kontrasepsi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan serta diberi bantuan dalam memilih jenis kontrasepsi yang akan berlanjut, tanpa efek samping yang berarti hingga
tujuan klien untuk menjarangkan atau membatasi kelahiran tercapai Saifuddin, 2003. Pelayanan KB yang bermutu meliputi hal-hal berikut yaitu : a pelayanan perlu
disesuaikan dengan kebutuhan klien; b akseptor harus dilayani secara profesional dan memenuhi standar pelayanan; c kerahasiaan dan privasi perlu dipertahankan; d
Upaya agar akseptor tidak menunggu terlalu lama untuk dilayani ; e petugas harus memberikan informasi tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia; f fasilitas pelayanan
harus memenuhi persyaratan yang diperlukan; g fasilitas pelayanan tersedia pada waktu yang telah ditentukan dan nyaman; h bahan dan alat kontrasepsi tersedia dalam
jumlah yang cukup; i dapat membantu dan menyelesaikan masalah yang mungkin timbul; j ada mekanisme umpan balik yang efektif dari akseptor Noviawati, 2008.
2. Standar Pelayanan KB
Tugas bidan sebagai tenaga kesehatan adalah melaksanakan standar pelayanan KB yang telah ditetapkan, standar ini akan merupakan dasar bagi penilaian mutu serta
upaya menjaga mutu pelayanan. Menurut Saifuddin 2003, ada enam unsur dasar standar pelayanan KB adalah
sebagai berikut : a. Pilihan kontrasepsi mengacu pada berbagai metode kontrasepsi yang tersedia bagi
klien, para petugas harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjelaskan beberapa metode keluarga berencana agar klien dapat memilih yang lebih
tepat sesuai dengan kebutuhannya.
Universitas Sumatera Utara
b. Informasi yang diberikan kepada klien adalah informasi yang membuat klien mampu serta menggunakan suatu metode kontrasepsi secara memuaskan dan mamiliki
pemahaman yang baik tentang metode tersebut, informasi tersebut menjadi bagian dari proses konseling dan mencukupi bagaimana cara kerja metode tersebut, apa yang harus
diperhatikan dalam penggunaannya, keuntungan serta kerugiannya, bagaimana cara penggunaanya serta efek samping yang potensial, bagaimana hal ini dilakukan secara
tepat. c. Interaksi antara klien dan petugas tergantung pada kecakapan petugas menciptakan
suasana serta komunikasi dua arah untuk membantu klien dalam mengatasi kekhawatiran, serta salah pengertian yang mungkin ada berkenaan dengan suatu metode
kontrasepsi tertentu. d. Kemampuan teknis mengacu pada keterampilan tekhnis petugas dan penggunaan
langkah-langkah yang harus diikuti dalam pelayanan keluarga berencana. e. Kesinambungan pelayanan mengacu pada mekanisme dimana klien dapat
memperoleh suplai dengan mudah, mengatasi efek samping, serta mengganti metode jika diinginkan.
f. Rangkaian pelayanan yang tepat mengacu kepada pemberian pelayanan yang dapat diterima dan terjangkau serta mendukung kebutuhan klien.
3. Jenis Alat Kontrasepsi
Berikut ini jenis – jenis alat kontrasepsi yang banyak dipakai yaitu : a.
KB Pil Pil KB adalah pil yang berisi hormon estrogen dan progestin diminum oleh
wanita sebagai alat kontrasepsi. Cara kerja pil KB adalah mencegah lepasnya sel telur
Universitas Sumatera Utara
wanita dari indung telur ovulasi, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sel mani tidak dapat masuk dalam rahim. Efektifitas mencegah kehamilan cukup tinggi bila tidak
lupa diminum atau diminum secara teratur. Keuntungan pil KB yaitu mudah menggunakannya cocok sekali untuk menunda kehamilan. Efek samping yang yang
mungkin timbul yaitu pusing, mual dan muntah Baziad, 2002. b.
KB Suntik Suntik KB adalah kontrasepsi bagi wanita yang diberikan melalui suntikan
berupa hormon progesteron. Jenis KB suntik antara lain Depo Provera, Depo Progestin, Noristerat dan Cyclofem. Cara kerja suntik KB adalah mencegah lepasnya sel telur dari
indung telur, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sel sperma tidak dapat masuk kedalam rahim, menipiskan endometrium sehingga tidak siap untuk kehamilan. Suntik
KB tidak dianjurkan pada wanita hamil atau diduga hamil, pendarahan yang tidak diketahui sebabnya, tumor, wanita yang berpenyakit jantung , hati, darah tinggi, diabetes
dan paru-paru berat serta varises. Keluhan yang mungkin terjadi adalah gangguan haid seperti haid tidak teratur atau tidak terjadi haid Baziad, 2002.
c. Implan atau KB Susuk
Implan adalah alat kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Berbentuk kapsul silastik atau lentur, panjangnya sedikit lebih pendek
daripada batang korek api, didalamnya terdapat hormon Levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan. Implan cocok bagi akseptor yang menginginkan
memakai KB dalam jangka waktu lama. Keluhan yang mungkin terjadi yaitu gangguan pola haid Baziad, 2002.
Universitas Sumatera Utara
d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau Intra uterine Device
AKDR dimasukkan melalui saluran serviks dan dipasang didalam uterus. AKDR memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina yang dapat diperiksa guna
memastikan alat tersebut pada posisi yang benar. AKDR mencegah kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma dan ovum melalui perubahaan pada tuba falopii dan
cairan uterus, ada reaksi terhadap benda asing sehingga kondisi ini mengurangi kesempatan ovum dan sperma bertemu dan menghambat pembuahan Everett, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kepuasan akseptor KB terhadap pelayanan KB di klinik bersalin N. Tambunan Medan. Dalam
penelitian ini kepuasan akseptor KB dapat dilihat dari 5 aspek kualitas pelayanan yaitu kenyataan, kehandalan, ketanggapan, jaminan, konseling, untuk mengidentifikasi
kepuasan dari tinggi, sedang dan rendah.
Skema 1 : Kerangka Konseptual Penelitian Kepuasan Akseptor KB
terhadap Pelayanan KB: -
Kenyataan -
Kehandalan -
Ketanggapan -
Jaminan -
Konseling Tingkat Kepuasan
Akseptor KB : -
Tinggi -
Sedang -
Rendah
Universitas Sumatera Utara