Latar Belakang Manfaat PENDAHULUAN

b Bagi kegiatan belajar mengajar Diharapkan hasil dari karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan memberikan informasi tentang penatalaksanaan Asuhan Keperawatan dalam belajar mengajar c Bagi peraktik keperawatan Agar dapat dijadikan bahan masukan dalam mengembangakan ilmu peraktik pengetahuan khususnya mengenai kebutuhan mobilisasi fisik d Bagi kebutuhan dasar Dapat digunakan sebagai bahan masukan atau tambahan pengetahuan,pengalaman, khususnya pasien yang mengalami masalah kebutuhan dasar mobilisasi fisik.

BAB II PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Mobilisasi

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak bebas merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Tujuan mobilisasi adalah memenuhi kebutuhan dasar termasuk melakukan aktifitas hidup sehari- hari dan aktifitas rekreasi, mempertahankan diri melindungi diri dari trauma, mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan gerakan tangan nonverbal Asmadi, 2008.

1. Pengkajian

Gerakan terjadi melalui kombinasi kerja sistem musculoskeletal dan sistem saraf. Gerakan tidak hanya terbatas pada gerakan fisik yang dapat kita lihat. Ini juga meliputi aktivitas bertahan hidup yang tidak dapat dilihat secara kasat mata misal pernapasan, pencernaan, sirkulasi. Komponen kunci dari gerakan meliputi tulang,otot,sendi,dan saraf Bennita W. Vaughans,2013. - Tulang skeleton memberikan kerangka kerja untuk gerak. Tulang yang rapuh memiliki kerangka kerja yang buruk yang dapat memburuk kapan saja dan selanjutnya menghalangi gerak. Tulang yang rapuh dapat dibandingkan dengan struktur yang dibuat oleh babi kecil pertama dan kedua, keduanya dengan mudah ditiup oleh serigala besar yang jahat. Sebaliknya, rumah yang dibangun dengan batu-batu tahan terhadap tiupan itu Bennita W.Vaugushans,2013. - Sendi adalah titik bertemu nya tulang. Ada tiga jenis sendi berbeda: sinartrosis atau sendi seabut yang tidak mengizinkan gerakan batas tulang tengkorak;anfiartrosis atau sendi kartilago yang mengizinkan gerakan ringan tulang belakang; dan diartrosis atau sendi synovial mendukung mobilitas. Ligamen merupakan kumpulan jaringan serabut fleksibel yang menghubungkan tulang satu dengan yang lain. Ligamen yang robek menghambat stabilitas sendi dan akan merusak gerak Bennita W.Vaugushans,2013. - Kontraksi otot dan relaksasi otot berhubungan dengan tendon strukturberbentuk gelendong kuat yang melekatkan otot pada tulang untuk menghasilkan gerak. Kerja yang dihasilkan menunjukan kerja yang terjadi selama permainan “tarik tambang”. Tali menunjukan tendon yang melekat satu dengan yang lain. Tindakan menarik tali anggota tim menunjukan relaksasi dan kontraksi otot,dan gerakan aktual dari anggota tim menunjukan gerakan tualang Bennita W.Vaugushans,2013. Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut: A.Aziz Alimul H,2004 . Tingkat AktivitasMobilitas Kategori Tingkat 0 Tingkat 1 Tingkat 2 Mampu merawat diri sendiri secara penuh. Memerlukan penggunaan alat. Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain. Tingkat 3 Tingkat 4 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan. Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi Sama halnya dengan tulang tidak dapat bergerak tanpa otot dan tendon, otot tidak dapat bergerak tanpa bantuan sistem saraf pusat SSP.SSP mengendalikan kontraksi dan relaksasi otot, yang pada giliranya menyebabkan fleksi bengkok dan ekstensi lurus, yang pada akhirnya menghasilkan gerakan yang terkoordinasi dengan baik. Gerakan volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik. Meskipun kontraksi isometrik tidak menyebabkan otot memendek, namun pemakaian energymeningkat. Perawat harus mengenal adanya peningkatan energi peningkatan kecepatan pernafasan, fluktuasi irama jantung, tekanan darah karena latihan isometrik. Hal ini menjadi kontra indikasipada klien yang sakit infark miokard atau penyakit obstruksi paru kronik. Postur dan Gerakan Otot merefleksikan kepribadian dan suasana hati seseorang dan tergantung pada ukuran skeletal dan perkembangan otot skeletal. Koordinasi dan pengaturan dari kelompok otot tergantung dari tonus otot dan aktifitas dari otot yang berlawanan, sinergis, dan otot yang melawan gravitasi. Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan otot yang seimbang. Ketegangan dapatdipertahankan dengan adanya kontraksi dan relaksasi yang bergantian melalui kerja otot. Tonus otot mempertahankan posisi fungsional tubuh dan mendukung kembalinya aliran darah ke jantung.mobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi berkurang

2. Analisa data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien Potter Perry, 2005. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan- kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah- masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit initial assessment, selama pasien dirawat secara terus-menerus ongoing assessment,serta pengkajian ulang untuk menambah melengkapi data re- assessment Potter Perry, 2005. Tujuan Pengumpulan Data: 1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien. 2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien. 3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien.