Tolak Ukur Efektifitas Pengawasan.

Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk, seperti perubahan Standar, pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan.

C. Tolak Ukur Efektifitas Pengawasan.

Sarlito, menyatakan bahwa efektifitas organisasi atau kelompok adalah hasil kerja kelompok dalam mencapai tujuan. 7 semakin dekat dengan tujuan maka semakin efektif. Pencapaiaan hasil akhir yang sesuai dengan target waktu yang telah ditetapakan dan ukuran maupun standar yang berlaku mencerminkan suatu perusahan telah memperhatikan efektifitas, dan tujuan utama dari pengawasan adalah mengusahakan apa yang direncanakan menjadi kenyataa, mencari dan memberitahukan kelemahan yang dihadapi serta menjadikan umpan balik untuk perbaikan, penyempurnaan pada waktu yang akan datang. Jadi dapat di simpulkan pengawasan yang efektif dan tidak efektif adalah 1. Pengawasan dikatakan efektif jika dalam pengawasan mencapai tujuan obyek yang diawasi 2. Pengawasan harus merefleksikan perbaikan, penyempurnaan, jika dalam obyek yang diawasi terdapat kekurangan atau pelanggaran dari rencanatujuan yang ditentukan, 3. Pengawasan dikatankan tidak efektif jika dalam pengawasan tidak mencapai tujuan obyek yang diawasinya dan tidak merefleksikan’ 7 Yusuf Hadi Miarso, “Theknologi Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan”Jakarta; Jurnal TP, pustekom, 1998, hal.5. pembenaran, dan peyempuranaan jika ada kekurangan pada obyek yang diawasinya. Untuk mencapai tujuan pengawasan dalam mencapai efektifitas. proses pengawasan dapat menjadi efektif harus dipenuhi beberapa syarat yaitu: 8 1. Pengawasan berorientasi pada tujuan organisasi. 2. Pengawasan harus obyektif, jujur dan mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. 3. Pengawasan harus berorientasi pada kebenaran menurut peraturan yang berlaku, berorientasi pada prosedur yang ditetapkan, dan berorientasi terhadap tujuan dalam pelaksanaan pekerjaan. 4. Pengawasan harus menjamin daya dan hasil guna pekerjaan. 5. Pengawasan harus berdasarkan atas standar yang obyektif, teliti dan tepat. 6. pengawasan harus bersifat terus-menerus. 7. Hasil pengawasan harus dapat memberikan umpan balik terhadap perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan, perencanaan dan kebijaksanaan waktu yang akan datang. 8 Soewarno Hadiningrat, Pengantar Ilmu Studi Administrasi dan Manajemen, Jakarta Balaipustaka :1985 , hal. 149- 150

D. Dewan Pengawas Syariah DPS