untuk membentuk lapisan, dan sifat dari bahan yang membentuk lapisan bubuk, batang, kawat, atau cairan.
Pelapis termal dengan penyemprotan cenderung berpori, meskipun porositas dapat dikontrol dengan mengoptimalkan proses variabel. Lapisan ini dapat dibuat
patuh pada hampir semua bagian dengan ketebalan yang diinginkan dan lapisan ini dapat diterapkan pada struktur yang sudah dibuat. Terkadang, pori-pori diisi dengan
resin termoplastik untuk meningkatkan perlindungan korosi.
11
2.1.4 Pelapisan Dengan
Pack-Cementation
Cementation terdiri dari pengerjaan pengadukan dalam campuran serbuk logam dan sebuah fluks pada temperatur tinggi yang memungkinkan logam untuk berdifusi
kedalam logam dasar.
11
Pelapisan dengan metode pack cementation akan menghasilkan lapisan yang lebih kuat dibanding dengan metode electroplating. Pada metode electroplating,
hanya akan terjadi ikatan adhesi antar permukaan substrat dengan logam pelapisnya, sehingga lapisan yang menempel pada substrat tidak terlalu kuat. Sedangkan pada
metode pack cementation, akan terjadi proses difusi atom milik logam pelapis menuju substrat. Sehingga pelapisan permukaan yang terjadi akan sangat kuat bahkan akan
terjadi proses alloying perpaduan antara logam dasarsubstrat dengan logam pelapis. Proses pack chromizing pada prinsipnya sama dengan proses cementation. Pada
proses ini bahan baja yang akan dilapisi dibungkus dalam bubuk yang mengandung Kromium Cr
2
O
3
dan bahan garam halida seperti NH
4
CL, NH
4
Br dan NH
4
I. Penambahan amonium klorida dimaksudkan untuk membentuk gas aktif Actifator
yang membantu mempercepat proses difusi atom-atom Cr ke dalam substrat.
12
2.1.4.1 Teori Difusi dalam Atom
Difusi adalah proses berpindahnya atom-atom yang terdapat dalam suatu material. Proses ini dapat terjadi dalam keadaaan gas, cair dan padat sehingga dapat terjadi pada
baja dan sistem logam lainnya. Proses difusi dalam logam umumnya atom-atom yang berdifusi berbentuk sebagai atom tunggal bukan dalam bentuk molekul. Hal ini
disebabkan mobilitas jauh lebih tinggi dari malekul. Penyebab difusi dalam atom secara sederhana adalah bahwa atom-atom
dalam benda padat selalu melompat dari satu posisi dalam suatu struktur kristal ke posisi terdekatnya. Selama proses ini berlangsung, akan selalu diperlukan adanya
gradien konsentrasi antara lokasi yang satu dengan yang lainnya dan juga temperatur. Mekanisme perpindahan massa berlangsung dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah. Pergerakan ini akan sangat bergantung pada energi penggerak yang dimiliki oleh atom-atom dan awal proses. Sedangkan temperatur akan mempercepat proses
perpindahan atom-atom tersebut.
2.1.4.2 Mekanisme Pack Cementation
Dalam proses pedifusian atom-atom logam, ada tiga mekanisme perpindahan dan posisi logam yang mungkin terjadi, yakni:
1. Mekanisme Kekosongan
2. Mekanisme Interstisi
3. Mekanisme Tukar Tempat subtitusi
Gambar 2.2. Mekanisme difusi yang mungkin terjadi di dalam logam, a
kekosongan, b interstisi, c tukar tempat
Tungku pembakar furnace yang digunakan dilengkapi dengan atmosfir protektif argon. Temperatur furnace dinaikkan hingga mencapai temperatur
pelapisan, yaitu temperatur dimana material pelapis akan bereaksi dengan garam
untuk membentuk uap halida metalik. Uap inilah yang akan mengenai permukaan substrat hingga akhirnya terbentuk proses pelapisan.
Aplikasi metode pack cementation untuk melapiskan kromium pada suatu substrat disebut pack chromizing Gambar 2.3. Pada proses ini, substrat dimasukkan
dalam campuran serbuk aluminium, Al
2
O
3
, dan garam halida ammonium klorida, NH
4
Cl sebagai aktivator. Temperatur yang sesuai akan menyebabkan Cr bereaksi dengan NH
4
Cl untuk membentuk senyawa gas. Gas ini merupakan medium transfer yang membawa Cr pada permukaan substrat.
Gambar 2.3 Ilustrasi proses Pack-Cementation untuk mendifusikan.
Cr pada suatu substrat
Selanjutnya, gas akan terurai pada permukaan substrat tempat Cr terdeposit dan membebaskan aktivator halogen. Aktivator halogen kemudian kembali menuju
pack dan bereaksi lagi dengan Cr. Dengan demikian, proses transfer terus berlangsung hingga semua kromium dalam pack terpakai atau hingga proses tersebut dihentikan
melalui proses pendinginan. Proses tersebut berlangsung pada temperatur 700 hingga 1100
° C selama beberapa jam.
Berikut adalah reaksi-reaksi yang berlangsung selama proses pack chromizing hingga terbentuk lapisan kromium. Proses reaksi ini terjadi dalam wadah
crucible tertutup dan berlangsung terus seiring dengan jalannya pemanasan dan adanya ketersediaan krom.
1. Reaksi penguraian NH
4
Cl NH
4
Cl
s
→ NH
3g
+ HCl
g
2. Reaksi pembentukan garam kromium
6HCl
g
+ 2Cr pack →
2CrCl
3g
+ 3H
2g
CrCl
3
+ 2Cr pack →
3CrCl
3
3. Reaksi peresapan kromium pada permukaan substrat baja
a. Displacement reaction
2CrCl
3g
+ 3Fe
substrat
→ 2CrFe
alloy
+ FeCl
2g
b. Displacement reaction
3FeCl
2g
+ 5Cr
pack
→ 3CrFe
alloy
+ 2CrCl
3g
c. Disproportional reaction
3CrCl
g
+ 2Fe
substrat
→ 2CrFe
alloy
+ CrCl
3g
d. Discomposition reaction
2CrCl
g
+ 2Fe
substrat
→ 2CrFe
alloy
+ Cl
2g
e. Reduction reaction
2CrCl
g
+ H
2gsubstrat
→ 2CrFe
alloy
+ 2HCl
g
Bila unsur kromium ditambahkan pada baja karbon, maka atom karbon dan atom besi berkoordinasi dengan atom kromium sehingga kadar karbon eutektoid dan
temperatur eutektoid berubah. Kromium menaikkan temperatur eutektoid karena kromium berbentuk BCC body centered cubic, sehingga merupakan penstabil ferit
dalam baja. Kromium dalam baja akan larut dalam bentuk tukar tempat subtitusion, selain itu juga akan membentuk karbida krom. Cr yang berdisfusi yaitu CrFe sebagai
logam paduan. Kemampuan chromizing adalah kemampuan baja menyerap kromium.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi chromizing adalah komposisi baja karbon, waktu chromizing, aktivitas kromium, temperatur dan struktur mikro.
a Komposisi baja karbon
Karbon mempunyai daya ikat yang besar dengan kromium untuk membentuk karbida. Sebaliknya pada baja karbon rendah ketebalan lapisan kromium akan
lebih tipis. Diagram keseimbangan untuk besi – karbon – kromium sangat komplek karena kromium membentuk karbida. Salah satu karbidanya adalah
Cr
3
C yang mirip dengan Fe
3
C, tetapi dengan adanya besi dapat menghasilkan Fe
2
CrC atau Cr
2
FeC dan ditulis Fe,Cr
3
C. Karbida lain yang lebih komplek
yaitu Fe,Cr
7
C
3
yang sangat besar pengaruhnya membatasi daya larut kromium dalam Fe austenite.
b Kedalaman Difusi
Untuk pemanasan pada suhu konstan , maka semakin lama waktu proses chromizing akan semakin tebal lapisannya dan kedalaman difusi semakin
besar. c
Aktivitas Kromium Aktivitas kromium adalah salah satu faktor utama yang memerlukan
pengontrolan selama chromizing. Sedangkan sesuai dengan hukum difusi yang berlaku, derajat penetrasi logam ditentukan oleh temperatur dan kadar
kromium yang bertambah pada lapisan luar baja. Dalam pack chromising, aktivitas kromium dapat dikontrol oleh zat aktivator yaitu kadar NH
4
Cl yang dipertahankan pada sekitar 2-5 . Dari reaksi-reaksi kimia yang terjadi selama
proses chromizing dapat diketahui bahwa bila kadar NH
4
CL berkurang akan mengurangi aktivitas chromium karena gas HCl yang mengikat Cr menjadi
CrCl
2
akan berkurang pula. Suatu aktivitas kromium yang tinggi dapat dicapai dengan menaikkan temperatur, sehingga penguraian NH
4
Cl akan tinggi. Pemanasan dengan volume konstan pada ruangan tertutup akan meningkatkan
tekanan dalam ruang yang diakibatkan aktivitas kromium akan meningkat pula.
d Koefisien Difusi
Temperatur chromizing mempunyai efek kedalaman chromizing. Temperatur chromizing yang lebih rendah menurunkan kemampuan difusi kromium.
Akibat naiknya temperatur menyebabkan kedalaman lapisan kromium bertambah. Dimana kedalaman difusi akan ditentukan oleh koefisien difusi dan
lamanya proses difusi. e.
Temperatur Temperatur proses akan memberikan pengaruh terhadap koefisien difusi.
Dengan meningkatnya temperatur pemanasan akan mingkatkan pula koefisien difusi sehingga akan memberikan efek kedalaman difusi dari atom-atom Cr.
Ketebalan lapisan maupun dalamnya atom yang berdifusi akan sangat ditentukan oleh temperatur, oleh karena itu pengaruh temperatur digunakan
sebagai variabel dalam penelitian ini. Temperatur chromizing yang lebih
rendah menurunkan kedalaman chromizing, karena temperatur mempengaruhi kecepatan difusi.
12
2.2 Baja 2.2.1 Pengertian Baja
Baja pada dasarnya adalah paduan murni dari besi dan karbon dengan konsentrasi karbon yang lebih rendah. Umumnya berkisar antara 0,01 sampai 1,7, tetapi bisa
juga sampai dengan 2 . Kandungan karbon yang menyeluruh akan membuat baja ini menjadi lembut dan tidak dapat digunakan untuk sebagian besar tujuan. Karena itu,
pembuatan baja tidak lain adalah penghapusan karbon yang terkandung dalam besi dengan pembakaran. Hasilnya struktur dari logam menjadi lebih tangguh, lebih
fleksibel, kuat dan lebih baik untuk diterapkan pada besi. Selain karbon, belerang dan fosfor juga terhapus oleh oksidasi. Sedikit mangan
dan silikon ditambahkan untuk meningkatkan sifat mekanik baja jika terlalu banyak ditambahkan, akan membentuk baja paduan. Beberapa bijih besi juga ditambahkan
untuk menyediakan oksigen sebagai bahan bakar pemanasan dan pengontrol impuritas yang akan dihapus dalam bentuk kerak.
3
2.2.2 Klasifikasi dan Sifat Baja
Berdasarkan persentase karbon dan unsur-unsur paduan, logam besi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yakni:
a Baja Karbon Rendah Persentase karbon dalam material ini berkisar dari 0,15 sampai 0,25.
Material ini cukup kuat dan memilki kemampuan las yang baik. Biaya produksi materi-materi ini juga rendah. Jenis baja yang banyak dijual
dipasaran baja komersial umumnya adalah jenis baja karbon rendah.