Mekanisme Pengawasan DPS Bank BTN Syariah

Perwataatmadja dan S. Atonio mengemukakan bahwa anggota DPS seharusnya terdiri atas ahli syariah, yang sedikit banyak menguasai hokum dagang positif dan cukup terbiasa dengan kontrak-kontrak bisnis. Untuk menjamin kebebasan mengeluarkan pendapat DPS, maka harus diperhatiakan hal- hal berikut:, 1. Mereka bukan staf bank dalam arti mereka tidak tunduk dibawah kekuasaan administrative. 2. Mereka dipilih oleh Rapat Umum pemegang Saham RUPS 3. Honorium mereka ditetukan oleh RUPS 4. DPS mempunyai system kerja dan tugas-tugas tertentu seperti halnya badan pengawas lainnya. 6 Hal itu untuk menjaga keobjektifitas pengawasan DPS sendiri dalam mengawasi bank syariah, sebab pengawasan haruslah bersifat objektif dan berorientasi pada kebenaran menurut peraturan yang berlaku.

B. Mekanisme Pengawasan DPS Bank BTN Syariah

Dalam melakukan pengawasan produk-produk bank BTN syariah yang harus dilakukan DPS adalah 5 Andrian Sutedi, perbankan syariah tinjauan dari beberapa hokum ; Jakartap,Pt. Ghalia Indonesia, 2009,hal.143. 6 Kanaen Perwatatmajaya dan Muhammad Syafei Atonio, Apa dan Bagaiman Bank Islam, Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa,1992,h.2-4. 1. Meminta penjelasan dari pejabat Bank yang berwenang mengenai tujuan, karakteristik, dan akad yang digunakan dalam produk baru yang akan dikeluarkan; 2. Memeriksa terhadap akad yang digunakan dalam produk baru apakah telah terdapat fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia. Adapun ketika suatu produk telah terdapat adanya fatwa, maka Dewan Pengawas Syariah melakukan analisa atas kesesuaian akad produk baru dengan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Maka sebaliknya ketika suatu produk belum ada fatwanya maka Dewan Pengawas Syariah mengusulkan kepada Direksi Bank untuk melengkapi akad produk baru dengan fatwa dari Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia. 3. Mereview sistem dan prosedur produk baru yang akan dikeluarkan terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah; dan 4. Memberikan pendapat syariah atas produk baru yang akan dikeluarkan. 7 Adapun dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan Bank terkait dengan aspek pemenuhan Prinsip Syariah dalam operasionalnya, yang harus dilakukan DPS bank BTN syariah adalah: 1. Menganalisis laporan yang disampaikan yang diminta dari Direksi, pelaksana fungsi audit intern danatau fungsi kepatuhan untuk mengetahui kualitas 7 Surat Edaran Bank Indonesia No. 1213DPbS perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pelaksanaan pemenuhan Prinsip Syariah atas kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa 2. Menetapkan jumlah uji petik sampel transaksi yang akan diperiksa dengan memperhatikan kualitas pelaksanaan pemenuhan Prinsip Syariah dari masing- masing kegiatan; 3. Memeriksa dokumen transaksi yang diuji petik sampel untuk mengetahui pemenuhan Prinsip Syariah sebagaimana dipersyaratkan dalam SOP, antaralain: a. Ada tidaknya bukti pembelian barang, untuk akad murabahah sebagai bukti terpenuhinya syarat jual-beli murabahah; b. Ada tidaknya laporan usaha nasabah, untuk akad mudharabahmusyarakah, sebagai dasar melakukan perhitungan distribusi bagi hasil; c. Melakukan inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan danatau konfirmasi kepada pegawai Bank danatau nasabah untuk memperkuat hasil pemeriksaan dokumen apabila diperlukan; d. Melakukan review terhadap SOP terkait aspek syariah apabila terdapat indikasi ketidaksesuaian pelaksanaan pemenuhan Prinsip Syariah atas kegiatan dimaksud; e. Memberikan pendapat syariah atas kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank; dan f. Melaporkan hasil pengawasan Dewan Pengawas Syariah kepada Direksi dan Dewan Komisaris. 8

C. Analisa Pengawasan Dewan Pengawas Syariah DPS Bank Tanbungan