1 2
3
000 001
010 011
100 101
110 111
1 2
3
000 001
010 011
100 101
110 111
2 3
000 001
010 011
100 101
110 111
2 3
000 001
010 011
100 101
110 111
1
1 a
b
c d
000 001
000 001
010 011
000 001
010 011
100 101
000 001
010 011
100 101
110 111
Gambar 3.6 Membangun jaringan Omega 8 x 8
3.4 Mengatur Jaringan Switching Omega
Seperti yang telah diketahui, ada sebuah algoritma yang efisien untuk mengatur tingkatan pada jaringan Omega. Pertama, anggap masukan switching adalah S dan
keluarannya adalah D. Dengan mempelajari Gambar 3.5, dengan mudah dapat dilihat bahwa ada satu dan hanya satu jalur antara masukan yang diberikan dan pasangan
keluaran. Jadikan D = d
1
d
2
…d
i
menjadi ujung tujuan, contoh, representasi biner dari
Universitas Sumatera Utara
keluaran ke masukan S, harus terhubung, dan biarkan S = s
1
s
2
…s
i
menjadi ujung sumber, contoh representasi biner dari masukan. Memulai dari masukan S, switch pertama,
dimana S dihubungkan untuk mengatur switch masukan S ke keluaran atas jika d
1
= 0 atau keluaran bawah, jika d
1
= 1. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 3.7 untuk S = 010 dan D = 110. Jika terus mengikuti jalur ini untuk tingkat switch yang berikutnya, maka
lagi – lagi dapat menukar masukan ke masukan atas jika d
2
= 0 atau ke masukan bawah jika d
2
= 1. Jika diteruskan aturan ini, switching pada d
i
Tingkat 1
2 3
000 001
010 011
100 101
110 111
010
100 101
011
110
pada setiap tingkat i, sampai diperoleh keluaran yang tepat [1].
Gambar 3.7 Koneksi antara 010,110
Dengan maksud untuk mengatur pemetaan yang berbeda antara masukan dan keluaran, dapa diikuti prosedur di atas secara simultan untuk semua masukan dan semua
keluaran. Jadi dapat dilihat bahwa prosedur ini lengkap dengan anggapan bahwa jaringan dapat mengatur pemetaan apa saja dari tiap – tiap jaringan yang sanggup capable. Hal
ini tidak dibuktikannya secara formal, tapi dapat disadari bahwa algoritmanya selalu
Universitas Sumatera Utara
memilih satu jalur pada jaringan antara masukan dan keluaran yang diberikan. Lalu, algoritma akan memilih jalur untuk pemetaan apa saja untuk masukan ke keluaran.
Karena ada satu dan hanya satu antara tiap masukan dan keluaran, pengaturan jalur dari setiap pemetaan yang diberikan harus unik, dan ini haruslah merupakan yang diatur oleh
algoritma. Bagaimanapun dapat disadari bahwa algoritma dapat memilih jalur yang diatur untuk pemetaan dari jaringan yang tidak mampu. Sebagai contoh, Gambar 3.8
menunjukkan jalur yang dibangun untuk pemetaan 000 – 000, 100 – 010. Bagian ini berbagi hubungan yang umum di sisi keluaran dari tingkat pertama, sebuah kondisi yang
dapat disebut sebuah konflik dan dimana secara definisi tidak diizinkan, karena hal ini berarti dua sinyal berbeda harus berbagi pada jalur umum. anggap dua sinyal dapat
berbagi pada jalur umum hanya jika kedua sinyal memiliki sumber yang umum juga, yang dalam beberapa kasus dianggap bahwa kedua sinyal adalah sama. Lalu jika dilihat,
algoritmanya akan memilih jalur unik pada jaringan, tapi jalur yang diatur tidak dipaksa untuk berpisah, oleh karenanya konflik terjadi [1].
Tingkat 1
2 3
000 001
010 011
100 101
110 111
000
100
Gambar 3.8 Konflik pada jaringan Omega
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa pilihan untuk merancang sebuah jaringan Omega. Elemen
switching pada Gambar 3.1 adalah sebuah unit pertukaran – transmisi exchange-
broadcast dengan pola masukan 2 x 2. Sangat mungkin untuk membangun sebuah jaringan Omega dari elemen yang lebih besar seperti yang diilustrasikan pada Gambar
3.9. Gambar 3.9 menunjukkan sebuah jaringan Omega dengan pola masukan 8 x 8 yang