BAB III GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL
A. Pengertian Pajak Hotel
Sebelum membahas mengenai gambaran pajak hotel, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang defenisi pajak daerah.
Pungutan pajak daerah yang saat ini didasarkan pada Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah menjadi Undang –Undang No.34 Tahun 2000,
yaitu pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa mendapat imbalan secara langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggeraan pemerintah daerah dan pembangunan
daerah.
Pajak hotel merupakan salah satu pajak daerah berdasarkan Undang-Undang No. 34 Tahun 2000, yang merupakan perubahan dari Undang-undang No. 18 Tahun
1997. Adapun defenisi pajak hotel yang selanjutnya disebut pajak adalah pajak atas pelayanan hotel termasuk losmen, wisma, tempat kos, dan rumah penginapan lainnya.
Mengenai pengertian hotel itu sendiri terdapat beberapa pengertian, yaitu : a
SK Menhub No. PM 10-310 Phb 77
Hotel adalah suatu usaha bentuk akomodasi yng dikelola secara komersial dengan menyediakan layanan penginapan serta makanan dan minuman.
Universitas Sumatera Utara
b Hotel Propietors Act, 1956
Hotel dapat diartikan sebagai suatu yang dikelola dengan menyediakan jasa pelayanan, yang mampu membayar pantas sesuai dengan fasilitas
yang ditawarkan dengan tidak mempunyai perjanjian khusus. c
Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi No. 10 Tahun 2001
Hotel adalah bangunan yang khusus disediakn bagi orang untuk dapat menginap istirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya
dengan dipungut bayaran, temasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untu pertokoan dan
perkantoran.
B. Ketentuan Perundang-Undangan Tentang Pajak Daerah Kota Tebing
Tinggi
Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah agar dapat melaksanakan otonomi daerah, pemerintah melakukan berbagai kebijakan perpajakan
daerah, diantaranya adalah dengan menetapkan Undang-Undang No. 34 tahun 2000 tentang perubahan ats Undang-Undang No. 18 tahun 1997 tentang pajak daerah
retribusi daerah. Pemberian kwenangan dalam pengenaan pajak dan retribusi daerah diharapkan dapat lebih mendorong pemerintah daerah agar terus berupaya untuk
megumpulkan PAD, khususnya yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah. Dan Undang-Undang tersebut didukung dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah
No. 65 tahun 2001 tentang pajak daerah.
Universitas Sumatera Utara
Dalam melaksanakan Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2001 tersebut, Pemerintah Kota Tebing Tinggi diberi wewenang untuk membuat suatu peraturan
daerah dalam rangka menggali sumber pemasukan daerah. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2001 Tentang Pajak Hotel.
Ketentuan Umum
1. Daerah adalah Kota Tebing Tinggi.
2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
3. Kepala Daerah adalah Walikota Tebing Tinggi.
4. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Perpajakan
Daerah sesuai Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. 5.
Dinas Pendapatan Kota adalah Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi. 6.
Pajak Hotel yang selanjutnya disebut pajak adalah pajak atas pelayanan hotel.
7. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat
menginap istirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, temasuk bangunan lainnya yang menyatu,
dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untu pertokoan dan perkantoran.
8. Pengusaha Hotel adalah perorangan atau badan yang menyelenggarkan
usaha hotel untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.
Universitas Sumatera Utara
9. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang disingkat STPD adalah surat yang
oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang menurut Peraturan Perundang-undangan
Pajak Daerah. 10.
Surat Setoran Pajak Daerah yang disingkat SSPD adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pjak
yang terutang ke kas daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
11. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang disingkat SKPDKB
adalah Surat Ketetapan Pajak yang menetukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pajak,
besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih haus dibayar. 12.
Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang disingkat SKPDKBT adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan tambahan atas
jumlah pajak yang telah ditetapkan. 13.
Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang disingkat SKPDLB adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran
pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya teutang,
14. Surat Tagihan Pajak Daerah yang disingkat STPD adalah surat untuk
melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.
Universitas Sumatera Utara
15. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha ataupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan
Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, firma kongsi koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau orgnisasi yang sejenisnya, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.
16. Putusan Banding adalah putusan Badan Peradilan Pajak atas banding
terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak. 17.
Surat Ketetapan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatanterhadap Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Kettapan Pajak Daerah Nihil
atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.
18. Penyidikan Tindak Pidana dibidang Perpajakan Daerah adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil, yang selanjutnya disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan daerah itu terjadi sreta menemukan tersangkanya.
Universitas Sumatera Utara
C. Objek dan Subjek Pajak Hotel