Dasar Hukum Penyelenggaraan Catatan Sipil di Indonesia Secara garis besar aturan tentang Catatan Sipil dapat dibagi ke dalam dua periode yaitu masa
sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Pada masa sebelum Indonesia merdeka berlaku aturan kolonial Belanda yaitu :
1. Bagi bangsa Eropa diatur dalam S.1849 No. 25 dan perubahan-
perubahannya. 2.
Bagi bangsa Thionghoa diatur menurut S.1917 No.130 jo. S. 1919 No. 81 dan perubahan-perubahannya.
3. Bagi bangsa Indonesia Bumi Putera dari Jawa dan Madura diatur menurut
S. 1920 No. 751 jo. S. 1927 No.564 dan perubahan-perubahannya. 4.
Bagi bangsa Indonesia Bumi Putera Kristen di Jawa, Madura dan Minahasa diatur menurut S. 1933 No. 75 dan perubahan-perubahannya.
5. Peraturan Perkawinan Campuran diatur dalam S. 1886 No. 23 jo. S. 1898
No. 158 dan perubahan-perubahannya
E. Tujuan dan Manfaat Akta Kematian
Pencatatan peristiwa hukum untuk memastikan status perdata seseorang, ada empat peristiwa hukum dalam kehidupan manusia yang perlu dilakukan
pencatatan antara lain :
18
1. Untuk persyaratan pengurusan pembagian waris, baik bagi isteri atau
suami maupun anak.
18
http:dukcapil.rejanglebongkab.go.idmasih-tentang-catatan-sipil-akte-kematian diakses tanggal 1 Agustus 2015
2. Bagi janda atau duda terutama bagi Pegawai Negeri diperlukan sebagai
syarat dalam menikah lagi. 3.
Diperlukan untuk mengurus pensiun bagi ahli warisnya. 4.
Untuk mengurus uang duka, tunjangan kecelakaan, Taspen, Asuransi dan lain sebagainya.
Pasal 285 Rechtsieglement Buitengewesten RBg, menentukan akta otentik adalah akta yang dibuat oleh atau dihadapan pejabat yang diberi
wewenang untuk itu, merupakan bukti lengkap kedua belah pihak dan ahli warisnya serta orang yang mendapat hak daripadanya, tentang segala apa yang
tersebut dalam surat itu.
19
Akta otentik merupakan bukti yang cukup, itu berarti bahwa dengan adanya suatu akta kematian, misalnya sudah terbukti secara sempurna tentang
kematian seseorang. Bukti yang cukup ini juga disebut bukti sempurna, artinya isi akta tersebut oleh hakim dianggap benar kecuali apabila diajukan bukti
perlawanan.
20
Pencatatan sipil yang menghasilkan dokumen catatan sipil memiliki beberapa manfaat sekaligus, yaitu manfaat bagi individu, dan manfaat bagi
Negara:
21
1. Manfaat bagi individu, adalah menyediakan perlindungan hak-hak asasi
manusia berkenaan dengan status sosial dan manfaat-manfaat individual.
19
Abdulkadir Muhammad, Hukum Acara Perdata Indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti, cetakan kelima, 1992, hal133
20
Retnowulan Sutantio, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek, Bandung, Mandar Maju, 1989, hal 59
21
Sudhar Indofa, Pengertian Riwayat dan Masalah Catatan Sipil, sebagai sumbang pemikiran dalam Pembangunan Bidang Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil, Jakarta,
Departemen Dalam Negeri, 2000, hal 34-35
Untuk peristiwa Kematian, menyediakan bukti kematian seseorang untuk dipergunakan oleh ahli waris yang berkepentingan seperti dalam
pengurusan asuransi, Sementara bagi janda atau duda diperlukan sebagai syarat dalam menikah lagi. Akte kematian juga diperlukan untuk
mengurus pensiun bagi ahli warisnya, untuk mengurus uang duka, tunjangan kecelakaan, Taspen, dan lain sebagainya.
2. Manfaat bagi Negara, yaitu bagi administratif dan statistik Negara. Untuk
itu sistim pencatatan sipil harus bersifat menyeluruh dalam arti menyangkut seluruh penduduk, seluruh kejadian vital dan dalam waktu
yang ditetapkan. Adapun beberapa manfaat administratif umum data catatan sipil. Untuk peristiwa kematian adalah : untuk penentuan daftar
pemilih tetap pada pemilihan umum, untuk merencanakan program kesehatan, pengendalian penyakit. Untuk program keamanan masyarakat,
pencegahan kecelakaan, dan kejahatan, untuk penelitian kematian ibu dan anak, wabah penyakit, untuk penelitian demografis, historis, dan
kecenderungan usia.
F. Instansi yang berwenang menerbitkan Akta Kematian