Seniman Ukiyo-e Yang Terkenal Di Periode Edo

11

2.3 Seniman Ukiyo-e Yang Terkenal Di Periode Edo

Toshusai Sharaku, adalah seorang seniman cetak yang misterius. Berasal dari Jepang, dia terkenal di negaranya dan di seluruh dunia sebagai seorang master Ukiyo-e yang terkemuka. Tidak ada yang mengetahui pasti kapan tanggal lahir atau tanggal kematiannya, nama aslinya, atau bahkan berita yang pasti mengenainya. Ada beberapa isu, bahwa Sharaku bukanlah nama orang, namun sebuah proyek yang diluncurkan oleh sekelompok seniman untuk membantu rumah pencetak dari balok kayu yang telah menolong mereka. Nama Sharaku sendiri berarti “omong kosong” dalam bahasa Jepang, dan digunakan sebagai guyonan bagi orang-orang yang mengetahui bahwa tidak ada Sharaku yang sebenarnya. Seni Ukiyo-e Sharaku ini aktif pada jaman Edo sekarang Tokyo sekitar 200 tahun yang lalu, pertengahan tahun 1794 hingga awal 1795. Karirnya begitu singkat, karena seni bertema Kabuki ini disinyalir telah memicu beberapa permusuhan di dalam dunia kesenian Jepang. Setiap karyanya yang ditampilkan memiliki kekuatan garis serta tajam menggunakan warna kontras yang mengeksploitasi kemungkinan teknik secara keseluruhan oleh seniman cetak. Dengan demikian, menghasilkan potret yang ekspresif dan impresif. Karyanya kebanyakan, meskipun menggunakan penggambaran aktor kabuki, merupakan kebenaran dari rakyat yang dibawanya. kritik dan protes yang membuat para pembeli merasa tidak nyaman dan mengakibatkan karyanya sempat tidak dikenal di Jepang, hingga akhirnya ditemukan kembali oleh seorang sarjana Jerman pada tahun 1910. Pendekatan yang kaya dan interpretasi personal setiap seniman dalam menghadapi karya Sharaku bukan konfirmasi ulang dari kualitas pelopor dan daya 12 pikat seniman Ukiyo-e yang tidak biasa ini. Mereka juga memberikan contoh penampilan resonansi menarik yang hadir di antara Ukiyo-e, desain grafis, dan seni kontemporer. Katsushika Hokusai 葛飾北斎, Karyanya mendapatkan apresiasi yang lebih besar dari dunia Barat dibandingkan dari negerinya sendiri. Sejumlah nama besar pelukis dunia juga dianggap menjadikannya sumber inspirasi. Dia seniman pelukis, pemahat, dan terutama seniman grafis dengan teknik Ukiyo-e pada zaman Edo. Hokusai 1760-1849 lahir di Distrik Honjo, Edo sekarang Tokyo. Dia dikenal sebagai pelukis buku sketsa 15 jilid berjudul Hokusai Manga terbit tahun 1814 dan cetakan Ukiyo-e “36 Pemandangan Gunung Fuji” sekitar tahun 1823- 1829 termasuk “Ombak Besar di Lepas Pantai Kanagawa” yang terkenal. Hokusai Manga berisi sketsa-sketsa yang inventif dan diterbitkan sejak 1814. Gaya karikaturnya sering dianggap sebagai perintis manga modern. Sedangkan seri lukisan 36 Pemandangan Gunung Fuji adalah karya Ukiyo-e ini Hokusai yang begitu terkenal sehingga ia menambah jumlah 10 lukisan lagi menjadi 46 buah. Ukiyo-e secara harafiah diartikan sebagai “lukisan zaman sekarang” atau lukisan bertema kehidupan sehari-hari. Hokusai dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam bidang Ukiyo-e. Selain itu, Hokusai juga terkenal untuk gambar erotisnya dalam gaya shunga. “Fukuj usō” karyanya, sebuah rangkaian sejumlah 12 gambar yang merayakan keagungan tubuh dan hasrat, dianggap sebagai salah satu dari tiga karya shunga terbaik. Karyanya inilah yang disebut-sebut menjadi inspirasi penting bagi impresionis Eropa seperti Claude Monet. 13 Hokusai mempunyai karier yang panjang. Namun banyak karya pentingnya yang justru dibuat saat usianya di atas 60 tahun. Utagawa Kuniyoshi 歌川 国芳, adalah seorang pelukis Ukiyo-e dari akhir zaman Edo di Jepang. Katsushika Hokusai adalah pelukis yang seangkatan dengannya. Julukannya adalah Pelukis Gambar Aneh dari Akhir Keshogunan Tokugawa bakumatsu no kisō no eshi. Kuniyoshi senang menggambar tokoh sejarah, legenda, dan hikayat. Karyanya terdiri dari berbagai macam genre, mulai dari gambar aktor kabuki yakusha-e, gambar samurai musha-e, gambar wanita cantik bijinga, lukisan pemandangan fūkeiga, lukisan tempat terkenal,meisho-e hingga gambar erotis shunga dan karikatur giga. Lukisan ukuran besar triptika menjadi ciri khas Kuniyoshi, tiga lembar kertas berukuran ōban 36 x 25 cm dijajarkan menjadi satu untuk gambar ikan paus, kerangka manusia, hingga hantu ukuran besar. Kuniyoshi diketahui sangat mencintai kucing. Kucing peliharaannya banyak sekali, dan dirinya diketahui suka menggambar sambil memeluk kucing. Sejumlah lukisan Kuniyoshi menggambarkan personifikasi kucing kucing bertingkah laku seperti manusia. Bukan hanya kucing, binatang-binatang lain seperti anjing rakun, burung gereja, dan gurita juga digambarkan bertingkah laku seperti manusia. Melalui binatang yang dilukisnya, Kuniyoshi berusaha menggambarkan keadaan kehidupan rakyat biasa di Edo. Karyanya diperkirakan sebagai salah satu cikal bakal manga dan gekiga. Ciri khas lain lukisan Kuniyoshi adalah semangat bermain-main dalam bentuk lukisan ilusi yose-e. Sepintas lalu, bila lukisannya diamati yang terlihat adalah wajah satu orang atau seekor binatang. Namun bila diamati lebih lanjut, di 14 dalam lukisan tersembunyi sejumlah wajah atau beberapa ekor binatang sekaligus. Lukisannya sering berupa potret diri Kuniyoshi yang dikelilingi berbagai tokoh dan hewan dari dalam imajinasinya Karya utama Utagawa Kuniyoshi: 1. Ōyanotarō Mitsukuni melawan hantu kerangka yang dipanggil Putri Takiyasha Sōma no furudairi 2. Kelihatan menakutkan, padahal orang yang sangat ramah Mikake wa kowai ga tonda ii hito da 3. Lukisan serbuan malam, adegan ke-11 Chūshingura Chūshingura jūichidanme yasatsu no zu 15

BAB III TEKNIK PEMBUATAN