar dan rasa lemah. Pada sebagian orang, infeksi
dapat berat disertai kesadaran menurun. Sindrom ini biasanya akan menghilang dalam beberapa minggu. Dalam waktu 3 – 6 bulan kemudian, tes serologi baru
akan positif, karena telah terbentuk anti bodi. Masa 3 – 6 bulan ini disebut window periode, dimana penderita dapat menularkan namun secara laboratorium hasil tes
HIV-nya masih negatif. Setelah melalui infeksi primer penderita akan masuk kedalam masa tanpa gejala. Pada masa ini virus terus berkembang biak secara
progresif dikelenjar limfe. Masa ini berlangsung cukup panjang yaitu 5 – 10 tahun, setelah masa ini pasien akan masuk ke fase full blown AIDS Nursalam dan
Ninuk, 2011. Nursalam dan Ninuk,
2011.
Menurut Nursalam dan Ninuk, 2011 , gejala klinis HIVAIDS dapat dibagikan
mengikut fasenya. a Fase akut
Sekitar 50-70 penderita HIVAIDS mengalami fase ini sekitar 3-6 minggu setelah infeksi primer. Gejala-gejala yang biasanya timbul adalah
demam, faringitis, limpadenopati, sakit kepala, arthtalgia, letargi, malaise, anorexia, penurunan berat badan, mual, muntah, diare, meningitis,
ensefalitis, periferal neuropati, myelopathy, mucocutaneous ulceration, dan erythematous maculopapular rash. Gejala-gejala ini muncul bersama
dengan ledakan plasma viremia. Tetapi demam, ruam kulit, faringitis dan mialgia jarang terjadi jika seseorang itu diinfeksi melalui jarum suntik
narkoba daripada kontak seksual. Selepas beberapa minggu gejala-gajala ini akan hilang akibat respon sistem imun terhadap virus HIV. Sebanyak
70 dari penderita HIV akan mengalami limfadenopati dalam fase ini yang akan sembuh sendiri.
b Fase asimptomatik Fase ini berlaku sekitar 10 tahun jika tidak diobati. Pada fase ini virus HIV
akan bereplikasi secara aktif dan progresif. Tingkat pengembangan penyakit secara langsung berkorelasi dengan tingkat RNA virus HIV.
Pasien dengan tingkat RNA virus HIV yang tinggi lebih cepat akan masuk ke fase simptomatik daripada pasien dengan tingkat RNA virus HIV yang
rendah. c Fase simptomatik
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan
berakhir pada penyakit yang disebut AIDS.
2.4.3 Manifestasi Klinis