Asuhan Keperawatan pada Ny. D dengan Perioritas Masalah Kebutuhan dasar Mobilisasi di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi

di Kelurahan Harjosari II Kec.Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

OLEH :

Sri Saras Wati Sitepu 122500168

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang ditangan-Nya terletak kendali segala urusan. Dan dalam kekuasaan-Nya tergenggam segala kebaikan dan keburukan. Hanya dengan rahmat-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan KTI (Karya Tulia Ilmiah) yang berjudul

Asuhan Keperawatan pada Ny. D dengan Perioritas Masalah Kebutuhan dasar Mobilisasi di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahawa KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan serta menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan keberhasilan penulis di masa yang akan datang.

Dalam penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini banyak hal yang telah dikorbankan dan banyak sekali bantuan serta dukungan yang penulis dapatkan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Prodi D-III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Asrizal, S.Kep, Ns, selaku Pembimbing Akademik penulis yang telah membimbing penulis selama perkuliahan.


(6)

5. Bapak Ikhsanudin A.Harahap S.Kp. MNS, selaku Doses Pembimbing Karya Tulis Ilmiah.

6. Para Dosen dan seluruh staff, yang banyak membantu dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Dan terima kasih penulis ucapkan kepada Ayahanda Serasi Sitepu dan Ibunda Kasmawati beserta abang, kakak dan adikku tercinta yang telah memberikan dorongan materil dan spiritual kepada penulis.

8. Khusus Buat Abang dan kakak yaitu Agus Achirianto Amsyah dan Rosmita serta keponakanku tercinta Andre Ahmad Sangsaka, terima kasih atas doa dan dukungan kalian semua.

9. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Teman seperjuangan dalam penyususnan Karya Tulis Ilmiah yaitu: Iin Ovelia, Donda Maria, Alpinsyah.

10. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman “Syahdani Liliany Tobing, Sastika Meisari Siregar, Try Haryani, Yunita Apriani atas doa dan dukungannya serta mau menjadi sahabatku dalam suka dan duka. “Be My

Best Friend, Forever”.

Medan, 31 Juli 2015 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. TUJUAN ... 2

C. MANFAAT ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 5

A. KONSEP DASAR KEBUTUHAN DASAR MOBILISASI .. . 5

1. PENGKAJIAN ... 5

2. ANALISA DATA ... 8

3. RUMUSAN MASALAH ... 9

4. PERENCANAAN ... 11

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS ... 14

1. PENGKAJIAN ... 14

2. ANALISA DATA ... 30

3. MASALAH KEPERAWATAN ... 31

4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL 32 5. PELAKSANAAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI 42 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

A. KESIMPULAN ... 45

B. SARAN ... 46 DAFTAR PUSTAKA


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini semakin banyak orang yang dinyatakan oleh dokter menderita suatu penyakit yang diakibatkan oleh tingginya kadar asam urat di dalam darah. Penyakit ini ditandai dengan ganggguan kebas-kebas di daerah persendian tulang dan jarang timbul rasa nyeri tersebut diakibatkan adanya radang pada persendian. Radang sendi tersebut ternyata disebabkan oleh penumpukan Kristal di daerah persendian akibat tingginya kadar sam urat di dalam darah. Arthritis gout disebabkan kelainan metabolism yang dalam perkembangannya meningkatkan konsentrasi asam urat dalam serum (Diah, 2008).

Mobilisasi adalah pengarahan yang memberikan kebebasan dan kemandirian bagi seseorang. Mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah,dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya (Hidayat, 2009).

Mobilitas bukan merupakan sesuatu yang absolut dan statis dalam menentukan kemampuan untuk berjalan, tetapi mobilitas optimal merupakan sesuatu yang individualistis, relatif dan dinamis yang tergantung pada interaksi antara faktor-faktor lingkungan dan sosial, afektif dan fungsi fisik.Mobilitas didefinisikan secara luas sebagai tingkat aktivitas yang kurang dari mobilitas optimal. Studi-studi tentang insidens diagnosis keperawatan yang digunakan yang


(9)

berada di Institusi Perawatan mengungkapakan bahwa hambatan mobilitas fisik adalah diagnosis pertama atau kedua yang paling sering muncul (Hidayat, 2009).

Keletihan dan kelemahan batasan karakteristik mobilitas fisik, telah diketahui sebagai penyebab paling umum kedua yang paling sering terjadi yang menjadi keluhan pada lansia. Sekitar 43% lansia telah diidentifikasi memiliki gaya hidup kurang gerak, akhirnya sekitar 50% penurunan funsional pada lansia dihubungkan dengan disease (Hidayat, 2009).

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas mudah dan teratur yang bertujuan untuk memahami kebutuhan hidup.Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kesehatan memperlambat peroses penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Hidayat, 2009).

Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannyaa penyembuhan pasien secara psikologis mobilisasi akan memberikan kepaercayaan pada pasien bahwa dia mulai merasa sembuh,perubahan gerakan dan posisi ini harus diterangkan kepada pasien atau kepada keluarga pasien dan keluarga akan dapat mengetahui manfaat mobilisasi, sehingga akan berpartisipasi dalam pelaksanaan mobilisasi (Hidayat, 2009).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan penulisa Karya Tulis Ilmiah ini adalah mampu melaksanakan Asuhan keperawatan dasar dengan perioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisaasi Fisik pada klien Asam Urat.


(10)

2. Tujuan Khusus

a) Mampu melaksanakan Pengkajian Asuhan Keperawatan pada pasien dengan perioritas masalah kebutuhan dasar mobilisasi fisik di Kelurahan Harjosari II, Medan Amplas Tahun 2015

b) Mampu merumuskan Diagnosa Asuhan keperawatan pada pasien dengan perioritas masalah kebutuhan dasar mobilisasi fisik di Kelurahan Harjosari II, Medan Amplas Tahun 2015

c) Mampu membuat Perencanaan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan perioritas masalah kebutuhan dasar mobilisasi fisik di Kelurahan Harjosari II, Medan Amplas Tahun 2015

d) Mampu melaksanakan Tindakan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan perioritas masalah kebutuhan dasar mobilisasi di Kelurahan Harjosari II, Medan Amplas Tahun 2015

e) Mampu malakukan Evaluasi Asuhan Kperawatan pada pasien dengan perioritas masalah kebutuhan dasar mobilisasi di Kelurahan Harjosari II, Medan Amplas Tahun 2015

C. Manfaat

a) Bagi mahasiswa

Bagi Menambah wawasan pengetahuan serta masukan pengetahuan untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama ini pendidikan khususnya dalam pemberian Asuhan Keperawatan pada pasien dengan perioritas masalah kebutuhan dasar mobilisasi fisik


(11)

b) Bagi kegiatan belajar mengajar

Diharapkan hasil dari karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan memberikan informasi tentang penatalaksanaan Asuhan Keperawatan dalam belajar mengajar

c) Bagi peraktik keperawatan

Agar dapat dijadikan bahan masukan dalam mengembangakan ilmu peraktik pengetahuan khususnya mengenai kebutuhan mobilisasi fisik

d) Bagi kebutuhan dasar

Dapat digunakan sebagai bahan masukan atau tambahan pengetahuan,pengalaman, khususnya pasien yang mengalami masalah kebutuhan dasar mobilisasi fisik.


(12)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Mobilisasi

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak bebas merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Tujuan mobilisasi adalah memenuhi kebutuhan dasar (termasuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan aktifitas rekreasi), mempertahankan diri (melindungi diri dari trauma), mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan gerakan tangan nonverbal (Asmadi, 2008).

1. Pengkajian

Gerakan terjadi melalui kombinasi kerja sistem musculoskeletal dan sistem saraf. Gerakan tidak hanya terbatas pada gerakan fisik yang dapat kita lihat. Ini juga meliputi aktivitas bertahan hidup yang tidak dapat dilihat secara kasat mata (misal pernapasan, pencernaan, sirkulasi). Komponen kunci dari gerakan meliputi tulang,otot,sendi,dan saraf (Bennita W. Vaughans,2013).

- Tulang (skeleton) memberikan kerangka kerja untuk gerak. Tulang yang rapuh memiliki kerangka kerja yang buruk yang dapat memburuk kapan saja dan selanjutnya menghalangi gerak. Tulang yang rapuh dapat dibandingkan dengan struktur yang dibuat oleh babi kecil pertama dan kedua, keduanya dengan mudah ditiup oleh serigala besar yang jahat. Sebaliknya, rumah yang dibangun dengan batu-batu tahan terhadap tiupan itu (Bennita W.Vaugushans,2013).


(13)

- Sendi adalah titik bertemu nya tulang. Ada tiga jenis sendi berbeda: sinartrosis atau sendi seabut yang tidak mengizinkan gerakan (batas tulang tengkorak);anfiartrosis atau sendi kartilago yang mengizinkan gerakan ringan (tulang belakang); dan diartrosis atau sendi synovial mendukung mobilitas. Ligamen merupakan kumpulan jaringan serabut fleksibel yang menghubungkan tulang satu dengan yang lain. Ligamen yang robek menghambat stabilitas sendi dan akan merusak gerak (Bennita W.Vaugushans,2013).

- Kontraksi otot dan relaksasi otot berhubungan dengan tendon (strukturberbentuk gelendong kuat yang melekatkan otot pada tulang) untuk menghasilkan gerak. Kerja yang dihasilkan menunjukan kerja yang terjadi selama permainan “tarik tambang”. Tali menunjukan tendon yang melekat satu dengan yang lain. Tindakan menarik tali anggota tim menunjukan relaksasi dan kontraksi otot,dan gerakan aktual dari anggota tim menunjukan gerakan tualang (Bennita W.Vaugushans,2013).

Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut: (A.Aziz Alimul H,2004 ).

Tingkat Aktivitas/Mobilitas Kategori

Tingkat 0 Tingkat 1 Tingkat 2

Mampu merawat diri sendiri secara penuh. Memerlukan penggunaan alat.

Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain.


(14)

Tingkat 3

Tingkat 4

Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan.

Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi

Sama halnya dengan tulang tidak dapat bergerak tanpa otot dan tendon, otot tidak dapat bergerak tanpa bantuan sistem saraf pusat (SSP).SSP mengendalikan kontraksi dan relaksasi otot, yang pada giliranya menyebabkan fleksi (bengkok) dan ekstensi (lurus), yang pada akhirnya menghasilkan gerakan yang terkoordinasi dengan baik. Gerakan volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik.

Meskipun kontraksi isometrik tidak menyebabkan otot memendek, namun pemakaian energymeningkat. Perawat harus mengenal adanya peningkatan energi (peningkatan kecepatan pernafasan, fluktuasi irama jantung, tekanan darah) karena latihan isometrik. Hal ini menjadi kontra indikasipada klien yang sakit (infark miokard atau penyakit obstruksi paru kronik).

Postur dan Gerakan Otot merefleksikan kepribadian dan suasana hati seseorang dan tergantung pada ukuran skeletal dan perkembangan otot skeletal. Koordinasi dan pengaturan dari kelompok otot tergantung dari tonus otot dan aktifitas dari otot yang berlawanan, sinergis, dan otot yang melawan gravitasi.

Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan otot yang seimbang. Ketegangan dapatdipertahankan dengan adanya kontraksi dan relaksasi yang bergantian melalui kerja otot. Tonus otot mempertahankan posisi fungsional tubuh dan


(15)

mendukung kembalinya aliran darah ke jantung.mobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi berkurang

2. Analisa data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter & Perry, 2005).

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit (initial assessment), selama pasien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment),serta pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data (re-assessment) (Potter & Perry, 2005).

Tujuan Pengumpulan Data:

1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien. 2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien. 3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien.


(16)

4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah berikutnya.

Tipe Data:

- Data Subjektif

- Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu (Potter & Perry, 2005).

- Data Objektif

Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran (Potter & Perry, 2005).

3. Rumusan Masalah

Diagnosa keperawatan pada gangguan mobilisasi aktivitas harus aktual dan potensial berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian dimana perawat menyusun strategi keperawatan untuk mengurangi atau mencegah bahaya berhubungan dengan kesejajaran tubuh buruk atau gangguan mobilisasi. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan mobilisasi (Hidayat, 2004). yaitu:

a. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengankesejajaran tubuh yang buruk dan penurunan mobilisasi.


(17)

b. Risiko cedera yang berhubungan denganketidaktepatan mekanika tubuh, ketidaktepatan posisi dan ketidaktepatan pemindahan yang buruk.

c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan statis sekresi paru dan ketidaktepatan posisi tubuh.

d. Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan penurunan pengembangan paru, penumpukan sekresi paru dan ketidaktepatan posisi tubuh.

e. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan pola nafas tidak simetris, penurunan pengembangan paru dan penumpukan sekresi paru. f. Gangguan integritas kulit atau risiko gangguan integritas kulit yang

berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi, tekanan permukaan kulit, dan gaya gesek.

g. Gangguaneliminasi urine yang berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi, risiko infeksi dan retensi urin.

h. Risiko infeksi yang berhubungan dengan statisnya sekresi paru, kerusakan integritas kulit, dan statisnya urine.

i. Inkontinensia total yang berhubungan dengan perubahan pola eliminasi dan keterbatasan mobilisasi.

j. Risiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan pengurangan tingkat aktivitas dan isolasi sosial.

k. Ketidakefektifan koping individu yang berhubungan dengan pengurangan tingkat aktivitas dan isolasi sosial.

l. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi dan ketidaknyamanan.


(18)

4. Perencanaan

Perencanaan meliputi identifikasi hasil yang diharapkan dan sarana atau intervensi untuk memastikan hasil tersebut tercapai pada titik ini, perawat juga harus mempertimbangkan bagaimana ia dapat mengimplementasikan rencana asuhan dengan cara yang aman. Menjaga mobilitas dengan cara aman sebagian terletak pada penggunaan gerak tubuh yang bagus. Gerak tubuh dapat dideskripsikan sebagai cara seseorang menggunakan tulang, otot, sendi untuk menghasilkan gerakan.

Penggunaan gerak tubuh yang tepat mencegah luka pada sistem musculoskeletal. Untuk memeroleh gerak tubuh yang tepat, seseorang harus memelihara pelengkungan dan keseimbangan yang tepat selama bergerak, laporan surgeon mngenai aktivitas fisik dan kesehatan, “aktivitas fisik regular yang dilakukan di sebagian besar hari dalam seminggu mengurangi risiko berkembangnya atau risiko mematikan beberapa penyebab utama sakit dan kematian di Aamerika”.Ada dua komponen utama atas kesuksesan perogaram untuk mempromosikan aktivitas fisik:

1) Mengidentifikasi aktivitas menyenangkan yang mampu dilakukan seseorang dan

2) Ksonsistensi dalam melakukan aktifitas

Dengan demikian, perawat harus bekerja dekat dengan pasien secara individu untuk menyesuaikan suatu program yang memenuhi kriteria diatas (Bennita W. Vaughans,2013).

Tipe gerak mobilisasi yang tepat:


(19)

- Biarkan pasien sebanyak mungkin membantu. - Cari bantuan jika mungkin.

- Gunakan peralatan mekanik jika diperlukan.

- Gunakan gerakan terkoordinasi pelan daripada gerakan serampangan. - Kencangkan otot gluteal dan abdominal untuk mengangkat.

- Dorong, luncurkan atau tarik daripada mengangkat atau membaw jika memungkinkan.

- Putar seluruh badan, jangan memelintir badan. - Beri dasar tumpuan yang luas.

Kaki bertumpu tetap pada lantai Satu kaki agak di depan kaki yang lain Lutut perlahan menekuk

- Gunakan otot-otot kaki yang besar; jangan gunakan otot-otot punggung - Bawa barang dekat dengan badan anda.

- Hindari meregang dan mengapai objek.

- Sesuaikan tempat tidur setinggi pinggang jika mungkin.

Ajarkan anggota keluarga dan pasien untuk menggunakan prinsip-prinsip yang sama di lingkungan rumah (Bennita W.Vaughans,2013).

Intervensi khusus yang dibutuhkan tergantung pada sebab imobilitas pada pasien dan juga fase penyembuhan. Sebagai contoh, selama periode pascaoperasi untuk seorang pasien yang telah melakukan penggantian pangkal paha keseluruhan.

Tujuannya untuk mencegah komplikasi akut dari imobilitas melalui intervensi seperti penempatan pasien, latihan pernapasan, dan sebagainya.


(20)

Pembahasan berikut menyorotnkan intervensi keperawatan yang dapat digunakan untuk pasien yang mengalami gangguan mobilisas seperi Memoosisikan dn Memindah.

Pasien yang tidak dapat bergerak mungkin memerlukan bantuan perawat untuk mengubah posisi atu berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain (misal dari tempat tidur ke kursi, dari tempat tidur ke usungan).

Memposisikan dan memindahkan mungkin masalah kenyamanan pribadi atau dapat sebagai bagian dari intervensi yang diresepkan untuk mencegah komplikasi dan mempromosikan fungsi yang optimal. Perencanaan ketika memosisikan atau memindah seorang pasien, perawat harus:

- Merencanakan bagaimana aktivitas tersebut akan dilakukan sebelum dimulai.

- Menggunakan gerak tubuh yang benar

- Membiarkan pasien membantu sebanyak mungkin.

- Menggunakan peralatan pembantu (kertas gambar, sabuk transfer, lift mekanis, orang lain).

- Memastikan pelengkungan tubuh yang benar (mungkin perlu bantal, belat, penyangga kaki).

- Menghindari tekanan, khususnya pada tulang-tulang yang menonjol (siku, tumit, secrum).

- Membuat jadwal (biasanya setidaknya setiap dua jam).

Latihan gerak mobilitas sendi dipelihara dengan melakukan latihan gerak tertentu. Latihan gerak dapat dilakukan secara aktif atau pasif. Dalam latihan


(21)

gerak aktif, pasien melakukan gerakan secara mandiri. Latihan gerak pasif memerlukan bantuan perawat atunperalatan mekanis.

Sebelum memulai latihan gerak, deajat gerkan yang dapat dilkukan tanpa menyebabkan luka harus diperhatikan (Bennita W,Vaughans,2013).

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian

IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny. D

Jenis kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jln.Bajak IV Timur. Medan Amplas Golongan Darah : A

Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2015

I. KELUHAN UTAMA

Ny. D sudah mengalami keluhan dengan kaki kebas-kebas pada persendian kaki jika berdiri terlalu lama bagian sendi-sendi kaki terasa sakit. Ny. D ketika banyak bergerak mudah lelah dan kedua kaki klien jika melakukan aktivitas klien selalu mudah capek. Keadaan Ny. D setelah dilakukan pengkajian ulang tubuhnya terasa lemah dan mudah lelah saat melakukan aktivitas kaki klien kebas-kebas dan


(22)

Ny. D jika kedua kaki diluruskan atau dilakukan gerak mobilisasi kedua kaki klien menjadi nyaman.

II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative 1. Apa penyebabnya

Klien keadaan badan terasa lemah dan mudah lelah setiap melakukan aktifitas yang banyak kemungkinan di sebabkan oleh adanya gangguan mobilisasi fisik pada bagian kaki dan tidak dapat digerakan diakibatkan oleh kehilangan kekuatan/tonus otot.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Klien hanya gangguan mobilisasi fisik dan klien jika merasa kakinya kebas-kebas dan jika tidak terasa menginjak kan kaki nya ke lantai klien meluruskan kakinya di atas tempat tidur dan tonus otot, sendi yang terasa kebas dan keram merasa nyaman dan rileks.

B. Quantity/quality 1. Bagaimana dirasakan

Saat ingin melakukan aktifitas, saat kaki di injakkan terasa seperti menebal dibagian kaki terasa melemah dan rasanya tidak bisa menopang berat tubuh hingga tubuh terasa lemah.

2. Bagaimana dilihat

Saat dilakukan pengkajian, klien bersedia untuk berdiri tetapi tidak bertahan lama karena terasa sakit.


(23)

C. Region

1. Dimana lokasinya

Kebas-kebas dan nyeri di bagian jari dan kaki bagian kiri dan kanan itulah yang membuat klien lemah untuk melakukan aktifitas.

2. Apakah menyebar

Klien mengatakan nyeri dan kebas-kebas jika kakinya ditekuk dan jika kelamaan duduk nyeri dan kebasnya menyebar ke pinggang, dan jari-jari kaki, lutut tidak terasa jika menginjak kaki terasa lemah.

D. Severity

Klien mengatakan dengan keadaannya yang seperti ini ( lemah, mudah lelah saat melakukan aktifitas yang berlebihan serta kakinya yang terlihat terganggu mobilitas fisiknya, otot dan sendi, tulang terlihat lemah. Dan kemampuan klien yang terlihat yang membuat klien nyaman kaki klien melakukan tehnik ROM dilakukannya dengan meluruskan kaki dan menyenderkan pinggang ke kursi. E. Time

Klien merasakan kebas, sakit pada bagian otot kakinya itu jika klien terlalu banyak beraktivitas dan ketika kaki di tekuk.

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialam

Klien tidak memiliki riwayat penyait masa lalu. B. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan

Klien rutin melakukan pemeriksan Kadar Gula Darah ke poliklinik C. Lama dirawat/dioperasi


(24)

Klien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit ataupun dioperasi. D. Lama dirawat

Klien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit. E. Alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi, baik alergi makanan ataupu obat-obatan.

F. Imunisasi

Klien tidak bisa mengingat apakah status imunisasi dahulu lengkap, dank lien mengatakan zaman dahulu imunisasi sulit untuk diperoleh.

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Klien mengatakan kedua orangtuanya sudah meninggal pada usia 60 tahun, dan ibu 63 tahun. Diketahui orang tua klien meninggal karena suatu penyakit yang dialami tetapi memang karena faktor usia

B. Saudara kandung

Klien memiliki 9 saudara, dan anak dari klien sudah menikah dan sudah mempunyai anak.

C. Penyakit keturunan yang ada

Klien mengatakan selama ini yang ia ketahui tidak ada penyakit keturunan dari kedua orang tua.


(25)

V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien tetap semangat walaupun pergerakan fisik nya terganggu setiap melakukan aktifitas.

B. Konsep diri

a. Gambaran diri: klien mengatakan kalau dulu klien adalah orang yang sangat pekerja keras.

b. Ideal diri: klien mengatak sudah terbiasa dengan penyakitnya dan kondisinya.

c. Harga diri: klien mengatakan kalau dirinya masih sehat dan berguna buat keluarganya.

d. Peran diri: setelah kondisi kesehatannya semakin melemah. e. Identitas: klien adalah seorang Ibu Rumah Tangga.

C. Keadaan emosi

Klien memiliki sifat yang penuh kesabaran. Klien juga selalu bersemangat dengan keadaannya.

D. Hubungan sosial :

a. Orang yang berarti : Bagi klien orang yang berarti dalam hidupnya adalah suaminya yang kini sudah tua dan tinggal dirumah. Klien memiliki Sembilan anak kandung.

b. Hubungan dengan keluarga : klien mengatakan hubungan dengan semua keluarga selama ini baik-baik saja dan harmonis.


(26)

c. Hubungan dengan orang lain : klien mengatakan selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan tetangga maupun dengan orang lain diluar lingkungan rumah sekalipun.

d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien tidak memiliki hambatan saat berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain.

E. Spiritual Nilai dan keyakinan

Klien memiliki nilai sepiritual yang tinggi, klien meyakini sekali kalau penyakitnya ini berasal dari ALLAH dan atas dasar karena kasih sayang dari Tuhan pulalah penyakitnya akan sembuh.

Kegiatan ibadah

Klien memiliki jadwal ibadah yang sama sekali tidak boleh ia tinggalkan walau dalam kondisi apapun yaitu sholat 5 waktu, walaupun terkadang klien mengatakan kalau ia sering lupa bacaan sholat.

VI. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum

Klien tampak lemah, terlihat kelelahan jika banyak berbicara, merasa kebas-kebas jika banyak bergerak.kaki tidak ada udem.

B. Tanda-tanda vital

Suhu tubuh : 36C Tekanan darah : 130/80


(27)

Pernafasan : 22x/menit

TB : 156 cm

BB : 80 kg

C. Pemeriksaan Head to toe

 Kepala dan rambut

a. Bentuk : bulat dan simetris b. Ubun-ubun : fontanel anterior(-) c. Kulit kepala : kulit kepala bersih

 Rambut

a. Penyebaran dan keadaan rambut

Setengah dari rambut klien warnanya sudah berubah menjadi uban dan penyebaran rambut merata diseluruh kepala.

b. Bau:

Rambut klien mudah berkeringat. c. Warna kulit:

Warna kulit kepala kecoklatan.  Wajah :

a. Warna kulit

Warna kulit klien kuning langsat. b. Struktur wajah:


(28)

 Mata:

a. Kelengkapan dan kesimetrisan

Klien memiliki sepasang mata (kanan kiri yang masih berfungsi secara baik, dan memiliki ukuran yang simetris kanan dan kiri. b. Palpebra

Kelopak mata berfungsi dengan baik (reflek berkedip baik), posisi kelopak mata simetris, warna anemis, serta pertumbuhan bulu mata merata pada bagian kanan dan kiri.

c. Konjungtiva dan sclera

Infeksi(-),pus (-), dan warna anemis(-). d. Pupil

Simetris antara kiri dan kanan, reflex pupil bagus (mengedip saat di beri cahaya).

e. Cornea dan iris:

Tanda-tanda radang(-), fotobia(-), bila terlihat cahaya terang. f. Tekanan bola mata

Bola mata dapat melihat ke segala arah.  Hidung:

a. Tulang hidung dan posisi septum nasi

Terdapat tulang hidung dengan posisi septum nasi tepat ditengah (medialis)


(29)

b. Lubang hidung:

Posisi lubang hidung simetris, tidak detemukan adanya pembengkakan, pernafasan cuping hidung(-), tidak terdapat pengeluaran secret atau darah serta tidak di temukan adanya massa.

c. Cuping hidung:

Pernafasan cuping hidung (-).  Mulut dan faring:

a. Keadaan bibir

Tidak terdapat adanya lesi, bekas terauma atau massa. Mukosa bibit tampak kering.

b. Keadaan gusi dan gigi:

Tidak ditemukan adnya pendarahan, keadaan gigi masih bagus (bersih, karang gigi(-), warna tampak putih.

c. Keadaan lidah:

Warna permukaan lidah merah keputuh-putihan, penumpukan slem(-).

d. Oroparing:

Normal, tidak ada ditemukan tanda-tanda peradangan serta uvula sejajar di medialis.

 Leher:

a. Posisi terachea:

Posisi terachea tepat berada di midline, pembengkakan (-), kekakuan pada leher(-)


(30)

b. Thyroid:

Dinyaatakan besar dan bentuknya, normal, difusi dan nodular (-). c. Suara:

Saat berbicara klien mengeluarkan kata-kata yang jelas. d. Vena jugularis:

Vena jugularis eksterna teraba lemah, bendungan vena-vena jugularis (+), teraba jika klien batuk

e. Denyut nadi karotis:

Dapat teraba vulsasi arteri karotis eksterna pada leher.  Pemeriksaan integument:

a. Kebersihan:

Kulit tampak bersih, pruiritus (-), ruam (-). b. Kehangatan:

Kulit teraba dingin dan berkeringat. c. Warna:

Warna kulit pucat dan kurangnya passokan O2 ke dalam darah. d. Turgor:

Saat dilakukan tes, teraba turgor kulit kembali selama 3 menit. e. Kelembaban:

Kulit teras sedikit kering karena kurangnya keinginan untuk minum

f. Kelainan pada kulit:


(31)

 Pemeriksaan payudara dan ketiak: a. Ukuran dan bentuk

Bentuk normal.

b. Warna payudara dan areola

Warna kecoklatan,areola agak kehitaman c. Kondisi payudara dan putting

Simetris,dalam batas normal  Pemeriksaan thoraks/dada

a. Inspeksi thoraks (normal, burrel chest (-), funnel chest (-), pigeon chest (-), flail chest (-), kifosis koliasis (-) )

Bentuk dada normal (Ratio A-P lateral). b. Pernafasan (frekuensi, irama)

Frekuensi pernafasan dalam batas normal 22xmenit, bradipnea (-), apnea (-).takipnea (-).

c. Tanda kesulitan bernafas

Ortopnea (-), chyne stone (-), kussmaul (-).  Pemeriksaan paru:

a. Palpasi getaran suara

Fremitus taktil normal, tidak terjadi npeningkatan (adanya penimbunan cairan pada rongga dada), tidak terjadi penurnan (atelektasi).

b. Perkusi

Perkusi dada anterior terdengar suara resonan.


(32)

Tidak terdengar adanya suara tambahan(ronchi, wheezing,frction rub). Suara nafas tersdengar bronkovesikuler: intesitas sedang.  Pemeriksaan jantung

a. Inspeksi

Wajah anemis, konjungtiva anemis, bibir sianosis (-),tidak ada pembengkakan di wajah.

b. Palpasi

Tekanan darah : 130/80 mmhg, HR : 72 x/menit. c. Auskultasi

Terdengar suara jantung S1 (lub), S2 (dub) serta S3 (gallop) S1 dan S2 terdengar melemah.

 Pemeriksaan abdomen

a. Inspeksi (bentuk, benjolan)

Simetris antara kanan dan kiri, tidak terlihat adanya trauma dan pembengkakan.

b. Auskultasi

Tidak terdengar adanya suara borborigmus/ indikasi klien mengalami diare.

 Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya a. Genitalia (rambut pubis, lubang uretra)


(33)

 Pemeriksaan musculoskeletal a. Ekstremitas atas

Simetris antara kanan dan kiri, adanya bekas trauma akibat sering jatuh,tingkat aktifitas mobilisasi : 0 (mampu merawat diri sendiri secara penuh.

 Pemeriksaan neurologi (nervus cranial) a. Nervus Olfaktorus

Fungsi normal, klien dapat mengidentifikasi bau kopi. b. Nervus Optikus

Fungsi normal, klien dapat melihat dengan jarak 4m c. Nervus Trigeminus

Normal, klien dapat merasakan adanya sentuhan kipas, tajam tumpul.

d. Nervus Facialis

Fungsi normal, klien dapat mengidentifikasi rasa pedas, manis serta mengembungkan pipi dan menutup mata dengan rapat. e. Nervus Vestibulocochlearis

Fungsi normal, klien dapat mendengar dengan baik, tetapi klien belum mampu untuk berdiri secara seimbang.

f. Nervus Glossopaharingeus

Fungsi normal, klien dapat membuka mulut dan pada saat makan dan minum tidak terlihat adanya reflex “gag”.


(34)

g. Nervus Asesorius

Klien dapat mengangkat bahu secara bersamaan dan melakukan pertahanan minimal saat diberikan perlawanan kekuatan otot (3). h. Nervus Hipoglosus

Fungsi normal, klien mampu menjulurkan lidah dan mampu mendorong salah satu bagian pipi dengan lidah.

 Fungsi motorik: a. Cara berjalan

Klien berjalan dengan lambat serta dibantu/dipapah oleh orang lain.

b. Romberg test

Pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan karena klien tidak bersedia/tidak mampu

c. Tes jari hidung Koordinasi baik d. Pronasi-supinasi test.

Hanya dilakukan pada ekstremitas bawah dan hasilnya klien mampu melakukan test.

 Fungsi sensori (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin). Klien dapat mengidentifikasi dengan baik adanya sentuhan tajam-tumpul serta sentuhan kapas dan mampu mengidentifikasi dimana sentuhan tersebut dilakukan.


(35)

 Reflex (bisep, trisep,brachioradialis, patellar,tenson achialis,plantar) Pada saat pemeriksaan reflex ekstremitas bagian bawah sedang terjadi nyeri sehingga klien tidak bersedia dilakukan pemeriksaan.

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

A. Pola makan dan minum

 Frekuensi makan/hari : 3 x sehari

 Nafsu/selera makan :klien hanya menghabiskan 1/3 dari porsi nasi yang biasanya

 Nyeri ulu hati : klien menyatakan tidak merasakan adanya nyeri ulu hati.

 Alergi :klien menyaakan tidak memiliki riwayat alergi akan obat maupun makanan.

 Mual muntah : klien mengatakan tidak pernah mual muntah  Waktu makan ; pagi 08:00, siang 13:00, malam 18:00

 Jumlah dan jenis makan : satu porsi nasi, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan.

 Masalah makan : tidak ada kesulitan menelan maupun mengunyah.

B. Perawatan diri/personal hygiene

 Kebersihan : klien mengatakan mandi 2 x sehari

 Kebersihan gigi dan mulut : klien selalu menyikat giginya setiap kali mandi.

 Kebersihan kuku dan kaki : kuku kaki klien terlihat pendek dan pendek.


(36)

C. Pola kegiatan/aktivitas

 Untuk kegiatan makan, mandi, mengganti pakaian klien selalu mandiri.

 Untuk aktivitas ibadah : klien rajin beribadah walaupun terkadang kakinya kebas-kebas.

VIII. Pola eliminasi

A. BAB (Buang Air Besar)

 Pola BAB : pola BAB klien 3 x sehari  Karakter feses : tidak cair, kecoklatan.

 Riwayat perdarahan : klien tidak mempunyai riwayat pendarahan pada saat BAB.

 BAB terakhir : konsistennya tidak cair  Diare : klien tidak terkena diare.

B. BAK (Buang Air Kecil)

 Pola BAK : 2-3 x sehari.

 Karakter urin : kuning dengan jumlah urin sedang.

 Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : klien mengatakan tidak ada kesulitan BAK.

 Riwayat penyakit ginjaj/kandung kemih : klien tidak ada riwayat penyakit ginjal.


(37)

ANALISA DATA

No Data Penyebab Masalah

keperawatan 1 DS:

Klien mengeluhkan sulit beraktivitas pada persendian

Kaki jika berdiri lama kaki terasa sakit.

DO:

Suhu: 38 C

Kadar asam urat serum 9 mg/dl

Klien tampak lelah TD: 130/80 mmhg KGD:

243mm/dl (random).

Tingkat

Usia dan perkembangan

Perubahan sistem kardiovaskuler mobilitas hipotensi ortostastik, meningkatkan kerja jantung dan terjadinya pembentukan trombus gangguan muscular menyebabakan turunya kekuatan otot secara langsung sehingga

mengakibatkan arus balik vena.

Hambatan mobilisasi fisik

Hambatan Mobilisasi fisik

2 DS:

Klien mengeluhkan nyeri pada persendian kaki Klien mengatakan Menderita asam urat Sudah lima tahun Dan sering kambuh.

Kelebihan atau deprivasi sensori

Ligament pada lutut jika terputus mengakibatkan semua sistem tubuh terganggu.


(38)

MASALAH KEPERAWATAN 1. Hambatan Mobilisasi fisik 2. Nyeri akut

3. Kurang pengetahuan

DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

Hambatan Mobilisasi fisik berhubungan dengan rentang gerak terbatas d/d klien mengatakan mudah lelah dan kaki kebas-kebas pada persendian kaki jika berdiri lama kaki terasa sakit,TD:130/80, Penapasan: 22x/menit, suhu: 36C, Nadi: 34x/menit.

DO:

TTV:130/80 mmhg. Kadar asam urat serum 9 mg/dl.

Agen cedera biologi:gout

Nyeri akut 3 DS:

Klien mengatakan Menderita asam urat Sudah lima tahun Dan sering kambuh Keluarga mengatakan klien senang makan jeroan,sayur santan di rumah.

Kurangnya mengenal masalah penyakit

Kurangnya pengetahuan


(39)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/

Tanggal

No. Dx

Perencanaan Keperawatan

I Tujuan :

Tujuan jangka panjang : Dapat terganggunya kemampuan untuk bergerak secara sengaja di dalam lingkungan

Tujuan jangka pendek : Klien mampu menyadari keterbatasan gerak, serta mengatur keengganan untuk bergerak.

Kriteria Hasil :

Setelah dilakukan intervensi diharapkan klien mampu: a. Individu akan mengungkapkan bertambahnya kekuatan

dan daya tahan ekstremitas.

b. Menunjukan status yang adekuat dengan indikator: c. Mendemonstrasikan cara mennggunakan alat adaptif

untuk meningkatkan mobilitas

d. Melakukan langkah-langkah untuk pengamanan untuk meminimalkan kemungkinan Cedera.


(40)

Rencana tindakan Rasional MANDIRI

1) Kaji adanya gangguan Cara berjalan atau tehnik berjalan yang tidak sesuai atau mendemonstrasikan cara berjalan yg baik.

2) Bantu klien untuk Bangkit ke posisi Duduk secara perlahan Anjurkan latihan ambulasi dengan jalan-jalan yang sering dan singkat(sedikitnya tiga kali sehari), dengan dampingan jika kondisi klien tidak stabil.

3) Terapi latihan fisik mobilitas ekstremitas misalnya latihan ROM pasif atau ROM aktif

a. Meningkatkan perasaan control dan determinasi diri klien dapat membantu

meningkatkan

kepatuhan klien terhadap program latihan fisik.

b. Menggunakan alat bantu ambulasi harus digunakan dengan benar dan aman untuk menjamin keefektifan latihan dan mencegah cedera.

c. Meningkatkan

kemandirian klien. Dengan memasukkan


(41)

(frekuensi disesuaikan dengan kondisi klien):

4) Lakukan ROM pasif pada ekstremitas yang sakit. Lakukan latihan secara perlahan guna memberi kesempatan

5) Di bawah persendian

6) Untuk mencegah

ketegangan pada persendian dan jaringan klien.

rutinitas sehari-hari, dapat mendukung performa normal klien.ROM aktif meningkatkan massa otot, tonus otot,dan kekuatan otot serta memperbaiki fungsi

jantung dan

pernafasan.ROM pasif meningkatkan

mobilitas sendi dan sirkulasi.

d. Mengurangi kelemahan dan meningkatkan daya tahan tubuh

e. Mengurangi rasa nyeri. f. Mempertahankan


(42)

KOLABORASI

1) Berikan obat pereda Nyeri sesuai kebutuhan , khususnya sebelum aktivitas.

2) Berikan kompres panas atau dingin .

3) Anjurkan individu untuk melakukan program latihan untuk sendi tertentu sesuai dengan instruksi dokter atau ahli fisioterapi.

PENYULUHAN UNTUK

PASIEN DAN KELUARGA 1) Ajarkan kepada klien

Dan orang - orang Terdekat tentang Pengaturan aktivitas Pada waktu Beraktifitas

g. Untuk mencegah adanya kelelahan.

h. Melatih klien untuk melakukan tindakan ROM(aktif atu pasif) yang benar.


(43)

2) Ajarkan/anjurkan

Keluarga atau klien Untuk melakukan Tindakan kewaspadaan Klien.


(44)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/

Tanggal

No. Dx

Perencanaan keperawatan

II Tujuan :

Menunjukan toleransi nyeri berbeda pada setiap individu dan mungkin bervariasi pada satu individu dalam suatu yang berbeda.

Kriteria Hasil :

Setelah dilakukan intervensi diharapkan klien:

a. Individu akan mengungkapakan kepuasan setelah pemberian tindakan pereda nyeri

b. Menyebutkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri c. Menyebutkan intervensi yang efektif

d. Menyampaikan bahwa orang lain memvalidasi nyeri sedang di alami.


(45)

Rencana Tindakan Rasional MANDIRI

1) Kaji pemahaman tentang nyeri atau pengobatannya.

2) Ajarkan tentang metode distraksi selama nyeri akut yang bukan merupakan beban mengenai tindakan pereda nyeri noninpasif dan keefektifan kepada individu.

3) Perawatan mengenai penggunaan kompres

panas, efek

terapeutiknya, dan kapan diindikasikan.

a. Memberikan penjelasan untuk menghilanhkan nyeri yang tidak perlu,

yakni dengan

pemberian obat sesuai jadwal yang teratur.

b. Menggunakan tindakan pereda nyeri noninpasif dapat meningkatkan efek terapeutik medikasi penghilang nyeri.

c. Menghilangkan nyeri secara adekuat dapat menyebabkan adikasi.


(46)

KOLABORASI

1) Konsultasikan kepada

dokter tentang

penggunaan fese bersama penggunaan obat jangka panjang.

d. Untuk mencegah timbulnya nyeri akut.


(47)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/

Tanggal

No. Dx

Perencanaan Keperawatan

III Tujuan :

Memberikan penyuluhan kepada klien tentang penyakitnya guna untuk kesehatan keluarga dan klien.

Kriteria Hasil :

a. Klien mengerti proses penyakitnya dan program

perawatan serta terapi yang diberikan dengan indikator: b. Klien mampu menjelaskan kembali tentang penyakit, c. Mengenal kebutuhan perawatan dan pengobatan tanpa

cemas.

Rencana Tindakan Rasional

MANDIRI

1) Kaji klien tentang penyakitnya.

2) Jelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala). Identifikasi kemungkinan penyebab jelaskan kondisi tentang klien

a. Mempermudah dalam memberikan penjelasan pada klien

b. Meningkatkan

pengetahuan dan mengurangi cemas.


(48)

3) Jelaskan tentang program pengobatan. 4) Diskusikan perubahan

gaya hidupyang mungkin digunakan untuk mencegaah komplikasi 5) diskusikan tentang terapi

dan pilihannya.

6) eksplorasi kemungkinan sumber yang bisa digunakan/mendukung 7) instruksikan kapan harus

ke pelayanan

8) tanyakan kembali tentang penyakit.

c. mempermudah intervensi.

d. mencegah keparahan penyakit.

e. memberi gambaran tentang pilihan terapi yang bisa digunakan


(49)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/ Tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Senin,

18 Mei 2015

I

MANDIRI

1) Mengkaji Nadi, TD, Pernapasan saat istirahat, Denyut nadi setiap 2

menit sampai

frekuensinya kembali ke dalam kisaran 10 denyutan dari denyut nadi istirahat. Setelah aktivitas, kaji adanya indikator hipoksia menandakan intensitas, frekuensi, atau durasi aktivitas harus dikurangi atau dihentikan.

2) Melatih klien dengan latihan ambulasi dengan melakukan jalan-jalan yang sering dan singkat (sedikitnya 3 x sehari), dengan dampingan jika kondisi klien tidak stabil. 3) Melatih aktivitas fisik

mobilisasi (misalnya: latihan ROM aktif dan pasif).

S : Klien mengatakan badan nya lemas ketika melakukan aktifitas yang banyak dan sendi-sendi kaki terasa sakit jika berdiri terlalu lama.

O : Klien tampak lelah, capek setelah dilakukan tindakan ROM aktif dan pasif.

TD : 130/80 NADI :34 x/menit Pernapasan : 22x/menit

A : Masalah sebagian teratasi.


(50)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/ Tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Selasa, 19 Mei 2015

II MANDIRI

1) Kaji faktor yang dapat menurunkan Toleransi nyeri untuk mengetahui nyeri yang di rasakan

2) Mengkaji respons terhadap medikasi pereda nyeri, melihat klien dalam waktu setengah jam untuk mengkaji keefektifan.

3) Mengkaji TTV.

KOLABORASI

1) Memberikan metode tindakan pencegahan untuk mengurangi nyeri.

S : Klien mengatakan setiap melakukan aktivitas banyak kaki dan otot, sendi terasa nyeri dan saat diinjakan sendi kaki terasa nyeri.

O : Klien tampat lemas. saat dilakukan tindakan ROM.

TD : 130/80 Nadi : 33 x/menit Pernapasan : 22x/menit

A : Masalah sebagian teratasi


(51)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/ Tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Rabu,

20 Mei 2015

III MANDIRI

1) Mengkaji aktivitas keperawatan untuk untuk defisiensi kurangnya pengetahuan.

2) Bantu klien untuk menetapkan tujuan pembelajaran yang relastis.

3) Gunakan strategi penyuluhan.

4) Hubungkan muatan yang baru dengan pengetahuan

dan pengalaman

sebelumnya.

5) Berikan waktu kepada klien

untuk mengajukan

pertanyaan.

S : Klien mengatakn kurang mengetahui tentang asam urat.

O : Klien bingung krena kurangnya

pengetahuan.

A : Masalah sebagian teratasi


(52)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya, sebaliknya Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas).

Pengkajian yang telah dilakukan terhadap Ny. D pada tanggal 20 Mei 2015 dengan kebutuhan dasar gangguan mobilitas aktivitas dengan diagnosa “Mobilitas Aktivitas b/d rentang gerak beraktivitas terbatas. d/d Ny. D mudah lelah, tungkai kaki dan lutut sering sakit saat beraktivitas. TD : 130/80mmHg HR:85x/I , Suhu : , RR : 20x/menit, klien tampak mudah lelah ketika banyak beraktivitas, dan di bagian kaki terasa sakit seperti denyut-denyut (nyeri) ini membuat aktivitas klien terganggu. Kemudiandilakukan implementasi berdasarkan intervensi yang direncanakan selama lima hari dan hasil evaluasi di peroleh semua diagnosa teratasi sebagian.


(53)

B. Saran

1. Bagi Instansi Pendidikan

Bagi instansi pendidikan agar lebih banyak menyediakan buku yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi khusnya mobilisasi aktivitas.sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa guna meningkatkan kualitas pendidikan bagi setiap mahasiswa khususnya mahasiswa DIII keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi Praktik Keperawatan

Para praktisi keperawatan dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan prioitas masalah mobilisasi.

3. Bagi Mahasiswa

Agar lebih menggali dan memahami ilmu tentang kebutuhan dasar manusia khususnya mobilisasi.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, (2008) .Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar, Jakarta:Pustaka Salemba Medika

A.Aziz Alimul H, (2004) . Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Penerbit Salemba Medika

Bennita W. Vaughan. (2013) . Keperawatan Dasar, Terjemahan Arie Prabawati, Edisi Kesatu, Yogyakarta: Penerbit Rapha Publishing

Wilkinson & Judith M, Nancy R Ahern, (2012) . Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Terjemahan, Edisi Kesembilan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Carpenito & Lynda Juall, (2009) . Diagnosa Keperawatan, Edisi Kesembilan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Diah , (2008) . Asam Urat, Jakarta

Marilyinn E. Doenges, (2000) . Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Ketiga, Penerbit Buku Kedokteran EGC


(55)

Lampiran 1

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi Keperawatan

No DX Tindakan Keperawatan

1.

Senin, 18 Mei 2015 09.20 - 11.11 WIB

1. Mengkaji tekanan darah:140/70, nadi :32 kali per menit, pernafasan 22 kali per menit, klien setelah beraktivitas

2. Mengkaji kelemahan otot pada saat klien melakukan aktivitas

3. Melatih klien dengan latihan ambulasi dengan melakukan jalan-jalan sering dan singkat atau sedikitnya 3 kali sehari

4. Melatih aktivitas fisik mobilisasi (misalnya latihan ROM pasif atau aktif)

2.

Selasa, 19 Mei 2015 10.00 – 12.00 WIB

1. Mengkaji kembali tanda-tanda vital dengan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 33x/i, pernafasan 22x/i

2. Mengkaji tingkat aktivitas klien setiap hari setelah pengkajian dilakukan

3. Melakukan pengkajian pada ekstremitas bawah pada klien

4. Mengkaji tingkat kenyamanan gerak mobilisasi fisik klien

5. Menjelaskan dan memberikan pendidikan kesehatan klien tentang masalah dan tujuan untuk setiap latihan fisik, pastikan latihan awal yang diberikan yang dapat dengan mudah dilakukan dan tidak membutuhkan kekuatan serta koordinasi yang terlalu besar


(56)

6. Menginstruksikan klien untuk melakukan latihan ROM aktif pada ekstremitas yang sehat sedikitnya 4 x sehari jika memungkinkan

3.

Rabu, 20 Mei 2015 09.30 – 10.00 WIB

1. Mengkaji tleransi nyeri umtuk mengetahui nyeri yang dirasakan

2. Mengajarkan tentang metode distraksi selama nyeri akut yang bukan merupakan beban. Mengenai tindakan pereda nyeri non inpasif dan keefektifan kepada individu

3. Mengkaji pengetahuan keluarga dan respon nya terhadap nyeri klien

4. Mengajarkan tentang berbagai teknik pilihan pada klien

4.

Kamis, 21 Mei 2015 10.30 – 12.00 WIB

1. Mengkaji aktivitas keperawatan untuk defesiensi keperawatan pada kurang pengetahuan

2. Menjelaskan kepada klien tentang perawatan mobilitas untuk asam urat

3. Memberikan penyuluhan tentang asam urat tentang klien karena klien kurang pengetahuan 5.

Jum’at, 22 Mei 2015 10.00 – 11.00 WIB

1. Menjelaskan hubungan muatan yang baru dengan pengetahuan perawatan asam urat dan pengalaman sebelumnya

2. Memberikan klien untuk mengajukan pertanyaan tentang penyakitnya dan apa yang dirasakannya selama mengalami asam urat


(57)

(1)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya, sebaliknya Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas).

Pengkajian yang telah dilakukan terhadap Ny. D pada tanggal 20 Mei 2015 dengan kebutuhan dasar gangguan mobilitas aktivitas dengan diagnosa “Mobilitas Aktivitas b/d rentang gerak beraktivitas terbatas. d/d Ny. D mudah lelah, tungkai kaki dan lutut sering sakit saat beraktivitas. TD : 130/80mmHg HR:85x/I , Suhu : , RR : 20x/menit, klien tampak mudah lelah ketika banyak beraktivitas, dan di bagian kaki terasa sakit seperti denyut-denyut (nyeri) ini membuat aktivitas klien terganggu. Kemudiandilakukan implementasi berdasarkan intervensi yang direncanakan selama lima hari dan hasil evaluasi di peroleh semua diagnosa teratasi sebagian.


(2)

B. Saran

1. Bagi Instansi Pendidikan

Bagi instansi pendidikan agar lebih banyak menyediakan buku yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi khusnya mobilisasi aktivitas.sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa guna meningkatkan kualitas pendidikan bagi setiap mahasiswa khususnya mahasiswa DIII keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi Praktik Keperawatan

Para praktisi keperawatan dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan prioitas masalah mobilisasi.

3. Bagi Mahasiswa

Agar lebih menggali dan memahami ilmu tentang kebutuhan dasar manusia khususnya mobilisasi.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, (2008) .Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar, Jakarta:Pustaka Salemba Medika

A.Aziz Alimul H, (2004) . Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Penerbit Salemba Medika

Bennita W. Vaughan. (2013) . Keperawatan Dasar, Terjemahan Arie Prabawati, Edisi Kesatu, Yogyakarta: Penerbit Rapha Publishing

Wilkinson & Judith M, Nancy R Ahern, (2012) . Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Terjemahan, Edisi Kesembilan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Carpenito & Lynda Juall, (2009) . Diagnosa Keperawatan, Edisi Kesembilan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Diah , (2008) . Asam Urat, Jakarta

Marilyinn E. Doenges, (2000) . Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Ketiga, Penerbit Buku Kedokteran EGC


(4)

Lampiran 1

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi Keperawatan

No DX Tindakan Keperawatan

1.

Senin, 18 Mei 2015 09.20 - 11.11 WIB

1. Mengkaji tekanan darah:140/70, nadi :32 kali per menit, pernafasan 22 kali per menit, klien setelah beraktivitas

2. Mengkaji kelemahan otot pada saat klien melakukan aktivitas

3. Melatih klien dengan latihan ambulasi dengan melakukan jalan-jalan sering dan singkat atau sedikitnya 3 kali sehari

4. Melatih aktivitas fisik mobilisasi (misalnya latihan ROM pasif atau aktif)

2.

Selasa, 19 Mei 2015 10.00 – 12.00 WIB

1. Mengkaji kembali tanda-tanda vital dengan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 33x/i, pernafasan 22x/i

2. Mengkaji tingkat aktivitas klien setiap hari setelah pengkajian dilakukan

3. Melakukan pengkajian pada ekstremitas bawah pada klien

4. Mengkaji tingkat kenyamanan gerak mobilisasi fisik klien

5. Menjelaskan dan memberikan pendidikan kesehatan klien tentang masalah dan tujuan untuk setiap latihan fisik, pastikan latihan awal yang diberikan yang dapat dengan mudah dilakukan dan tidak membutuhkan kekuatan serta koordinasi yang terlalu besar


(5)

6. Menginstruksikan klien untuk melakukan latihan ROM aktif pada ekstremitas yang sehat sedikitnya 4 x sehari jika memungkinkan

3.

Rabu, 20 Mei 2015 09.30 – 10.00 WIB

1. Mengkaji tleransi nyeri umtuk mengetahui nyeri yang dirasakan

2. Mengajarkan tentang metode distraksi selama nyeri akut yang bukan merupakan beban. Mengenai tindakan pereda nyeri non inpasif dan keefektifan kepada individu

3. Mengkaji pengetahuan keluarga dan respon nya terhadap nyeri klien

4. Mengajarkan tentang berbagai teknik pilihan pada klien

4.

Kamis, 21 Mei 2015 10.30 – 12.00 WIB

1. Mengkaji aktivitas keperawatan untuk defesiensi keperawatan pada kurang pengetahuan

2. Menjelaskan kepada klien tentang perawatan mobilitas untuk asam urat

3. Memberikan penyuluhan tentang asam urat tentang klien karena klien kurang pengetahuan 5.

Jum’at, 22 Mei 2015 10.00 – 11.00 WIB

1. Menjelaskan hubungan muatan yang baru dengan pengetahuan perawatan asam urat dan pengalaman sebelumnya

2. Memberikan klien untuk mengajukan pertanyaan tentang penyakitnya dan apa yang dirasakannya selama mengalami asam urat


(6)