Alasan Pemilihan Judul PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kesehariannya berintraksi dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang disebut peradaban. Semenjak terciptanya peradaban dan seiring dengan terus berkembangnya peradaban tersebut, maka melahirkan berbagai macam bentuk kebudayaan serta seni yang tercipta. Salah satunya adalah lukisan. Lukisan adalah karya seni yang proses pembuatannya di lakukan dengan memulaskan cat dengan alat kuas dan juga pisau palet, yaitu memulaskan berbagai warna, dengan kedalaman warna tertentu juga komposisi warna tertentu dari bahan warna pigmen. Manusia telah melukis selama 6 kali lebih lama dibandingkan penggunaan tulisan, sebagai contoh lukisan-lukisan yang berada di gua-gua tempat tinggal manusia prasejarah. Dalam perkembangannya lukisan masih memperhatikan kebutuhan rasa untuk berkarya, dengan menuangkan segala aspek bahan, warna, efek-efek yang dihasilkan dalam kebutuhan untuk menghias atau memberikan aksen tambahan dalam estetika ruangan, lukisan sering menjadi aksen utama dan berkelas atas nilai seninya. Meski sebenarnya sebuah karya seni yang bernilai tidak selalu indentik dengan nilai ekonominya. Salah satu diantaranya adalah lukisan Ukiyo-e. Lukisan Ukiyo-e merupakan salah satu bentuk seni yang mempunyai banyak bentuk dan keindahan yang tercipta dari seniman dulu hingga sekarang. Ukiyo-e 浮世絵 adalah sebutan untuk teknik cukil kayu yang berkembang di Jepang pada zaman Edo yang digunakan untuk menggandakan lukisan 2 pemandangan, keadaan alam dan kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat. Dalam bahasa Jepang, Ukiyo berarti zaman sekarang, sedangkan e berarti gambar atau lukisan. Istilah Ukiyo-e sekarang semata-mata digunakan untuk lukisan berwarna-warni nishiki-e yang dihasilkan teknik cukil kayu, tetapi sebenarnya pada zaman dulu istilah Ukiyo-e juga digunakan untuk lukisan asli yang digambar dengan menggunakan kuas. Kepopuleran Ukiyo-e di zaman Edo sangat meningkat tajam. Ciri khas Ukiyo-e terletak pada harganya yang murah, terwujud dalam bentuk cetak blok kayu yang di produksi secara massal dan mudah di dapat. Komposisi yang cermat dan kehalusan lebih memberikan dampak. Pada mulanya, Ukiyo-e hanya cetak hitam monokrom yang muncul di pasaran, namun kemudian “cetak merah” pun muncul, dengan menggunakan merah sebagai warna utama, di tambah pula kuning dan hijau, terbuka lah wawasan baru dalam sejarah lukisan Jepang. Penjualan cetakan Ukiyo-e dalam kuantitas besar, merupakan fenomena yang sejalan dengan penyebaran karya sastra dalam bentuk buku cetakan yang disebut Ukiyo-zoushi. Adapun yang menjadi tema lukisan Ukiyo-e adalah hal-hal yang biasa dan populer di kalangan rakyat, atau hal-hal yang biasa disukai oleh rakyat di zaman Edo. Seniman yang memiliki aliran yang berperan penting dalam pengembangan lukisan Ukiyo-e yang di sebut aliran Yakusha-e potret aktor, dan juga memberikan sumbangan dalam perkembangan Kabuki. Muncul nya seniman wanita dalam lukisan yang beraliran potret. Karya-karya mereka dianggap berhasil menggambarkan kepribadian aktor Kabuki di zaman Edo, sehingga lukisan Ukiyo-e semangkin populer dikalangan masyarakat. 3 Di Jepang, seniman Ukiyo-e memiliki hubungan dengan Haiku. Karena itu, hampir seluruh seniman Ukiyo-e adalah penyair Haiku. Dalam pembuatan lukisan Ukiyo-e para seniman akan memberikan makna-makna Haiku yang terkandung dalam Ukiyo-e. Haiku adalah salah satu bentuk puisi tradsional Jepang yang paling penting, yang memiliki 17 sukukata terbagi dalam tiga baris dengan tiap baris terdiri dari 5, 7, dan 5 sukukata. Ada tiga Haiku makna khusus yang tertulis dalam lukisan Ukiyo-e bertemakan lukisan burung. Seniman Ukiyo-e memilih tema khusus burung dikarenakan binatang tersebut yang paling sering digunakan dalam penulisan Haiku dan juga gambar dalam lukisan Ukiyo-e. Dalam teknik pembuatan lukisan Ukiyo-e digunakan teknik secara tradisional dan teknik secara modern. Maka dari itu, penulis merasa tertarik menulis mengenai lukisan Ukiyo-e, dalam kertas karya yang berjudul “Teknik Pembuatan Ukiyo-e”.

1.2 Tujuan Penulisan